Kesimpulan & Saran
Kesimpulan & Saran
5.1 Kesimpulan
sesuai dengan konsep keberlanjutan dengan pendekatan triple-p bottom line. Hal ini
terlihat jelas dalam visi dan misi yang dibuat oleh Bapak Hanggara dimana di dalam visi
dan misi tersebut telah mencakup dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial. Visi dan misi
yang telah mengandung konsep keberlanjutan ini pun telah berhasil dilembagakan dari
top management sampai dengan level staff perusahaan. Hal ini terlihat jelas dengan
adanya masing-masing peran mereka dalam mencapai visi utama perusahaan. Visi dan
menjadikan elemen konsep institusionalisasi bersifat normatif. Visi dan misi perusahaan
ini pun telah menjadi dasar top management dalam membuat kebijakan-kebijakan yang
berupa Standart Operating Prosedur (SOP). Pembuatan SOP perusahaan telah mengacu
pada standart internasional yang dimiliki perusahaan seperti ISO 14001 tentang
manajemen lingkungan, ISO 45001 tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan
ISO 9001 tentang sistem manajemen mutu perushaan. Hal ini menunjukkan bahwa top
perusahaan. Pelembagaan SOP PT. Kimia Konstruksi Indonesia dinilai masih belum
efektif karena masih ada beberapa staff yang belum mematuhi SOP yang berlaku. Hal ini
dapat membuat adanya deisntitusionalisasi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan
membuat strategi untuk mengurangi deinstitusionalisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara evaluasi dan repetisi atas semua tahapan atau proses yang dilakukan perusahaan.
Pengawasan yang rutin dan intens dari middle management dan top management juga
diperlukan agar strategi untuk mengurangi deinstitusionalisasi ini dapat berjalan dengan
baik.
perusahaan. Hal ini tergambar dalam pengetahuan beliau dalam memahami bagaimana
detail operasional PT. Kimia Konstruksi Indonesia. Kepemilikan manajerial yang kuat
ini pun membuat adanya tuntutan yang tinggi yang harus dicapai oleh masing-masing
divisi. Hal ini karena Bapak Hanggara selaku pemegang saham dan direktur operasional
akan merasakan secara langsung resiko yang akan terjadi dari pengambilan keputusan
perusahaan masih pada dimensi ekonomi, yaitu dengan meningkatkan profit setinggi-
tingginya. Namun dimensi lingkungan dan sosial turut diperhatikan karena apabila