Anda di halaman 1dari 6

“Rumah tempat kembali? Tidak!

Aku tidak punya rumah”


Seorang gadis cantik berjalan lunglai setelah menutup pintu rumahnya ditatapnya ruangan
kosong,hampa,dan suram.ditatapnya penjuru ruangan sekian detik lalu ia memutar malas
bola matanya
“Huftt..” hela nafasnya lalu ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya
Aroma kamarnya yang khas menyambut kedatangannya,gadis tersebut tersenyum lalu
merebahkan diri dikasur luasnya. Iya memejamkan matanya selama beberapa detik sambil
membayangkan apa saja yang sudah terjadi hari ini. Lalu Gadis itu bangun dari tidurnya
menatap cermin di hadapannya
“Cape banget hari ini..” ucapnya sambil menatap diri dicermin,ia menatap nanar dirinya yang
selalu terlihat bahagia dan tertawa di hadapan orang lain,namun saat sunyi gadis itu
diselimuti kesedihan Tak terasa air mata memenuhi pelupuk matanya,seketika ia merasa
oksigen disekitarnya menipis,rasa nyeri menjalar didadanya
“ sakitt” rintih kecil gadis tersebut sembari memukul dadanya,nafasnya tercekat,matanya
terpejam sambil berusaha tetap bernafas walau tercekat
Sekelibat bayangan memori terulang kembali,suara suara aneh memenuhi
telinganya ,kepalanya berputar,penuh dengan bayangan- bayangan buruk
“Lebih baik kamu itu tidak ada disini”
“ KAMU ITU HANYA MEMBUAT ORANG TERLIBAT”
“Kamu itu tidak seberuntung gadis diluar sana”
“kamu itu tidak cantikkk,kamu tidak bisa membanggakan orang lain”
“kamu sampah! Dan hanya dipungut untuk dibuang “

Sakit,berisik,kepala penuh perperangan dengan diri sendiri,gadis tersebut mencengkram


kuat dirinya ,dengan tatapan kosong gadis tersebut berjalan menuju meja belajarnya
ditatapnya setiap benda yang sekiranya tajam
Darah segar mengalir dari goresan yang dilukiskannya diatas tubuhnya,iya merasa lebih baik
saat melukai dirinya,dilemparnya asal gunting yang iya gunakan untuk melukai dirinya
“ aku benci diriku”
Ini kisahku ,gadis yang kehilangan dirinya sendiri,berusaha mencari tempat dimana dirinya
bisa bernafas lega,kesana kemari gadis itu berlari mencari tampat yang bisa ia sebut sebagai
“Rumah”,tempat dimana ia bisa menjadi dirinya sendiri,tempat dimana ia bisa melakukan
apa yang ia ingin kan,tapi tidak,gadis itu tidak punya rumah dan terus menjadi orang lain
agar ia mendapatkan sedikit rumah walau itu hanya teras rumah orang lain
Matahari mulai menampakkan dirinya dari timur,gadis tersebut mengerjapkan matanya yang
terasa berat,dengan malas ia mencari tau pukul berapa saat ini
“ jam 6” lirihnya
Gadis cantik tersebut bangkit dari tidurnya ,merenggangkan persendiannya sedikit lalu
seperti biasa menatap dirinya di cermin
“harus banget kuliah hari ini,huftt” jemari kecilnya terangkat menyentuh bagian matanya
yang bengkak karena, dirinya tidur dalam keadaan menangis. Gadis tersebut menatap
dirinya di pantulan cermin lalu berusaha tersenyum untuk dirinya sendiri.
“okeyy,kita kuliah hari ini,semoga kita dapat sedikit kebahagiaan” ucapnya meraih
handuknya lalu melangkahkan kaki menuju kamar mandi
.
.
.
.
zien menatap dirinya dipantulan cermin,ia tersenyum sembari mengoleskan perola pipi di
pipi kirinya, ia menatap kembali dirinya sekian detik lalu ia tersenyum puas dengan riasan di
wajahnya.untuk membangun mood baiknya hari ini,ia merias wajahnya seperti apa yang ia
inginkan
“percuma wajah dirias kaya gitu,gak nambah ke otak juga” ucapan tersebut menghentikan
pergerakan tangannya.ia tersentak sejenak,lalu menepis cepat ucapan tersebut.
Zien merapikan beberapa buku yang ia ingin bawa,lalu ia meninggalkan kamarnya,menuju
dapur ditatapnya meja kosong ,seperti hari hari sebelumnya ,hanya hari keburuntungan ia
dapat sarapan sebelum berangkat kuliah.
“ gada apa apa,bunda ga sempat ,nyari duit buat kalian,aku capekkk” ucap wanita separuh
baya saat melintasi dapur,zien hanya tersenyum tipis.
“Gapapa zien uda makan juga ,ga lapar” bohongnya,berjalan meninggalkan dapur.ia meraih
sepatu putihnya yang usang dan sudah sedikit robek,diusapnya sepatu tersebut agar terlihat
bersih
“ zien berangkat bun,,” teriaknya
“ iya ,bunda belum ada uang,”
“ gapapa uang kemarin masih adaaaa” bohongnya lagi,dan lagi
Gadis tersebut berjalan menelusuri takdir hari ini,ntah bahagia atau sedih,tidak tau,ia hanya
berharap semuanya baik baik saja hari ini
Sepatu putih tersebut berlari sedikit kencang saat melihat suasana kampus yang sepi
keringat membasahi pelipisnya,
“ maaf ibu,,saya terlambat,maaf bu” ucap Zien dipintu kelas dengan nafasnya yang masih
memburu
“ masuk,saya toleransi terlambat hanya 15 menit,selebihnya saya anggap alfa” ucap bu
dosen

“Zien,kenapa terlambat?” ucap gadis cantik yang menggerakkan tangan nya sebagai
bahasanya untuk berbicara.aku tersenyum menatap loly, gadis cantik tak bersuara tersebut
Kuangkat kedua tangan ku didada yang mengisyaratkan aku,lalu menepisnya bahu
kebelakang yang mengisyaratkan tadi ,kumainkan jari telunjuk dan jari tengahku seperti
orang bejalan,lalu aku menepuk kedua kaki ku
“ Tdi aku berangkatnya jalan kaki” ucap bibir ku
“owhhhhhhh,jalan kaki?dari rumah?” tanyanya dengan bahasa isyarat.
Kuanggukkan kepala sebagai jawaban,loly mengangguk paham,gadis tersebut merogoh isi
tasnya lalu memberikan sebuah tisu kepadaku.
“Zien,kamu keringat” ucap loly dengan bahasa isyaratnya,kuraih tisu tersebut lalu kuhapus
keringatku
“Makasih” ucapku dengan bahasa isyarat
.
.
.
Dunia perkuliahan seperti itu,setiap orang hanya memperdulikan kebutuhan diri
sendiri,hanya sedikit dari mereka yang melihat orang disekitarnya ,aku hanya menggedikkan
bahu menyikapinya kuraih buku ditas ku,kuoret asal untuk mengalihkan rasa lapar ku,ku
putar lagu untuk mengalihkan rasa sunyi ku
“Zien,,ayo kekantin” ajak mara
“ yok,kekantin bareng” ajak lainnya
Aku tersenyum tipis,ku gelengkan kepala ku
“Kalian aja ,aku masih kenyang” jawabku,

Satu persatu dari mereka meninggalkan kelas,kutatap lurus kelas kosong ,menghela nafas
sejenak,lalu kembali menyibukkan diri agar ia bisa melupakan rasa kesepian yang selalu
menghantuinya
Perkuliahan hari ini selesai pukul 16.30 ,Zien menyandang tas nya lalu berjalan menelusuri
Sunyinya kampus hari yang mulai gelap, jalanan yang sepi, hanya dirinya sendiri ditemani
bayangannya,untung saja rumah dan kampus hanya memerlukan waktu 20 menit untuk
berjalan.
“Assalamualaikum” ucap ku memasuki rumah,rumah yang ramai tapi sepi,tanpa
memperdulikan sekitar aku langsung menuju kamar ku,hanya kamar satu satunya tempat
yang membuatku nyaman.
“ZIen!!!!! Bantu sini,kamu dikamar aja ,main hp aja” teriak kakak sulungku daei dapur
Aku memejamkan mata berusaha menahan amarah,tidak kan mereka punya mata? Aku baru
saja kembali,aku membantahnya dalam hati tapi sayang semua itu hanya akan tersimpan
disana
“Iya” jawabku
Hari ini hari liburku,aku hanya duduk dihadapan cermin ,tidak tau apa yang akan ku
lakukan,aku hanya tertegun kosong ,menatap sekitar seakan tidak bermakna.teringat sebuah
bayangan lembut,aku tersenyum lebar ,lalu meraih kerudungku memasangnya asal,”ohiyaa
jangan lupa air”batin ku
Sepanjang jalan aku tersenyum , bagaimana tidak,jika kamu bertemu orang yang kamu
cintai ,akan membuatmu bahagia bukan,
Seperti anak.kecil yang kegirangan melihat sebuah pasar malam yang indah,aku berlari
berhamburan kesana,
Kulepas sendalku,lalu duduk diatas tanah rata,
“Abiiiiii” sapaku girang,dihadapan tanah yang ditumbuhi bunga,dihadapan nisan putih yang
bertuliskan nama manusia yang paling aku cintai.kuusap nisan tersebut agar lebuh
bersih,rumputan kecil kecil yang menghiasi tempat tidur ayahku,
“Bi tau gaaa, Zien capeeeee,tapi ya mau gimana lagi hehehe,namanya juga hidup” ucapku
seolah olah ayah bisa mendengarku.
“Bunda sehattt,tapi ya gitu hobi marah marah sekarang”ucapku dengan ketawa kecill.
“ kalau kuliahhhhhhhhh,,gimana ya bi,bingung zien tu ,antara kerja dan kuliah ,kalau liat
bnda pulang kerja tu zien ga bisa ,zien sedih,kalau zien ga kuliah nanti bunda marahh,zien
bingung bi,tuags semua berantakan,rumah berantakan,pertemanan berantakan,zien
bingung,kadang sampai zien ga peduli lagi dengan kuliah bi,zien ga peduli dengan nilai ,IPK
semuaa lah,” ucao ku tertunduk tanpa sadar air mata jatuh kebumi
“Zien capeee banget,kadang di rumah dimarahin, dikampus tugas dari dosen banyak,belum
lagi bunda sakit,bunda bolak balik masuk rumah sakit,kalau liat bunda di rawat tu sedih
biii,ZIen ingat abi ,Zien pengen kerja biar bunda ga cape cari uang lagi,sekarang kuliah zien
berantakan ,zien ga tau harus gimana kadang seharian ga makan bi,mau minta kakak,kakak
juga susah,mau minta bunda bunda cape,mau minjam teman zien malu,kemarin zien uda
coba cari kerja bi,tapi zien takut bunda marah,dosen zien marah,Zien gatau harus gimana”
isak ku
“ Zien Cuma pengen,bunda ga marah marah,bunda sehat,maaf ya bi,waktu abi masih ada
kami ga sempat berbakti,Zien ga mau keulang lagi,Zien bingung banget sekarang,Zien
pengen berhenti kuliah,Zien cape bi,Zien bingung seakan akan semuanya datang
bersamaan,semua mya dituntut “
Nisan putih yang selalu ku jumpai saat aku sedih, Saat Bahagia saat bingung, saat aku
kehilangan diriku sendiri ialah ayahku,manusia tenang,lapang dada itu telah meninggalkan
putri kecilnya dengan kebingungan dunia,gadis yang tidak tau baik jahatnya dunia,gadis kecil
yang masih tertitah saat berjalan namun dipaksa berlari oleh dunia,sering terjatuh tapi tetap
dipaksa berdiri dan berlari,gadis tersebut tetap berlari meski kakinya terluka,
Hanya rangkaian kata dari seorang gadis yang kebingungan untuk melangkah,anak
perempuan yang ditinggalkan oleh ayahnya, seorang anak yang ingin membahagiakan orang
tuanya,seorang manusia yang berusaha menelusuri takdir tuhannya,seorang anak cantik
yang kehilangan dirinya yang selalu merasa dirinya hanya benalu sahaja
Kakinya akan terus berlari,dan berlari,sejauh mana takdirnya akan ditelusuri,dalamnya
curam kehidupan ia akan tetap berdiri tetapi ia tidak memiliki dirinya sendiri
Dirinya hanyalah alat permainan dari monopoli takdir,gadis itu tidak pernah menyesali
apapun yang terjadi ia hanya berharap

“ SUATU SAAT AKU AKAN BAHAGIA,AKU AKAN DAPAT KEHUDUPAN YANG LAYAK”

Teruntuk ayah....

“ Ayahhh,,,dewasaku berat yahh,,capekkkk banget,tapi aku ga bisa apa apa”

Langit,dan air matanya,anak yang merindukan ayahnya


24 desember 2023_Zien panggilan ayah untuk putrinya yang bernama jen

Anda mungkin juga menyukai