Anda di halaman 1dari 9

PERANAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS) DALAM

MEMBERIKAN PEMBERDAYAAN TERHADAP PELAKU USAHA


MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) MELALUI PERMODALAN
BMT DENGAN TUJUAN MENANGGULANGI KEMISKINAN (STUDI
KASUS BMT KOTA PADANG)

AMANDA NATHANIA
Universitas Cendekia Abditama
Amandanathania208@gmail.com

Abstract:
Sharia microfinance institutions are non-bank financial institutions that use
sharia principles which were established to help the economy of small
communities by providing capital to micro, small and medium enterprises which
can overcome poverty, one of the institutions is Baitut Wat Wamwil (BMT ). The
purpose of this research is to determine the role of LKMS in providing
empowerment to small communities. This research uses the literature study
method, namely by collecting data and then reviewing it again. After the research,
LKMS is one of the government's efforts to overcome poverty.
Keywords: sharia microfinance, BMT, capital,

Abstrak:
Lembaga keuangan mikro syariah adalah suatu Lembaga keuangan non bank yang
menggunakan prinsip syariah yang didirikan untuk membantu perekonomian
Masyarakat kecil dengan cara memberikan modal kepada pelaku usaha mikro
kecil dan menengah yang mana dapat menanggulangi dari kemiskinan, salah satu
lembaganya yaitu Baitut Wat Wamwil (BMT). Tujuan dilakukannya penelitian ini
untuk mengetahui peran LKMS dalam memberikan pemberdayaan terhadap
Masyarakat kecil, penelitian ini menggunakan metode studi Pustaka yaitu dengan
cara mengumpulkan data lalu di kaji Kembali, setelah dilakukannya penelitian
LKMS merupakan salah satu Upaya pemerintah dalam menanggulangi
kemiskinan
Kata kunci : Lembaga keuangan syariah, BMT, Permodalan
Pendahuluan
Di dalam agama islam kita telah di ajarkan bahwa dengan berusaha maka
akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik baik di dunia maupun di akhirat,
islam juga dikatakan sebagai agama yang pemberdayaan, yang mana berupaya
untiuk memperdayakan umatmya baik dalam kebutuhan di dunia maupun di
akhirat, dalam memperolehnya bisa di upayakan melalui Gerakan atau melakukan
perubahan dalam kekuatan prmbebasan terutama dalam ketertinggalannya dan
ketertindasannya ekomomi.
Persoalan mengenai perekonomian merupakan suatu kajian yang selalu di
perbincangan di seluruh dunia, beberapa negara di dunia ini banyak yang
melakukan pendekatam dengan ekonomi konvesional (kapitalis dan sosialis),
tetapi kedua asas siste, perekonomian tersebut tidak mampu menjwab
problematika ekonomi yanf dihadapi, karna terdapatnya kesenjangan dalam
kehidupan dan aktivitas perekonomian, seperti tidak meratanya terhadap
pendistribusian pendapatan dalam Masyarakat sehingga menimbulkan
kepincangan dan rasa ketidakadilan, maka dari itu system ekonomi islam hadir
sebagai Solusi dalam pembentukan ekonomi rakyat sehingga berdirinya Lembaga
keuangan mikro syariah sehingga dapat membantu Masyarakat kecil dalam
membangun usahanya dengan cara memberikan pinjaman modal kepada pelaku
usaha kecil dan menengah
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah sutau unit usaha yang
yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha disemua sektor ekonomi,
berbagai Upaya terus dilakukan agar UMKM dapat dijadikan sebagai penggerak
roda perekonomian agar daoat menghadapi segala tantangan terkait dengan
keberadaannya yangf bersifat income gathering. Upaya ini dijalankan bertujuan
untuk menaikan pendapatan seperti usaha keluarga, usaha yang relatif masih
sederhana, dan tidak adanya pemisahan antara modal usaha dan kebutuhan pribadi
dan lain lain,
Adanya keterbatan akses terhadap sumber sumber pembiayaan yang di
alami oleh pelaku UMKM , yang mana akhirnya menyebabkan mereka
bergantung pada sumber sumber informal(rentenir), dengan kehadirannya lembga
keungan mikro syariah (LKM) dapat membantu memperdayakan dan
pengembangan UMKM. Hal ini di sebut sebagai salah satu indikator bahwa
keberadaan Lembaga keuangan syariah sesuai denga napa yang di butuhkan oleh
pelaku UMKM selama ini , yang mana biasanya membutuhkan pembiayaan
berupa modal sesuai dengan skala dan bersifat usaha kecil. Salah satu Lembaga
keungan mikro syariah yaitu BMT
Baitul wat tamwil (BMT) yaitu sebuah lembaga ekonomi rakyat yang
berusaha untuk mengembangkan usaha-usaha produktif dengan investasi dengan
system bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil bawah
dalam rangka pengentasan kemiskinan
Menurut Riyanto (2001: 57), permodalan adalah salah satu sumber daya
yang sangat penting bagi perusahaaan. Permodalan merupakan dana yang
digunakan untuk biaya operasional Perusahaan sehari hari, tanpa adanya
permodalan Perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan operasinya, tetapi
apabila terjadinya modal yang berlebihan maka akan menimbulkan dana yang
tidak produktif yang mana hal ini akan menimbulkan kerugian karena dana yang
tersedia tidak digunakann secara efektif dalam kegiatan periusahannya, dan
begitupun sebaliknya, apabila mengalami kurangnya dalam permodalan maka
akan menyebabkan kegagalan Perusahaan dalam menjalankan usahanya.

Kajian teori
1. Lembaga keungan
menurut Surat Keputusan Menteri keuangan Republik Indonesia
No. 792 Tahun 1990, Lembaga keuangan diberikan batasan sebagai
badan / lembaga yang kegiatanya dalam bidang keuangan, melakukan
penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat tertentu guna
membiayai investasi perusahaan. Menurut penjelasan Andri Soemitro
(2010: 29) bahwa Lembaga keuangan sebagai suatu perusahaan yang
kegiatan usahanya berkaitan dengan bidang keuangan. Kegiatan usaha
lembaga keuangan dapat berupa penghimpunan dana dan atau
penyaluran dana
2. Lembaga keuangan mikro syariah (LKMS)
Lembaga keungan mikro merupakan sebuah institusi profit motive
yang juga bersifat social motive, yang kegiatannya lebih bersifat kepada
community development yang berbasis syariah yang mana tanpa
mengesampingkan perann utamanya sebagai lembaga intermediasi
keuangan, LKMS juga melaksanakan kegiatan simpan pinjam,
pembiayaan mikro sendiri mengacu pada jasa keungan yang di berikan
kepada pengusaha kecil atau bisnis kecil, disamping memberikan pinjaman
msyarakat juga di tuntut untuk menabung terutama pada Masyarakat yang
berpernghasilan rendah

3. Baitul wal tamwil (BMT)


BMT dilihat dari fungsinya merupakan lembaga intermediasi keuangan
antara pemilik dana (surplus unit) dan peminjam (defisit unit). BMT
beroperasi berlandaskan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang pada intinya
menerapkan bahwa dana pada dasarnya merupakan salah satu alat produksi
untuk meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan kesejateraan
orangperorang. BMT tumbuh dari keinginan dan prakarsa masyarakat
sendiri, sehingga BMT merupakan salah satu jenis Kelompok Swadaya
Masyarakat yang bekerja dari, oleh dan untuk anggota. BMT sebagaimana
yang dipahami orang sebagai lembaga ekonomi kaum akar rumput, yang
dibentuk atas prakarsa dan swadaya masyarakat dengan segala kelebihan
dan kelemahannya,

4. Usaha masyarakat kecil dan menengah (UMKM)


UMKM adalah kegiatan usaha yang mana di jalankan oleh
perseorangan atau individu, rumah tangga atau badan usaha skala kecil.
UMKM biasanya digolongkan melalui pendapatan pertahun, jumlah
karyawan dan asset yang dimiliki. UMKM diatur dalam UU nomor 20
tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah. UMKM juga di
sebut bahwa tidaj hanya memberikan kontibusi yang besar pada PDB tiap
tahunnya. Tapi juga mamou memberikan lapanhgan kerja bagi Masyarakat
bahkan disaat adanya krisis pangan yang terjadi pada tahun 1998, maka
dari itu, Masyarakat menyebut bahwa UMKM merupakan penyelamat
bangsa di Tengah kondisi yang kelam

Metode penelitian
Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
penelitian dokumen attau studi pustaka, yaitu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan mempelajari dan mengkaji teori-teori dengan
berbagai dokumen terkait kepada LKMS dan UMKM dalam penanggulangan
kemiskinan. Penelitian dengan metode ini dilakukannya pengumpulan data dari
berbagai buku, jurnal, dan penelitian yang telah dilakukan. Bahan pustaka yang
diperoleh dari berbagai referensi kemuadian dianalisis secara kritis dan
dilakukannya penjabaran lebih lanjut untuk mendukung skala dan gagasan.
Hasil dan pembahasan
Upaya yang dilakukan pada program KJKS BMT dalam Pemberdayaan UMKM
di Kota Padang, yaitu dengan cara harus dilakukannya melalui tiga arah. Yaitu,
Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan sehingga potensi masyarakat
dapat berkembang (enabling), yang mana artinya adalah setiap manusia atau
setiap masyarakat harus memilki potensi, sehingga pada saat dilaksakannya
langkah pemberdayaan itu bisa mendorong dan membangkitakn kesadaran
masyarakat akan pentingnya mengembangkan potensipotensi yang telah dimiliki.
Kemudian dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh Masyarakat
(empowering). Langkah pemberdayaan diupayakan melalui aksi-aksi nyata yaitu
seperti pendidikan, pelatihan, peningakatan kesehatan, pemberian modal,
informasi, lapangan kerja, pasar serta sarana dan prasarana lainnya. Lalu dengan
cara Melindungi masyarakat (protection). Artinya, dalam pemberdayaan
masyarakat perlu di upayakan langkah-langkah yang perlu mencegah persaingan
secara tidak seimbang serta praktik eksploitasi yang kuat terhadap yang lemah,
melalui keberpihakan atau adanya aturan atau kesepakatan yang jelas dan tegas
untuk melindungi golongan yang lemah. Program KJKS BMT ini merupakan
salah upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Padang dalam rangka untuk
menekan angka kemiskinan, melalui lembaga simpan pinjam, diharapkan
masyarakat miskin bisa terbantu serta memiliki akses untuk penambahan modal
usaha memperlancar kegiatan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha mereka
hal ini akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan, selain itu juga untuk
memperlancar mobilitas penduduk, hal ini sesuai dengan tiga arah pemberdayaan
menurut Kartasasmita dalam Zubaedi yang mana Pemerintah Kota Padang ingin
memberdayakan pelaku UMKM yang mengalami kendala dengan modal usaha
mereka dengan memberikan pinjaman lunak melalui lembaga simpanan pinjam
KJKS BMT, hal ini diharapkan agar pelaku atau masyarakat yang menjadi
anggota KJKS dapat terdorong serta membangkitkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya dalam mengembangkan potensi-potensi yang telah dimiliki sehingga
produk-produk yang dimiliki oleh UMKM dapat bersaing dengan
perusahaanperusahan yang memiliki modal besar. Dari hasil temuan penelitian
yang dilakukan upaya Program KJKS BMT untuk pemberdayaan pelaku UMKM
di Kota Padang harus terlaksana dengan maksimal dan harus menyentuh seluruh
lapisan masyarakat dengan merancang dan mengelola seluruh potensi yang ada
ditengah-tengah masyarakat. KJKS BMT merupakan salah satu upaya
Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Kota Padang,
untuk itu kelembagaan KJKS BMT harus dikelola dengan profesional serta
dituntut kreatif dalam menciptakan berbagai program dan usaha-usaha koperasi.
Sejak dibentuk pada tahun 2010 sampai 2014 telah telah terdapat 104 KJKS yang
menyebar di setiap Kelurahan di Kota Padang yang bertujuan menurunkan garis
kemiskinan penduduk Kota padang namun tingkat penurunan disetiap tahunnya
tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan Penduduk
miskin di Kota Padang hal ini menggambarkan bahwa program KJKS BMT
kurang efektif menurunkan kemiskinan.Strategi koperasi jasa keuangan syariah
Arrahmah dalam menekan Tingkat Non Performing Financing (NPF) yaitu selalu
mematuhi SOP pengajuan pembiayaan yang telah ditetapkan perusahaan,
memberikan hadiah bagi anggota yang pembiayaannya lancar, sering melakukan
kunjungan ke anggota, melakukan binaan terhadap usaha anggota, dan sering
bersilaturrahmi dengan anggota. Strategi yang diterapkan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah Arrahmah sudah cukup efektif berdasarkan laporan keuangan KJKS
Arrahmah yaitu dari tahun 2006 tingkat NPF nya sebesar 3,3%, pada tahun 2007
sebesar 3%, dan pada tahun 2008 sebesar 2,3%.walaupun tidak terlalu signifikan
tetapi mengalami penurunan setiap tahunnya antara 0,3% hingga 0,7%.Peran
program Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal
Peran program Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil (KJKS
BMT) Dalam Membina UMKM Di Kota Padang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 bahwa
Koperasi baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha
berperanan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian
nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.Implementasi Program Salah satu faktor pendukung
tercapainya tujuan suatu program KJKS adalah pelaksanaannya. Apabila
pelaksanaan suatu program baik dan tepat sasaran, maka program tersebut dapat
memberikan dampak yang baik juga terhadap masyarakat. KJKS Mandiri
Sejahtera menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat dalam meningkatkan
pemberdayaan ekonomi, khususnya dikalangan usaha mikro dan kecil menengah,
mendorong kehidupan ekonomi syariah, serta meningkatkan semangat dan peran
serta anggota masyarakat dalam kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
Berdasarkan keputusan bersama tiga menteri dan Gubernur 2009 tentang Strategi
pengembangan lembaga keuangan mikro berbadan hukum, menyatakan bahwa
lembaga keuangan mikro yang belum berbadan hukum harus segera di bentuk atas
inisiatif pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat yang mengelola
dana-dana masyarakat harus ditransformasi menjadi lembaga keuangan mikro
berbadan hukum dalam bentuk Bank Pengkreditan Rakyat (BPR), BUMD/BUMK
atau Koperasi.Menindak lanjuti keputusan tiga menteri, Pemko Padang
mengeluarkan Perwako No. 15 Tahun 2010. Tentang program penanggulangan
kemiskinan melalui pengembangan koperasi jasa keuangan Syariah Baitul, Maal
Wat Tamwil (KJKS BMT) Padang Amanah Sejahtera. Perwako No. 15 di revisi
menjadi Perwako No. 13 Tahun 2014 tentang penanggulangan kemiskinan melalui
pengembangan KJKS BMT Kelurahan, dengan di kebunnya KMK Kelurahan
menjadi KJKS BMT Kelurahan akan mempetkuat keberadaan KJKS BMT dalam
membantu modal usaha bagi masyarakat miskin, serta dana Rp. 300 Juta tersebut
juga bisa jadi modal awal pendirian KJKS BMT. Wakil Walikota mengingatkan
sejak program transformasi KMK ke KJKS, timbul beberapa permasalahan di
masyarakat terkait dengan belum seluruhnya dana KMK di 50 Kelurahan
Ditransformasikan ke KJKS, di akibatkan gempa 2009 lalu, di mana
perekonomian masyarakat miskin semakin terpuruk tak mampu mengansur
hutang. Tujuan pelaksanaan Program Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul
Maal Wat Tamwil (KJKS BMT) adalah: untuk mendukung program Kredit Mikro
dan recovery ekonomi pasca gempa di kota Padang bagi penanggulangan
kemiskinan dan penciptaan kesempatan dan lapangan kerja bagi masyarakat
banyak. Dalam RPJP tahun 2014-2019 tertuang beberapa Program Unggulan
Walikota Padang diantaranya: Program penciptaan iklim usaha yang kondusif,
Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif bagi UMKM,
Program peningkatan produktivitas dan sistem pendukung usaha bagi Koperasi
dan UMKM, Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi, Program
Peningkatan dan Pengembangan Usaha Koperasi, dan Program peningkatan
kualitas kelembagaan lembaga keuangan mikro. Dilihat dari program-program
yang diungulkan Walikota Padang ini Pemerintah Kota Padang benar-benar
memberikan dukungan penuh dalam peningkatan lembaga KJKS sebagai salah
satu program untuk menekan angka kemiskinan di Kota Padang dengan
memberdayakan pelaku UMKM dengan lebih mendekatkan lagi akses
penambahan modal lewat lembaga simpan pinjam yang ada di 104 Kelurahan
yang menyebar di Kota Padang. Perkembangan warga miskin yang menerima
bantuan modal usaha melalui pembiayaan di KJKS masih kurang maksimal hal ini
bisa dilihat dari cakupan penerima dana KJKS belum memenuhi target realisasi
dari program yaitu minimal 70% dari keluarga miskin yang terdaftar dalam
database penduduk miskin,
Konteks program Program KJKS BMT dilaksanakan untuk pemberdayakan
ekonomi masyarakat
dengan memberikan bantuan berupa dana bergulir guna penambahan modal usaha
bagi UMKM yang mudah di akses oleh masyarakat Kelurahan dalam upaya
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan. KJKS BMT dapat mengurangi
kegiatan yang besifat ribawi dan rentenir ditengah-tengah masyarakat miskin yang
terdapat di Kota Padang.Pelaksanaan Peran Program KJKS BMT di Kota Padang
dari hasil penelitian dapat terlihat bahwa perencanaan program KJKS BMT adalah
salah satu upaya Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran
di Kota Padang. Terlaksananya Program KJKS BMT ini tentunya memerlukan
keseriusan dan dukungan dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun
masyarakat dalam semua tahapan proses penyelengaraan kegiatannya. Konteks
Program KJKS merupakan program percepatan penurunan kemiskinan, dari tahun
2010 sampai 2014 telah dibentuk 104 KJKS BMT di kota Padang terlaksananya
program dengan baik perlu adanya pembagian tugas serta sosialisasi yang baik
juga. Salah satu faktor pendukung tujuan program KJKS adalah pelaksanaan
program KJKS dengan baik, masih adanya masyarakat yang menganggap
program ini adalah uang pemerintah maka tidak masalah kalau pembiayaan yang
diberikan tidak dikembalikan lagi, hal ini akan menghambat perkembangan usaha
dari Program KJKS untuk itu di perlukan sosialisasi yang lebih baik lagi tentang
program ini. KJKS dipercaya untuk menjalankan program pengetasan kemiskinan
dan pemberdayaan perekonomian masyarakat bersama pemerintah. KJKS
merupakan salah satu langkah strategis yang ditempuh pemerintah Kota Padang
dalam upaya penanggulangan kemiskinan, dengan bekerjasama langsung dengan
masyarakat. KJKS diharapkan sebagai wadah pengembangan perekonomian
masyarakat Kelurahan yang miskin.Ada perbedaan dalam hal modal usaha, omzet
penjualan dan keuntungan UMK sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan
dari BMT At Taqwa Halmahera Kota Semarang khususnya yang menjadi
anggotanya. Dari variabel modal usaha, omzet penjualan dan keuntungan dalam
UMK sesudah memperoleh pembiayaan dari BMT At Taqwa Halmahera terbukti
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja UMK binaan BMT At Taqwa
Halmahera di Kota Semarang.

Penutup
Penulis telah memaparkan pembahasan tentang pemberdayaan ekonomi
masyarakat melalui Koperasi Jasa Keuangan Syariah Mandiri Baitul Maal Wat
Tamwil (KJKS BMT) dengan tujuan menanggulangi kemiskinan, ditinjau menurut
perspektif pemberdayaan ekonomi terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) , maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Program KJKS BMT untuk pemberdayaan UMKM di Kota Padang harus
dilaksanakan secara maksimal dan harus menyentuh seluruh lapisan
Masyarakat, dengan cara merancang dan mengelola seluruh potensi yang
ada ditengah-tengah masyarakat.
2. KJKS BMT merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan dan pengangguran di Kota Padang untuk itu kelembagaan
KJKS BMT harus dikelola dengan profesional serta dituntut kreatif dalam
menciptakan berbagai program dan usaha-usaha koperasi, melalui lembaga
simpan pinjam maka diharapkan masyarakat miskin bisa terbantu serta
memiliki akses untuk penambahan modal usaha.
3. KJKS merupakan organisasi terstruktur tokoh masyarakat, setiap unsur
yang ada di Kelurahan mempunyai tugas meningkatkan ekonomi
diwilayah mereka dengan bantuan penambahan modal usaha pembiayaan
yang dilakukan, semua unsur harus bersinergi, bekerja keras, jujur, iklas
karena itu merupakan kunci keberhasilan KJKS BMT ini bisa
berkembang. Namun selama ini masih ada terjadi perselisihan
mengakibatkan koordinasi yang terbangun kurang bagus dan menghambat
laju pertumbuhan dari KJKS bisa dilihat dari Cakupan warga miskin
penerima dana KJKS masih sangat sedikit mengisyaratkan bahwa kinerja
yang kurang efektif dari setiap unsur yang berada di KJKS.
4. Terlaksananya Program KJKS BMT ini tentunya memerlukan keseriusan
dan dukungan dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun
masyarakat dalam semua tahapan proses penyelengaraan kegiatannya. Hal
ini tidak terlepas dari pengawasan dan bimbingan dari berbagai pihak
yaknipemerintah setempat mulai dari Camat, lurah dan pemuka
masyarakat, Pengelola, satuan kerja, fasilitator serta masyarakat namun
temuan dilapangan selama ini masih ada terjadi perselisihan
mengakibatkan koordinasi yang terbangun kurang bagus dan menghambat
laju pertumbuhan dari KJKS.
Daftar pustaka

baskara, G. k. (2013). lembaga keuangan mikro di indonesia. jurnal buletin studi


ekonomi , VOL. 18 Nomor 2.
deti, s. (2017). pemberdayaan ekonomi umat melalui pembiayaan mikro syariah.
jurnal ekonomi islam, Vol. 5 Nomor 1.
Muhlis. (2020). Strategi manajemen risiko pemanfaatan teknologi pada lembaga
keuangan syariah era millenial dan covid 19. Ar-Ribh: Jurnal ekonomi
islam, Vol 3 Nomor 2.
Mulia, R. A. (2019). Peranan program koperasi jasa keuangan syariah baitulmaal
wat tamwil (KJKS BMT) dalam pemberdayaan pelaku usaha mikro kecil
menengah di kota padang. ensiklopedia social review, vol 1.
Muttalib, A. (2019). BMT dalam tinjauan historis menguak fungsi dan sejarah
perkembangannya . Econetica, Vol 1 Nomor 2.
Paramita, M. (2018). Peran lembaga keuangan mikro syariah terhadao pemenuhan
kebutuhan permodalan usaha mikro kecil dan menengah. jurnal syarikah,
72-82.
Tiris sudartono, I. G. (2022). kewirausahaan umkm di era digital. bandungwidinia
bhakti persada bandung.
widya gina, j. e. (n.d.). pembiayaan LKSM dalam peningkatan kesejahteraan
pelaku usaha mikro. jurnal Al-Muzara'ah, Vol. 3 Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai