Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ MENINGKATKAN KESADARAN GENERASI MUDA TERHADAP NILAI YANG


TERKANDUNG PADA PANCASILA DI ERA GLOALISASI”

Disusun Oleh :

MELLY MARDIANA

NIM. 234015

Dosen Pengampu : Danel Aditya Situngkir, S.H.,M.H.

JURUSAN SASTRA INGGRIS


2024
KATA PENGANTAR

Puji Dan Syukur Saya Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Yang Telah Melimpahkan
Rahmat Dan Hidayah-Nya, Sehingga Makalah Dengan Judul ““ MENINGKATKAN
KESADARAN GENERASI MUDA TERHADAP NILAI YANG TERKANDUNG PADA
PANCASILA DI ERA GLOALISASI”” Ini Dapat Diselesaikan Dengan Baik.

Makalah Ini Saya Buat Dengan Tujuan Untuk Memberikan Gambaran Mengenai Maha Esa
Yang Telah Melimpahkan Rahmat Dan Hidayah-Nya, Sehingga Makalah Dengan Judul ““
MENINGKATKAN KESADARAN GENERASI MUDA TERHADAP NILAI YANG
TERKANDUNG PADA PANCASILA DI ERA GLOALISASI”. Hal Ini Sangat Bermanfaat
Untuk Melengkapi Pengetahuan Mahasiswa Agar Mampu Mengatasi Konflik Yang Mungkin
Terjadi, Baik Konflik Secara Personal Atau Interpersonal Dalam Dunia Kerja.

Meskipun upaya semaksimal sudah dilakukan dalam penyusunan makalah ini, namun saya
menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang ditemukan. oleh karena itu, saya
mohon adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna melengkapi makalah ini.

Padang, Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
a. Implementasi Nilai-nilai pancasila.......................................................................................3
b. Pemicu lemahnya kesadaran generasi muda terhadap pancasila..........................................5
d. Peran Pancasila dalam Menumbuhkan Semangat Nasionalisme pada Generasi Muda........6
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai-nilai Pancasila adalah keadilan, demokrasi, persatuan, ketuhanan, dan kemanusiaan.
Kelima nilai ini semuanya menunjuk pada tujuan yang sama sebagai satu kesatuan yang
kohesif. Negara asing dapat menggunakan dan mengakui asas Pancasila yang bersifat
universal, obyektif, dan melambangkan ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Seperti halnya ideologi-ideologi lain di dunia, pancasila merupakan produk refleksi
atau pemikiran seseorang atau sekelompok orang; Namun, berbeda dengan ideologi lainnya,
pancasila didasarkan pada nilai-nilai agama, budaya, dan tradisional. Sebagaimana diketahui,
banyak generasi muda saat ini yang kurang bermoral akibat berbagai permasalahan, antara
lain dampak globalisasi, lingkungan hidup, penyalahgunaan teknologi, penggunaan narkoba,
dan hal-hal buruk lainnya. Situasi seperti ini cukup baik (Hidayat & Dewi, 2021).
Dalam setiap masyarakat, prinsip pancasila perlu ditanamkan sejak dini. Pendidikan dasar
adalah salah satu cara untuk mencapai hal ini. Hal ini dilakukan karena cita-cita bangsa
Indonesia tertuang dalam nilai-nilai Pancasila dan harus dijunjung tinggi serta dikejar.
Penanaman cita-cita pancasila sejak usia muda sangat penting untuk keberhasilan integrasi
masyarakat Indonesia ke dalam masyarakat, mengingat negara ini memiliki keragaman etnis,
ras, agama, dan sosial ekonomi. Namun seiring berjalannya waktu dan kita memasuki masa
globalisasi, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi maju dengan pesat, maka prinsip-prinsip
Pancasila mulai memudar dalam segala tindakan yang dilakukan setiap warga negara
(Regiani & Dewi, 2021).
Perlu diketahui, banyak sekali pelajar dan generasi muda saat ini yang akhlaknya dirusak
oleh berbagai faktor yang berdampak pada dirinya, seperti dampak negatif globalisasi,
pertemanan, media elektronik yang semakin canggih, narkoba, minuman keras, dan hal-hal
tidak menyenangkan lainnya. Mengingat mereka mewakili generasi penerus bangsa
Indonesia dan akan meneruskan kesulitan generasi tua dalam membangun bangsa, maka
keadaan ini sangat memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian khusus. Namun moralitas
dan karakter mereka sudah terkompromikan sebelum waktunya tiba bagi mereka untuk
mengambil bagian dalam pembangunan negeri ini. Wajar jika generasi amoral yang
membangun negeri ini tidak akan maju. Oleh karena itu, kemajuan diperlukan untuk

1
memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati kebaikan untuk itu perlu
pembenahan-pembenahan agar generasi penerus yang mendatang memiliki akhlak dan moral
yang baik (Asmaroini, 2016).

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pancasila saat ini ?
b. Bagaimana karakteristik generasi muda ?
c. Bagaimana degradasi moral di era globalisasi ?
d. Bagaimana peran Pancasila pada generasi muda ?

C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui Pancasila saat ini
b. Menentukan karakteristik generasi muda
c. Untuk degradasi moral di era globalisasi
d. Untuk peran Pancasila pada generasi muda

2
BAB II
PEMBAHASAN

a. Implementasi Nilai-nilai pancasila


Penerapan sila-sila Pancasila tidak mengenal batas waktu dan sampai saat ini mengingat
bangsa Indonesia mempunyai tempat tersendiri atau unik, namun lambat laun cita-cita
Pancasila mulai muncul dalam penerapannya. Di sini, khususnya generasi muda, kita harus
mampu mengkomunikasikan dan menjunjung tinggi cita-cita Pancasila. Maka Pancasila akan
bangkit dari keadaannya saat ini dan menjelma menjadi jiwa nasionalis. Dengan
memperingati hari-hari Pancasila seperti kesucian Pancasila dan hari lahirnya maka salah
satu cita-cita Pancasila dapat tercapai. Masyarakat dapat mengingat tantangan sejarah yang
dihadapi negara ini dengan cara ini, berapa pun usia mereka. agar ia dapat kembali
merasakan rasa kebangsaan dalam hidupnya (Maola & Dewi, 2021).

Pancasila mengandung komitmen yang mampu mempersatukan dan menjaga keutuhan


bangsa dari segala perbedaan yang ada, termasuk suku, ras, suku, dan agama yang dianggap
peka terhadap kesetaraan, maka pada dasarnya Pancasila merupakan kerangka yang kuat
untuk memberi makna pada bangsa. konsep kewarganegaraan. Sebagai ideologi nasional,
pancasila dapat membantu menghilangkan kesalahpahaman terhadap masyarakat baik secara
individu, kolektif, etnis, dan agama. di bawah semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang
menjadi landasan penyatuan masyarakat dan akhirnya perpecahan menjadi bangsa Indonesia.
Sebagai falsafah nasional, pancasila mencakup seluruh pandangan, aspirasi, keyakinan, dan
nilai-nilai bangsa Indonesia yang wajib ditanamkan setiap orang dalam kehidupan sehari-
hari, baik di tingkat lokal, nasional, maupun negara (Aulia & Dewi, 2022).

Dasar negara kesatuan adalah Pancasila (NKRI). Melalui upaya pendidikan, Pancasila
juga harus ditanamkan secara baik kepada generasi muda bangsa (Rajasa, 2007). Setiap
negara berkepentingan untuk melestarikan budaya luhurnya. Warisan budaya sehingga
memerlukan banyak pekerjaan. Pendidikan Pancasila digunakan untuk mencapai hal tersebut,
dan berlangsung di lingkungan pendidikan formal seperti sekolah. Pancasila mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat karena merupakan dasar negara. Segala tatanan kehidupan
nasional yang bertentangan dengan Pancasila, menurut definisinya, tidak konstitusional dan

3
harus dicabut. Oleh karena itu, berbangsa dan bernegara berarti melahirkan Pancasila sebagai
landasan filsafat nasional, dan karenanya (Pratama I & Najicha F, 2022).

Populasi yang sedang terbentuk sendiri disebut sebagai "generasi muda" dalam
terjemahannya. Istilah “generasi muda” terdiri dari dua kata majemuk: kata kedua
menggambarkan ciri sekelompok masyarakat yang masih dalam tahap awal kehidupan,
mewarisi cita-cita, dibebani hak dan kewajiban, serta dipengaruhi oleh generasi muda.
melalui kegiatan sosial dan kemasyarakatan sejak usia muda. Dengan demikian, dalam
kondisi seperti ini, pemuda suatu negara adalah warga negaranya di masa depan (Maulidina,
2019).

Kebudayaan asing berdampak pada masyarakat Indonesia, namun hanya jika mereka
mampu menyaring dan menyeleksi dengan baik hubungan dari perkembangan tersebut. Hal
ini dapat dicapai dengan menerapkan pandangan disiplin dalam kehidupan sehari-hari dan
dengan mempelajari teknologi sebagai alat pengajaran. Budaya barat yang positif harus
dihilangkan atau kita akan berperilaku bertentangan dengan norma-norma Indonesia—seperti
menjalani gaya hidup konsumtif, melakukan pergaulan bebas, mengonsumsi alkohol, dan
sebagainya. UUD 1945 dan Pancasila sebagai ideologi negara harus ditaati untuk menjadi
warga negara yang baik. Karena kita akan belajar bagaimana bertindak dan berpikir sesuai
dengan falsafah dari nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945.

Menurut Aleksius (2008), globalisasi berpotensi mengubah tatanan global yang


berdampak langsung pada perkembangan suatu negara. Salah satunya seperti yang telah
disebutkan, banyak dampak buruk yang menimpa Indonesia di era globalisasi saat ini, antara
lain gaya hidup konsumeris, pergaulan bebas, dan kemerosotan nilai-nilai luhur suatu bangsa.
Hal ini bahkan terjadi pada masyarakat Indonesia saat ini karena banyaknya salah satu
dampak globalisasi adalah budaya asing yang bertentangan dengan cita-cita Pancasila karena
banyak masyarakat yang tidak mampu melihat makna nilai-nilai Pancasila akibat dampak
buruk dari globalisasi. globalisasi. Dengan demikian, risiko yang bisa timbul akibat dampak
buruknya (Fahira & Dewi, 2022).

4
b. Pemicu lemahnya kesadaran generasi muda terhadap pancasila
Terlihat dari minimnya kesadaran generasi muda terhadap nilai-nilai budaya, rasa
nasionalisme dan kebangsaan semakin merosot di masa globalisasi kontemporer seiring
dengan rasa cinta tanah air. Bahkan mereka cenderung mengadopsi norma-norma budaya
barat, seperti lebih mengutamakan barang luar negeri dibandingkan barang dalam negeri. Hal
ini mungkin bisa dimaknai sebagai tanda memudarnya rasa nasionalisme generasi muda.
Menurut (Nurohmah et al., 2022) faktor penyebab melemahnya rasa nasionalisme dalam
berbangsa dan bernegara.

1) Faktor Internal Penyebab secara Internal adalah:


a. Keteladanan bagi elit kekuasaan dan telah menjadi sumber kekecewaan selama
beberapa generasi.
b. Perilaku keluarga terhadap anak yang tidak mencerminkan nasionalisme atau
patriotisme. Oleh karena itu, ditiru secara turun-temurun.
c. Pelaksanaan demokratisasi yang tidak mempertimbangkan aspek etika dan sopan
santun, yang sebenarnya terjadi adalah demonstrasi yang berujung pada frustasi dan
hilangnya optimisme di kalangan anak muda, malas, egois, sukarela, yang sifatnya
hanya emosional.
d. Indonesia tidak kompetitif karena mundur dibandingkan negara lain.
e. Munculnya adat, atau etnosentrisme, yang hanya dianggap sempurna oleh suku
mereka.
2) Faktor Eksternal Ditinjau dari faktor eksternal penyebabnya adalah:
a. Arus globalisasi yang tak henti-hentinya mempengaruhi moral bangsa
b. Pengaruh liberalisme Barat dengan mudah merasuki gaya hidup masyarakat
Indonesia
c. Hilangnya kecintaan terhadap produk lokal sendiri.

Lemahnya rasa nasionalisme generasi muda terhadap bangsa Indonesia dipicu oleh dua
persoalan tersebut. Hal di atas memberikan gambaran betapa nasionalisme dan negara
terkena dampak secara tidak langsung, dan jika dampak ini dibiarkan terus-menerus maka
akan membawa akibat yang sangat buruk, seperti hilangnya rasa bakti nasionalisme terhadap
bangsa dan negara.

5
Generasi muda harus mengakui bahwa merekalah yang merupakan kesempatan paling
realistis bagi bangsa ini untuk membangun warisan. Negara-negara generasi masa depan
harus ditempatkan secara strategis untuk mengukur maju atau mundurnya arus nasional.
Generasi mendatang memiliki tanggung jawab dan tujuan yang harus diselesaikan. Ini
menyiratkan bahwa Anda harus memiliki kemampuan beradaptasi. Setiap warga negara
mempunyai kedudukan. Mengingat hal ini, kita harus bekerja untuk menjadi lebih baik.
(Tirtoni, 2022).

d. Peran Pancasila dalam Menumbuhkan Semangat Nasionalisme pada


Generasi Muda
Mewujudkan jiwa atau kepribadian dalam pembentukan jiwa merupakan contoh
bagaimana nasionalisme harus ditumbuhkan dalam dunia pendidikan. Generasi penerus
bangsa Indonesia akan memiliki moral yang lebih kuat jika nasionalisme ditanamkan dalam
diri mereka sejak dini (Kansil, 2011). memajukan nasionalisme dan memperkuat identitas
nasional pada semua kelompok umur. Sehubungan dengan terwujudnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang kuat dan kokoh berkepribadian, Negara berupaya memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa. Menyediakan konten yang relevan dapat membantu
menumbuhkan rasa nasionalisme dan pengembangan karakter pada generasi muda, yang
membutuhkan infrastruktur untuk mendukung dan melengkapi pengajaran berbasis sekolah.
Generasi yang produktif, yaitu mereka yang berusia antara 18 dan 36 tahun. generasi
yang sangat menentukan kesejahteraan bangsa dan negara. Namun hidup di zaman yang
serba mekanis dan maju secara teknologi ini cenderung membuat masyarakat sangat rentan
terhadap pengaruh luar. Ini adalah poin penting bagi siapa pun yang datang setelah Anda.
Cita-cita besar yang terdapat dalam Pancasila, seperti semangat kebersamaan, gotong royong,
percaya diri, dan lain sebagainya, diharapkan akan tetap melekat pada generasi ini. Pada
dasarnya pancasila perlu dijunjung dan dimanfaatkan. Untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang bertentangan dengan Pancasila, generasi milenial perlu menjadi pemimpin dan menjaga
cita-citanya. Mengingat lintasan negara ini juga demikian (Dzauharoh & Saputra, 2023).
Rasa nasionalisme dan patriotrisme ini sangat penting dalam pembangunan bangsa
indonesia dan seluruh bangsa berjuang untuk jati dirinya dan kepercayaan diri sebagai negara
yang layak. Identitas nasional dan kesadaran diri hal ini ialah keunggulan yang ampuh dalam

6
mengatasi tantangan dan hambatan di masa globalisasi saat ini. Adapun staregi yang bisa
diterapkan adalah :
1. Penguatan peran lembaga sosial dalam berkonstribusi terhadap pembangunan
semangat nasionalisme dan patriotrisme tepatnya pada generasi muda contohnya
seperti gerakan pramuka.
2. Memperkuat jiwa nasionalis dan patriotik bangsa Indonesia daerah yang dianggap
strategis untuk kepentingan nasional.
3. Memperkuat jiwa nasionalis dan patriotik rakyat indonesia di daerah yang rawan
pangan dan rawan bencana.
4. Meningkatkan pengenalan dari anggota serta sekelompok masyarakat dalam
pelestarian serta pengembangan cagar budaya nasional.
Menurut Dodi (2021) Adapun,beberapa poin untuk menumbuhkan nilai kesadaran
Pancasila di kalangan generasi muda yaitu.
a) Agar Pancasila dapat dimanfaatkan sebagai landasan bangsa dan pedoman hidup, maka
generasi muda harus menyadari akan maknanya. Hanya dengan cara itulah mereka
mampu melestarikan dan menyaring sila-sila Pancasila. nilai-nilai nasional Indonesia,
baik budaya maupun lokal. Pancasila dapat menjadi pedoman hidup berperilaku positif.
b) Kemampuan generasi muda untuk menyesuaikan diri dengan dunia yang berkembang
dengan pesat. Sejarah menunjukkan bahwa sejumlah besar peradaban telah lenyap dari
muka bumi karena ketidakmampuan mereka beradaptasi terhadap perubahan keadaan.
Dengan demikian, seseorang dapat dikatakan unggul bila mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan dunia luar serta perubahan peluang yang ada saat ini.
c) Kemampuan generasi muda dalam mengkoordinasikan dan menjunjung tinggi hubungan
antar unsur yang merupakan komponen penumbuhan nilai kesadaran Pancasila bagi
generasi muda tercipta ketika berbagai unsur hadir secara terpadu dan berfungsi secara
berkesinambungan. Fenomena ini dikenal sebagai gaya sentripental.
d) Karena gerakan masyarakat dan para pemimpin terus mengembangkannya, generasi
muda perlu sesekali berbagi harapan akan perubahan. Jika kesetaraan sejarah menjadi
dasar terbentuknya bangsa kita, maka seharusnya hal tersebut mampu menunjang
aspirasi, tujuan, dan pandangan hidup generasi penerus bangsa Indonesia saat ini.

7
Ada banyak dampak buruk globalisasi di zaman kita saat ini. Misalnya, makna nenek
moyang bangsa sudah hilang. Misalnya, banyak sekali budaya asing yang masuk ke bangsa
ini tanpa filter mengenai aspek baik dan buruknya untuk ditiru. Bahaya yang terkait dengan
dampak buruk globalisasi terhadap identitas suatu bangsa atau masyarakat sangatlah besar
dan tidak dapat dianggap remeh. Pengaruh negatif dari luar secara bertahap dapat mengubah
sifat masyarakat karena pengaruh tersebut terlihat jelas di negara kita (Tirtoni, 2022)
Globalisasi menurut (Puspita Ratri & Najicha, 2022) memiliki dampak positif dan
negatif dalam kehidupan masyarakat yaitu:
1. Dampak Positif
a. Sikap dan Nilai Nilai-nilai dan sikap masyarakat berubah dari irasional
menjadi rasional akibat globalisasi budaya. Hal ini diwujudkan dengan
tumbuhnya etos kerja yang kuat, keinginan bekerja keras, disiplin, mandiri,
rasional, sportivitas, dan sifat-sifat lainnya. Hal ini disebabkan persaingan di
segala bidang semakin ketat pada era globalisasi.
b. Pengalaman Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi memudahkan dalam menjalankan aktivitas sehari-
hari dan mengangkat mentalitas masyarakat. Selain itu, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah membuat kehidupan sosial ekonomi menjadi
lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga mampu menghasilkan barang-
barang dalam negeri yang berkualitas tinggi dan mampu menyaingi barang-
barang produksi negara lain di pasar dunia.
c. Meningkatkan Kualitas Hidup. Prospek lapangan kerja bagi masyarakat akan
meningkat seiring dengan tumbuhnya industri yang menghasilkan beragam
teknologi, termasuk peralatan komunikasi dan transportasi. Akibatnya, tingkat
pengangguran bisa menurun dan standar hidup bisa meningkat.
2. Dampak Negatif
a. Perilaku Konsumtif Banyaknya barang yang dihasilkan oleh pesatnya
perkembangan industri membuat masyarakat menjadi semakin tertarik
untuk mengkonsumsinya karena banyaknya pilihan. Namun, hal ini
menjadikan masyarakat berperilaku konsumtif karena membeli barang

8
yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehingga terjadi
pemborosan.
b. Individualisme yang tinggi Dengan adanya kemajuan teknologi dan
informasi memudahkan setiap masyarakat dalam beraktivitas, namun
dengan adanya kemudahan tersebut masyarakat cenderung merasa tidak
membutuhkan orang lain sehinggga menjadikannya kurang
bersosialisasi dan tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya. Dengan
demikian hal ini dapat membentuk 29 masyarakat menjadi
individualistik.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan Banyak masyarakat Indonesia yang
menyukai budaya barat tanpa menyaringnya, karena menganggap lebih
modern di banding budaya sendiri. Padahal tidak semua budaya barat
patut untuk ditiru oleh masyarakat Indonesia. Hal ini bisa melunturkan
rasa cinta dan bangga terhadap budaya asli Indonesia.
d. Kesenjangan Sosial Timbulnya kesenjangan sosial di masyarakat akibat
adanya perbedaan kemampuan masyarakat dalam mengikuti arus
globalisasi, sehingga terdapat jurang pemisah antar masyarakat

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara seperti Indonesia, masih mengalami dan tumbuh dari tren globalisasi saat ini.
Dampak globalisasi semakin besar akibat masuknya berbagai budaya asing, namun
masyarakat dengan sendirinya akan menyesuaikan diri apabila mampu melestarikan
Pancasila dan asas-asasnya. diwariskan dari generasi tua kepada generasi muda agar dapat
tumbuh, terlindung, dan matang menjadi generasi yang tulus mencintai Indonesia dalam
segala keadaan. Salah satu nilai-nilai Pancasila yang harus bisa ditanamkan oleh generasi
muda adalah menikmati dan memanfaatkan barang-barang hasil karya lokal. negara sendiri.
Intinya, generasi penerus bangsa mempunyai kunci untuk menjadi pelaksana, pengambil
keputusan, dan pewaris bangsa.
B. Saran
Berdasarkan hasil diskusi tersebut, penulis memberikan masukan kepada seluruh
pemangku kepentingan, khususnya generasi muda, untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang Negara Indonesia, mengingat potensi mereka dalam memajukan perjuangan
dan kemajuan bangsa di masa depan. Selain itu, penulis memberikan arahan kepada
pemerintah dan masyarakat bagaimana bekerja sama untuk memajukan nasionalisme di
kalangan generasi muda masa kini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asmaroini, A. P. (2016). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Siswa Di Era Globalisasi.


Citizenship Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 4(2), 440.
https://doi.org/10.25273/citizenship.v4i2.1077
Aulia, A. S., & Dewi, D. A. (2022). Peran Pancasila dalam Menumbuhkan Kesadaran
Nasionalisme dan Patriotisme Generasi Muda di Era Globalisasi. Journal on Education,
4(4), 1097–1102. https://doi.org/10.31004/joe.v4i4.514
Dzauharoh, S., & Saputra, G. W. (2023). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi
Milenial di Era Modern. Public Administration And Development Journal, 1(1), 34–39.
https://doi.org/10.59223/padj.v1i1.10
Fahira, H., & Dewi, D. A. (2022). Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila di Era Globalisasi pada
Generasi Muda dengan Mempertahankan Sikap Nasionalisme. 6, 10780–10784.
Hidayat, A. S. N., & Dewi, D. A. (2021). Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda Terhadap
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Di Era Globalisasi. Journal of Education, Psychology,
and Counseling, 3(Nomer 1), 50–57.
Maola, P. S., & Dewi, D. A. (2021). Membangkitkan Sikap Nasionalisme Bagi Generasi Muda
Melalui Implementasi Pendidikan Nilai-Nilai Pancasila. Jurnal Pendidikan Dan
Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda), 4(3), 248–253.
https://doi.org/10.55215/jppguseda.v4i3.4768
Maulidina, H. (2019). No Title‫س‬. ペインクリニック学会治療指針2, 2(2), 1–13.
Nurohmah, W., Dinie, &, & Dewi, A. (2022). Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Era Globalisasi.
Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), 1045–1049.
Pratama I, M., & Najicha F. (2022). Meningkatkan Kesadaran Bela Negara Pada Setiap Individu
Dengan Nilai-Nilai Pancasila Pada Era Globalisasi Saat Ini. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1),
1404.
Puspita Ratri, E., & Najicha, F. U. (2022). Urgensi Pancasila Dalam Menanamkan Jiwa
Nasionalisme Pada Generasi Muda Di Era Globalisasi. Jurnal Global Citizen : Jurnal
Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 11(1), 25–33.
https://doi.org/10.33061/jgz.v11i1.7455

11
Regiani, E., & Dewi, D. A. (2021). Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
Masyarakat Di Era Globalisasi. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 30–38.
https://doi.org/10.31316/jk.v5i1.1402
Tirtoni, F. (2022). Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Karakter Dasar Generasi Muda. Inventa, 6(2),
210–224. https://doi.org/10.36456/inventa.6.2.a6237

12

Anda mungkin juga menyukai