Anda di halaman 1dari 2

PEMASANGAN KB IUD DI PKM PEKIK NYARING

Ny. M usia 40 tahun, BB : 56kg, TB : 156 cm, KB saat ini : Pil KB ingin dilakukan pemasangan
IUD atas permintaan pasien dan telah disetujui oleh suami pasien

Pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Untuk


mengendalikan jumlah penduduk, pemerintah Republik Indonesia mencanangkan Program
Keluarga Berencana (KB). Menurut World Health Organisation (WHO) tahun 1970, Keluarga
Berencana merupakan suatu tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang sangat
diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dan keluarga. Dalam
mewujudkan Program KB, pemerintah menganjurkan masyarakat, khususnya para ibu,
untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tepat sehingga dapat memiliki kontribusi dalam
meningkatkan kualitas penduduk.
Kontrasepsi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencegah pertemuan antara
sel telur (sel wanita) yang matang dengan sel sperma (sel pria) yang dapat menyebabkan
kehamilan. Kontrasepsi umumnya dibagi menjadi dua macam, yaitu Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP). MKJP
meliputi jenis kontrasepsi implan, intra uterine devices (IUD) atau alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR), metode operatif pria (MOP) seperti vasektomi, dan metode operatif wanita
(MOW) seperti tubektomi. Sedangkan Non MKJP meliputi kondom, pil KB, suntik, dan
metode lainnya selain dalam MKJP.
IUD merupakan kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang terbuat dari bahan
polietilen dengan atau tanpa metal atau steroid. IUD sangat efektif untuk menjarangkan
kehamilan dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka panjang lainnya seperti implan,
tubektomi, dan vasektomi. IUD merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang paling
banyak digunakan dalam Program KB di Indonesia. Pengguna IUD di Indonesia mencapai
22,6% dari semua pengguna metode kontrasepsi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat keuntungan dari penggunaan
kontrasepsi ini, antara lain: efektifitasnya tinggi sekitar 0,6 sampai 0,8 kehamilan per 100
perempuan, kegagalan dalam 125 sampai 170 kehamilan; segera efektif saat terpasang di
Rahim; tidak memerlukan kunjungan ulang; tidak mempengaruhi hubungan seksual; tidak
memiliki efek samping hormonal; tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI; dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus dengan catatan tidak terjadi
infeksi; membantu mencegah kehamilan ektopik; tidak ada interaksi dengan obatobatan;
dapat digunakan hingga menopause. Sedangkan kekurangan dari penggunaan IUD antara
lain: perubahan siklus haid, periode haid lebih lama, perdarahan atau spotting antar
menstruasi, nyeri saat haid.

PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Ibu perlu ikut KB setelah persalinan agar ibu tidak cepat hamil lagi (minimal 3-5 tahun) dan
punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga. Kontrasepsi yang dapat
digunakan pada pasca persalinan dan paling potensi untuk mencegah mis opportunity berKB
adalah Alat Kontrasepsi Dalam rahim (AKDR) atau IUD pasca plasenta, yakni pemasangan
dalam 10 menit pertama sampai 48 jam setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan
uterus/rahim pada pasca persalinan dan pasca keguguran di fasilitas kesehatan, dari ANC
sampai dengan persalinan terus diberikan penyuluhan pemilihan metode kontrasepsi.
Sehingga ibu yang setelah bersalin atau keguguran, pulang ke rumah sudah menggunakan
salah satu kontrasepsi.
Salah satu pasien yang merupakan calon akseptor IUD adalah Ny. Sari, 38 tahun. Pasien baru
saja melahirkan 1 bulan yang lalu, datang ke PM Pekik Nyaring untuk pemasangan IUD.
Melalui anamnesa singkat, pasien tida langsung melakukan pemasangan IUD pasca
melahirkkan karena masih belum memutuskan jenis B apa yang akan di lakukan. Saat ini
pasien sedang menyusui esklusif sehingga memutuskan setelah mengetahui jenis KB apa
yang cocok dengannya.

PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah berkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang, adanya beberapa kemungkinan
kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan
faktor pendukung lainnya. Maka perlu kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis secara
langsung atau kader yang telah mendapatkan pelatihan mengenai KB.

Pelaksanaan
Kegiatan pemasangan IUD ini dilakukan di PKM Pasar Ikan di Poli KIA oleh dokter Intership
dr. Rosi Rahmadarti pada hari senin tanggal 14 Juni 2023. Sebelum melakukan pemasangan,
terlebih dahulu melakukan pemeriksaan meliputi anamnesis hingga pemeriksaan fisik untuk
menentukan layak tidakknya untuk dilakukan pemsanagan IUD, kemudian dilanjutkan
dengan intervensi farmaoterapi dan edukasi mengenai manfaat, dampak positif, dampak
negatif dan sampai kapan IUD ini bisa di cabut dan dilaukan pemsangan kembali serta waktu
dan kondisi perlu dilaukan kontrol IUD.

EVALUASI
Berdasarkan masalah dari pasien, sangat nampak bahwa kurangnya pengetahuan pasien
akan manfaat KB terutama IUD sangat kurang. Sehingga perlunya untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya para Ibu akan pentingnya penggunaan KB. Penyuluhan
perlu dilakukan pada ibu ibu hamil yang akan melahirkan agar mereka telah mempersiapan
rencana penggunaan KB apa yang akan dipilih.

Anda mungkin juga menyukai