DOSEN PEMBIMBING :
NURHAPIPAH SST, M. Kes
DISUSUN OLEH :
NADIYAH BAIDURI RAMADHANI
Judul Laporan : Pemasangan infus kepada ibu yang mengalami mual dan muntah dalam
kehamilan di RSIA Zainab
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan pendahuluan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan pendahuluan ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan
pendahuluan sebagai tugas dari Praktik Rumah Sakit berupa “Pemberian infus kepada ibu yang
mengalami mual dan muntah dalam kehamilan di RSIA Zainab” tentu menyadari bahwa laporan
pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
laporan pendahuluan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Pembimbing
kami Yakni Ibu "Nurhapipah SST, M. Kes" yang telah membimbing saya dalam menyusun laporan
pendahuluan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................5
B. Tujuan.....................................................................................................5
C. Manfaat...................................................................................................5
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Pemasangan Infus.....................................................................6
B. Tujuan Pemasangan Infus.......................................................................6
C. Indikasi....................................................................................................6
D. Kontraindikasi.........................................................................................7
E. Jenis Cairan Infus....................................................................................7
F. Standar operasional prosedur (SOP) pemasangan infus..........................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam sebuah pembuluh vena(pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Pemasangan infus
dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena yang mengalami
pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi, dan syok. Terapi intravena (IV) dilakukan
dengan memberikan terapi melalui cairan infus yang diberikan secara langsung ke dalam
darah bukan merupakan asupan dari saluran cerna.
B. Tujuan
Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin,
protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral,
memperbaiki keseimbangan asam-basa, memperbaiki volume komponen-komponen darah,
memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh, Memonitor tekanan
vena sentral (CVP).
C. Manfaat
Dapat mengetahui tentang pemasangan infus dan penjelasan lainnya serta bagaimana cara
pemasangan infus yang baik dan benar sesuai SOP yang ada.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
C. Indikasi
1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah).
2. “Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi)
3. Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi).
4. Pasien dengan keadaan emergency (misalnya pada tindakan RJP), yang
memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam intravena.
5. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid,
digoxin)
6. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar terus menerus melalui intravena
7. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.
8. Pasien yang mendapatkan transfusi darah.
9. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika
terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat).
10. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps
(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
D. Kontraindikasi
Kontraindikasi pada pemberian terapi intravena: Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan
infeksi di lokasi pemasangan infus. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena
lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (Cuci darah).
1. Infus set
2. Abocath sesuai dengan kebutuhan
3. Tourniquet
4. Safety Box
5. Kapas alcohol
6. Standar infuse
7. Plester dan Kasa steril
8. Cairan antiseptic (Bethadine)
9. Sarung tangan steril.
10. Cairan yang dibutuhkan (NaCI 0.9%, Dextrose 5%
dan 10%, Ringer Lactat RL dll)
Instruksi kerja
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat
penderita di tempat yang mudah dijangkau oleh
dokter/ petugas.
2. Perlak dipasang di bawah nggota tubuh yang
akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse
4. Cuci tangan
5. Lakukan pembendungan dengan tornikuet 10-12
cm diatas tempat penusukan dan anjurkan pasien
untuk menggenggam dengan gerakan sirkular.
6. Gunakan sarung tangan steril.
7. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan
kapas alcohol.
8. Lakukan penusukan pada vena dengan
meletakkan ibu jari di bagian bawah vena dengan
posisi jarum mengarah keatas.
9. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum maka
tarik keluar bagian dalam sambil meneruskan
tusukkan ke dalam vena.
10. Setelah jarum infus bagian dalam dilepas atau
dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan
menekan menggunakan jari tangan agar darah
tidak keluar.
11. Lepas torniket.
12. Kemudian bagian infus
dihubungkan/disambungkan dengan selang
infuse.
13. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai
dengan dosis yang diberikan.
14. Lakukan fiksasi dengan plester
15. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus
serta catat ukuran jarum
16. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
Yogyakarta: Fitramaya
2010.
https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2018-1-1-14201-841414009-bab1-
13072018083415.pdf
https://repository.ump.ac.id/9261/3/Siti%20Nur%20Amaliah%20Ni
%27mawati%20BAB%20II.pdf
https://www.nerslicious.com/laporan-pendahuluan-pemasangan-infus/