Anda di halaman 1dari 2

Aku menutup bukuku setelah selesai ngerjain PR-PR sekolah buat besok.

Aku teringat, besok


tanggal 03 november, hari dimana aku dilahirkan, hari ultahku.
''Kuk..kurru..yuukk....'' kokokan ayam itu membangunkanku. Oh, ternyata sudah pagi. Tapi aku
merasa heran, karena sepi di kamarku. Kok gak ada yang ingat ultahku ya??

Aku sedikit kesal saat berjalan pergi ke sekolah, pasti deh teman-teman di sekolah, juga gak ada
yang inget!!

Nah, kan, emang gak ada yang inget. Mereka toh biasa-biasa aja hari ini.
''rida!! kenapa kamu bengong? ibu bertanya tadi kamu gak jawab?'' tegur bu Sri saat melihatku
melamun.
''Eh, iya bu. Ibu tadi emang mau nanya apa?''
''Tuh kan, kamu enggak mendengarkan penjelasan ibu dari tadi. Sekarang cepat ke depan kelas.
Berdiri sampai jam istirahat.'' jelas bu Sri dengan marah-marah.
''Iya, bu.'' jawabku lemas. 'Huh, di hari ultahku, bukannya hadiah kado yang kudapat, tapi hukuman'
batinku.

Setelah jam istirahat, aku langsung ke kantin dengan teman-teman.


''Maaf ya, Li, tadi kamu kena hukuman. Kamunya sih, bengong melulu di kelas tadi. Aku tadi udah
berusaha negur kamu saat bu Sinta bertanya. Eh, kamunya gak dengar-dengar sih!!'' ujar Vita
menjelaskan perihal aku kena hukuman tadi.
''Ya gak papalah, Vit. Itu mah emang salahnya aku, bengong.''
''Emangnya kamu lagi mikirin apa sih. Ampe dibawa-bawa ke kelas??''
''Kalau pun aku cerita, kamu juga gak bakal respons. Gini, kamu inget gak harini hari apa?''
''Ya hari kamislah, emangnya hari apa coba?? eh, tunggu-tunggu, aku inget. Ini kan hari final
pertandingan bola di kota kita. Untung kamu ngingetin. Kalau kamu mau, ajak deh, semua anggota
keluarga kamu ke rumahku malam ini, kita barengan nontonnya, ya'' ujar Vita dengan mata berbinar.
'tuh, kan. Dia gak inget'
''Iya, deh.'' ku jawab dengan lemas.

Tepat jam 6 malam, aku dan keluargaku sudah sampai di rumahnya Vita. Tapi aku heran, rumahnya
kok sepi, ya??
''Bu, kok rumahnya Vita gelap ya, bu? ada gak ya, orangnya?''
''coba deh, kamu pencet belnya. Mungkin lampu rumahnya lagi mati!''
''Ya deh, bu.'' ku langsung pencet. Lalu, tiba-tiba lampu di rumah itu menyala terang. Pintu terbuka.
Di dalamnya terpasang tulisan di dinding, ''HAPPY BIRTHDAY LIA'' dan kulihat banyak balon-balon,
dan dekorasi-dekorasi menarik ala ultah. Aku tersenyum senang.
''SURPRISE'' mereka langsung meneriakkan itu semua ketika aku masuk ke dalam rumah itu.

Lalu kulihat, Vita keluar dari arah dapur membawa kue ultah besar berangkakan 14 tahun.
''Waaww.. cantiknya. Aku kira kamu lupa ultahku.''
''Ya gaklah, masa aku lupa sama ultah sahabatku sendiri. Nih kadonya.'' sambilnya memberikan
sebungkus kado berpita merah.
''Thanks ya, Vit.'' sambilku memeluknya dengan erat-erat.
''Ayo dong, kita tiup lilinnya dan potong kuenya.'' ujar ibu.
Lalu kami bersama-sama menyanyikan lagu selamat ulang tahun, lalu ku tiup lilinnya. Dan
memotong kuenya tuk disantap beramai-ramai.
''Ye, Lia, tadi cemas ya, nggak dirayain! lemes-lemes gitu dianya'' sindir ibu.
''Yaa, ibu tau aja deh!''
''Tapi, Lia nggak boleh kecewa, lemes gitu dong, kalau emang gak dirayain. karena, kalau kita
punya rezeki kita boleh ngerayain. Kalau nggak, ya doa aja udah cukup kok...'' jelas ayah
menambahkan.
''Iya ayah, Lia kan selalu inget pesan ayah!! Lia akan jadi anak yang ceria walaupun ga dirayain
ultah, Swearrr, deh. Jawabku sambil menjulurkan lidah.
Ha... ha....haa...haaaa......

Semua yang ada di ruangan itu tertawa. Aku pun ikut tersenyum. Dengan ultah hari ini, membuatku
bertambah dewasa. Untuk menjalani hari-hari yang mulai menanjak ini. Aku harus tetap semangat
menjalani hidup walau apapun yang terjadi. Dan slalu mendekatkan diri pada Tuhan yang Maha
Esa. .
'Ultah yang sangat menggembirakan, aku.

Anda mungkin juga menyukai