A. Subjektif
B. Objektif
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : composmentis
d. Tanda-tanda vital :
a. Abdomen: kandung kemih kosong, TFU setinggi pusat, janin kedua tidak
ada, kontraksi uterus baik.
b. Genetalia: tali pusat memanjang menjulur di depan vulva dan terlihat
semburan darah dari jalan lahir.
C. Assasment
Ny.“E” P1A0 Inpartu kala III dalam keadaan normal
D.Penatalaksanaan
Pada tanggal 21 Desember 2023 pada pukul 08.30 WIB Ny ”E” datang ke PMB
Hj Zurrahmi. Pada anamnesa yang dilakukan Ny “E” pasien mengatakan nyeri perut
menjalar ke ari-ari dan keluar lendir bercampur darah sejak semalam tanggal 20-12-
2023, nyeri perut menjalar ke ari-ari yang dirasakan ibu sejak 1 hari yang lalu ini
disebabkan oleh penurunan hormon progesteron, saat 1-2 minggu sebelum proses
melahirkan di mulai, terjadi penurunan kadar estrogen dan progesteron. Progesteron
bertugas sebagai penenang otot – otot polos rahim, jika kadar progesteron turun akan
menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menyebabkan his (Sulistyawati, 2010).
Dan adanya lendir darah merupakan tanda semakin mendekati persalinan, karena
serviks akan mengalami perubahan yaitu serviks akan berubah menjadi lebih lunak
dan sedikit demi sedikit mengalami penipisan, penipisan tersebut dikarenakan
kompilasi serviks melebar maka akan melukai pembuluh darah kapiler sehingga
mengakibatkan keluarnya darah bercampur dengan lendir , tetapi lendir ini sudah ada
sejak awal kehamilan karena lendir pada kehamilan berfungsi untuk mencegah
bakteri masuk melalui serviks ke dalam rahim (Yantii, 2010). Sehingga dalam kasus
ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Maka hal ini sesuai dengan teori Sarwono yang menyatakan bahwa janin akan
lahir secara fisiologis karena ada kontraksi uterus yang semakin adekuat dan terus
menerus yang ditunjang oleh peredaran darah menuju uterus. Kontraksi uterus juga
lebih efisien dan putaran paksi kepala janin akan lebih lancar apabila ibu dimiringkan
ke ubun – ubun kecil berada, ini terjadi karena aorta desenden dan vena cava asenden
yang menjadi siklus curah jantung tidak mengalami penekanan dan proses kala II
berlangsung 2 jam pada primipara dan 1 jam pada multipara sehingga, posisi miring
kiri memang terbukti mempercepat keluarnya bayi karena pada kasus dari pembukaan
lengkap hingga bayi lahir membutuhkan waktu 50 menit dan pada kala II persalinan,
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Penatalaksanaan kala III, jam 18.58 WIB dilakukan manajemen aktif kala III
yaitu pemberian oksitosin 10 IU secara IM, melakukan peregangan tali pusat
terkendali dan dorso kranial, melahirkan plasenta, dan masase uterus. Pada jam 19.04
WIB, plasenta lahir spontan lengkap, tidak ada laserasi jalan lahir, dan perdarahan
pervaginam ±200 cc. Lama kala III klien yaitu 6 menit. Menurut teori Nurasiah (2014:
5-6),kala III dimulai segera setelah bayi baru lahir sampai lahirnya plasenta
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Plasenta lepas biasanya dalam waktu 6 sampai
15 menit setelah bayi lahir spontan dengan tekanan pada fundus uteri dan keluar yang
disertai darah.Berdasarkan data yang ada, plasenta lahir dengan waktu 6 menit dan
tidak menunjukkan tanda bahaya kala III. Sehingga, asuhan kebidanan yang diberikan
adalah pertolongan persalinan sesuai dengan APN hingga plasenta lahir. Hal ini dalam
kondisi fisiologis karena tidak ada kesenjangan antara fakta dengan teori yang ada. Ibu
pada kala III telah mendapatkan layanan Manajemen Aktif Kala III sesuai standart
layanan, sehingga tidak mengalami perdarahan.
REFLEKSI KASUS
1.DESKRIPSI
Sebagai mahasiswa S1 kebidanan yang di tugaskan di PMB HJ.ZURRAHMI saya
menjalani minngu pertama dengan jadwal dinas pagi . pada tanggal 21 Desember 2023
datang pasien ibu hamil Ny. E berusia 19 tahun pada pukul 08.30 WIB dengan keluhan perut
sakit dan sudah keluar lender bercampur darah. Ibu mengatakan merasa sakit sudah 2 hari.
Lalu bidan langsung melakukan pemeriksaan TTV,DJJ,HIS dan VT.
Hasil dari pemeriksaan ibu sudah memasuki pembukaan 3cm , ibu merasa cemas dan takut
karena ini kehamilan pertamanya , lalu saya dan rekan saya beserta kakak petugas di PMB
memberikan dukungan kepada pasien , untuk meredakan sakit yang dirasakan oleh pasien
saya melakukan massage pada bagian punggung ibu , sesekali kami mengajak ibu untuk
melakukan jalan-jalan kecil dan naik turun tangga supaya ibu terahlikan untuk sakit yang di
alaminya . tepat di pukul 18.06 pasien sudah memasuki pembukaan lengkap dan pada proses
persalinan pasien pandai mengedan,penurunan kepala bayi juga cepat dan tidak terjadi
robekan perineum. Di pukul 18.51 bayi lahir spontan dengan jenis kelamin perempuan ,
semua lengkap dan menangis kuat, setelah itu bidan memotong tali pusat lalu bayi
dibersihkan dan diletakkan di atas dada ibu untuk proses IMD.
Pada pukul 18.58 WIB Sebelum bidan melakukan suntik oksitosi bidan memastikan
terlebih dahulu apakah ada janin kedua atau tidak,dan memastikan kandung kemih kosong,
setelah bidan pun memberitahu pasien akan melakukan pemberian suntik oksitosin 10 IU
secara IM di 1/3 bagian luar bagian paha kanan untuk proses pelepasan plasenta , beberapa
menit kemudian bidan mulai melakukan pelepasan plasenta dengan melakukan peregangan
tali pusat terkendali dan dorso kranial dan massase uterus. Setelah plasenta lepas saya
melakukan pemeriksaan plasenta , plasenta utuh tidak terdapat robekan dan kontiledon
lengkap,Panjang tali pusat 60cm, darah 100cc dan air kencing ibu 200cc.
2.Emosi
Persalinan pada Ny. E ini merupakan pengalaman pertama saya untuk melihat proses
bersalin,tentunya disini saya merasa bingung dan panik untuk menghadapi pasien dengan
keluhan keluhan yang dirasakannya,namun setelah itu saya merasa senang dan lega karna
bisa mendampingi ibu dari mulai pembukaan 2 sampai melahirkan.
3.Evaluasi
Saat peralinan kala III berlangsung bidan zurrahmi memperlihatkan kepada kami
bagaimana teknik persalinan kala III dan cara pengeluaran plasenta. Dalam pengeluaran
plasenta bidan zurrahmi meminta saya ikut berpartisipasi dalam melakukan pemeriksaan
plasenta apakah kontiledon lengkap dan plasenta utuh atau tidak. Tindakan di klinik sudah
sesuai dengan teori yang kami pelajari dikampus Sehingga kami bisa melakukan teori yang
dipelajari secara langsung.
4.Analisis
Penatalaksanaan kala III, jam 18.58 WIB dilakukan manajemen aktif kala III yaitu
pemberian oksitosin 10 IU secara IM, melakukan peregangan tali pusat terkendali dan dorso
kranial, melahirkan plasenta, dan masase uterus. Pada jam 19.04 WIB, plasenta lahir
spontan lengkap, tidak ada laserasi jalan lahir, dan perdarahan pervaginam ±200 cc. Lama
kala III klien yaitu 6 menit. Menurut teori Nurasiah (2014: 5-6),kala III dimulai segera
setelah bayi baru lahir sampai lahirnya plasenta berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Plasenta lepas biasanya dalam waktu 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir spontan dengan
tekanan pada fundus uteri dan keluar yang disertai darah.Berdasarkan data yang ada,
plasenta lahir dengan waktu 6 menit dan tidak menunjukkan tanda bahaya kala III.
5.Simpulan
Berdasarkan hasil Laporan Tugas yang dilakukan pada klien di wilayah kerja Praktik
Mandiri Bidan Hj. Zurrahmi, SST, SKM dapat ditarik kesimpulan Asuhan Kebidanan
Persalinan pada Ny.”E” G1P1A0 usia kehamilan 39 minggu pada kala III tidak ditemukan
adanya penyulit atau komplikasi sehingga proses persalinan berjalan secara fisiologis.
6.Tindak lanjut
Berdasarkan pengalaman ini, apabila saya mendapat pasien dengan kejadian yang
sama, saya akan memberikan afirmasi yang positif kepada pasien seperti merangsang
plasenta agar segera keluar.
DAFTAR PUSTAKA