Anda di halaman 1dari 4

Bukit Bintang

Bel pulang sekolah berbunyi, pelajaran Matematika yang sangat


membosankan akhirnya berakhir. Yap! Disetiap pelajaran itu aku hanya melihat
papan tulis, bapak guru mondar mandir, jam ditangan dan sesekali menguap,
parahnya aku bisa tertidur lelap tanpa sepengetahuan gurunya. Untungnya aku
duduk bersama Rio, dia pintar, tampan dan dia yang selalu membangunkanku
saat bapak guru berjalan ke arahku. Tapi sayangnya Rio cuek, dan gak bisa sama
sekali di ajak becanda, payah. Setauku sih dia banyak dikeceng anak perempuan
disekolah.
Shil, besok ulangan Matematika tuh, tadi kamu denger ga?.
HAH? Bab apa? Serius? Besok aku bisa apa, merhatiin aja engga apalagi nulis.
Engga denger, kan daritadi tidur. Bantuin dong, belajar bersama yuk.
Ayo, sekarang? Di rumah kamu ya.
Ayo. Asik! Haha.
Tanpa menunggu lama aku langsung menarik tas Rio. Diperjalanan menuju
rumahku seperti biasa, dia hanya diam dan tak lupa headset yang selalu
terpasang rapi ditelinganya. Sedangkan aku memilih untuk melanjutkan tidurku
dipelajaran Matematika. Sekitar 30 menit, akhirnya sampai dirumahku.
Shil, nyampe.
hhmm.. ohiya ayo masuk.
Didalam rumah hanya ada ibu dan mbak ina. Aku yakin ibu akan
membolehkanku mengajak Rio untuk belajar dirumah, ya! Seperti biasa.
Ibu, aku ajak Rio buat belajar dirumah nih, boleh ya? Besok aku ulangan.
Boleh, aduh kamu ini ngerepotin Rio mulu deh. Kayanya setiap ulangan kamu
pasti ngajak Rio buat belajar dirumah, iyakan Rio? Kali-kali kasih hadiah dong
Rionya.
Hehe, iya gpp bu.
Ih ibu ko gitu, Rionya aja ikhlas. Bilang ibu ngiri ga bisa belajar sama anak
pintar sekaligus tampan ini kan?haha.
Nah, itu kamu tau. Yaudah sana belajar.
Aku langsung mengajak Rio ke lantai 2, disana tempat kita biasa belajar
bersama. Rio langsung mengajariku, dia memperingatkanku untuk
memperhatikannya. Tumben, kali ini aku harus meminta Rio untuk mengajariku
berulang-ulang. Ternyata, bab ini bab yang paling sulit di kelas 2 ditambah
rumusnya yang banyak. Aku hampir nyerah, tapi Rio terus mengingatkanku
bahwa nilaiku harus bagus untuk menutup nilaiku yang jelek.
Tak terasa, sudah jam 5. Sayangnya Rio harus pulang, dan aku harus
belajar sendiri. Mana bisa aku belajar sendiri, yang ada aku malah tidur apalagi
cuaca diluar hujan. Akupun berjanji pada diriku. Jika aku lulus, aku akan memberi

hadiah kepada Rio, mungkin mengajak Rio nonton. Sebagai ucapan terima kasih,
dia sudah mau menjadi guru private setiap mau ulangan.
Beberapa menit kemudian ada sms masuk, entah ada angin apa ternyata
Rio yang mengirim sms itu.
JANGAN TIDUR! Minum kopi, tadi aku udah simpen didalem tas kamu kopinya.
Benar saja, dia sudah menyediakan kopinya dari tadi. Ah, Rio tau aja aku
berniat tidur sehabis dia pulang, huh. Tapi tumben, dia tidak biasanya seperti ini,
dasar Rio cowo aneh.
*bunyi alarm*
Siapa sih jam segini pasang alarm.
Tiba-tiba ada suara sms dari handphoneku, kurang kerjaan banget nih
orang. Ini kan jamnya tidur. Aku terus menggerutu didalam hati. Dan ternyata itu
sms dari Rio.
BANGUN! Jangan marah gara-gara alarmnya, cepet belajar
Aku bingung, harus jawab apa. Antara ngantuk, kesel, heran, seneng. Ah
campur aduk, ga kaya biasanya Rio seniat ini menyuhku belajar. Aku langsung
bergegas mencuci muka dan belajar. Untuk pertama kalinya aku rela bangun jam
segini untuk persiapan ulangan harian. Jam seginikan jam saat orang-orang
nyenyak tidur.
Sama seperti biasa, aku masuk kelas dengan perasaan riang dan langsung
duduk dimejaku, ternyata Rio sudah datang lebih awal. Dia mulai bertanya,
apakah aku menuruti semua seruhannya. Sepertinya dia bangga waktu aku
bilang, aku berhasil mengikuti suruhannya, ih Rio. Sebelum memulai ulangan,
Rio menyuruhku bedoa dan fokus saat mengerjakan soal. Sejak saat itu, kami
mulai sering mengobrol dan becanda. Kebiasaan tidur dikelaspun sudah mulai
berkurang, alhamdulillah.
Hari ini ulanganku diumumkan, semoga aku lulus! Sebelum guruku
membagikan hasilnya, dia mengeluh karena banyak sekali siswa yang tidak
lulus, dan harus remedial. Hanya 4 dari 25 siswa dikelasku yang berhasil lulus.
Aku mulai pesismis, bagaimana tidak, soal saat ulangan kemarin susah dan aku
hanya belajar satu malam. Guruku bilang, dia akan menyebutkan nama-nama
yang berhasil lulus.
Rio Putra Pratama, nilainya sempurna. 100. Selamat Rio.
Yang pertama, dan mendapat nilai sempurna seperti biasa Rio. Ah
memang anak itu pintar sekali, tak heran dia mendapatkan nilai sempurna.
Tiara Ayudhia Fitri.
Yang kedua, Tiara. Ini saingan berat Rio, dia pintar. Jadi sudah biasa dia
lulus setiap ulangan harian.
Ashilla Putri Permadi.
Yang ketiga, alhamdulillah. Yes! Akhirnya itu aku, aku bingung nyaris tak
percaya. Ini berkat Rio, aku langsung berterima kasih kepadanya.

Seperti niatku sebelumnya, aku akan memberikan Rio hadiah jika aku
lulus. Dan aku berniat untuk mengajak Rio nonton malam minggu ini, sekaligus
ada film baru yang sudah lama aku tunggu. Tanpa basa basi aku langsung
mengajak Rio, dan dia menyanggupinya. Yes!
Aku meminta Rio untuk menjemputku pas pukul 7. Aku sebelumnya sudah
meminta izin kepada ayah dan ibu untuk nonton malam ini, ayah dan ibu
mengizinkannya. Mereka sepertinya lega membiarkanku pergi bersama Rio. Tak
lupa, sebelum pergi Rio meminta izin kepada ayah dan ibu bilang kita pulang
terlambat.
Cuaca malam ini benar-benar bersahabat, bintang bertaburan, angin pun
tidak terlalu besar, sempurna! Sesampainya dibioskop, aku dan Rio langsung
mengantri membeli tiket dan tak lupa popcorn caramel sekaligus softdrink ikut
menemani kita menonton film. Benar-benar berbeda, tidak seperti biasa Rio yang
aku kenal. Ternyata dia orang yang asik diajak ngobrol karena pengetahuannya
memang luas.
Jam ditanganku sudah menunjukan pukul 22.30, sudah waktunya pulang.
Aku langsung mengajak Rio pulang, apalagi setiap malam minggu ulah para
genk motor membuat kita semakin resah. Tapi Rio malah menggunakan jalan
seperti biasa, ya! Ini bukan arah kerumahku. Terus dia mau mengajakku
kemana? Jelas ini bukan jalan kerumahku, apa mungkin dia lupa? Tapi aku kan
sering mengajaknya kerumahku. Saat aku bertanya apakah dia masih ingat jalan
kerumahku, dia hanya mengangguk tanpa berkata apapun. Saat aku bertanya
dia mengajakku kemana, dia hanya diam. Ih, Rio.
Aku bingung, takut, bercampur-campur jadi satu. Akhirnya, sampai
ditempat dengan pemandangan yang luas. Dari sini jelas terlihat banyaknya
bintang, bulan yang sinarnya terang. Romantis.
Ini tempat yang belum pernah aku datangi sebelumnya, akupun baru tahu
ternyata dikota Bandung ada tempat seindah ini. Dan anehnya, cowo kaya Rio
yang ngajak aku kesini, ternyata dia romantis. Tapi aku bingung, ngapain Rio
ngajak kesini, ini tuh nyaris tengah malem. Disini hanya ada beberapa orang
yang sama sepertiku sedang menikmati pemandangan malam kota Bandung.
Ini dimana? Aku baru kali ini loh kesini, bagus banget. Tau darimana?.
Ini tuh namanya bukit bintang, kamu suka?yes! nanti main lagi kesini yuk.
Yaiyalah gini-gini juga aku cowo romantis kali.
Mungkin Rio sadar, udara ditempat ini memang dingin. Dengan begitu saja
dia memberikan jaketnya kepadaku, tak lupa menawariku secangkir teh panas.
Rio terus memandangi jamnya, mungkin dia sedang menunggu seseorang,
mungkin dia sedang memikirkan jam berapa kita harus pulang. Tiba-tiba dia
mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Eh Shil, ini kado buat kamu.
Kado buat apa?.
Kado sebagai ucapan selamat, kamu lulus ulangan kemarin. Selamat ya, jangan
bosen minta aku buat ngajarin kamu.

Hah? Makasih loh, bener nih? dengan senang hati setiap ulangan aku bakalan
minta ajarin kamu ko. Kamu juga jangan kapok ya ngajarin aku yang bawel ini
hehe.
Siap nona haha.
Aku terus merengek minta pulang, bagaimana tidak ini tuh nyaris pukul
12. Tapi Rio terus membujukku agar tetap disini. Alasannya dia masih betah dan
sayang sekali bila mereka pulang padahal jalan ke tempat ini lumayan jauh.
*suara pergantian jam di jam tangan*
Eh Shil, balik badan dong. 1...2...3!.
Ternyata kembang api, banyak banget. Speechless.
Ri..ii..oo, ini kamu yang siapin?
Iya dong Shil, eh Happy Birthday. Nih satu lagi buat kamu, jaga ya bunganya .
Pas jam 12 kan?.
Yaampun, aku kan hari ini ulang tahun. Ah makasih banget Rio, iya bakalan aku
jagain ko. Iya pas, cie romantis banget nih hehe.
Eh satu lagi Shil, mungkin ini aneh merurutmu. Shil, aku suka sama kamu.
Awalnya aku ga berani buat ngungkapin ini, kamu kan tau aku bukan orang yang
gampang bergaul. Aku takut kamu nganggep aku aneh. Aku suka tiap hari liatin
kamu tidur. Aku suka liat kamu apa adanya Shil, tanpa jaim didepan aku. Aku
suka polos kamu. Aku suka kelakuan kamu. Mungkin ini ga seromantis di film-film
Korea, ga seromantis yang kamu harepin. Shil, pacaran yu?.
Ini udah lebih dari cukup Rio, yu.
Love you Shil.
Love you too Rio.

Anda mungkin juga menyukai