Ny. M usia 40 tahun, BB : 56kg, TB : 156 cm, KB saat ini : Pil KB ingin dilakukan pemasangan
IUD atas permintaan pasien dan telah disetujui oleh suami pasien
PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Ibu perlu ikut KB setelah persalinan agar ibu tidak cepat hamil lagi (minimal 3-5 tahun) dan
punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga. Kontrasepsi yang dapat
digunakan pada pasca persalinan dan paling potensi untuk mencegah mis opportunity berKB
adalah Alat Kontrasepsi Dalam rahim (AKDR) atau IUD pasca plasenta, yakni pemasangan
dalam 10 menit pertama sampai 48 jam setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan
uterus/rahim pada pasca persalinan dan pasca keguguran di fasilitas kesehatan, dari ANC
sampai dengan persalinan terus diberikan penyuluhan pemilihan metode kontrasepsi.
Sehingga ibu yang setelah bersalin atau keguguran, pulang ke rumah sudah menggunakan
salah satu kontrasepsi.
Salah satu pasien yang merupakan calon akseptor IUD adalah Ny. Sari, 38 tahun. Pasien baru
saja melahirkan 1 bulan yang lalu, datang ke PM Pekik Nyaring untuk pemasangan IUD.
Melalui anamnesa singkat, pasien tida langsung melakukan pemasangan IUD pasca
melahirkkan karena masih belum memutuskan jenis B apa yang akan di lakukan. Saat ini
pasien sedang menyusui esklusif sehingga memutuskan setelah mengetahui jenis KB apa
yang cocok dengannya.
PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah berkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang, adanya beberapa kemungkinan
kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan
faktor pendukung lainnya. Maka perlu kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis secara
langsung atau kader yang telah mendapatkan pelatihan mengenai KB.
Pelaksanaan
Kegiatan pemasangan IUD ini dilakukan di PKM Pasar Ikan di Poli KIA oleh dokter Intership
dr. Rosi Rahmadarti pada hari senin tanggal 14 Juni 2023. Sebelum melakukan pemasangan,
terlebih dahulu melakukan pemeriksaan meliputi anamnesis hingga pemeriksaan fisik untuk
menentukan layak tidakknya untuk dilakukan pemsanagan IUD, kemudian dilanjutkan
dengan intervensi farmaoterapi dan edukasi mengenai manfaat, dampak positif, dampak
negatif dan sampai kapan IUD ini bisa di cabut dan dilaukan pemsangan kembali serta waktu
dan kondisi perlu dilaukan kontrol IUD.
EVALUASI
Berdasarkan masalah dari pasien, sangat nampak bahwa kurangnya pengetahuan pasien
akan manfaat KB terutama IUD sangat kurang. Sehingga perlunya untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya para Ibu akan pentingnya penggunaan KB. Penyuluhan
perlu dilakukan pada ibu ibu hamil yang akan melahirkan agar mereka telah mempersiapan
rencana penggunaan KB apa yang akan dipilih.