INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS
Satuan Pendidikan SMA Negeri 2
Guru Mata pelajaran Vina Indriani, S.Pd
Jenjang SMA
Kelas / Fase X (Fase E)
Alokasi Waktu 2 JP
B. Kompetensi Awal Peserta didik sudah memahami jenis-jenis pencemaran
lingkungan hidup
C. Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
Gotong royong
Mandiri
Kreatif
D. Sarana dan Prasarana Gambar peristiwa perubahan lingkungan, Video dari Youtube, Gadget,
internet, modul luring
E. Target Peserta Didik Jumlah peserta didik: 36 PDBK:
Tidak ada
Kesulitan Belajar: Memahami soal literasi numerasi
F. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Metode: Ceramah, diskusi
KOMPONEN INTI
A. Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan
menciptakan solusi atas permasalahan-permasalahan
berdasarkan isu lokal atau global dari pemahamannya
tentang keanekaragaman mahkluk hidup dan peranannya,
virus dan peranannya, penerapan
bioteknologi, komponen ekosistem dan interaksi antar
komponen serta perubahan lingkungan.
B. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran melalui model Problem Based Learning
dengan pendekatan kontekstual dan TPACK:
Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis limbah
penyebab berbagai pencemaran lingkungan dengan benar
Peserta didik dapat menjelaskan fakta-fakta perubahan
lingkungan dengat tepat
Peserta didik dapat menganalisis penyebab dan dampak negatif
pencemaran terhadap lingkungan dengan benar
Peserta didik dapat memecahkan masalah bahaya popok
sekali pakai, sampah styrofoam, kebakaran hutan, emisi gas
methana dan bahaya merkuri dengan tepat
C. Pemahaman Bermakna Peserta didik memahami cara pengolahan limbah agar
menjadi lebih bermanfaat bagi kehidupan
Peserta didik menyadari bahwa pencemaran lingkungan adalah
tanggung jawab bersama
Peserta didik memahami dan menyadari bahwa upaya
pelestarian lingkungan perlu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
D. Pertanyaan Pemantik Masalah sampah sudah merupakan masalah kita semua.
Dimana-mana sampah sulit untuk dikondisikan.
Pernahkan anda melihat tumpukan sampah atau sampah
yang bertebaran di sungai, pantai atau tempat lainnya?
Mengapa penduduk saat ini kesulitan untuk mendapatkan air
bersih?
Apakah anda sudah melihat atau merasakan adanya
pencemaran di wilayah lingkungan tempat tinggal?
Tahukah anda bahwa pencemaran udara dapat diakibatkan
aktivitas manusia dan peristiwa alam?
Bagaimana jika air yang tersedia di rumah tercemar
sehingga berbau, berubah warna dan rasa?
Kegiatan Pembelajaran ( 2 JP )
Pendahuluan Peserta didik berdoa.
Guru mengecek kehadiran peserta didik.
Guru memeriksa kesiapan belajar peserta didik.
Guru mengkaitkan materi yang akan dipelajari dengan
materi sebelumnya yaitu tentang ekosistem dan
keseimbangan lingkungan.
Peserta didik diberi kesempatan melakukan refleksi awal
terkait pemahaman awal materi yang akan dibahas, hal yang
perlu dipersiapkan untuk belajar dan hal yang harus
dikembangkan. Guru menyediakan daftar istilah penting dan
pengertiannya pada bahan ajar untuk membantu siswa yang
belum memiliki pengetahuan cukup terkait materi yang
akan dibahas.
Peserta didik diberikan beberapa pertanyaan untuk
mengetahui pengetahuan awalnya.
Peserta didik melakukan pretest melalui aplikasi
Quizziz.com (TPACK).
Peserta didik membaca tujuan dan manfaat
pembelajaran/petunjuk hand out/petunjuk kegiatan.
Guru menyampaikan garis besar kegiatan pembelajaran.
Peserta didik mencermati suatu permasalahan mengenai
pencemaran lingkungan melalui video youtube
https://www.youtube.com/watch?v=hkj5gPi6Z9s Bagaimana
menurut kalian mengenai berita tersebut? Apakah hal tersebut
terjadi di tempat tinggal kalian? Bagaimana jika hal tersebut
terjadi di lingkungan tempat tinggal kalian?
Guru melakukan ice breaking untuk memotivasi siswa
PENYUSUN..............................................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................................2
PETA KONSEP...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A.Identitas Modul........................................................................................................................................4
B.Tujuan Pembelajaran................................................................................................................................4
C. Deskripsi Singkat Materi.............................................................................................................................4
D.Petunjuk Penggunaan Modul........................................................................................................................4
E. Materi Pembelajaran.................................................................................................................................5
KEGIATAN PEMBELAJARAN...................................................................................................................6
A.Tujuan Pembelajaran................................................................................................................................6
B.Uraian Materi..........................................................................................................................................6
C. Rangkuman..........................................................................................................................................10
D.Latihan Soal...........................................................................................................................................10
E. GLOSARIUM.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas X
Alokasi Waktu : 2 JP
Judul Modul : Pencemaran Lingkungan Hidup
B. Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran lingkungan
2. Menjelaskan fakta-fakta perubahan lingkungan
3. Menganalisis penyebab dan dampak negatif pencemaran terhadap lingkungan
4. Memecahkan masalah bahaya popok sekali pakai, sampah styrofoam, kebakaran hutan, emisi gas methana dan
bahaya merkuri
Saat ini, di sejumlah wilayah, terutama di perkotaan dan wilayah industri, penduduk kesulitan
mendapatkan air bersih dalam jumlah yang cukup untuk menunjang kehidupannya sehari-hari. Mengapa penduduk
kesulitan untuk mendapatkan air bersih? Hal ini disebabkan oleh adanya pencemaran pada sumber-sumber air.
Apa yang dimaksud dengan pencemaran? Pada bab ini, kita akan membahas keseimbangan dan perubahan
lingkungan, jenis pencemaran, dan penyebab pencemaran, serta bagaimana cara menjaga lingkungan dan
mengelola berbagai jenis limbah.
E. Materi Pembelajaran
Modul ini di dalamnya terdapat uraian materi, contoh soal, soal latihan. Materi
Pembelajaran: Pencemaran Lingkungan
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran lingkungan
2. Menjelaskan fakta-fakta perubahan lingkungan
3. Menganalisis penyebab dan dampak negatif pencemaran terhadap lingkungan
4. Memecahkan masalah bahaya popok sekali pakai, sampah styrofoam, kebakaran hutan, emisi gas methana dan
bahaya merkuri
B. Uraian Materi
Pencemaran Lingkungan Hidup
Lingkungan menyediakan sumber daya alam yang dibutuhkan manusia untuk menunjang kehidupannya. Namun,
berbagai aktivitas manusia menghasilkan limbah yang sebagian besar tidak dikelola dengan baik dan dibuang ke
lingkungan. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999, limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan.
Terkadang limbah tersebut membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Menurut UU No. 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 12, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukannya. Bahan penyebab pencemaran disebut polutan. Suatu lingkungan dikatakan
tercemar apabila jumlah atau kadar polutan melebihi ambang batas sehingga menyebabkan menurunnya kualitas
atau daya dukung lingkungan dan terganggunya kehidupan makhluk hidup.
Pencemaran dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran
tanah, dan pencemaran suara.
1. Pencemaran Udara
Atmosfer bumi tersusun dari 78% gas nitrogen, 21% gas oksigen, 0,93% gas argon, 0,032% gas karbon dioksida, dan
sejumlah kecil gas-gas lain. Komposisi gas ini merupakan komposisi atmosfer yang paling sesuai untuk mendukung
kehidupan di bumi. Jika jumlahnya meningkat sebagai hasil aktivitas manusia atau akibat peristiwa alam, akan terjadi
ketidakseimbangan komposisi atmosfer bumi yang menyebabkan berbagai masalah lingkungan yang juga
berdampak pada kesehatan manusia. Perubahan komposisi atmosfer tersebut juga disebabkan masuknya
berbagai polutan yang bukan merupakan komponen penyusun atmosfer, contohnya chlorofluorocarbon
(CFC). Meningkatnya kegiatan industri atau penggunaan bahan bakar fosil untuk kendaraan bermotor,
menyebabkan semakin banyaknya polutan yang terbuang ke udara.
Beberapa zat yang dapat menyebabkan pencemaran udara adalah sebagal berikut.
Pada efek rumah kaca, sinar matahari yang menembus lapisan gas rumah kaca akan dipantulkan kembali ke
bumi sehingga menimbulkan panas yang terperangkap seperti pada "rumah kaca. Tanpa efek rumah kaca, suhu
bumi akan sangat dingin, Namun, semakin meningkatnya kadar gas rumah kaca, seperti CO2, di udara akibat
pembakaran hutan dan penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan meningkatkan efek rumah kaca, dan
menyebabkan pemanasan global (global warming). Meningkatnya suhu bumi akibat pemanasan global,
berdampak pada mencairnya es di kutub sehingga meningkatkan ketinggian muka air laut. Pemanasan
global juga berdampak pada perubahan iklim bumi.
f. Belerang Oksida (SOx)
Belerang oksida dapat berupa SO2, atau SO3, Gas SO2, berbau menyengat dan tidak mudah terbakar.
Sementara itu, SO3 bersifat reaktif, di udara mudah bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat (H2SO4)
yang dapat menyebabkan hujan asam dan korosi logam. Belerang oksida berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil terutama batu bara. Pencemaran SO 2, di udara berasal dari asap pabrik dan kendaraan bermotor. SO2,
membahayakan bagi penderita penyakit pernapasan kronis dan dapat menyebabkan kejang saluran
pernapasan.
2. Pencemaran Air
Setiap hari kita membutuhkan air untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan lain-lain. Bagaimana jika air yang
tersedia di rumah tercemar sehingga berbau, berubah warna dan rasa? Pasti tidak nyaman dengan kondisi
tersebut karena berisiko mengganggu kesehatan tubuh, seperti gatal-gatal di kulit, sakit perut (diare), muntah, atau
cacingan.
Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup atau zat lain ke dalam air yang menyebabkan kualitas air menurun
ke tingkat tertentu sehingga tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Pencemaran dapat terjadi pada air di darat
ataupun di laut. Untuk menentukan air sudah tercemar atau belum, dapat dilakukan pengujian terhadap tiga
parameter, yaitu sebagai berikut.
a. Parameter fisik meliputi kandungan partikel padat, zat padat terlarut, kekeruhan, warna, bau, suhu, dan pH air.
Air normal yang dapat dikonsumsi memiliki sifat tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Air normal
memiliki pH sekitar 6,5-7,5.
b. Parameter kimia meliputi BOD (biochemical oxygen demand), COD (chemical oxygen demand), dan DO
(dissolved oxygen). BOD adalah ukuran kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik di dalam air. COD adalah ukuran kandungan oksigen
yang diperlukan agar bahan buangan di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia (biasanya
digunakan dalam indikator limbah cair industri). DO adalah ukuran kandungan oksigen terlarut dalam air.
Kandungan zat atau senyawa kimiawi, misalnya amonia bebas, nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik,
fosfor anorganik, sulfat, klorida, belerang, logam, dan gas, juga dapat dijadikan indikator pencemaran air.
c. Parameter biologi digunakan untuk mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme air yang dapat
menyebabkan penyakit, contohnya Escherichia coll, Vibrio cholerae, Salmonella typhi, dan
Entamoeba histolytica.
Penyebab pencemaran air dapat berasal dari sumber langsung dan sumber tidak langsung. Sumber pencemaran
langsung berupa buangan (efluen) yang langsung dibuang ke badan air, misalnya sungai, saluran air, selokan, laut,
dan danau.
Sumber pencemaran tidak langsung merupakan kontaminan yang masuk melalui air tanah akibat pencemaran
air permukaan oleh limbah industri ataupun limbah domestik. Pencemaran air disebabkan oleh limbah dari berbagai
kegiatan manusia, antara lain sebagai berikut.
Limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari perumahan, pusat perdagangan, perkantoran, hotel, rumah
sakit, dan tempat umum lainnya. Limbah domestik, misalnya detergen, sampah organik, tinja hewan, dan tinja
manusia. Air sungai yang tercemar limbah tidak layak untuk dikonsumsi manusia karena dapat menimbulkan
berbagai penyakit, seperti tifus, kolera, disentri, diare, cacingan, dan gatal pada kulit.
Limbah industri, yaitu limbah yang berasal dari industri (pabrik). Limbah industri berupa bahan-bahan sisa yang
mengandung logam berat berbahaya dan beracun, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), tembaga (Cu), krom (Cr), seng
(Zn), dan nikel (Ni). Logam berat ini biasanya terakumulasi dalam organisme air, seperti ikan. Manusia yang
mengonsumsi ikan yang tercemar logam berat akan mengalami gangguan kesehatan. Salah satu kasus yang
pernah terjadi, yaitu kematian penduduk akibat penyakit Minamata di Jepang. Hal tersebut diakibatkan warga
mengonsumsi ikan yang tercemar limbah merkuri di Teluk Minamata.
Limbah pertanian, yaitu limbah dari kegiatan pertanian berupa pupuk kimia dan pestisida. Kelebihan pupuk di
lahan pertanian akan tercuci oleh hujan dan masuk ke saluran irigasi, sungai, dan danau sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan unsur hara di badan perairan yang disebut eutrofikasi. Peningkatan unsur hara menyebabkan
terjadinya blooming, yaitu pertumbuhan ganggang atau eceng gondok secara cepat sehingga menutup
permukaan air. Permukaan air yang tertutup ganggang atau eceng gondok akan menghambat masuknya cahaya
matahari ke dalam perairan dan menurunkan oksigen terlarut di air. Akibatnya, banyak organisme air yang mati
kekurangan oksigen.
Limbah pertambangan, yaitu limbah yang berasal dari area pertambangan. Contohnya, tambang emas yang
menggunakan merkuri (Hg) untuk memisahkan emas dari bijihnya. Tumpahan minyak dari
pertambangan minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker akan mematikan organisme di laut, misalnya
ganggang, ikan, Mammalia laut, dan burung pemakan ikan di laut.
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Pencemaran tanah secara langsung terjadi
jika zat pencemar langsung mencemari tanah, misalnya dari penggunaan insektisida, fungisida, herbisida, DDT
(dikloro difenil trikloroetana), dan pupuk kimiawi secara berlebihan. Sementara itu, pencemaran tanah tidak langsung
terjadi melalui perantara air dan udara, misalnya limbah domestik dan industri dibuang ke sistem perairan lalu
polutan tersebut terserap ke dalam tanah atau zat sisa pembakaran dari pabrik dan kendaraan bermotor yang
dibuang ke udara, lalu terbawa oleh air hujan dan masuk ke dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan
oleh limbah yang tidak mudah terurai, misalnya plastik, kaca, stirofoam, dan kaleng.
Pencemaran tanah memiliki dampak negatif, antara lain mematikan organisme di dalam tanah dan mengganggu porositas
dan kesuburan tanah.
4. Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah suara yang tidak diinginkan, mengganggu, dan merusak pendengaran manusia.
Pencemaran suara dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:
a. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang terjadi dalam waktu singkat dan biasanya mengejutkan. Contohnya,
suara ledakan mercon, suara tembakan senjata, dan suara petir.
b. Kebisingan impulsif kontinu, yaitu kebisingan impulsive yang terjadi terus-menerus, tetapi hanya
sepotong- sepotong. Contohnya, suara palu yang dipukulkan terus-menerus.
c. Kebisingan semikontinu, yaitu kebisingan kontinu yang hanya sekejap, kemudian hilang dan muncul lagi.
Contohnya, suara lalu-lalang kendaraan bermotor di jalan dan suara pesawat terbang yang sedang
melintas.
d. Kebisingan kontinu, yaitu kebisingan yang datang secara terus-menerus dalam waktu yang cukup lama.
Contohnya, suara mesin pabrik. Kebisingan kontinu, terutama yang berintensitas tinggi, sering menjadi
penyebab rusaknya pendengaran.
Untuk menentukan tingkat kebisingan, digunakan alat SLM (sound level meter). Ukuran kebisingan dinyatakan
dalam satuan desibel (dB). Rata-rata seseorang mampu mendengar suara dengan frekuensi 20-20.000 Hz. Kebisingan
adalah suara dengan frekuensi di atas 80 dB. Di Indonesia, nilai ambang batas (NAB) untuk kebisingan yang
diperkenankan adalah 85 dB untuk waktu kerja delapan jam per hari.
C. Rangkuman
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara.
Pencemaran udara adalah adanya bahan atau zat asing di udara yang mengakibatkan perubahan susunan (komposisi) udara
dari keadaan normalnya. Zat penyebab pencemaran udara, antara lain karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx),
chlorofluorocarbon (CFC), dan gas rumah kaca (H2O, CO2, CH4, O3 dan NO). Pencemaran air adalah masuknya makhluk
hidup atau zat lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu dan air tidak
berfungsi lagi sesuai kegunaannya.
Pencemaran tanah adalah masuknya zat pencemar ke dalam tanah baik secara langsung maupun tidak langsung
(melalui air dan udara). Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh insektisida, fungisida, herbisida, DDT (dikloro difenil
trikloroetana), pupuk kimia, plastik, kaca, stirofoam, kaleng, dan limbah industri.
Pencemaran suara adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan, tidak disenangi, mengganggu, dan dapat merusak
pendengaran manusia. Suara dikatakan bising apabila frekuensinya lebih dari 80 dB.
D. Latihan Soal
Petunjuk: Pilihlah salah satu pilihan jawaban yang benar!
1. Data AirVisual situs penyedia peta polusi online harian kota-kota besar di seluruh dunia, menunjukkan bahwa di
suatu Ibu Kota Negara A pada hari Kamis pukul 6.00 pagi memiliki nilai indeks kualitas udara (AQI) sebesar 201,
atau masuk dalam kategori sangat tidak sehat. Kemudian pada pukul 9.00 pagi, sudah mulai menurun menjadi 158
dan masuk dalam kategori tidak sehat. Meskipun nilai indeks sudah turun, kualitas udara di Kota tersebut masih
berada di urutan nomor empat terburuk di dunia.
Berdasarkan data tersebut, kemungkinan penyebab tingginya nilai indeks kualitas udara di Ibu Kota Negara A
adalah ….
A. terdapat banyak pabrik
B. kurangnya penghijauan
C. terjadi pemanasan global
D. banyak gedung bertingkat
E. penggunaan kendaraan bermotor
2. Hasil pertanian dipengaruhi oleh kualitas tanah sebagai media tanam. Limbah yang dapat menurunkan kualitas
tanah, antara lain ….
A. kaleng dan kardus
B. pupuk anorganik dan pupuk organik
C. detergen dan biopestisida
D. pupuk kompos dan feses hewan ternak
E. kaleng, plastik, dan stirofoam
4. Hari ozon internasional diperingati setiap tanggal 16 September. Gerakan yang sesuai dengan tema tersebut
adalah ….
A. menanam seribu pohon
B. bersepeda santai bersama
C. hemat dalam penggunaan energi listrik
D. larangan penggunaan kendaraan bermotor
E. larangan penggunaan tabung semprot aerosol
5. Setiap bekerja, Pak Arif selalu memasang alat earplug untuk melindungi dan mengurangi tingkat
kebisingan kontinu yang masuk ke telinganya. Profesi pekerjaannya kemungkinan sebagai ….
A. polisi lalu lintas
B. karyawan pabrik
C. tukang bangunan
D. pelatih atlet menembak
E. penjaga pintu rel kereta api
8. Di suatu sungai besar, banyak ditemukan ikan jenis tiger fish yang suka memakan ikan kapenta.
Terkadang, beberapa burung kormoran terbang di atas sungai untuk makan tiger fish. Di dalam air, banyak
ditemukan ganggang (alga). Sungai besar tersebut mendapat aliran air dari beberapa sungai kecil/parit-parit
sawah. Di sawah, petani sering menggunakan DDT (dikloro difenil trikloroetana) untuk menyemprot serangga
hama karena dianggap lebih efektif dibanding jenis insektisida lainnya. Pernyataan yang tepat terkait
tingkatan akumulasi DDT dalam tubuh organisme pada rantai makanan yang terjadi adalah ….
A. Akumulasi DDT dalam padi paling besar.
B. Akumulasi DDT terkecil di tubuh ikan tiger fish.
C. Akumulasi DDT dalam padi jumlahnya sama dengan alga.
D. Tubuh burung kormoran paling banyak mengandung DDT.
E. DDT dalam tubuh kapenta lebih banyak daripada tiger fish.
9. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 2,5 juta orang meninggal setiap tahun akibat malaria. DDT
begitu efektif dalam mengontrol nyamuk penyebab malaria. Oleh karena itu, banyak ahli berpikir bahwa insektisida
dapat menyelamatkan lebih banyak jiwa dibandingkan bahan kimia lainnya. Namun, DDT tidak ramah terhadap
lingkungan karena tidak mudah terdegradasi. Pernyataan yang bukan merupakan solusi masalah tersebut adalah
….
A.DDT hanya bisa dipakai ketika musim malaria.
B.Sebisa mungkin tidak menggunakan DDT.
C. Menyediakan obat untuk menyembuhkan malaria.
D.Mengganti DDT dengan malathion yang larut dalam air.
E. Membudidayakan alga untuk mengurang toksisitas tanah
Sumber: www.shutterstock.com
Jika alat ini dilepas dari atas atap gedung atau pabrik, hal yang akan terjadi adalah ….
A.peningkatan pencemaran suara
B.peningkatan pencemaran udara lingkungan
C. mengurangi pencemaran udara dalam ruangan
D.udara dalam ruangan menjadi panas, pengap, dan kotor
E. ruangan menjadi gelap akibat tidak ada cahaya matahari
E. Glosarium
Blooming : Pertumbuhan ganggang atau eceng gondok secara cepat sehingga menutupi
permukaan perairan.
COD : Chemical Oxygen Demand, ukuran kandungan oksigen yang diperlukan agar bahan
buangan di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia (biasanya digunakan dalam
indikator limbah cair industri).
Daya lenting : Kemampuan lingkungan untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Daya
dukung : Kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan.
DDT : Dikloro Difenil Trikloroetana, suatu jenis insektisida yang bersifat sulit terurai sehingga
residunya tetap berada di air atau tanah.
DO : Dissolved Oxygen, ukuran kandungan oksigen telarut dalam air.
Insenerator : Tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak
membuang asap.
Konservasi : Usaha untuk melindungi, mengatur, dan memperbaharui sumber daya alam.
Pencemaran : Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pemanasan Global : Peningkatan suhu dipermukaan bumi yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan
kenaikan permukaan air laut.
Pengomposan : Composting, proses pembusukan sampah-sampah organik dengan menggunakan bakteri
aerob hingga menjadi pupuk kompos.
F. Daftar Pustaka
Guslisnawati, dkk (2022). Meningkatkan Kemampuan Literasi Numerasi Peserta didik Melalui Penerapan
Model Pembelajaran PBL Berbasis Stem. Jurnal Matematik Pedagogik.
http://jurnal.una.ac.id/index.php/jmp/article/view/2821
Irnaningtyas.2022 : Biologi untuk SMA /MA kelas X. Jakarta: Erlangga. Kurikulum Merdeka.
https://www.gramedia.com/literasi/pencemaran-lingkungan/
Olyvia Oshi Arestu, dkk. (2018). Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah Melalui Lembar Kegiatan Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/view/6805
MEDIA PEMBELAJARAN
Kelas : X
Materi : Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Sub Materi : Pencemaran Lingkungan Hidup
Capaian Pembelajaran :
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan menciptakan solusi atas permasalahan-permasalahan berdasarkan
isu lokal, nasional atau global terkait pemahaman keanekaragaman makhluk hidup dan peranannya, virus dan peranannya, inovasi
teknologi biologi, komponen ekosistem dan interaksi antar komponen serta perubahan lingkungan
Tujuan Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran lingkungan
2. Menjelaskan fakta-fakta perubahan lingkungan
3. Menganalisis penyebab dan dampak negatif pencemaran terhadap lingkungan
4. Memecahkan masalah bahaya popok sekali pakai, sampah styrofoam, kebakaran hutan, emisi gas methana dan
bahaya merkuri
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk Kerja
tirto.id - Ketika tidur malam hari atau sedang bepergian jauh, popok sekali pakai menjadi solusi bagi Sandra
Shinta (31) untuk mengatasi kerepotan gonta-ganti celana saat anak buang air kecil atau besar. Sandra menggunakan popok
untuk anaknya ketika sang buah hati berusia satu hingga tiga tahun. Menurutnya, anak yang berumur di bawah tiga tahun
kerap buang air kecil sebab mereka masih sering minum air susu. Popok sekali pakai pun dirasa mampu meringankan
pekerjaan Sandra yang sehari-hari mengurus sang anak tanpa bantuan orangtua atau babysitter. “Kami bepergian bisa naik
transportasi umum atau kendaraan pribadi, rasanya tidak hanya orangtuanya yang nyaman tapi anak juga. Selain itu, kalau
buang air besar, jadi lebih aman karena kami orangtua tidak akan panik dan bingung untuk membersihkan. Tinggal lepas,
bersihkan anak, dan ganti dengan popok yang baru,” aku Sandra kepada Tirto. Berbeda dengan Sandra, Lady Denker (26)
menggunakan popok sekali pakai untuk anaknya sejak sang buah hati berusia dua bulan. Ketika dihubungi Tirto, Lady
mengatakan bahwa ia masih memakaikan popok pada sang anak yang kini berumur sembilan bulan setiap hari. “Setahuku, rata-
rata sampai [usia] dua tahun begitu sudah bisa toilet training, baru bisa lepas popok sekali pakai,” katanya. Lady menjelaskan
bahwa volume air kencing semakin banyak seiring bertambahnya usia sang anak. Jika anaknya memakai popok kain maka
Lady akan kerepotan membersihkan perlak dan kain kasur yang bau pesing terkena pipis. Cucian popok kain pun menumpuk.
"Satu lagi, najisnya [juga] bikin kepikiran." Baca juga: Semua Popok Sekali Pakai adalah Pampers Kepraktisan popok
sekali pakai juga membuat Emi Zulaifah (50) memilih menggunakan produk tersebut untuk dua anaknya. Emi mengatakan
bahwa popok sekali pakai mulai banyak dijual dengan harga ramah kantong sejak tahun 2000-an. Menurut Emi, ia tidak
memakai popok sekali pakai saat membesarkan anak pertama hingga ketiga yang lahir tahun 1990-an. Alasannya, harga popok
waktu itu jauh lebih mahal daripada yang dijual saat ini. Jumlahnya pun belum sebanyak sekarang. Akibatnya, Emi hanya
memakaikan popok sekali pakai pada ketiga
anaknya ketika hendak bepergian. “Saya mengalami dua masa ketika saya pakai popok kain karena popok sekali pakai belum
populer. Jika tidak ada popok sekali pakai, sebenarnya para ibu akan terbiasa memakai popok kain juga. Tapi sekarang popok
sekali pakai ada dan murah. Mbak-mbak yang bekerja di rumah saya tahu betul cara cari popok diskonan,” ujar Emi kepada
Tirto. Persoalan Sampah Popok Sekali Pakai Nyaman dan praktis. Itulah alasan para orangtua memilih popok sekali pakai,
sebuah produk yang dianggap meringankan pekerjaan orangtua.
Namun, kehadiran popok sekali pakai juga menyisakan permasalahan sampah yang tak hanya berpotensi
mencemari lingkungan tapi juga mempengaruhi kesehatan manusia. Seperti yang dilaporkan Mongabay, popok
sekali pakai menjadi penyumbang sampah terbanyak kedua di laut, yakni 21% menurut riset Bank Dunia pada 2017. Di
peringkat pertama ada sampah organik yang besaran angkanya mencapai 44%. Selain itu, ada pula tas plastik (16%), sampah
lain (9%), pembungkus plastik (5%), beling kaca dan metal (4%), serta botol plastik (1%). The Guardian mencatat
sebanyak 3 miliar dan 20 miliar popok sekali pakai dibuang di Inggris dan Amerika setiap tahunnya. Adapun Australian
Science melaporkan bahwa penduduk Australia menggunakan
5.6 juta popok sekali pakai setiap harinya. Sumber yang sama mengatakan bahwa 2 miliar popok sekali pakai dibuang
ke tempat pembuangan sampah di Australia setiap tahunnya. Prigi Arisandi, Direktur LSM Ecological Observation and
Wetlands Conservation (Ecoton), mengatakan sampah popok juga menjadi persoalan sungai- sungai yang terletak di pulau
Jawa. Ia menjelaskan bahwa sampah popok ditemukan di sungai besar seperti Kali Brantas, Bengawan Solo, Citarum, dan
Progo. Di Sungai Brantas, Ecoton memperkirakan sebanyak 3 juta popok sekali pakai dibuang warga ke kali setiap hari.
Kepada Tirto, Prigi menjelaskan bahwa popok sekali pakai mengandung senyawa kimia Super Absorbent Polymer (SAP)
sebanyak 42% yang akan berubah bentuk menjadi gel saat terkena air. Apabila terurai dalam air, zat kimia ini dapat berbahaya
bagi lingkungan. Senyawa ini dapat menyebabkan perubahan hormon pada ikan. "Pembuahan ikan berlangsung secara
eksternal. Sperma keluar dan ovumnya keluar. Kondisi air sangat berpengaruh. Kalau enggak mati ya berubah kelamin. Di Kali
Brantas, sejak tahun 2011-2013, 80%-85% itu ikannya betina. Normalnya kan 50:50. Tahun 2013 ada penelitian yang
melaporkan gangguan: ikan betina matang sementara ikan jantannya itu mandul. Tahun 2013, peneliti Perancis dan
Universitas Brawijaya menemukan 20% ikan di hilir Sungai Brantas itu mengalami intersex atau satu tubuh ada dua
kelamin,” ujarnya. Selain itu, lanjut Prigi, 55% bahan pokok pembuat popok sekali pakai adalah plastik yang notabene
membutuhkan waktu lama untuk terurai. “Temuan terakhir kami bulan Juni sampai Juli 2018 ada fragmen plastik dan fiber
yang menyerupai bahan baku popok pada lambung ikan Kali Brantas yang kami teliti." Prigi mengakui bahwa
kebanyakan orang memilih popok sekali pakai karena faktor nyaman, praktis, murah, dan ada di mana-mana. Di Jawa
Timur, persoalan membuang sampah di sungai didorong pula oleh mitos suluten; masyarakat percaya bahwa
membakar atau membuang popok di tempat sampah dapat menyebabkan ruam dan iritasi. Dalam menyikapi persoalan
sampah popok, Prigi menilai bahwa seharusnya produsen menjalankan Extended Producer Responsibility (EPR) yang
telah diatur dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. EPR, menurut Prigi, mengharuskan para produsen
bertanggung jawab atas sampah dari produk yang mereka hasilkan. “Produsen juga harusnya membuat semacam SOP yang
menjelaskan bahwa kotoran harus dibersihkan dahulu sebelum dibuang ke tempat sampah dan menghimbau agar tidak
membuang popok ke sungai,” ujar Prigi. Selain itu, pemerintah perlu membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan
teknologi sanitary landfill atau lahan urug saniter. Pasalnya, popok termasuk dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) yang tidak bisa dicampur dengan sampah lain. Sejak tahun lalu, Prigi mengatakan bahwa Ecoton telah
bertemu dengan pihak dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup,
Dirjen Pengelolaan Sampah B3, dan dinas-dinas provinsi Jawa Timur untuk membahas persoalan sampah popok. Namun,
penanganan sampah tersebut hingga kini belum dilakukan.
Clodi sebagai Solusi Untuk mengurangi sampah produk sekali pakai, barang yang dirancang untuk digunakan
secara berkelanjutan bisa menjadi solusi. Ketika ditanya soal alternatif popok yang ramah lingkungan, Prigi menyebut clodi
atau cloth diaper. Berbeda dengan popok sekali pakai, jelas Prigi, clodi dapat dipakai berulang kali sebab bisa dicuci
kemudian dikeringkan. Cloth diaper hampir sama dengan popok kain. Bedanya, clodi dilengkapi lapisan penyerap ompol
yang terbuat dari beragam material dengan kemampuan serap tinggi seperti mikrofiber, bambu, wool, serta kayu hemp. Lapisan
dalam clodi menjaga kulit bayi agar relatif kering, sementara bagian luarnya dilapisi bahan polimer yang tak tembus air
sehingga popok tak bocor. Dibandingkan dengan popok sekali pakai, harga clodi memang lebih mahal sehingga para
orangtua harus lebih dalam merogoh kantong.
Namun dalam jangka panjang, membeli clodi lebih hemat dibandingkan popok sekali pakai. Jika dihitung-hitung, bayi usia 0-1
bulan memerlukan 10-12 lembar popok per hari. Total popok yang digunakan satu bulan pertama bisa mencapai 320-360
lembar. Di usia 1-5 bulan, bayi membutuhkan 8-10 lembar popok, dengan jumlah total popok per bulannya mencapai
240-300 lembar. Kebutuhan ini sedikit menurun ketika bayi berusia 5-12 bulan karena hanya b utuh 8 lembar popok 8 per
hari, (240 per bulan). Total biaya selama setahun untuk membeli popok seharga Rp30 ribu per 22 buah adalah Rp4,5 juta.
Sementara itu, jika memakai clodi, dengan asumsi ganti popok per empat jam sekali, maka dalam sehari bayi hanya
membutuhkan 8 buah clodi. Agar ada cadangan saat clodi dijemur, setidaknya orangtua perlu mempunyai persediaan clodi
untuk dua hari. Dengan clodi seharga Rp70 ribu, para orangtua pun hanya perlu mengeluarkan Rp1.120.000 untuk
pemakaian berulang kali. https://tirto.id/bahaya-sampah-popok-sekali-pakai-untuk-lingkungan-dan-kesehatan-cQoQ
Pertanyaan Diskusi
Silahkan cermati berita di atas, silahkan berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menciptakan solusi yang dapat
menanggulangi permasalahan tersebut.
1. Masalah apa yang terdapat pada informasi di atas?
2. Dampak apakah yang kemungkinan akan terjadi di Indonesia, jika semua keluarga di Indonesia
menggunakan popok sekali pakai?
4. Buatlah grafik presentasi penyumbang sampah tertinggi hingga terendah menurut riset Bank Dunia pada tahun
2017!
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1……………………………………………… 4…………………………………………….
2……………………………………………… 5…………………………………………….
3…………………………………………….... 6…………………………………………….
Kelas : ……….
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk Kerja
Kantong plastik menjadi isu pembicaraan penting akhir-akhir ini di dunia pengelolaan sampah. Harganya yang
murah, gampang ditemukan, dan mudah digunakan membuat kantong plastik telah menjadi bagian dari hidup manusia. Hampir
semua kemasan makanan dan pembungkus barang dan makanan menggunakan plastik dan
kantong plastik. Belum lagi plastik untuk kebutuhan lain seperti peralatan dan perabotan rumah tangga, mainan anak-anak, alat
olahraga, peralatan elektronik maupun medis, dan sebagainya.
Plastik baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20. Namun penggunaannya berkembang secara luar
biasa dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun
1990an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Plastik menjadi primadona karena beberapa sifatnya yang
istimewa yakni, mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan; bobotnya ringan sehingga bisa menghemat biaya
transportasi; tahan lama; aman dari kontaminasi kimia, air dan dampaknya; aman sebagai kemasan barang
maupun makanan; dan tahan terhadap cuaca dan suhu yang berubah; dan yang lebih penting lagi adalah harganya
murah.
Fenomena booming sampah plastik telah menjadi momok yang menakutkan di setiap belahan bumi. Tidak
saja di negara-negara berkembang tetapi juga di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang. Saat ini
penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai
80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun. Akibat sampah plastik yang memerlukan ratusan bahkan
ribuan tahun untuk terurai kembali ke bumi, 57 persen sampah yang ditemukan di pantai berupa sampah plastik.
Sebanyak 46 ribu sampah plastik mengapung di setiap mil persegi samudera bahkan kedalaman sampah plastik di
samudera pasifik sudah mencapai hamper 100 Meter. Bahkan menurut catatan lebih dari 1 juta burung dan 100 ribu
binatang laut tercemar olah sampah plastik.
Di Indonesia, menurut data statistik persampahan domestik Indonesia, jenis sampah plastik menduduki peringkat
kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi sampah. Dengan demikian, plastik telah mampu
menggeser sampah jenis kertas yang tadinya di peringkat kedua menjadi peringkat ketiga dengan jumlah 3.6 juta ton
per tahun atau 9 persen dari jumlah total produksi sampah. Menurut laporan Environmental Protection Agency (EPA)
US, di Amerika saja, produksi sampah plastik meningkat dari kurang dari satu persen pada tahun 1960 menjadi 12 persen
atau sekitar 30 juta ton pada 2008 dari jumlah total produksi sampah domestik negara ini. Kategori sampah plastik yang
terbesar berasal dari kemasan dan wadah seperti; botol minuman, tutup botol, botol sampo dan lainnya. Jenis sampah
plastik juga ditemukan pada jenis barang plastik yang penggunaanya bertahan lama seperti pada peralatan perlengkapan dan
perabotan, dan barang plastik yang penggunaannya tidak bertahan lama seperti, diaper, kantong plastik, cangkir sekali
pakai, perkakas, dan perlengkapan medis.
Sementara itu, Inggris memproduksi sedikitnya 3 juta ton sampah plastik setiap tahun. Sebanyak 56 persen dari
jumlah tersebut berasal dari kemasan, dan 75 persen (dari persentase kemasan) berasal dari sampah rumah tangga. Sampah
kantong plastik yang dihasilkan oleh Kota Jakarta saja dalam sehari mencapai 1.000 ton. Sampai saat ini belum ada pengelolaan
khusus sampah plastik di tingkat kota. Namun pemulung memiliki peran yang sangat penting dalam mata rantai daur ulang
sampah plastik yang dilakukan secara informal.
Namun seiring dengan produksi plastik yang meningkat tajam dari tahun ke tahun, kemampuan mendaur ulang
Amerika juga menunjukkan kondisi yang sangat memuaskan. Saat ini, 80 persen masyarakat di sana telah memiliki akses
pada kegiatan daur ulang plastik. Ini seiring pertumbuhan bisnis daur ulang yang meningkat, tercatat lebih 1.600 Unit
usaha terlibat dalam daur ulang plastik sehingga berbagai jenis plastik bisa didaur ulang. Selain memperkenalkan kegiatan daur
ulang plastik, ilmuwan juga terus dipicu untuk bisa mencari alternatif lain bahan pengganti plastik konvensional. Maka
saat ini mulailah diperkenalkan plastik ramah lingkungan, degradable plastic, biodegradable plastic, atau bio
plastik di tengah masyarakat. Di Jakarta, tiga produsen baru-baru ini memperkenalkan dirinya memproduksi plastik ramah
lingkungan di Indonesia. Ketiganya memiliki produk yang berbeda tapi fokus produknya sama yakni, menyediakan
alternatif kantong dan kemasan plastik yang ramah lingkungan (InSWA).
https://inswa.or.id/fenomena-sampah-plastik-di-indonesia/
Pertanyaan Diskusi
Silahkan cermati berita di atas, silahkan berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menciptakan solusi yang dapat
menanggulangi permasalahan tersebut.
1. Masalah apa yang terdapat pada informasi di atas?
2. Dampak apakah yang kemungkinan akan terjadi di Indonesia, jika plastik tetap digunakan?
3. Bagaimana solusi kalian sebagai generasi milenial untuk berpartispasi mengurangi permasalahan tersebut?
4. Buatlah grafik presentasi kenaikan jumlah sampah plastik menurut data statistik persampahan domestik
Indonesia!
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1……………………………………………… 4…………………………………………….
2……………………………………………… 5…………………………………………….
3…………………………………………….... 6…………………………………………….
Kelas : ……….
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk Kerja
Kebakaran hutan dan lahan di berbagai negara tahun 2020 diprediksi jadi yang terburuk selama 18 tahun
terakhir, bagaimana di Indonesia?
Lembaga pemantau lingkungan, Greenpeace, menyebut setidaknya 64.000 hektare hutan telah terbakar sampai Juli
lalu. Meski begitu, angka itu lebih kecil daripada luas area terdampak tahun 2019. Kalimantan Tengah menetapkan status
siaga darurat karhutla Juli lalu, tak lama setelah 700 titik api terdeteksi di provinsi itu. Setidaknya lima pemerintah
provinsi lain yaitu Riau, Sumatera Selatan, Kambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan, juga menetapkan status siaga
serupa.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, luas areal kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
di Indonesia mencapai 296.942 hektare pada 2020. Jumlah tersebut mengalami penurunan hingga 82,01% dari tahun
sebelumnya yang mencapai 1,65 juta hektare. Pada tahun 2018 sempat di angka 529.266 hektare, tahun 2017 sekitar
165.483 hektare dan tahun 2016 sekitar 438.363 hektare.
Awal pekan ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa target perlindungan
keanekaragaman hayati yang mereka tetapkan untuk dekade ini gagal dicapai. Sekitar satu juta spesies hewan dan tumbuhan
kini terancam punah. Risiko besar itu tidak pernah muncul sebelumnya dalam sejarah umat manusia. Perkiraan itu
muncul dalam kajian Intergovernmental Science Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services tahun 2019.
Saat hutan terbakar, sejumlah besar karbon dioksida terbang ke atmosfer. Dampaknya, pemanasan global bisa bergulir
lebih cepat. "Pada titik ini, kebakaran menyumbang 5% emisi tahunan AS, dan 0,7% emisi CO2 tahunan secara global," kata
Pieter Tans, pakar iklim di Badan Nasional Kelautan dan Atmosfer AS.
Pencemaran udara akibat karhutla juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Polutan disebut dapat terbang dalam
jarak jauh. Zat perusak lingkungan itu pun berpotensi menjadi lebih beracun saat terpapar sinar matahari dan elemen
lainnya. "Dalam kasus asap dari karhutla California dan Oregon, asap masuk ke arus jet alias angin kuat di atmosfer
bagian atas," kata Mark Parrington, pakar atmosfer di Copernicus Atmosphere Monitoring Service. "Asap itu kemudian
terbang cukup cepat ke Eropa atau sejauh 8.000 kilometer, selama
beberapa hari." "Namun risiko terbesar terhadap kualitas udara dan kesehatan manusia dekat dengan
penyebabnya, di mana kualitas udara saat ini telah sangat menurun," ujar Mark. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-
54196002
Pertanyaan Diskusi
Silahkan cermati berita di atas, silahkan berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menciptakan solusi yang dapat
menanggulangi permasalahan tersebut.
1. Masalah apa yang terdapat pada informasi di atas?
2. Dampak apakah yang kemungkinan akan terjadi di Indonesia, jika kebakaran hutan dibiarkan terus menerus hingga
tahun 2050?
4. Buatlah grafik luas areal kebakaran hutan dan lahan Indonesia menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK)!
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1……………………………………………… 4…………………………………………….
2……………………………………………… 5…………………………………………….
3…………………………………………….... 6…………………………………………….
Kelas : ……….
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk Kerja
Tahukah Anda kasus penyakit minamata yang terjadi pada tahun 1950-an di Teluk Minamata pesisir laut Shiranui, Jepang?
Penyakit minamata adalah gangguan pada sistem saraf pusat dengan gejala berkurangnya fungsi indra sensorik (perasa, peraba,
pendengaran, dan penciuman), gemetar (tremor), gangguan ingalan, gangguan kendali dan koordinasi pada otot, bergerak dan
berbicara seperti orang dengan gangguan jiwa, kesulitan berjalan, kelumpuhan, koma, dan kematian. Pada ibu hamil,
penyakit minamata dapat merusak otak janin, menyebabkan mikrosefalus, keterbelakangan mental, tuli, dan kebutaan.
Penyakit tersebut disebabkan oleh konsumsi ikan, udang, dan kerang yang terkontaminasi merkuri (Hg, hydrargyrum).
Kondisi tersebut disebabkan oleh pelepasan limbah metil merkuri berjumlah besar oleh sebuah pabrik kimia ke teluk Minamata
yang berlangsung selama 36 tahun sehingga terakumulasi limbah merkuri seberat 27 ton. Merkuri terkandung dalam
air di sekitar teluk Minamata dan meracuni tumbuhan, ikan, udang, kerang, dan manusia melalui rantai makanan. Pemerintah
Jepang mencatat sekitar 1.784 orang meninggal dan puluhan ribu lainnya menderita gejala berat akibat penyakit
minamata. Bagaimanakah pencemaran merkuri di Indonesia? Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup sumber
pencemaran merkuri di lingkungan dapat berasal dari aktivitas gunung berapi 18%, pelapukan batuan 28%, dan akibat
aktivitas manusia seperti pertambangan emas skala kecil (PESK) ilegal. Sumber pencemaran merkuri terbesar berasal dari
PESK, yaitu 37%.
Pada kasus di Minamata dan empat daerah di sekitarnya, kadar konsentrasi merkuri rata-rata sebesar 2,55
mikrogram/gram pada laki-laki dan 1,43 mikrogram/gram pada perempuan. Sementara pencemaran merkuri akibat
penambangan ilegal di sebuah daerah X, kandungan Hg dalam urine penduduk di sekitar area penambangan antara
10,5 mikrogram/liter-127 mikrogramliter. Angka tersebut sangat tinggi karena acuan standar hanya 9 mikrogram/liter.
Merkuri merupakan logam berat, bersifat stabil di lingkungan terutama dalam sedimen, menga protein, mudah
menguap, dan mengemisi uap beracun. PESK sering menggunakan cairan peak merkuri (air raksa) untuk
memisahkan butiran emas dari material batuan. Butiran emas dikumpulkan sedangkan sisa-sisa batuan atau lumpur yang
bercampur merkuri dibuang ke jalan sungai hingga akhirnya mengalir ke laut.
Sumber: Buku IPA Biologi Kurikulum Merdeka
Pertanyaan Diskusi
Silahkan cermati berita di atas, silahkan berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menciptakan solusi yang dapat
menanggulangi permasalahan tersebut.
1. Mungkinkah penyakit Minamata diderita oleh penduduk yang bertempat tinggal tidak berdekatan dengan lokasi
pertambangan emas skala kecil (PESK) ilegal? Jelaskan alasannya!
3. Bagaimana mitigasi yang dapat dilakukan untuk menangani pencemaran merkuri akibat penambangan emas ilegal?
4. Buatlah grafik persentasi sumber pencemaran merkuri menurut data Kementerian Lingkungan Hidup!
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1……………………………………………… 4…………………………………………….
2……………………………………………… 5…………………………………………….
3…………………………………………….... 6…………………………………………….
Kelas : ……….
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk Kerja
Sumber: www.ahutterstock.com
Gas metana (CH4) adalah penyebab terbesar dari perubahan iklim dunia setelah karbon dioksida (CO2). Walaupun jumlah
metana yang dipancarkan tidak sebesar jumlah CO 2, tetapi satu ton metana bisa menyebabkan kira-kira setara dengan
pemanasan sedikitnya 28 Ton CO2, selama satu abad. Diperkirakan dalam dua dekade terakhir ini, negara-negara di seluruh
dunia sudah meningkatkan emisi sebesar 10%.
Emisi gas metana mendapatkan pengawasan lebih ketat, ketika dunia mencari solusi untuk mengurangi
pemanasan global. Melalui perjanjian iklim Paris, ditargetkan pengurangan pemanasan global hingga sebesar 1,5°C.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia yang diikuti lebih dari 100 negara termasuk
Indonesia, menyetujui kerangka kerja "Global Methane Pledge" (Ikrar Metana Global) yang bertujuan mengurangi emisi
metana global sebesar 30% sebelum akhir dekade ini atau sebelum tahun 2030. Diharapkan kesepakatan tersebut dapat
mendorong efek signifikan terhadap sejumlah industri yang bertanggung jawab menghasilkan sebagian besar emisi metana
di dunia, misalnya industri energi 36%, agrikultur 6%, dan pengolahan limbah 2%.
Sumber: Buku IPA Biologi Kurikulum Merdeka
Pertanyaan Diskusi
Silahkan cermati berita di atas, silahkan berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menciptakan solusi yang dapat
menanggulangi permasalahan tersebut.
1. Jelaskan bahwa gas metana dihasilkan pada industry energi, agrikultur dan pengolahan limbah?
2. Dampak apakah yang kemungkinan akan terjadi di Indonesia, jika pemanasan global dibiarkan terus naik melebihi
dari 1,5°C hingga tahun 2050?
3. Setujukan anda dengan pakta bersama “Global Methane Pledge”? Bagaimana partisipasi anda dalam
kehidupan sehari-hari untuk mendukung pakta tersebut?
4. Buatlah grafik persentasi sumber emisi gas methana menurut data laju perubahan iklim di Indonesia!
A. Instrumen Asesmen Formatif
Kisi-kisi Asesmen Formatif
SMA Negeri 2 Subang Tahun Pelajaran 2022/ 2023
Mata Pelajaran : Biologi Alokasi Waktu : 10 menit
Kelas/ Fase : X / Fase E Jumlah Soal : 10 Pilihan ganda
Nama Guru : Vina Indriani, S.Pd Kurikulum Acuan : Kurikulum Merdeka
Capaian Pembelajaran:
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan menciptakan solusi atas permasalahan-
permasalahan berdasarkan isu lokal atau global dari pemahamannya tentang keanekaragaman mahkluk
hidup dan peranannya, virus dan peranannya, penerapan bioteknologi, komponen ekosistem dan
interaksiantar komponen serta perubahan lingkungan.
No Tujuan Pembelajaran Indikator Ranah Tingkat Nomor
Kognitif Kesukaran Soal
1. Mengidentifikasi jenis-jenis Disajikan kasus eutrofikasi, C1 Sedang 1
limbah penyebab berbagai peserta didik dapat
pencemaran lingkungan (C1) mengidentifikasi jenis limbah
penyebab pencemaran
lingkungan
Disajikan beberapa C1 Sedang 2
pernyataan, peserta didik dapat
menyebutkan upaya untuk
menanggulangi, mengurangi, dan
memperkecil
risiko/dampak perubahan
Menjelaskan fakta-fakta lingkungan
2. perubahan lingkungan (C2) Disajikan kasus mengenai C2 Mudah 3
polusi suara, peserta didik dapat
memberi contoh tindakan
untuk mencegah dan
mengurangi polusi udara
Disajikan sebuah pernyataan, C2 Sedang 4
peserta didik memperkirakan
bahwa air dari sumur bor layak
digunakan untuk keperluan cuci
dan mandi
Disajikan grafik perubahan C2 Sukar 8
komponen danau setelah
tercemar pupuk dari pertanian
terdekat, peserta didik dapat
menjelaskan fakta perubahan
Menganalisis penyebab dan lingkungan berdasarkan grafik
3. dampak pencemaran terhadap Disajikan kasus kebakaran C4 Sedang 7
lingkungan (C4) hutan, peserta didik dapat
menganalisis dampak jika
kasus kebakaran hutan terus
meningkat
Disajikan grafik, peserta didik C4 Sukar 9
dapat menelaah hubungan
yang terjadi antara polusi sulfur
dioksida dan jumlah spesies
lumut kerak yang ditemukan
pada pohon
4. Memecahkan masalah Disajikan suatu pernyataan, C4 Sedang 5
bahaya popok sekali pakai, peserta didik dapat
sampah plastik, kebakaran memecahkan masalah global
hutan, emisi gas methana dan warming
bahaya merkuri (C4) Disajikan suatu kasus, peserta C4 Sedang 6
didik dapat memecahkan
masalah pencemaran suara
Disajikan kasus penyebaran C4 Sukar 10
gas methana, peserta didik
dapat memecahkan masalah
pencemaran gas methana
Asesmen Formatif:
Pilihlah satu jawaban yang benar.
1. Eutrofikasi sering terjadi di danau atau rawa yang mendapat aliran air dari area pertanian. Zat pencemar yang berpotensi
menyebabkan eutrofikasi adalah ….
A.pupuk
B.insektisida
C. pupuk dan herbisida
D.pupuk dan sampah organik
E.pupuk, herbisida, dan insektisida
2. Upaya untuk menanggulangi, mengurangi, dan memperkecil risiko/dampak perubahan lingkungan dapat melalui beberapa
cara di beberapa sektor. Memberikan penyuluhan, pelatihan, dan kampanye gerakan peduli lingkungan kepada para pelajar
adalah kegiatan di sektor....
A.energi
B.tata kota
C. pertanian
D.pendidikan
E. lingkungan hidup
3. Polusi udara menyebabkan terganggunya kelestarian makhluk hidup di bumi. Oleh karena itu, perlu tindakan yang nyata
untuk mencegah dan mengurangi polusi udara. Tindakan yang dapat dilakukan oleh para pelajar berkaitan dengan
permasalahan tersebut adalah...
A.menanam kembali hutan-hutan yang telah gundul
B.membuat taman-taman hijau di kawasan perkotaan
C. melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik di sekolah
D.naik sepeda jika bepergian pada jarak yang tidak terlalu jauh
E. menutup pabrik-pabrik yang dekat dengan permukiman padat penduduk
4. Pak Adi dan keluarganya akan menempati rumah baru. Untuk memastikan bahwa air dari sumur bor layak digunakan
untuk keperluan cuci dan mandi, air tersebut harus diuji secara fisik, yaitu ....
A.jarak sumur minimal 15 Meter dari tangki septik
B.tidak berwarna, tidak berbau, dan berasa tawar
C. DO sekitar 3-5 ppm dan BOD kurang dari 1 ppm
D.tidak berbau dan tidak mengandung bakteri patogen
E. pH 6,5-7,5 dan mengandung cukup oksigen terlarut
5. Global warming menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Kawasan pantai perlu dilindungi dari kerusakan akibat
kenaikan permukaan air laut. Usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah setempat untuk melakukan hal
tersebut adalah ….
A.mencegah pencemaran udara
B.membersihkan sampah di pantai
C.membangun sistem pemecah ombak
D.menutup pantai sebagai objek wisata
E. merelokasi seluruh permukiman penduduk
6. Rumah Pak Adit terletak tidak jauh dari stasiun kereta api. Rumahnya terletak di pinggir jalan raya yang ramai oleh suara
lalu-lalang kendaraan bermotor. Anak anaknya sering mengeluh sulit konsentrasi saat belajar dan tidurnya tidak pulas.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara....
A.memasang banyak hiasan dinding
B.pintu dan jendela terbuat dari kaca
C. tembok dinding dilapisi dengan batu alam
D.melapisi dinding kamar dengan panel busa
E. menanam banyak pohon di halaman rumah
7. Lembaga pemantau lingkungan, Greenpeace, menyebut setidaknya 64.000 hektare hutan telah terbakar sampai Juli lalu.
Meski begitu, angka itu lebih kecil daripada luas area terdampak tahun 2019. Kalimantan Tengah menetapkan status
siaga darurat karhutla Juli lalu, tak lama setelah 700 titik api terdeteksi di provinsi itu. Setidaknya lima pemerintah
provinsi lain, yaitu Riau, Sumatera Selatan, Kambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan, juga menetapkan status siaga
serupa. Hal berikut yang bukan merupakan dampak jika kasus kebakaran hutan terus meningkat adalah....
8. Perhatikan grafik perubahan komponen danau setelah tercemar pupuk dari pertanian terdekat berikut.
9. Perhatikan hubungan yang terjadi antara polusi sulfur dioksida dan jumlah spesies lumut kerak yang ditemukan pada pohon
berikut.
Simpulan yang paling tepat berdasarkan grafik tersebut adalah ...
A.Semakin tinggi pencemaran sulfur dioksida, semakin tinggi keragaman lumut kerak.
B.Jika terdapat sulfur dioksida dalam jumlah yang banyak, lumut kerak tidak dapat bertahan hidup.
C. Pertumbuhan lumut kerak tidak terpengaruh oleh tingkat pencemaran sulfur dioksida.
D.Keanekeragaman lumut kerak berbanding lurus dengan kadar sulfur dioksida di atmosfer.
E. Jumlah spesies lumut kerak meningkat seiring dengan meningkatnya pencemaran sulfur dioksida.
10. Gas metana (CH4) adalah penyebab terbesar dari perubahan iklim dunia setelah karbon dioksida (CO 2).
Walaupun jumlah metana yang dipancarkan tidak sebesar jumlah CO 2, tetapi satu ton metana bisa menyebabkan kira-kira setara
dengan pemanasan sedikitnya 28 Ton CO2, selama satu abad. Diperkirakan dalam dua dekade terakhir ini, negara-negara di
seluruh dunia sudah meningkatkan emisi sebesar 10%. Bagaimana partisipasi anda dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengurangi emisi gas methana ….
A.mengurangi produksi limbah rumah tangga
B.berjalan kaki ke sekolah
C. mengadakan penyuluhan mengenai penebangan hutan
D.mengurangi kegiatan merokok
E. menutup tambang batu bara
Aspek 1 2 3 4
penilaian
Kreatif Jika hanya 1 Jika ada 2 kriteria Jika ada 3 kriteria Jika ada 4 kriteria
kriteria terpenuhi terpenuhi terpenuhi terpenuhi
Gotong Jika hanya 1 Jika ada 2 kriteria Jika ada 3 kriteria Jika ada 4 kriteria
Royong kriteria terpenuhi terpenuhi terpenuhi terpenuhi
Mandiri Jika hanya 1 Jika ada 2 kriteria Jika ada 3 kriteria Jika ada 4 kriteria
kriteria terpenuhi terpenuhi terpenuhi terpenuhi
Kriteria Penilaian
Kreatif
Mencetuskan banyak gagasan
Bekerja lebih cepat
Melakukan lebih banyak dari yang lain
Memberikan saran dalam penyelesaian masalah
Gotong Royong
Terlibat aktif dalam kerjakelompok
Ada pembagian tugas dalam kelompok
Kesesuaian dalam mengerjakan tugas
Berargumentasi dalam kelompok
Mandiri
Tidak bergantung kepada kelompoknya
Membantu temannya yang kesulitan
Mengambil inisiatif
Mencoba mengatasi rintangan
D. Refleksi Diri
Perubahan lingkungan dapat terjadi akibat faktor alam maupun faktor manusia. Faktor alam, misalnya gunung meletus,
gempa bumi, dan gelombang tsunami. Sementara faktor manusia, contohnya pembakaran dan penebangan hutan,
pembangunan industri dan permukiman, serta pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan dapat dibedakan
empat macam, yaitu pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara. Pencemaran dapat
membahayakan kehidupan makhluk di bumi. Oleh sebab itu, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan
menanganinya, antara lain dengan kegiatan gerakan ramah lingkungan dan program 9R (Reuse, Replacement, Refusal,
Repair, Reconstruct, Redurability, Reduce, Recycle, dan Recovery). Terkait hal tersebut, refleksikan pemahaman Anda
dengan menjawab pertanyaan berikut.
1. Zat-zat atau bahan manakah penyebab pencemaran lingkungan yang dapat Anda temukan di lingkungan sekitar?
2. Bagaimana cara Anda memanfaatkan limbah rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari?
3. Mengapa kita harus membiasakan diri untuk selalu membawa tas/kantong belanja dari rumah ketika
berbelanja ke pasar/supermarket?
4. Bagaimana partisipasi Anda di masyarakat pada kegiatan pencegahan dan penanganan perubahan lingkungan
akibat pencemaran?