Anda di halaman 1dari 78

Division of Basic Nutrition

Department of Community Nutrition


Faculty of Human Ecology
IPB University

Optimalisasi Kombinasi
Protein Hewani dan Nabati
dalam Penanganan Stunting

Rimbawan

Disampaikan dalam kegiatan Persatuan Ahli Gizi Ngawi,


Sabtu, 9 Desember 2023
Outline Presentasi

• Gambaran perkembangan prevalensi stunting di Indonesia


• Urgensi program penanggulangan stunting terhadap
Pembangunan manusia Indonesia
• Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penanggulangan
stunting
• Peran penting protein dan asam amino.
• Indikator Mutu Protein Pangan
• Upaya peningkatan mutu protein dalam rangka penanggulangan
stunting
• Penutup
GAMBARAN PERKEMBANGAN
PREVALENSI STUNTING DI
INDONESIA
PREVALENSI STUNTING
Urgensi Masalah Stunting terhadap
Pembangunan Manusia Indonesia

5
6 Provinsi tetap mengalami peningkatan prevalensi stunting salah satunya: PAPUA BARAT dengan peningkatan 3.8%
Prevalansi
+5.5 +5.1
+1.3

+3.8

+1.9 +1.1 - 4,9

1st 2nd
3rd
TEORI BARKER

Sumber: Global nutrition challenges: a life-cycle approach, in Final report to the ACC/SCN by the Commission on the Nutrition Challenges of the 21st 10
century. Food Nutr Bull 2000;(Suppl)21:18–34
TEORI BARKER
Pada awal abad ke-20, David Barker menyatakan bahwa gangguan pertumbuhan janin
BERHUBUNGAN dengan meningkatnya risiko kejadian Penyakit Tidak Menular di
kemudian hari.

Pengamatan Barker dkk. telah dipopulerkan sebagai “Hipotesis Barker” atau “Asal Usul
Penyakit Dewasa pada Janin” (FOAD). Kelompok peneliti tersebut mencatat bahwa
berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan proksi kesehatan janin dan orang dewasa.
11
Efek Jangka Panjang Malnutrisi dan Kaitannya
Penyakit Metabolik pada Usia Dewasa

https://journals.physiology.org/doi/full/10.1152/physrev.00002.2020
INTERVENSI GIZI SPESIFIK DENGAN
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP

INTERVENSI SPESIFIK PADA


1000 HPK

PMT Ibu Hamil KEK


Pemberian TTD untuk Bumil
Promosi dan Konseling PMBA
(IMD, ASI Eksklusif, MP-ASI
dan lanjutkan ASI sd 2 thn)
Pemantauan Pertumbuhan
Tatalaksana Gizi Buruk
Pemberian Vitamin A
PMT Balita Kurus
Gizi Remaja penting
untuk masa depan
keluarga dan bangsa
Konsekuensi adanya masalah gizi pada masa remaja

Tubuh pendek dan kurus Berkurangnya otot dan kapasitas kerja, gangguan
cerminan gangguan fungsional menstruasi

Eningkatkan risiko obesitas masa dewasa dan faktor-


Kegemukan/Obesitas remaja
faktor risiko penyakit akibat obesitas

Tubuh pendek dan kurus masa


Peningkatan risiko pada outcome reproduktif (BBLR,
remaja putri yang menetap
kelahiranelalui proses Caesar, dll)
sampai dewasa

Massa tubuh tanpa lemak Menurunnya massa tulang pada dewasa awal dan
(LBM) yang rendah pada resiko lebih besar menderita osteoporosis pada pasca
remaja putri menopause
BEBERAPA ASPEK YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM
PENANGGULANGAN STUNTING
PENANGGULANGAN STUNTING
FAKTOR EKONOMI

06/04/2022 19
FAKTOR EKONOMI

Secara nasional, 62% rumah tangga dapat


membeli pangan bergizi

Source: WFP, 2017


06/04/2022 20
Pola Konsumsi Tahun 2020 ➔
Konsumsi sumber protein hewani dan nabati masih dibawah
SKOR Pola Pangan Harapan yang ideal

Direktorat Perkembangan Konsumsi Pangan, 2021. http://203.190.36.111/userfiles/download/3e8f561f9e61f478b634605ccf1effb4.pdf.


21
Sasaran Pola Pangan Harapan Tahun 2020-2024
(menggunakan data dasar Susenas 2019)

22
Ketersediaan Protein (g) menurut Jenisnya (2015-2019)

06/04/2022 23
Berdasakan data AKG dalam Permenkes No. 28 Tahun 2019
Asumsi bahwa asupan protein
total untuk pertumbuhan anak-
anak di negara berkembang telah
tercukupi perlu dievaluasi
kembali.

Anak-anak yang mengalami


stunting di negara-negara
berkembang mempunyai asupan
asam amino esensial yang tidak
mencukupi (Semba et al. 2016).
Hasil penelitian:
Asupan protein balita yang tidak stunting
lebih tinggi dibandingkan dengan balita
stunting
Mengapa Protein dan Asam Amino Sangat Penting?
Roles of AA in nutrition and whole-body
homeostasis

Wu, 2010.. Adv. Nutr. 1: 31–37. doi:10.3945/an.110.1008.


Peran Beberapa Asam Amino dalam Menunjang Kesehatan
Asam Amino Mekanisme Fungsi Kesehatan
Fenilalanin dan - Sintesa hormon Tiroksin • Metabolisme Iodium
Tirosin - Sintesa hormon epinefrin, • Neuromodulator; Stimulator Kontraksi otot halus
norepinefrin, dopamin (katekolamin) • Antidepressant?
Triptofan Sintesis hormon:
- Melatonin • Regulasi tidur
- Serotonin • Kontraksi otot halus
Arginin, Sitrulin - Pembentukan Nitric Oxide • Vasodilator; meningkatkan kebugaran dan fungsi jantung
- Mendukung fungsi imuno-logis fungsi • Efek peningkatan imunitas
makrofag dan imunosit lain
- Pembentukan Kreatin • Penyedia Energi dalam kondisi anaerobik
Lisin - Sintesis Karnitin • Oksidasi lemak
- Menekan replikasi virus • Aktivitas Anti HSV (non konklusif)
Metionin - Sintesis sistein • Homosistein sebagai salah satu faktor risiko penyakit
kardiovaskuler
Sistein -Sintesis glutation • Antioksidan kuat, modulasi proliferasi sel, agen
detoksifikasi, imunomodulator
- Sintesis taurin • Antioksidan, antiaterogenik dan hipotensive, agen
detoksifikasi, fungsi retina dan sistem syaraf
Peran Asam Amino dalam Menunjang Kesehatan
Asam Amino Mekanisme Fungsi Kesehatan

Glutamin • Prekursor glutation • Merespon adanya metabolic stress condition,


antioksidan
• “Sparing” glutamin di otot • Pencegahan pemecahan jaringan otot
• Preferred respiratory fuel untuk • Disfungsi imun
limfosit
• Membantu mempertahankan • Gut mucosal barrier-protective
sekresi IgA, menghambat translokasi
bakteri dari usus ke tubuh, (khususnya dalam bentuk total paren-
preferred respiratory fuel untuk teral nutrition bersama alanin atau glisin
enterosit dan kolonosit dalam bentuk dipeptida)

BCAA • Menstimulasi sintesa protein otot. • Meningkatkan massa otot, Antikatabolik


(meredakan rasa nyeri dan tidak nyaman yang
terjadi setelah melakukan latihan yang tidak
biasa dilakukan (intensitas tinggi),
memperkuat fungsi hati,
FAO/WHO/UNU (1985) estimates of amino acid requirements in pre-school and school-aged
children and in adultsa

Pre-school children (2-5 yr) Schoolchildrenb (10-12 yr) Adults (18+ yr)
Amino acid mg/kg/day mg/g protein mg/kg/day mg/g protein mg/kg/day mg/g protein
Histidine ? ? 8-10 16
Isoleucine 31 28 28 28 10 13
Leucine 73 66 44 44 14 19
Lysine 64 58 44 44 12 16
Methionine and 27 25 22 22 13 17
cystic
Phenylalanine 69 63 22 22 14 19
and tyrosine
Threonine 37 34 28 28 7 9
Tryptophan 12.5 11 3.3 9 3.5 5
Valine 38 35 25 25 10 13
Total (except 352 350 216 222 84 113
for histidine)

a. From Tables 4 and 39 in FAO/WHO/UNU .


b. Also based on a summary by Williams et al.
c. Sulphur amino acids.
Sumber Protein Pangan
Contoh Sumber-sumber Protein
Hewani dan Nabati

Sumber: gambar: KASKUS.com


Slide Layout 2
Bagaimana cara memilih protein yang
tepat untuk kita ?
• Banyak fakta ilmiah yang menunjukkan bahwa
manfaat kesehatan dari protein akan semakin
dirasakan ketika protein yang dikonsumsi
mempunyai kualitas yang baik dan mempunyai
susunan asam amino yang lengkap.

TIDAK SEMUA PROTEIN


MEMPUNYAI MUTU YANG SAMA
Picture source: https://www.freepik.com/free-vector/protein-food-products-flat-
illustration-poster_4268118.htm#page=1&query=protein%20food&position=3
Overall, the findings reported by Semba et al. add to evidence for the link between inadequate protein
and amino acid intake and stunting in children. We expect that this important discussion on protein
quality continue, in conjunction with newer research on the potential effects of the microbiome, enteric
infections and chronic inflammation, in collaborative efforts to combat child stunting

https://researchonline.lshtm.ac.uk/id/eprint/2646305/1/main.PMC4919554.pdf
Terdapat hubungan yang kuat antara stunting
dan indikator konsumsi pangan hewani secara
umum, serta indikator konsumsi susu,
daging/ikan, dan telur, dan bukti bahwa
mengonsumsi beberapa pangan hewani lebih
menguntungkan dibandingkan konsumsi
pangan hewani tunggal.
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1111/mcn.13264
Asupan dairy products dan telur yang lebih
tinggi dikaitkan dengan risiko stunting yang
lebih rendah.

Dairy products merupakan sumber protein


bernilai biologis tinggi yang diperlukan untuk
pertumbuhan linier (Fang et al. 2017; Pang et
al. 2020)

Anak-anak yang mengonsumsi 10 butir telur per


minggu selama 6 bulan memiliki pertumbuhan
linier yang lebih baik dibandingkan dengan
mereka yang mengonsumsi ≤ 1 butir telur per
minggu. (Baum et al. 2017)
Dietary diversity in children must cover at least four of the
seven food groups, which must consist of staple foods, side
dishes, vegetables and fruits (Wantina, Rahayu & Yuliana,
2017).
1111

Sumber: FAO/Agrostat (1991)

Sumber: FAO dan USDA


INDIKATOR MUTU GIZI PROTEIN
Mutu
Kimiawi
Protein

Skor kimia dinyatakan oleh angka skor asam amino


esensial yang terendah
Asam Amino Pembatas

100 %
Mutu
Kimiawi
Protein
Efek kesehatan Kedelai (Soy)

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780128027783000020
Upaya peningkatan mutu protein dalam
rangka penanggulangan stunting
Penambahan berat badan tikus yang diberi makan diet yang mengandung
berbagai level protein gandum yang berbeda, tanpa penambahan ( ) dan
dengan penambahan asam amino lisin1% ( )

Source: Brody 1999. Nutrition Biochemistry. Second Edition. US:Academic Press


Kombinasi Protein yang Tepat dapat Meningkatkan
Nilai Protein Efficiency Ratio (PER)

• Protein efficiency ratio (PER) pada


dasarnya menghitung efisiensi suatu
protein makanan yang digunakan untuk
sintesis protein di dalam tubuh.
• PER didefinisikan sebagai perbandingan
antara pertambahan berat badan
dengan jumlah protein yang
dikonsumsi

Source: Brody 1999. Nutrition Biochemistry. Second Edition. US:Academic Press


Nia Novita Wirawan, STP, M.Sc., saat memaparkan disertasinya yang berjudul “Asupan Asam Amino dan Konsentrasi Darah Anak Indonesia Stunted Non-Wasted 12-23 Bulan
yang Tinggal di Kawasan Pertanian: Dasar Rekomendasi Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Formulasi Multi-Campuran Pangan” dalam Sidang Promosi Doktor Program
Studi Doktor Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran

Di wilayah pertanian yang ketersediaan pangannya dinilai Penelitian ini menemukan bahwa konsentrasi asam amino
mencukupi, prevalensi stunting cukup tinggi. Kebersihan arginin dalam darah anak stunting lebih rendah dibandingkan
sanitasi dan gangguan penyerapan nutrisi termasuk asam anak normal
amino diduga menjadi penyebabnya

Jumlah asupan protein saja tidak cukup. Kualitas sumber Rasio asupan sumber protein hewani dan nabati lebih tinggi pada
protein juga perlu diperhatikan, terutama perbandingan anak normal, dan proporsi anak stunting dengan asupan protein
protein dari sumber hewani dan nabati kurang lebih tinggi dibandingkan anak normal.
Framing Protein Hewani vs. Nabati
Apakah kalian tahu ?

100 kalori steak 100 kalori brokoli


= =
8.0 gram protein 11.1 gram protein
7.4 gram lemak 0.4 gram lemak

Fitokimia, vitamin dan zat gizi


esensial yang dapat mencegah
penyakit dan bermanfaat untuk
kesehatan
Terdapat 187 kalori dalam stik daging sapi (hanya dimakan tanpa lemak)
(100 gram). Pemecahan kalori: 33% lemak, 0% karbohidrat, 67% protein
PENUTUP

• Program penanggulangan stunting di Indonesia telah


menunjukkan hasil positif, meskipun diperlukan berbagai
Upaya untuk meningkatkan percepatan penurunan angka
stunting.

• Untuk pencegahan dan penaggulangan masalah stunting,


aspek pola konsumsi, khususnya pemenuhan protein
sangat perlu diperhatikan.
PENUTUP
• Protein hewani diketahui mempunyai kualitas biologis yang
umumnya relatif lebih baik dibandingkan protein nabati.
Meskipun demikian, protein nabati tetap mempunyai peluang
besar untuk ditingkatkan kualitasnya agar dapat berkontribusi
positif dalam penanggulangan masalah

• Upaya peningkatan mutu protein perlu mempertimbangkan


beberapa aspek, termasuk komposisi asam amino dan sifat
biologisnya.

• Kombinasi protein hewani dan nabati, fortifikasi dan


komplementasi antar protein nabati merupakan cara yang
dapat dilakukan agar protein nabati dapat ditingkatkan
kualitasnya.
Thank You
Contact
Prof. Dr. Rimbawan
+62 818 705 159
rimbawan@apps.ipb.ac.id

+ 62 818 705 159 Jl. Raya Dramaga, Bogor 16680 West Java, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai