Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMASANGAN INFUS KEPADA IBU YANG MENGALAMI MUAL DAN MUNTAH


DALAM KEHAMILAN DI RSIA ZAINAB

DOSEN PEMBIMBING :
NURHAPIPAH SST, M. Kes

DISUSUN OLEH :
NADIYAH BAIDURI RAMADHANI

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PROGRAM DAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
TA. 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN
(KDPK)

Judul Laporan : Pemasangan infus kepada ibu yang mengalami mual dan muntah dalam
kehamilan di RSIA Zainab

Nama Mahasiswa : Nadiyah Baiduri Ramadhani (22101122)


Ruang : Rawat Inap Khadijah
Waktu / Tanggal :07 Januari 2024

Pekanbaru, 07 Januari 2024


Mengetahui,

Preseptor Pendidikan Preseptor Klinik

Nurhapipah SST, M.Kes Ramina Samosir,Amd.Keb

Kepala Prodi S1 Kebidanan

Juli Selvi Yanti, SST,Bd,M.Kes


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan pendahuluan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan pendahuluan ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan
pendahuluan sebagai tugas dari Praktik Rumah Sakit berupa “Pemberian infus kepada ibu yang
mengalami mual dan muntah dalam kehamilan di RSIA Zainab” tentu menyadari bahwa laporan
pendahuluan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
laporan pendahuluan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Pembimbing
kami Yakni Ibu "Nurhapipah SST, M. Kes" yang telah membimbing saya dalam menyusun laporan
pendahuluan ini.

Pekanbaru, 07 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................5
B. Tujuan.....................................................................................................5
C. Manfaat...................................................................................................5
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Pemasangan Infus.....................................................................6
B. Tujuan Pemasangan Infus.......................................................................6
C. Indikasi....................................................................................................6
D. Kontraindikasi.........................................................................................7
E. Jenis Cairan Infus....................................................................................7
F. Standar operasional prosedur (SOP) pemasangan infus..........................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam sebuah pembuluh vena(pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Pemasangan infus
dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena yang mengalami
pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi, dan syok. Terapi intravena (IV) dilakukan
dengan memberikan terapi melalui cairan infus yang diberikan secara langsung ke dalam
darah bukan merupakan asupan dari saluran cerna.

B. Tujuan
Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin,
protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral,
memperbaiki keseimbangan asam-basa, memperbaiki volume komponen-komponen darah,
memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh, Memonitor tekanan
vena sentral (CVP).

C. Manfaat
Dapat mengetahui tentang pemasangan infus dan penjelasan lainnya serta bagaimana cara
pemasangan infus yang baik dan benar sesuai SOP yang ada.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi pemasangan infus


Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah
jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan/zat-zat
makanan dari tubuh. Pemasangan infus dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan
cairan melalui intravena yang mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi,
dan syok. Terapi intravena (IV) dilakukan dengan memberikan terapi melalui cairan infus
yang diberikan secara langsung ke dalam darah bukan merupakan asupan dari saluran
cerna. Meliputi pemberian nutrisi parenteral total (NPT), terapi cairan, elektrolit intravena
serta pergantian darah. Nutrisi parenteral total (NPT) dalam nutrisi dalam bentuk cairan
hipertonik yang adekuat, terdiri dari glukosa dan nutrien lain serta elektrolit yang
diberikan melalui infus. Infus berperan penting dalam dunia kesehatan karena semua
rumah sakit menggunakan produk ini untuk suplai zat makanan ke dalam tubuh pasien.
Sehingga pasien mendapatkan nutrisi makanan, meskipun pasien tidak makan. Oleh
karena itu cairan infus berperan penting dalam kelangsungan hidup pasien.

B. Tujuan pemasangan infus


1. Mempertahankan/mengantikkan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat
melalui oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa.
3. Memperbaiki keseimbangan volume komponen-komponen darah.
4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke dalam tubuh.
5. Memonitor tekan vena central (CVP).
6. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan mengalami gangguan.

C. Indikasi
1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah).
2. “Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi)
3. Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi).
4. Pasien dengan keadaan emergency (misalnya pada tindakan RJP), yang
memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam intravena.
5. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid,
digoxin)
6. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar terus menerus melalui intravena
7. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.
8. Pasien yang mendapatkan transfusi darah.
9. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika
terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat).
10. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps
(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.

D. Kontraindikasi
Kontraindikasi pada pemberian terapi intravena: Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan
infeksi di lokasi pemasangan infus. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena
lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (Cuci darah).

E. Jenis Cairan Infus


1. Asering
Indikasi : dehidrasi pada kondisi gastrointestinal akut, demam berdarah dengue,
luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat. Keunggulan : Asetat di metabolisme
di otot dan masih dapat ditolerir pada pasien yang mengalami gangguan hati,
pada pemberian sebelum operasi sesar, mengatasi asidosis laktat lebih baik
daripada RL pada neonatus dan mempunyai efek vasodilator.
2. KA-EN 1B
Indikasi : sebagai larutan awal pasien belum diketahui, misalnya
pada kasus emergency.
3. KA-EN 3A Dan KA-EN 3B
Indikasi : sebagai larutan untuk memenuhi kebutuhan air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk menggantikan
ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas.
4. KA-EN MGE
Indikasi : untuk kasus dimana suplemen NCP dibutuhkan 400 kcal/L
5. KA-EN 4A
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan anak-anak, tepat digunakan
untuk dehidrasi hipertonik.
6. KA-EN 4B
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan anak-anak usia kurang 3 tahun
digunakan untuk dehidrasi hipertonik
7. Otsu-NS
Indikasi : untuk resusitasi kehilangan Na>Cl
8. Otsu –RL
Indikasi : resusitasi, asidosis metabolic, suplai ion bikarbonat
9. Martos 10
Indikasi : suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita
diabetic.
10. Amiparen
Indikasi : stress metabolic berat, luka bakar, infeksi berat, kwasiokor.
11. Aminovel-600
Indikasi : nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI, penderita GI
yang dipuasakan.
12. Pan-amin G
Indikasi : suplai asam amino pada hiponatremia dan stress netabolik
ringan, tifoid, nutrisi dini pasca operasi.

F. Standar operasional prosedur (SOP) pemasangan infus

Pengertian Pemasangan infus dilakukan pada pasien yang


memerlukan masukan cairan melalui intravena yang
mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat,
dehidrasi, dan syok.
Tujuan 1. Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan
cairan dan elek- trolit tubuh

2. Memberikan obat-obatan dan kemoterapi

3. Transfusi darah dan produk darah

4. Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi


Kebijakan 1. Sebagai acuan untuk memberikan kebutuhan
/pengobatan melalui infus

2. Sebagai cara untuk memasukan cairan

Prosedur Persiapan Peralatan :

1. Infus set
2. Abocath sesuai dengan kebutuhan
3. Tourniquet
4. Safety Box
5. Kapas alcohol
6. Standar infuse
7. Plester dan Kasa steril
8. Cairan antiseptic (Bethadine)
9. Sarung tangan steril.
10. Cairan yang dibutuhkan (NaCI 0.9%, Dextrose 5%
dan 10%, Ringer Lactat RL dll)
Instruksi kerja
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat
penderita di tempat yang mudah dijangkau oleh
dokter/ petugas.
2. Perlak dipasang di bawah nggota tubuh yang
akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse
4. Cuci tangan
5. Lakukan pembendungan dengan tornikuet 10-12
cm diatas tempat penusukan dan anjurkan pasien
untuk menggenggam dengan gerakan sirkular.
6. Gunakan sarung tangan steril.
7. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan
kapas alcohol.
8. Lakukan penusukan pada vena dengan
meletakkan ibu jari di bagian bawah vena dengan
posisi jarum mengarah keatas.
9. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum maka
tarik keluar bagian dalam sambil meneruskan
tusukkan ke dalam vena.
10. Setelah jarum infus bagian dalam dilepas atau
dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan
menekan menggunakan jari tangan agar darah
tidak keluar.
11. Lepas torniket.
12. Kemudian bagian infus
dihubungkan/disambungkan dengan selang
infuse.
13. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai
dengan dosis yang diberikan.
14. Lakukan fiksasi dengan plester
15. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus
serta catat ukuran jarum
16. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

Unit terkait 1. Ruang Persalinan


2. Ruang IGD
3. Ruang IRJ
4. Ruang IRI
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Ny. S dilakukan pemasangan infus untuk memenuhi keseimbangan
cairan tubuh karena pasien mengalami mual dan muntah pada awal
kehamilan. Setelah dilakukan pemasangan infus kondisi pasien mulai
membaik dan diperbolehkan pulang setelah 3 hari di rawat.
B. Saran
Lakukan tindakan pemasangan infus sesuai SOP yang sudah ada dan
selalu pastikan tindakan yang kita lakukan sudah tepat terhadap indikasi
pemasangan infus. Hindari komplikasi atau kesalahan saat prosedur
pemasangan infus dilakukan. Pastikan untuk selalu memperkenalkan diri
dan menjelaskan tindakan yang akan kita lakukan pada pasien informed
consent di setiap tindakan pemasangan infus.
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Yuni, 2007. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan,

Yogyakarta: Fitramaya

Dougherty L, Bravery K, Gabriel J, Kayley J, Malster M, Scales K, et al.

Standards for infusion therapy (third edition). Royal College of Nursing;

2010.

https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2018-1-1-14201-841414009-bab1-

13072018083415.pdf

https://repository.ump.ac.id/9261/3/Siti%20Nur%20Amaliah%20Ni

%27mawati%20BAB%20II.pdf

https://www.nerslicious.com/laporan-pendahuluan-pemasangan-infus/

Anda mungkin juga menyukai