Anda di halaman 1dari 45

PRAKTIKUM KEMAHIRAN HUKUM

Disusun Oleh:

Nama : Keisya Alifia Kusumajaya

NPM : 211000113

Kelas :C

Mata Kuliah : Perancangan Kontrak Nasional

PRAKTIKUM KEMAHIRAN HUKUM

LABORATORIUM HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PASUNDAN

2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KEMAHIRAN HUKUM

Laporan Praktikum Kemahiran Hukum ini disusun sebagai salah satu


ketentuan pemenuhan Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Perancangan Kontrak
Nasional.

Disusun Oleh:

Keisya Alifia Kusumajaya

NPM 211000113

Bandung, 18 Juni 2023

Menyetujui, Mengetahui,
Instruktur Perancangan Kontrak Nasional Ketua Laboratorium Hukum,
Kelas C,

Popy Sofiah Sofyan, S.H., SP-1. Ihsanul Maarif, S.H., M.H.


NIPY. NIPY. 151.109.55

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah menganugerahkan banyak nikmat sehingga penulis dapat Menyusun laporan
praktikum Perancangan Kontrak Nasional ini dengan baik.

Laporan ini disusun oleh penulis dengan cepat dan juga bantuan serta
dukungan berbagai pihak diantaranya; Ibu Popy Sofiah Sofyan, S.H., Sp.1. selaku
insturuktur Perancangan Kontrak Nasional, Bapak Ihsanul Maarif, S.H., M.H.
selaku Kepala Laboratorium Hukum. Oleh karena itu penulis sampaikan terima
kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah dicurahkan.

Pada penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa hasil laporan


praktikum ini masih belum sempurna.

Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari


pembaca sekalian. Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat dan
berguna untuk kepentingan pembelajaran.

Bandung, 18 Juni 2023

Penyusun,

Keisya Alifia Kusumajaya

NPM. 211000113

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................2

KATA PENGANTAR.................................................................................................3

DAFTAR ISI................................................................................................................4

MATERI PRAKTIKUM............................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................5

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................5


BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6

2.1 PERJANJIAN.................................................................................................................6
2.1.1 PRINSIP-PRINSIP HUKUM PERJANJIAN...........................................................7
2.1.2 SYARAT SAH PERJANJIAN.................................................................................9
2.1.3 BAGIAN-BAGIAN PERJANJIAN........................................................................11
2.1.4 FUNGSI PERJANJIAN..........................................................................................12
2.1.5 BENTUK-BENTUK PERJANJIAN.......................................................................12
2.1.6 PERJANJIAN BERDASARKAN SIFATNYA......................................................13
2.1.7 TEKNIK PEMBUATAN KONTRAK...................................................................14
2.2 ANATOMI KONTRAK..............................................................................................16
BAB III PENUTUP...................................................................................................34

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................34
LAMPIRAN DOKUMEN PRAKTIKUM...............................................................35

4
MATERI PRAKTIKUM

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak dapat dielakkan bahwa tingkat


kebutuhan manusia semakin lama akan semakin meningkat. Dalam upaya
meningkatkan taraf dan standar hidupnya anggota masyarakat akan melakukan
berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhannya termasuk terpenuhinya kebutuhan
tempat tinggal atau tempat usaha. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia
dapat melakukan hubungan hukum berupa jual beli, sewa menyewa atau bentuk
hubungan hukum lainnya. Dalam mengadakan hubungan hukum, manusia dalam hal
ini para pihak masing-masing mempunyai hak dan kewajiban secara timbal balik,
yaitu pihak yang satu mempunyai hak untuk menuntut sesuatu kepada pihak lain
sedangkan pihak yang lain itu wajib memenuhi tuntutan itu dan sebaliknya.
Hubungan hukum tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk perjanjian tertulis. Hal
tersebut ditujukan agar di samping memudahkan para pihak mengetahui hak dan
kewajiban masing-masing, juga untuk lebih memudahkan dalam hal pembuktian
apabila salah satu pihak wanpretasi. Dalam perjanjian pengikatan jual beli seperti
juga perjanjian-perjanjian yang lain dimungkinkan terjadi sengketa karena kelalaian
para pihak dalam memenuhi kewajiban masing- masing atau bahkan merupakan
suatu kesengajaan membatalkan perjanjian secara sepihak, sehingga mengakibatkan
kerugian pada pihak lain.

5
BAB II PEMBAHASAN

II.1 PERJANJIAN
Pengertian kontrak menurut Subekti, kontrak adalah perjanjian yang
dibuat secara tertulis, dasar yuridisnya mengacu kepada hukum
perjanjian. Hukum perjanjian menganut sistem terbuka, yang mana para
pihak diizinkan memasukkan klausul-klausul yang telah disepakati oleh
para pihak. Kontrak adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh dua pihak,
yang didalamnya terdapat tuntutan kepada para pihak untuk
melaksanakan kewajiban atau prestasi.

Perjanjian adalah sumber Perikatan, disampingnya sumber-sumber


lain. Suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak itu
setuju untuk melakukan sesuatu. Dapat dikatakan bahwa dua perkataan
(perjanjian dan persetujuan) itu adalah sama artinya.

Dalam hukum perjanjian di Indonesia dikenal adanya kontrak bernama


(nominaat), dan kontrak tidak bernama (innominaat). Kontrak bernama
adalah perjanjian yang diberi nama oleh pembuat Undang-undang.
Aturannya tercantum di BW dan Kitab Undang-Undang HukumDagang.
Perjanjian bernama adalah perjanjian yang paling umum dilakukan oleh
masyarakat.

Perjanjian yang termasuk perjanjian bernama tercantum pada Buku


Ketiga Bab V sampai dengan Bab XVIII, yaitu:

1. Jual Beli
2. Tukar Menukar
3. Sewa Menyewa
4. Perjanjian Kerja
5. Perseroan Perdata

6
6. Badan Hukum
7. Penghibahan
8. Penitipan Barang
9. Pinjam Pakai
10. Pinjam Pakai Habis
11. Bunga Tetap atau Bunga Abadi
12. Persetujuan Untung-Untungan
13. Pemberian Kuasa
14. Penanggung Utang
15. Perdamaian

II.1.1 PRINSIP-PRINSIP HUKUM PERJANJIAN


Setiap perjanjian sepatutunya dilandasi oleh prinsip-prinsip
atau asas-asas hukum sebagai berikut:

a. Asas Konsensuil
Asas konsensualisme merupakan kesepakatan para pihak
untuk mengikatkan diri dalam suatu perjanjian. Dengan kata
lain, suatu perjanjian telah dianggap sah dan mengikat kedua
belah setelah adanya kata sepakat, tanpa adanya formalitas.
Pada umumnya suatu perjanjian yang dibuat di masyarakat
bersifat ‘konsensuil’, dalam artian perjanjian dianggap sah
dan mengikat apabila tercapainya kesepakatan mengenai hal-
hal pokok dari perjanjian yang diperjanjikan. Contoh
perjanjian konsensuil ini misalnya: jual beli, tukar menukar
dan sewa menyewa. Dalam jual beli, perjanjian timbul
dengan segala konsekuensinya jika penjual dan pembeli
menyepakati untuk melakukan suatu transaksi.
b. Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Content)

7
Yang dimaksud dengan asas kebebasan berkontrak atau yang
sering juga disebut sebagai sistem terbuka adalah adanya
kebebasan seluas-luasnya yang oleh undang-undang
diberikan kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian
tentang apa saja, asalkan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, kepatutan dan ketertiban
umum. Penegasan mengenai adanya kebebasan berkontrak
ini dapat dilihat pada Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, yang
menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya. Hal ini juga dimaksudkan untuk menyatakan
tentang kekuatan perjanjian, yaitu kekuatan yang sama
dengan suatu undang-undang. Kekuatan seperti itu diberikan
kepada semua perjanjian yang dibuat secara sah.
c. Asas Kekuatan Mengikat (Pacta Sund Servanda)
Pembuatan perjanjian harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan. Semua persetujuan yang dibuat menurut hukum
atau secara sah adalah mengikat sebagai undang-undang para
pihak yang membuatnya.
d. Asas Itikad Baik (Good Faith)
Prinsip itikad baik merupakan asas bahwa baik kreditur dan
debitur wajib melaksanakan substansi kontrak berdasarkan
kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan baik
dari para pihak. Prinsip itikad baik dibagi menjadi 2 macam,
yaitu itikad baik nisbi dan mutlak. Unsur yang diperhatikan
pada itikad baik nisbi adalah sikap dan tingkah laku yang
nyata dari subjek dalam memenuhi prestasi. Sedangkan
dalam itikad baik mutlak, penilaiannya terletak pada akal
sehat dan keadilan.

8
e. Asas Kepatutan dan Kebiasaan
Suatu perjanjian tidak hanya menngikat untuk hal-hal yang
diatur secara tegas, tetapi juga hal-hal yang dalam keadaan
dan kebiasaan yang patut diikuti. Kebiasaan yang dimaksud
adalah kebiasaan pada umumnyadan kebiasaan-kebiasaan
setempat (khususnya) atau kebiasaan yang lazim berlaku di
dalam golongan tertentu.

II.1.2 SYARAT SAH PERJANJIAN


Perjanjian yang sah adalah perjanjian yang memenuhi syarat-
syarat yang ditetapkan oleh Undang-undang. Berdasarkan Pasal
1320 BW terdapat 4 syarat sah perjanjian, yaitu:

a. Sepakat bagi mereka yang mengikatkan diri


Sepakat bagi mereka yang mengikatkan diri berarti, para
pihak yang membuat perjanjian harus sepakat atau setuju
mengenai hal-hal pokok atau materi yang diperjanjikan,
dimana kesepakatan itu harus dicapai dengan tanpa ada
paksaan, penipuan atau kekhilafan (Pasal 1321 KUH
Perdata).
b. Cakap hukum untuk membuat suatu perjanjian
Pasal 1330 KUHper sudah mengatur pihak-pihak mana saja
yang boleh atau dianggap cakap untuk membuat perjanjian,
yakni sebagai berikut:
Tak cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah:
- Orang yang belum dewasa.
- Orang yang ditaruh dibawah pengampuan (seperti cacat,
gila, boros, telah dinyatakan pailit oleh pengadilan, dsb)
- Seorang istri. (Namun, berdasarkan Surat Edaran
Mahkamah Agung No. 3 tahun 1963, seorang isteri

9
sekarang sudah dianggap cakap untuk melakukan
perbuatan hukum). Dengan kata lain, yang cakap atau
yang dibolehkan oleh hukum untuk membuat perjanjian
adalah orang yang sudah dewasa, yaitu sudah berumur
genap 21 tahun (Pasal 330 KUHPerdata), dan orang
yang tidak sedang di bawah pengampuan.
c. Suatu hal tertentu
Suatu hal tertentu maksudnya adalah dalam membuat
perjanjian, apa yang diperjanjikan (objek perikatannnya)
harus jelas. Setidaknya jenis barangnya itu harus ada (lihat
Pasal 1333 ayat 1).
d. Kausa yang halal.
Kalusa yang halal berarti tidak boleh memperjanjikan sesuatu
yang dilarang undang-undang atau yang bertentangan dengan
hukum, nilainilai kesopanan ataupun ketertiban umum (Pasal
1337 KUH Perdata).

II.1.3 BAGIAN-BAGIAN PERJANJIAN


Suatu perjanjian terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu bagian
essensialia, bagian naturalia dan bagian accidentalia.

a. Bagian Essensialia
Bagian Essensialia merupakan sifat yang harus ada di dalam
perjanjian, yang menentukan atau menyebabkan perjanjian
itu tercipta, sehingga apabila bagian ini tidak ada, maka
perjanjian tersebut bukanlah perjanjian yang dimaksud oleh
para pihak, seperti isi atau objek perjanjian.
b. Bagian Naturalia

10
Bagian naturalia merupakan bagian dari suatu perjanjian
yang menurut sifatnya dianggap ada tanpa perlu
diperjanjikan secara khusus oleh para pihak. Bagian
Naturalia dapat ditemukan di dalam ketentuan
perundangundangan yang bersifat mengatur. Sehinggal
apabila para pihak tidak mengatur, maka ketentuan
perundang-undanganlah yang akan berlaku. Namun karena
sifatnya tidak memaksa, maka para pihak berhak untuk
menyimpangi ketentuan tersebut. Sebagai contoh dari bagian
naturalia dapat ditemukan di Pasal 1476 KUH Perdata yang
berbunyi, “Biaya penyerahan dipikul oleh si penjual,
sedangkan biaya pengambilan dipikul oleh si pembeli, jika
tidak telah diperjanjikan sebaliknya”.
c. Bagian Accidentalia
Bagian Accidentalia adalah bagian dari perjanjian yang
dibuat khusus oleh para pihak. Bagian ini aka nada hanya
jika dikehendaki oleh para pihak. Sebagai contoh bagian
accidentalia adalah ketentuan mengenai jangka waktu
pembayaran, pilihan domisili, pilihan hukum, cara
penyerahan barang, dan lain-lain.

II.1.4 FUNGSI PERJANJIAN


Fungsi perjanjian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
fungsi yurudis dan fungsi ekonomis. Fungsi yurudis perjanjian
adalah dapat memberikan kepastian hukum para pihak,
sedangkan fungsi ekonomis adalah menggerakkan (hak milik)
sumber daya dari nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi
nilai yang lebih tinggi.

11
Tujuan yang Hendak Dicapai Dalam Perumusan Kontrak yaitu:

- Memberikan kepastian hukum tentang identitas para pihak


yang terlibat dalam kontrak
- Memberikan kepastian hukum tentang hak dan kewajiban
para pihak
- Memberikan kepastian hukum tentang keabsahan dan
pelaksanaan dari kontrak tersebut
- Memberikan kepastian hukum tentang upaya-upaya yang
dapat dilakukan apabila terjadi ingkar janji
- Memberikan jaminan bahwa janji-janji dan pelaksanaan
janji yang termuat dalam suatu kontrak mencerminkan
keadilan dan kedayagunaan.

II.1.5 BENTUK-BENTUK PERJANJIAN


Bentuk perjanjian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Perjanjian Tidak Tertulis


Merupakan perjanjian yang dibuat secara lisan berdasarkan
kesepakatan oleh para pihak.
b. Perjanjian Tertulis
Merupakan perjanjian yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak. Perjanjian tertulis sendiri memiliki 3 bentuk, yaitu:
1) Perjanjian di bawah tangan yang ditandatangani oleh
para pihak saja
2) Perjanjian dengan Notaris sebagai saksi yang
melegalisir tanda tangan para pihak
3) Perjanjian yang dibuat di hadapan dan oleh Notaris
dalan bentuk akta notariil, atau biasa disebut akta
otentik. Akta otentik adalah akta yang dibuat di hadapan

12
atau oleh pejabat yang berwenang untuk itu. Jenis
dokumen ini merupakan alat bukti yang sempurna bagi
para pihak yang bersangkutan maupun bagi pihak ke
tiga.

Pada umumnya perjanjian tidak terikat pada suatu bentuk


tertentu. Perjanjian dapat dibuat secara tertulis berupa kontrak
maupun secara lisan, semua kembali kepada kesepakatan para
pihak yang bersangkutan. Perjanjiandibuat tertulis dalam rangka
untuk melindungi hak para pihak dan digunakan sebagai alat
bukti apabila terjadi perselisihan di masa yang akan datang.

II.1.6 PERJANJIAN BERDASARKAN SIFATNYA


Berdasarkan sifat dibuatnya, perjanjian tertulis dibagi menjadi
dua, yaitu:

a. Perjanjian Baku
Perjanjian Baku adalah perjanjian yang di dalamnya terdapat
klausul-klausul baku. Undang-undang No.8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) mendefinisikan
klausula baku sebagai aturan atau ketentuan dan syarat-syarat
yang dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara
sepihak oleh pelaku usaha atau penyalur produk yang
dituangkan dalam suatu dokumen dan atau perjanjian yang
mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Intinya, si
produsen atau pemberi jasa telah menyiapkan perjanjian
standar dengan ketentuan umum dan konsumen hanya
memiliki dua pilihan, yaitu menyetujui atau menolaknya. Di
samping prosedur pembuatannya yang bersifat sepihak,
terdapat hal masalah lain. Isi perjanjian standar mengandung

13
ketentuan pengalihan kewajiban atau tanggung jawab pelaku
usaha. Biasanya ketentuan ini bermaksud membatasi, atau
bahkan menghapus sama sekali tanggung jawab yang
semestinya dibebankan atau ditanggung kepada pihak
produsen atau penyalur (penjual). Sebagai contoh dari
perjanjian baku adalah karcis parkir, karcis pesawat terbang
(yang tidak ditandatangani), perjanjian kredit, pembukaan
rekening di bank, dan lain-lain.
b. Perjanjian Negosiabel
Perjanjian negosiabel adalah perjanjian yang klausul-klausul
atau janji-janjinya dinegosiasikan terlebih dahulu oleh para
pihak yang membuat perjanjian. Sebagai contoh, perjanjian
jual beli, sewa menyewa, pinjam pakai, dan lain-lain, baik
yang otentik maupun di bawah tangan.

II.1.7 TEKNIK PEMBUATAN KONTRAK


1. Langkah-langkah Pendahuluan
a. Pemahaman akan latar belakang transaksi
Setiap kontrak sebenarnya merupakan pencerminan
maksud dari para pihak untuk mewujudkan suatu
tujuan. Pemahaman tentang latar belakang transaksi
terutama untuk menetapkan judul atau titel dari suatu
kontrak yang mencerminkan esensi atau isi ketentuan-
ketentuan dari kontrak yang bersangkutan.
b. Pengenalan dan pemahaman akan jenis transaksi
Perjanjian dibedakan menjadi perjanjian bernama dan
tidak bernama. Sebagai konsekuensi dari perbedaan
tersebut yaitu bahwa dalam merancang suatu perjanjian

14
atau kontrak yang tidak diatur di dalam undang-undang,
seperti mengenai hak, risiko, syarat-syarat dan lain
sebagainya, harus dirumuskan dalam klausul-klausul di
perjanjian secara terperinci dan detail.
c. Analisis konsekuensi yuridis yang ditimbulkan
Suatu perbuatan hukum akan menimbulkan akibat
hukum tertentu. Adakalanya dalam membuat suatu
kontrak, para pihak tidak mengetahui secara pasti
akibat-akibat hukum dari perbuatan hukum tersebut.
2. Perumusan Pokok-pokok Kontrak
a. Subjek Hukum
Subjek hukum yang membuat kontrak dapat berupa
perorangan maupun Badan Hukum.
b. Perbuatan Hukum
Perbuatan hukum dapat berupa:
- Peralihan hak benda/barang (jual beli)
- Pengadaan benda/barang (sewa menyewa dan
sewa guna usaha/leasing)
- Pembebanan benda (fidusia, gadai, dan lain-lain)
- Sistem pemasaran (francising,
keagenan/distributor, lisensi paten atau
- merek, dan lain-lain)
- Pengadaan Jasa tertentu (jasa konstruksi, jasa
perbankan, dan lain-lain)
c. Objek Hukum
Objek hukum dapat berupa benda atau jasa tertentu.
d. Keterangan
- Keterangan Subjek (Komparisi), berupa:

15
Identitas para pihak, kecakapan dan kewenangan
para pihak, pemberi dan penerima kewenangan,
dan lain-lain.
- Keterangan Perbuatan, berupa:
Premis atau recitals, definisi operasional, biaya-
biaya dan atau pajak-pajak, denda, sanksi dan
lain-lain
- Keterangan Objek, berupa:
Jenis dan macam, berat dan kuantitas, luas dan isi,
warna, nomor serta detail lain yang berkaitan
dengan objek perjanjian

II.2 ANATOMI KONTRAK


a. Judul Kontrak
Judul suatu akta biasanya diberi nama sesuai dengan isi kontrak itu
sendiri. Pemberian judul yang tepat diharapkan dapat menjadi
gambaran
mengenai isi dari perjanjian tersebut.
Contoh :
PERJANJIAN PENGADAAN BARANG.

b. Tempat dan Waktu dibuatnya Kontrak


Tempat dan waktu dibuatnya kontrak dimaksudkan untuk menentukan
hukum mana yang berlaku guna menyelesaikan masalah yang
mungkin timbul dari suatu kontrak yang dibuat oleh para pihak.
Contoh :

16
Pada Kamis tanggal 25 bulan Mei, Tahun 2023 (dua puluh lima bulan
mei tahun dua ribu dua puluh tiga) bertempat di Kota Bandung, telah
ditandatangani perjanjian kerjasama antara:.

c. Komparisi
Komparisi adalah bagian dari awal kontrak yang dimuat setelah judul,
yang mengandung identitas para pihak atau pembuat perjanjian,
termasuk uraian yang dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan
mempunya kecakapan serta kewenangan untuk melakukan
tindakantindakan hukum sebagaimana dinyatakan dalam akta atau
surat.
Fungsi komparisi:
a. Menjelaskan identitas para pihak yang membuat perjanjian.
b. Menunjukan dalam kedudukan apa yang bersangutan
bertindak.
c. Berdasarkan apa yang bersangkutan tersebut bertindak.
d. Menunjukkan bahwa ia cakan dan berwenang melakukan
tindakan hukum yang disebutkan di dalam akta.

Contoh :

I. Nama : Ramdani Maulana


Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Direktur Utama CV. Gadjahmada
No KTP : 3204099213230005
Alamat : Jl. Melong Kaler No. 16 Cikawao
Lengkong, Kota Bandung.

17
Dalam hal ini bertindak selaku Direktur Utama CV. Gajahmada, di
Jl. Kiaracondong No. 336, Binong, Kecamatan Batununggal, Kota
Bandung, dengan akta pendirian No. 14 tanggal 12 Agustus 2015
yang dibuat oleh dan di hadapan Notaris Lestari S.H. di kota
Bandung yang telah didaftar dalam daftar di direktorat
kementertian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
tanggal 20 Agustus 2015, Nomor AHU
0012965.AH.01.01.TAHUN 2015, yang selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA.

II. Nama : Asep Sejahtera


Umur : 36 Tahun
Pekerjaan : Direktur Utama Koperasi Karantina
Bandung Sejahtera
No KTP : 31750605502790002
Alamat : Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 108,
Turangga, Kecamatan Lengkong,
Kota Bandung.

Dalam hal ini bertindak selaku Pemilik Koperasi Karantina


Bandung Sejahtera berkedudukan di Jl. Pelajar Pejuang 45 No.
108, Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, dengan
akta pendirian No. 6 pada tanggal 5 Mei 2018 yang dibuat oleh
dan di hadapan Notaris Burhan S.H. MKn di kota Bandung yang
telah mendapatkan pengesahan oleh Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil Republik Indonesia Tanggal 16 Mei 2018, Nomor
987/BH/5432/V/2018, yang selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA.
d. Recital

18
Recital adalah penjelasan resmi atau merupakan latar belakang atas
suatu keadaan dalam suatu perjanjian/kontrak untuk menjelaskan
mengapa terjadi perikatan. Dalam recital biasanya juga dicantumkan
tentang sebab (consideration) masing-masing pihak, hal ini berguna
karena merupakan salah satu syarat sahnya suatu perjanjian. Dalam
resital juga dicantumkan sebab atau kausa yan halal merupakan salah
satu syarat sahnya suatu perjanjian.
Contoh :
a. PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa PIHAK PERTAMA
secara sah memiliki atas penguasaan penjualan “Kain Taipan
Tropical” dan mengajak bekerjasama atas nama Ramdani Maulana
sebagai Direktur Utama CV. Gadjahmada kepada PIHAK KEDUA
atas nama Asep Sejahtera sebagai Direktur Utama Koperasi
Karantina Bandung Sejahtera.
b. PIHAK KEDUA bermaksud untuk menyalurkan perdagangan
“Kain Taipan Tropical” kepada para pembeli melalui Koperasi
Karantina Bandung Sejahtera.

e. Ruang Lingkup
Ruang lingkup memuat mengenai gambaran umum batas
dilaksanakannya perjanjian.
Contoh :
Bahwa pada hari ini, Kamis 25 Mei 2023, PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA dalam kedudukannya masing-masing tersebut di atas,
telah sepakat untuk mengadakan perjanjian pengadaan barang
(selanjutnya disebut kontrak) dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-
syarat yang diatur dalam 16 (enam belas) Pasal dengan kondisi sebagai
berikut:.
f. Terminologi/Ketentuan Umum

19
Terminologi merupakan peristilahan yang digunakan dalam kontrak
perjanjian. Terminologi biasanya disimpan pada bagian “Ketentuan
Umum” atau “Definisi” pada suaru kontrak. Peristilahan dijabarkan
pada awal kontrak, untuk kemudian istilahnya digunakan sepanjang
kontrak. Peristilahan digunakan agar tidak terjadi mispersepsi di antara
para pihak atau pihak lain yang berkepentingan saat membacanya dan
menjadi pembatasan pengertian istilah-istilah yang
dianggap penting dan sering digunakan dalam sebuah kontrak yang
telah disepakati oleh para pihak.
Contoh :
PASAL 1
Definisi
Dalam perjanjian ini yang dimaksud dengan:
1. “Kegiatan Proyek” adalah suatu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber
daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang
sasarannya telah ditetapkan dengan.
2. “Pekerjaan Jasa” adalah pekerjaan jasa pembuatan Website yang
wajib dilaksanakan oleh Pihak Kedua untuk kepentingan Pihak
Pertama.
3. “Hasil Pekerjaan Jasa” adalah hasil dari pelaksanaan Pekerjaan
Jasa yang berupa Website.

g. Klausula Transaksional
Berisi tentang hal-hal yang disepakati oleh para pihak tentang objek,
tata cara pemenuhan prestasi dan kontra prestasi oleh masingmasing
pihak yang menjadi kewajibannya.
Contoh :
PASAL 11

20
Barang akan diantarkan langsung ke gudang yang beralamat di Jl.
Pelajar Pejuang 45 No. 108, Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota
Bandung, oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambat
- lambatnya pada 27 Mei 2023.

h. Objek
Yang menjadi objek dalam perjanjian adalah hal yang menjadi inti
dilaksanakannya perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Objek bias
berupa barang maupun jasa.
Contoh :

PASAL 1
PIHAK PERTAMA selaku pemilik sah bangunan ruko berikut
pekarangannya di Jl. Martanegara No. 30, Turangga, Kec. Lengkong,
Kota Bandung, Jawa Barat, menjamin bahwa tanah dan bangunan ruko
berikut semua fasilitas yang terdapat di dalamnya adalah hak milik
sahnya dan bebas dari semua tuntutan hukum dan persoalan-persoalan
yang dapat mengganggu PIHAK KEDUA atas pemakaiannya dalam
jangka waktu berlakunya surat perjanjian ini.
Atau
PASAL 1
Objek Perjanjian kerjasama ini adalah berupa pengelolaan
pemesanan, harga, sistem pembayaran, dan sanksi sanksi.

i. Harga
Merupakan besaran harga yang telah disetujui para pihak untuk
kemudian diserahkan oleh pihak yang berkewajiban.

21
Contoh :
Kedua belah pihak telah sepakat untuk menentukan harga kontrak ruko
sebagai berikut tanah pekarangannya tersebut diatas dengan nilai harga
Rp. 96.000.000,- (Sembilan Puluh Enam Juta Rupiah) untuk jangka
waktu 3 (tiga) tahun.
atau
Kedua belah pihak sepakat untuk PIHAK PERTAMA menyediakan
dana sebesar 50% (lima puluh persen) dengan harga Kain Taipan
Tropical sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per
meter, dengan minimal order 150 (seratus lima puluh) meter.

j. Lokasi Tempat Pemyerahan


Untuk ketentuan Lokasi Tempat Penyerahan hanya ada dalam kontrak
yang memiliki objek beruba benda, baik bergerak maupun tidak
bergerak.
Contoh :
Barang akan diantarkan langsung ke gudang yang beralamat di Jl.
Pelajar Pejuang 45 No. 108, Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota
Bandung, oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambat
- lambatnya pada 27 Mei 2023.

k. Tata Cara Pemenuhan Prestasi


Pada bagian ini dijelaskan bagaimana cara para pihak memenuhi
prestasi yang diwajibkan oleh kontrak tersebut. Tata cara ini dapat
berupa prosedur, besaran uang, dan bagaimana prestasi yang dimasud
dianggap telah terpenuhi.
contoh :
PASAL 2

22
1. Biaya Harga Sewa dibayarkan ke rekening yang ditunjuk dan
disetujui oleh PIHAK PERTAMA, yaitu:
Nama Bank : Mandiri
No rekening : 4738769742
Atas Nama : Intan Tiara
2. PIHAK KEDUA telah memberikan uang muka atau DP (Down
Payment) sebagai tanda jadi sewa sebesar 40% (empat puluh
persen) atau sejumlah Rp 38.400.000,- (Tiga Puluh Delapan Juta
Empat Ratus Ribu Rupiah) pada hari Sabtu tanggal 7-03-2022
(Tujuh Maret Dua Ribu Dua Puluh Dua) kepada PIHAK
PERTAMA.
3. Bahwa oleh karenanya total sisa pembayaran menjadi Rp.
57.600.000,- (Lima Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Ribu Rupiah)
yang akan dibayarkan dengan cara penyicilan 10 (Sepuluh) kali H-
6 bulan sebelum masa sewa menyewa berakhir kepada PIHAK
PERTAMA.

l. Hak dan Kewajiban


Pada bagian ini menjabarkan mengenai apa saja yang menjadi hak dan
kewajiban dari para pihak yang pelaksanaannya mengikat bagi para
pihak.
Contoh :
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. PIHAK PERTAMA bertindak atas biaya sewa sebagaimana diatur
pada PASAL 2 di atas.
2. PIHAK PERTAMA berhak atas penyerahan kembali Objek Sewa
jika Perjanjian ini berakhir.

23
3. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan grace period
kepada PIHAK KEDUA selama dua bulan setelah Perjanjian ini
ditandatangani.
4. PIHAK PERTAMA berkewajiban menanggung Pajak Bumi dan
Bangunan (PBS) atas Objek Sewa.
5. PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk menyerahkan Objek
Sewa kepada PIHAK KEDUA pada hari atau tanggal pembayaran
uang DP sebagaimana tercantum pada Pasal 2.

PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA berhak atas penyerahan Objek Sewa dari PIHAK
PERTAMA pada hari pembayaran DP.
2. PIHAK KEDUA berhak menggunakan Objek Sewa sebagai usaha
PIHAK PERTAMA dengan Peruntukan sebagai restaurant.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban mengembalikan Objek Sewa
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari setelah berakhirnya grace peiod di akhir sewa.
4. PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atau dibebaskan dari
segala ganti rugi atau tuntutan dari PIHAK PERTAMA yang
terjadi akibat kerusakan pada bangunan ruko yang diakibatkan
oleh force majeure. Yang dimaksud dengan Force majeure adalah
hal-hal yang disebabkan oleh faktor extern yang tidak dapat
diatasi maupun dihindari, seperti: banjir, gempa bumi, tanah
longsor, petir, angin topan, kebakaran, huru-hara, kerusuhan,
pemberontakan, dan perang.
5. Dalam perjanjian sewa-menyewa ini sudah termasuk hak bagi
PIHAK KEDUA untuk menggunakan semua fasilitas yang telah

24
terpasang sebelumnya pada bangunan ruko yang disewa.
Fasilitas-fasilitas tersebut adalah:
a. Listrik,
b. Saluran nomor telepon,
c. Saluran air dari PDAM.
Selama jangka waktu kontrak berlangsung, PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk membayar semua tagihan-tagihan atau
rekening-rekening serta biaya-biaya lainnya atas penggunaan
semua fasilitas tersebut. Segala kerugian yang timbul akibat
kelalaian PIHAK KEDUA dalam memenuhi kewajibannya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas berlakunya peraturan-
peraturan Pemerintah yang menyangkut perihal pelaksanaan
perjanjian ini, misalnya: Pajak-pajak, Iuran Retribusi Daerah
(IREDA), dan lain-lainnya.
7. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menjaga keamanan,
ketertiban dan ketenteraman lingkungan.
atau
PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk:
1. Menyediakan dana sebesar 50% (lima puluh persen) dari setiap
jumlah nilai pesanan dengan harga normal Kain Taipan Tropical
sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per meter,
dengan minimal order 150 (seratus lima puluh) meter.
2. Memberikan kewenangan kepada PIHAK KEDUA untuk
mengatur sistem penjualan sebagaimana mestinya.
3. Menyediakan Kain Taipan Tropical sesuai yang diperjanjikan.

25
PIHAK PERTAMA berhak mendapatkan:
1. Menerima pembayaran 50% (lima puluh persen) sebelum barang
diproduksi sesuai jumlah pesanan.
2. Menerima orderan secara tertulis dan ditandatangani pihak
pemesanan.
3. Menghentikan produksi dan supply apabila tidak terpenuhi
sebagaimana poin satu diatas.
4. Menerima pembayaran 100% (seratus persen) apabila barang
sudah diterima pemesanan paling lambat 1 (satu) bulan sejak
barang diterima.
5. Mendapatkan keuntungan sebesar 65% (enam puluh lima persen)
dari hasil penjualan yang dibuat setiap 2 (dua) bulan sekali.

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk:


1. Melakukan pemasaran Kain Taipan Tropical.
2. Membayar 50% (lima puluh persen) dari setiap jumlah nilai
pesanan.

PIHAK KEDUA berhak mendapatkan:


1. Menerima potongan harga sesuai kesepakatan harga sejak pertama
perjanjian PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA
ditandatangani.
2. Mendapatkan keuntungan sebesar 35% (tiga puluh lima persen)
dari hasil penjualan yang dibuat setiap 2 (dua) bulan sekali.
3. Mengembalikan barang yang telah diterima apabila tidak sesuai
dengan pesanan.
m. Jaminan
Merupakan jaminan dari masing-masing pihak mengenai kewenangan
melakukan tindakan hukum tersebut, validitas dokumen dan lain-lain.

26
Untuk perjanjian jasa konstruksi, jaminan yang diperlukan berisi
antara lain mengenai jaminan bagi penerima jasa oleh pemberi jasa,
bahwa pemberi jasa akan melaksanakan pekerjaannya dengan baik,
sesuai dengan kontrak yang disepakati bersama. Kontrak Kerjasama
konstruksi untuk saat ini sangat memerlukan jaminan dan
perlindungan hukum yang baik, karena dalam praktiknya jaminan
perorangan masih sulit didapatkan oleh si pembeli jasa.
contoh :
PASAL 6
JAMINAN
1. Selama jangka waktu berlakunya Surat Perjanjian ini, PIHAK
KEDUA sama sekali tidak dibenarkan untuk mengalihkan
Kembali atau mengontrakkan kembali kepada PIHAK KETIGA
dengan dalih atau alasan apa pun juga tanpa ijin dan persetujuan
tertulis dari PIHAK PERTAMA.
2. Sebelum jangka waktu kontrak seperti yang tertulis pada pasal
satu Surat Perjanjian ini berakhir, PIHAK PERTAMA tidak
dibenarkan meminta PIHAK KEDUA untuk mengakhiri jangka
waktu kontrak dan menyerahkan kembali rumah tersebut kepada
PIHAK PERTAMA kecuali telah disepakati oleh kedua belah
pihak.
3. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab seluruhnya akibat dari
kerusakan maupun kerugian yang disebabkan oleh kesalahan
struktur dari bangunan ruko tersebut. Yang dimaksudkan dengan
struktur adalah sistim konstruksi bangunan yang menunjang
berdirinya bangunan, seperti: pondasi, balok, kolom, lantai, dan
dinding.

27
4. Semua kerugian yang timbul akibat kelalaian PIHAK PERTAMA
dalam memenuhi kewajibannya tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan mengubah struktur dan
instalasi dari unit ruko tersebut tanpa ijin dan persetujuan dari
PIHAK PERTAMA.
6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kerusakan struktur
sebagai akibat pemakaian.
7. PIHAK PERTAMA menjaminkan membantu PIHAK KEDUA
dalam hal PIHAK KEDUA membutuhkan bantuan PIHAK
PERTAMA terkait perixzinan yang mana hal tersebut berkaitan
dengan hal kepemilikan (jika dibutuhkan).

n. Wanprestasi
Wanprestasi atau Breach of Contract adalah tidak dilaksanakannya
prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang diwajibkan oleh
kontrak terhadap pihak-pihak tertentu seperti yang disebutkan dalam
kontrak yang bersangkutan.
contoh :
PASAL 10
Wanprestasi
1. Wanprestasi merupakan Perbuatan Ingkar Janji terhadap
perjanjian yang telah disepakati oleh PARA PIHAK.
2. Wanprestasi terjadi ketika salah satu pihak tidak melaksanakan
kewajiban yang telah tertera dalam Perjanjian yang telah
disepakati bersama

atau

28
PASAL 9
WANPRESTASI

1. Wanprestasi merupakan perbuatan ingkar janji terhadap perjanjian


yang telah disepakati oleh PARA PIHAK.
2. Wanprestasi terjadi ketika salah satu pihak tidak melaksanakan
kewajiban yang telah tertera dalam Pasal 4 Perjanjian yang telah
disepakati bersama.

o. Force Mejeur
Force Majeure atau keadaan memaksa ini dapat diartikan
sebagaicsuatu keadaan dimana seorang Debitur terhalang untuk
melaksanakancpresnn ‘tasinya karena suatu keadaan atau peristiwa
yang tidak terdugacpada saat dibuatnya kontrak, keadaan atau
peristiwa tersebut tidak dapatcdipertanggungjawabkan kepada
kreditur, sementara debitur tidak dalam keadaan beritikad buruk.
Apabila terjadi Force Majeure sehingga isi perjanjian tidak dapat
dilaksanakan, baik seluruh maupun sebagian, maka tidak berarti
perjanjian otomatis menjadi batal, tetapi biasanya seluruh kerugian
yang timbul akan diselesaikan secara musyawarah oleh kedua belah
pihak
contoh :
PASAL 11
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah suatu kejadian atau


keadaan yang terjadi karena hal-hal diluar kemampuan PARA
PIHAK untuk mencegahnya yaitu yang disebabkan oleh

29
pelaksanaan undang-undang, peraturan-peraturan atau instruksi-
instruksi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia,
kebakaran, ledakan, banjir, gempa bumi, topan/badai, hujan yang
luar biasa, peperangan, huru-hara, keributan, blokade, perselisihan
perburuhan, pemogokan massal dan wabah penyakit, yang secara
langsung ada hubungannya dengan Perjanjian Kerjasama ini.
2. Salah satu Pihak dalam Perjanjian Kerjasama ini tidak dapat
menuntut Pihak lainnya untuk melaksanakan atau memenuhi
ketentuan-ketentuan Perjanjian Kerjasama ini atau menganggap
pihak lainnya telah melanggar Perjanjian ini apabila pihak lain
tersebut tidak dapat melaksanakan atau memenuhi ketentuan-
ketentuan Perjanjian ini karena adanya keadaan kahar.

p. Perselisihan dan Penyelesaian Sengketa


Klausul ini dibuat untuk melindungi kepentingan kedua belah Pihak
apabila di masa yang akan datang terjadi sengketa. Kesepakatan dalam
menangani sengketa memberikan kemudahan dalam pemilihan metode
penyelesaikan sengketa kepada Para Pihak.
contoh :
PASAL 9
PENYELESAIAN SENGKETA
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersepakat untuk
menempuh jalan musyawarah dan mufakat untuk menyelesaikan hal-
hal atau perselisihan yang mungkin timbul sehubungan dengan Surat
Perjanjian ini. Apabila jalan musyawarah dianggap tidak berhasil
untuk mendapatkan penyelesaian yang melegakan kedua belah pihak,
kedua belah pihak bersepakat untuk menempuh upaya hukum dengan
memilih domisili pada Kantor Paniteraan Pengadilan Negeri Bandung.

30
q. Domisili Hukum
Klausul Pilihan Hukum (Choice of Forum) adalah salah satu klausul
penting di dalam suatu perjanjian. Penempatan dari klausul ini
biasanya ada di akhir dari perjanjian, atau di bagian penutup kontrak.
Kendati klausul ini penting, klausul ini bersifat fakultatif, atau tidak
bersifat wajib. Keberadaan klausul ini tergantung dari keinginan dan
kesepakatan dari Para Pihak yang mengikatkan dirinya di dalam
kontrak tersebut. Klausul ini dianggap penting karena dapat
memberikan kepastian hukum kepada Para Pihak dan kepada forum
penyelesaian sengketa. Klausul ini mengarahkan kepada para pihak
untuk kemudian memilih forum apa yang akan digunakan apabila
dikemudian hari terjadi sengketa dalam perjalanan pemenuhan prestasi
pada kontrak.
Contoh :
PASAL 14
PENYELESAIAN SENGKETA/DOMISILI HUKUM

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat apabila


dikemudian hari timbul perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian
kerjasama ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan
melalui jalan non-litigasi yaitu dengan cara Alternatif
Penyelesaian Sengketa dengan bentuk mediasi, negosiasi dan
arbitrase.
2. Apabila PARA PIHAK setelah melalui jalur non-litagasi tetap
tidak menemukan jalan tengah, maka domisili hukum perjanjian
ini sesuai dengan ditanda tanganinya perjanjian ini yaitu
berkedudukan di Bandung, dengan pengadilan yaitu Pengadilan
Negeri 1A Kota Bandung.

31
r. Penutup
Pada bagian penutup, harus ditegaskan bahwa surat perjanjian yang
dibuat merupakan alat bukti yang dapat dipergunakan di kemudian
hari jika terjadi sengketa / konflik.
contoh :
PASAL 16
PENUTUP
1. Perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap asli, masing-masing sama
bunyinya, diataskertas bermaterai cukup serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.
2. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatangani bersama
oleh PARA PIHAK.

s. Tandatangan Para Pihak dan Saksi


Setiap kontrak harus ditandatangani oleh Para Pihak sebagai symbol
persetujuan dari pihak tersebut. Dibuat pula sebelumnya tempat
ditandatanganinya perjanjian tersebut.
Contoh :

Bandung, 25 Mei 2023

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

( Ramdani Maulana ) (Asep Sejahtera)

32
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Perjanjian adalah sumber Perikatan, disampingnya sumber-sumber
lain. Suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak itu
setuju untuk melakukan sesuatu. Perjanjian merupakan suatu perbuatan
hukum yang dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih didasari atas
kehendak yang sama untuk saling mengikatkan diri. Dalam hukum
perjanjian di Indonesia dikenal adanya kontrak bernama (nominaat), dan
kontrak tidak bernama (innominaat). Kontrak bernama adalah perjanjian
yang diberi nama oleh pembuat Undang-undang. Salah satu poin utama
dari pengertian itu adalah saling mengikatkan diri.

Perjanjian harus dilakukan dengan dasar adanya tindakan yang saling


timbal balik oleh para pihak yang membuatnya. Perjanjian itu merupakan
perbuatan hukum, sehingga bagi orang awam yang tidak paham dengan
doktrin perbuatan hukum akan segera mengetahui apabila perjanjian itu
adalah perbuatan hukum. Dua belah pihak atau lebih menunjukkan
perjanjian dapat dilakukan bukan hanya dua pihak saja akan tetapi lebih
dari dua pihak dapat yaitu tiga, empat atau lebih. Intinya perjanjian itu
dapat dilakukan lebih dari pada satu subjek hukum saja. Didasari atas
kehendak yang sama adalah untuk memberikan perlindungan atas
kehendak "kemauan dan kesepakatan" para pihak yang membuat
perjanjian. Kehendak merupakan dasar dari seseorang mau atau tidak
maunya untuk membuat perjanjian, apabila seorang sudah berkehendak
maka akan direalisasikannya dalam bentuk kesepakatan.

33
LAMPIRAN DOKUMEN PRAKTIKUM

“PERJANJIAN PENGADAAN BARANG”

KASUS POSISI

RAMDANI MAULANA berusia 30 tahun sebagai pemilik CV.


Gadjahmada yang beralamat rumah di Jl. Melong Kaler No. 16 Cikawao
Lengkong, Kota Bandung. Ia bertindak atas nama CV. Gajahmada
(berkedudukan di Jl. Kiaracondong No. 336, Binong, Kecamatan
Batununggal, Kota Bandung, dengan akta pendirian No. 14 tanggal 12
Agustus 2015 yang dibuat oleh dan di hadapan Notaris Lestari S.H. di kota
Bandung) bermaksud untuk membentuk kerjasama penjualan bahan pakaian
dinas yaitu kain Taipan Tropical kepada ASEP SEJAHTERA berusia 36
tahun sebagai pemilik Koperasi Karantina Bandung Sejahtera
(berkedudukan di Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 108, Turangga, Kecamatan
Lengkong, Kota Bandung, dengan akta pendirian No. 6 pada tanggal 5 Mei
2018 yang dibuat oleh dan di hadapan Notaris Burhan S.H. MKn di kota
Bandung) sebagai penjual yang mempunyaijaringan pembeli di seluruh
wilayah Bandung.

Dalam perjanjian kerjasama tersebut CV. Gajahmada yang diwakilkan oleh


RAMDANI MAULANA yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
menawarkan bentuk kerjasama Sharing Profit kepada Koperasi Karantina
Bandung Sejahtera yang diwakilkan oleh ASEP SEJAHTERA yang
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA sebesar 65 : 35 (enam puluh lima
banding tiga puluh lima) dari hasil penjualan yang dibuat. Dalam keadaan
PIHAK KEDUA bisa mendapatkan potongan 50% (lima puluh persen) dari
setiap jumlah nilai pesanan dengan harga normal kain Taipan Tropical

34
sebesar Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per meter dengan
minimal order 150 meter, kemudian PIHAK KEDUA bisa mengatur sistem
penjualan sebagaimana mestinya. Pembagian keuntungan ini berlaku untuk
hasil penjualan dalam kurun waktu 2 (dua) bulan sekali. Dengan keringanan
PIHAK KEDUA bisa mencicil total pesanan kain kepada PIHAK
PERTAMA selama jangka waktu 4 (empat) bulan setelah bahan kain yang
dipesan sampai di tangan PIHAK KEDUA. Perjanjian ini berlaku ketika
para pihak menyetujui kesepakatan dan berlangsung selama 5 (lima) tahun
sejak perjanjian ini dibuat dan disetujui oleh para pihak.

PERJANJIAN PENGADAAN BARANG

Pada Kamis tanggal 25 bulan Mei, Tahun 2023 (dua puluh lima bulan mei
tahun dua ribu dua puluh tiga) bertempat di Kota Bandung, telah
ditandatangani perjanjian kerjasama antara:

III. Nama : Ramdani Maulana


Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Direktur Utama CV. Gadjahmada
No KTP : 3204099213230005
Alamat : Jl. Melong Kaler No. 16 Cikawao Lengkong, Kota
Bandung.

Dalam hal ini bertindak selaku Direktur Utama CV. Gajahmada, di Jl.
Kiaracondong No. 336, Binong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung,

35
dengan akta pendirian No. 14 tanggal 12 Agustus 2015 yang dibuat oleh
dan di hadapan Notaris Lestari S.H. Mkn. di kota Bandung yang telah
didaftar dalam daftar di direktorat kementertian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia tanggal 20 Agustus 2015, Nomor AHU-
0012965.AH.01.01.TAHUN 2015, yang selanjutnya disebut sebagai
PIHAK PERTAMA

IV. Nama : Asep Sejahtera


Umur : 36 Tahun
Pekerjaan : Direktur Utama Koperasi Karantina Bandung
Sejahtera
No KTP : 31750605502790002
Alamat : Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 108, Turangga,
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung.

Dalam hal ini bertindak selaku Pemilik Koperasi Karantina Bandung


Sejahtera berkedudukan di Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 108, Turangga,
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, dengan akta pendirian No. 6 pada
tanggal 5 Mei 2018 yang dibuat oleh dan di hadapan Notaris Burhan S.H.
MKn di kota Bandung yang telah mendapatkan pengesahan oleh Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil Republik Indonesia Tanggal 16 Mei 2018, Nomor
987/BH/5432/V/2018, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA

PARA PIHAK terlebih dahulu, menerangkan hal-hal sebagai berikut:


A. PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa PIHAK PERTAMA secara
sah memiliki atas penguasaan penjualan “Kain Taipan Tropical” dan
mengajak bekerjasama atas nama Ramdani Maulana sebagai Direktur

36
Utama CV. Gadjahmada kepada PIHAK KEDUA atas nama Asep
Sejahtera sebagai Direktur Utama Koperasi Karantina Bandung
Sejahtera.
B. PIHAK KEDUA bermaksud untuk menyalurkan perdagangan “Kain
Taipan Tropical” kepada para pembeli melalui Koperasi Karantina
Bandung Sejahtera.
C. Bahwa pada hari ini, Kamis 25 Mei 2023, PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA dalam kedudukannya masing-masing
tersebut di atas, telah sepakat untuk mengadakan perjanjian
pengadaan barang (selanjutnya disebut kontrak) dengan
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam 16 (enam
belas) Pasal dengan kondisi sebagai berikut:

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan perjanjian kerjasama ini adalah PARA PIHAK
sepakat untuk melakukan kerjasama usaha Kain Taipan Tropical serta
lainnya.

PASAL 2
OBJEK PERJANJIAN
Objek Perjanjian kerjasama ini adalah berupa pengelolaan pemesanan,
harga, sistem pembayaran, dan sanksi sanksi.

PASAL 3
HARGA
Kedua belah pihak sepakat untuk PIHAK PERTAMA menyediakan dana

37
sebesar 50% (lima puluh persen) dengan harga Kain Taipan Tropical
sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per meter, dengan
minimal order 150 (seratus lima puluh) meter.

PASAL 4
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup perjanjian kerjasama ini adalah:
1. PARA PIHAK sepakat bahwa dalam kerjasama ini membagi
kewajiban, dimana PIHAK PERTAMA menyediakan Kain Taipan
Tropical,
2. dan PIHAK KEDUA akan membayar sesuai pesanan dan
mengoptimalkan kemampuan, pengalaman dan jaringan usaha.

PASAL 5
JANGKA WAKTU
1. Sebagai langkah awal dari kerja sama ini, PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA sepakat untuk menetapkan batas waktu selama 5
(lima) tahun masa percobaan, dimulai tanggal tanggal 25 Mei 2023 (dua
puluh lima bulan mei tahun dua ribu dua puluh tiga) sampai dengan
tanggal 25 Mei 2028 (dua puluh lima bulan mei tahun dua ribu dua
puluh delapan).
2. Setelah masa percobaan tersebut, PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA akan mengadakan evaluasi penilaian bersama sebagai bahan
pertimbangan untuk menetapkan kerja sama berikutnya.

PASAL 6

38
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk:

1. Menyediakan dana sebesar 50% (lima puluh persen) dari setiap jumlah
nilai pesanan dengan harga normal Kain Taipan Tropical sebesar Rp.
250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per meter, dengan minimal
order 150 (seratus lima puluh) meter.
2. Memberikan kewenangan kepada PIHAK KEDUA untuk mengatur
sistem penjualan sebagaimana mestinya.
3. Menyediakan Kain Taipan Tropical sesuai yang diperjanjikan.

PIHAK PERTAMA berhak mendapatkan:

1. Menerima pembayaran 50% (lima puluh persen) sebelum barang


diproduksi sesuai jumlah pesanan.

2. Menerima orderan secara tertulis dan ditandatangani pihak pemesanan.


3. Menghentikan produksi dan supply apabila tidak terpenuhi
sebagaimana poin satu diatas.
4. Menerima pembayaran 100% (seratus persen) apabila barang
sudah diterima pemesanan paling lambat 1 (satu) bulan sejak
barang diterima.
5. Mendapatkan keuntungan sebesar 65% (enam puluh lima persen) dari
hasil penjualan yang dibuat setiap 2 (dua) bulan sekali.

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk:

1. Melakukan pemasaran Kain Taipan Tropical.


2. Membayar 50% (lima puluh persen) dari setiap jumlah nilai pesanan.

PIHAK KEDUA berhak mendapatkan:

39
1. Menerima potongan harga sesuai kesepakatan harga sejak pertama
perjanjian PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA
ditandatangani.
2. Mendapatkan keuntungan sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari
hasil penjualan yang dibuat setiap 2 (dua) bulan sekali.
3. Mengembalikan barang yang telah diterima apabila tidak sesuai dengan
pesanan.
4. Dengan keringanan PIHAK KEDUA bisa mencicil total pesanan kain
kepada PIHAK PERTAMA selama jangka waktu 4 (empat) bulan setelah
bahan kain yang dipesan sampai di tangan PIHAK KEDUA.

PASAL 7
PELAKSANAAN
1. Dana disiapkan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
2. Dana dikeluarkan sesuai dengan keperluan PIHAK KEDUA untuk
jumlah pesanan.

PASAL 8
BAGI HASIL
PIHAK PERTAMA mendapatkan keuntungan sebesar 65% (enam puluh
lima persen) dari hasil penjualan yang dibuat setiap 2 (dua) bulan sekali dan
PIHAK KEDUA mendapatkan keuntungan sebesar 35% (tiga puluh lima
persen) dari penjualan yang dibuat setiap 2 (dua) bulan sekali.

PASAL 9
WANPRESTASI

40
1. Wanprestasi merupakan perbuatan ingkar janji terhadap perjanjian yang
telah disepakati oleh PARA PIHAK.
2. Wanprestasi terjadi ketika salah satu pihak tidak melaksanakan
kewajiban yang telah tertera dalam Pasal 4 Perjanjian yang telah
disepakati bersama.

PASAL 10
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah suatu kejadian atau
keadaan yang terjadi karena hal-hal diluar kemampuan PARA PIHAK
untuk mencegahnya yaitu yang disebabkan oleh pelaksanaan undang-
undang, peraturan-peraturan atau instruksi- instruksi yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Republik Indonesia, kebakaran, ledakan, banjir, gempa
bumi, topan/badai, hujan yang luar biasa, peperangan, huru-hara,
keributan, blokade, perselisihan perburuhan, pemogokan massal dan
wabah penyakit, yang secara langsung ada hubungannya dengan
Perjanjian Kerjasama ini.
2. Salah satu Pihak dalam Perjanjian Kerjasama ini tidak dapat menuntut
Pihak lainnya untuk melaksanakan atau memenuhi ketentuan-ketentuan
Perjanjian Kerjasama ini atau menganggap pihak lainnya telah
melanggar Perjanjian ini apabila pihak lain tersebut tidak dapat
melaksanakan atau memenuhi ketentuan-ketentuan Perjanjian ini
karena adanya keadaan kahar.

PASAL 11
PENYERAHAN
Barang akan diantarkan langsung ke gudang yang beralamat di Jl. Pelajar
Pejuang 45 No. 108, Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, oleh

41
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambat-lambatnya pada
27 Mei 2023.

PASAL 12
BATALNYA PERJANJIAN
1. Jika PIHAK KEDUA melakukan perjanjian pengadaan barang
kain “Taipan Tropical” dengan perusahaan yang lainnya pada saat
perjanjian ini sedang berlangsung maka perjanjian ini akan
dibatalkan.
2. Jika PIHAK PERTAMA secara sepihak menaikan harga tanpa
sepengetahuan PIHAK KEDUA maka perjanjian ini dapat
dibatalkan.

PASAL 13
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
PARA PIHAK sepakat bahwa perjanjian kerjasama ini berakhir bilamana:
1. Jangka waktu perjanjian kerjasama ini telah berakhir dan tidak
diperpanjang lagi.
2. Jika Salah satu pihak tidak memenuhi salah satu ketentuan dalam
pasal-pasal serta ayat-ayat perjanjian kerjasama ini.
3. FORCE MAJEURE yang menyebabkan tidak mungkin
dilaksanakannya kembali ulu perjanjian kerjasama ini.
4. Jika PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA mengakhiri Kontrak
perjanjian ini sebelum waktu yang telah dijanjikan, maka PARA
PIHAK yang mengakhirinyaharus membayar uang denda sebesar
Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) kepada PIHAK LAINNYA.

PASAL 14

42
PENYELESAIAN SENGKETA
1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat apabila
dikemudian hari timbul perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian
kerjasama ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan
melalui jalan non-litigasi yaitu dengan cara Alternatif Penyelesaian
Sengketa dengan bentuk mediasi, negosiasi dan arbitrase.
2. Apabila PARA PIHAK setelah melalui jalur non-litagasi tetap tidak
menemukan jalan tengah, maka domisili hukum perjanjian ini sesuai
dengan ditanda tanganinya perjanjian ini yaitu berkedudukan di
Bandung, dengan pengadilan yaitu Pengadilan Negeri 1A Kota
Bandung.

PASAL 15
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Ketentuan yang tidak tercantum dalam perjanjian ini harus
dicantumkan dalam perjanjian terpisah yang disepakati oleh PARA
PIHAK atas dasar niat baik.
2. Setiap addendum pada perjanjian ini harus dituangkan secara
tertulis dan ditandatangani oleh PARA PIHAK.
3. Perjanjian ini ditujukan bagi pihak-pihak yang tercantum dalam
perjanjian ini dan pihak lain yang ditunjukan dan disepakati oleh
PARA PIHAK serta, tidak dapatdialihkan kepada pihak lain tanpa
kesepakatan PARA PIHAK.
4. PARA PIHAK sepakat untuk menjaga kerahasiaan ini, kecuali bila
dinyatakan untuk dibuka berdasarkan hukum yang berlaku.

PASAL 15

43
PENUTUP
1. Perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap asli, masing-masing sama
bunyinya, diatas kertas bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan
hukum yang sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.
2. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatangani bersama oleh
PARA PIHAK.

Demikian perjanjian ini telah dibuat dengan seadil-adilnya, hal-hal yang


tidak atau belum diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur
kemudian oleh PARA PIHAK berdasarkan kesepakatan bersama.

Bandung, 25 Mei 2023


PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

( Ramdani Maulana ) (Asep Sejahtera)

Saksi-saksi:
1. Saddam Ardiwinata

44
2. Kayla Revasha Adhitya
3. Intan Tiara
4. Keisya Alifia Kusumajaya
5. Agatha Febiola Valentin Sagala

hh

45

Anda mungkin juga menyukai