PERTEMUAN 13
PERHITUNGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN
PERKOTAAN
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
a. Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah
NJOP
b. Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap 3 (tiga)
tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai
dengan perkembangan wilayahnya.
c. Penetapan besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh
Kepala Daerah.”
Sebagai contoh pada Pasal 10 ayat (1) Peraturan Bupati Demak Nomor 26
Tahun 2012 Provinsi Jawa Tengah (“Selanjutnya disebut Perbup Demak”), bahwa
“Dasar Pengenaan PBB P2 adalah NJOP.” Pasal 6 ayat (1) Peraturan Walikota
Mataram Nomor 7 Tahun 2012 (“Selanjutnya disebut Perwalkot Mataram”), bahwa
“Dasar Pengenaan PBB P2 adalah NJOP.”
2. Tarif Pajak
Pasal 80 Undang-Undang PDRD, mengatur mengenai tarif pajak :
a. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling
tinggi sebesar 0,3% (nol koma tiga persen).
b. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
Diketahui :
Pak Septian memiliki rumah seluas 150 meter persegi yang berdiri di atas sebidang
tanah seluas 200 meter persegi. Diketahui harga bangunan tersebut adalah
Rp5.000.000, sedangkan harga tanah tersebut adalah Rp10.000.000. Jadi
berapakah PBB yang harus dibayarkan oleh Pak Septian?
Ditanya:
Jawab:
NJOP Rp 2.650.000.000
Diketahui :
SPPT tahun pajak 2012 diterima Wajib Pajak Bapak Jasmi Indra pada tanggal 1
April 2012 maka jatuh tempo pembayarannya adalah tanggal 31 Agustus 2012
dengan pajak terutang sebesar Rp. 1.000.000,- (seratus ribu rupiah).
Ditanya:
Jawab:
Pajak terutang yang harus dibayar pada tanggal 1 September 2012 adalah:
= Rp. 1.020.000,-
Pajak terutang yang harus dibayar pada tanggal 1 September 2012 adalah:
= Rp. 1.040.000,-
Diketahui:
- Pagar sepanjang 120 m dan tinggi rata-rata pagar 1,5 m dengan nilai jual Rp.
1.750.000,00/m2
Ditanya:
Jawab:
NJOP Bumi :
NJOP Bangunan :
Contoh Soal ke 4
Diketahui:
Seorang Wajib Pajak mempunyai dua Objek Pajak berupa bumi dan bangunan
masing-masing di Desa A dan di Desa B dengan nilai sebagai berikut :
a. Desa A
b. Desa B
Ditanya:
Jawab:
a. Desa A
NJOPTKP = Rp 10.000.000,00
b. Desa B
Untuk Objek Pajak di Desa B, tidak diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena
Pajak sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh jutarupiah), karena Nilai Jual Objek
Pajak Tidak Kena Pajak telah diberikan untuk Objek Pajak yang berada di Desa
A.
3. Hal Lain terkait Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Hal Lain terkait Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan terdapat
pada Pasal 82-84 Undang-Undang PDRD, Pasal 82 Undang-Undang PDRD
menyatakan bahwa
b. Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan objek
pajak pada tanggal 1 Januari.
c. Tempat pajak yang terutang adalah di wilayah daerah yang meliputi letak objek
pajak.
b. SPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar, dan
lengkap serta ditandatangani dan disampaikan kepada Kepala Daerah yang
wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari kerja setelah tanggal diterimanya SPOP oleh Subjek Pajak.
a. Masa Pajak berlaku untuk jenis Pajak yang dibayar sendiri berdasarkan
penghitungan oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(2) dan ayat (4 )
C. LATIHAN SOAL
6. Pak Uqi, pengusaha Duren yang masuk kategori Wajib Pajak. seorang WP memiliki
sebuah rumah diperumahan dengan luas tanah dan bangunan 150/200 dimana
berdasarkan NJOP nya Rp 5.000.000,- dan untuk bangunan Rp 4.000.000,- maka
Berapa PBB yang harus dibayar jika tarif PBB adalah 0.1 %?
7. Pak Rifkhan, peternak sapi terkenal yang masuk kategori Wajib Pajak. seorang WP
memiliki memiliki dua objek pajak berupa bumi dan bangunan dengan nilai sebagai
berikut : objek 1 NJOP bumi Rp 100.000.000,- , NJOP bangunan Rp 150.000.000,-
objek II NJOP bumi Rp 200.000.000,- NJOP bangunan Rp 160.000.000,- Hitunglah
Berapa PBB yang harus dibayar jika tarif PBB adalah 0.1 % ?
D. DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Nini. 2016 Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Soppeng. Skripsi
Program Sarjana S1 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makasar. Agustus
2016
Budiman, Arief. 2002. Pedoman Membangun Gedung Walet. Jakarta: PT Agro Media
Pustaka. hlm. 1
Indonesia. Peraturan Daerah Walikota Mataram tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan. Perwalkot No 7 Tahun 2012.
Indonesia. Peraturan Bupati Demak tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan (PBB P-2). Perbup No 26 Tahun 2012.
Perpajakan dot id. Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
http://128.199.161.230/ilustrasi-kasus/read/41.19. diunduh tanggal 26 Juli 2021
Samudra, Azhari Aziz. 2016. Perpajakan di Indonesia Keuangan, Pajak dan Retribusi
Daerah. Jakarta:Penerbit Rajawali Pers,
Siahaan, Marihot P. 2013. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta:Rajawali Press.