Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PRAKTIS

PENGOLAHAN WEDANG RONDE SERBUK SEBAGAI MINUMAN


HERBAL

OLEH
RUWENDI ALFAISYAL
23230671

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PANGAN


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penuh panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Teknologi Pengolahan Pangan Praktis dengan judul makalah “Pengolahan
Wedang Ronde Serbuk Sebagai Minuman Herbal” sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi


pratikum pada mata kuliah teknologi pengolahan pangan praktis. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pengolahan wedang ronde
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Neni Trimedona, S.Si.,
M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Pangan Praktis
yang telah memberikan praktikum ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga ucapkan
terima kasih kepada PLP dan rekan mahasiswa.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Tanjung Pati, 21 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah.......................................................................................3
1.5 Metode Penyusunan Makalah...................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
2.1 Asal Usul Wedang Ronde.........................................................................4
2.2 Komposisi Penyusun Wedang Ronde.......................................................4
2.3 Proses Pengolahan Wedang Ronde Serbuk...............................................7
2.4 Potensi Wedang Ronde Serbuk sebagai Minuman Herbal........................8
2.5 Fungsi Teknologi Pengolahan Pangan Praktis..........................................9
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan penghasil rempah-rempah utama di dunia, tanaman


rempah-rempah tersebut tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Keunikan rempah-
rempah Indonesia tercermin dalam kualitasnya yang sangat tinggi dan citarasa
yang tidak dapat disamai oleh rempah-rempah dari negara lain. Rempah-rempah
Indonesia telah meraih reputasi global berkat karakteristik uniknya yang
memberikan nilai tambah dalam kuliner dan perdagangan internasional (Rahman,
2023).

Rempah-rempah ini bukan hanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam


masakan tradisional, tetapi juga diolah menjadi minuman herbal seperti wedang
ronde. Minuman ini tidak hanya menyajikan cita rasa yang lezat, tetapi juga
memberikan khasiat kesehatan karena kandungan antioksidan dan zat-zat aktif
dari rempah-rempah tersebut.

Pengolahan wedang ronde melibatkan kombinasi rempah-rempah dengan


bahan-bahan lain, seperti ketan dan kacang hijau, menciptakan minuman hangat
yang sangat populer, terutama di musim hujan atau saat cuaca dingin (Lestari, et
al., 2018).

Makanan atau minuman tradisional umumnya disiapkan berdasarkan resep


yang telah menjadi pengetahuan umum di kalangan masyarakat setempat,
menggunakan bahan yang diperoleh dari sumber lokal, dan memiliki cita rasa
yang sesuai dengan selera masyarakat setempat. Di Indonesia, minuman
tradisional sering kali mengandung rempah-rempah, memberikan potensi untuk
dianggap sebagai minuman herbal.

Dengan kemajuan teknologi, di mana kebutuhan akan kepraktisan semakin


meningkat, konsumen cenderung lebih memilih produk olahan instan daripada
yang harus mereka olah dan nikmati sendiri. Minuman tradisional seperti wedang

1
ronde, yang kini tersedia dalam kemasan siap seduh atau siap saji, menggunakan
bahan baku seperti jahe merah, serai, kayu manis, dan gula jawa. Seluruh bahan
ini dapat diperoleh dalam bentuk bubuk, memudahkan pencampuran sesuai
dengan preferensi komposisi.

Sebagai contoh, wedang ronde serbuk instan merupakan produk yang


dihasilkan melalui proses pengeringan, memungkinkan produk ini memiliki daya
tahan yang lama karena keadaan kering yang mencegah pertumbuhan mikrobia
pembusuk. Dalam proses pembuatannya, berbagai bahan lain seperti temulawak,
kunyit, dan sebagainya juga dapat dicampurkan untuk memberikan variasi rasa
dan manfaat yang lebih luas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, terdapat beberapa


masalah yang dapat dirumuskan terkait pengolahan wedang ronde sebagai
minumen herbal. Beberapa pertanyaan yang mungkin dapat diajukan sebagai
rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana asal usul dan sejarah wedang ronde?


2. Apa saja komposisi penyusun yang terkandung dalam wedang ronde?
3. Bagaimana proses pengolahan wedang ronde serbuk dilakukan untuk
menghasilkan minuman herbal berkualitas?
4. Bagaimana potensi pengembangan produk wedang ronde serbuk
sebagai minuman herbal dengan nilai tambah lebih tinggi?
5. Apa fungsi teknologi pengolahan pangan praktis dalam pembuatan
wedang ronde serbuk?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, tujuan makalah ini di


antaranya adalah:
1. Mengetahui asal usul dan sejarah wedang ronde.

2
2. Mengetahui komposisi penyusun yang terkandung dalam wedang
ronde.
3. Mengetahui proses pengolahan wedang ronde serbuk dilakukan untuk
menghasilkan minuman herbal berkualitas.
4. Mengetahui potensi pengembangan produk wedang ronde serbuk
sebagai minuman herbal dengan nilai tambah lebih tinggi.
5. Mengetahui fungsi teknologi pengolahan pangan praktis dalam
pembuatan wedang ronde serbuk

1.4 Manfaat Makalah

Makalah ini dibuat guna menambah wawasan dan pengetahuan pembaca


mengenai pengolahan wedang ronde dan diharapkan makalah ini dapat
memberikan pandangan dan masukan bagi peningkatan mutu pangan.

1.5 Metode Penyusunan Makalah

Metode yang digunakan untuk pembuatan dan penyusunan makalah melalui


literatur tentang teknik pengolahan wedang ronde berupa jurnal, buku mau pun
website terpercaya.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal Usul Wedang Ronde
Wedang ronde merupakan minuman tradisional asli dari Jawa selain jamu
dan dawet. Sejarah wedang ronde sulit dirunut. Namun sekitar tahun 1930 an,
minuman ini sudah populer di sekitar kota Boyolali, Solo, Salatiga dan
Ambarawa. Konon minuman ini favorit pejuang nasional, tokoh Katholik Mgr
Soegijapranata saat tinggal di Ambarawa (Sari, 2012).

Minuman ini sering tersedia di malam hari dan populer di acara-acara


pementasan wayang pada era 90-an. Pada masa lalu, wedang ronde umumnya
dijual melalui gerobak dan pikulan. Berbeda dengan era sekarang yang lebih
modern, di mana wedang ronde biasanya dijual di lapak-lapak atau warung
makan, meskipun masih ada beberapa penjual yang mempertahankan tradisi
menjajakan wedang ronde melalui gerobak.

Menurut Karimah (2011) “wedang” dalam bahasa Jawa berarti minuman


sedangkan kata "ronde" dalam bahasa Jawa mengacu pada bulatan atau
bundaran, dan dalam konteks minuman ini, merujuk pada bola-bola ketan yang
menjadi salah satu komponen utamanya dan di bagian dalamnya berisi kacang
yang dihancurkan. Untuk membentuk wedang ronde, adonan ronde ini
dicelupkan ke dalam air jahe yang mesih panas.

Dalam perkembangannya, wedang ronde juga merambah ke berbagai


daerah di Indonesia, tidak hanya sebagai minuman tradisional Jawa tetapi juga
sebagai bagian dari kekayaan kuliner nusantara. Hari ini, wedang ronde terus
diperbarui dengan penambahan berbagai varian rasa dan bahan, menjadikannya
bukan hanya minuman khas Jawa, tetapi juga minuman yang populer di seluruh
Indonesia.

2.2 Komposisi Penyusun Wedang Ronde


Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan wedang ronde
menurut Kiswanto, et al. (2021) lain sebagai berikut:

4
 Bahan ronde : 150 gram tepung ketan, ¼ sendok teh garam dan 135 ml air
hangat.
 Bahan isi : 50 gram kacang tanah kupas yang disangrai dan dihancurkan,
25 gram gula pasir dan ¼ sendok teh garam.
 Bahan kuah jahe : 2.000 ml air, 400 gram gula pasir, 400 gram jahe yang
dibakar, 1 sendok teh garam, 4 lembar daun pandan dan 6 batang serai
yang dimemarkan.
 Bahan pelengkap : kolang kaling dan kacang tanah

Terdapat dua komponen utama dalam wedang ronde, yaitu wedang jahe
dan ronde itu sendiri. Masing-masing bahan penyusun dalam pembuatan
minuman ini memiliki kandungan gizi bermacam-macam yang bermanfaat bagi
tubuh.

Jahe banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan. Hal ini


dikarenakan rimpang jahe beraroma tajam dan berasa pedas meskipun ukuran
rimpang kecil. Selain menghangatkan badan, jahe juga bermanfaat untuk
membangkitkan nafsu makan dan dapat merangsang kelenjar pencernaan. Hal
ini dimungkinkan karena terangsangnya selaput lender perut besar dan usus oleh
minyak atsiri yang dikeluarkan rimpang jahe (Lentera, 2002).

Jahe terkenal karena sifat-sifatnya yang bermanfaat bagi kesehatan.


Minuman yang mengandung jahe, seperti wedang ronde, dianggap dapat
membantu menghangatkan tubuh, meredakan gejala flu atau pilek, serta
memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan (Jauhary, 2020).

Serai dikategorikan tumbuhan semak yang ujung akarnya sangat harum.


Manfaatnya memberi aroma segar pada hidangan tradisional. Air rebusan serai
juga dinikmati sebagai minuman karena sangat segar. Serai dapat dimanfaatkan
sebagai minuman penghangat badan. Pada pembuatan minuman instan daun
kepel, batang serai digunakan untuk memberikan rasa hangat pada saat
mengkonsumsi dan menambah aroma (Lestari, et al., 2018).

5
Serai dapat mencegah kanker di mana menurut Putri, et al. (2020) 100
gram serai mengandung antioksidan yang dapat mencegah kanker tanpa merusak
sel; memiliki sifat detoksifikasi tubuh, dapat membuat organ pencernaan, hati,
pankreas, ginjal, dan kandung kemih bersih dan sehat; dapat menurunkan
tekanan darah, merangsang sirkulasi darah, dan menghilangkan masalah tekanan
darah; sebagai analgesik, meringankan semua jenis peradangan dan iritabilitas
yang berhubungan dengan sakit dan nyeri.

Tepung ketan menjadi komponen yang esensial karena memberikan


karakteristik unik pada wedang ronde. Proses pembentukan bola ketan biasanya
melibatkan pencampuran tepung ketan dengan air hingga menjadi adonan yang
dapat dibentuk menjadi bola-bola kecil (Lestari, et al., 2018). Bola ketan ini
kemudian direbus hingga matang dan direndam dalam kuah yang kaya dengan
rempah-rempah dan gula Jawa.

Selain memberikan tekstur kenyal, kehadiran tepung ketan juga


memberikan rasa yang khas pada bola ketan, menjadikan wedang ronde tidak
hanya sekadar minuman, tetapi juga pengalaman kuliner yang unik dan lezat.

Kacang tanah memberikan rasa gurih yang khas pada wedang ronde.
Kombinasi rasa gurih dari kacang tanah dengan rasa manis dari bola ketan dan
kuahnya menciptakan harmoni rasa yang memuaskan. Kacang tanah kaya akan
nutrisi, seperti protein, serat, lemak sehat, vitamin E, dan mineral seperti
magnesium dan fosfor. Dengan adanya kacang tanah, wedang ronde juga
memberikan kontribusi gizi tambahan (Nurhayati dan Yusof, 2022).

Kolang-kaling adalah endosperm biji buah aren yang berumur setengah


masak setelah melalui proses pengolahan. Kolang kaling biasanya ditambahkan
sebagai tambahan dalam wedang ronde untuk memberikan tekstur kenyal dan
manis. Nata de coco adalah hasil fermentasi dari air kelapa yang kental dan
kemudian dipotong-potong menjadi bentuk kecil yang mirip kubus.

6
2.3 Proses Pengolahan Wedang Ronde Serbuk
Dalam buku atau literatur Habsari (2007) dipaparkan proses pembuatan
wedang ronde. Proses pengolahan wedang ronde dimulai dengan persiapan
bahan-bahan utama seperti ketan, jahe, serai, kacang tanah, dan kolang kaling.

Proses pengolahan wedang ronde serbuk melibatkan langkah-langkah hati-


hati untuk menghasilkan produk instan yang dapat dengan mudah disajikan.
Pertama-tama, bahan-bahan seperti jahe, serai, tepung ketan, kacang tanah, dan
bahan-bahan lainnya diolah menjadi serbuk dengan menggunakan metode
pengeringan. Jahe dan serai dapat diolah menjadi bubuk setelah dicacah dan
dikeringkan. Tepung ketan, setelah dicampur dengan air dan bahan-bahan
lainnya, juga diolah menjadi serbuk yang mudah larut.

Ada beberapa metode pengeringan yang dapat digunakan, seperti


pengeringan konvensional menggunakan oven, pengeringan dengan sinar
matahari, atau pengeringan vakum. Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan
kadar air dalam serbuk dan menjaga kestabilan produk (Elfiana, et al., 2021).

Setelah proses pengeringan, serbuk dapat menjalani proses pengayakan


untuk memastikan bahwa tidak ada partikel yang terlalu besar atau kasar.
Langkah ini dapat meningkatkan kehalusan dan konsistensi serbuk.

Selanjutnya, bahan-bahan serbuk tersebut dicampur dalam proporsi yang


tepat untuk menciptakan komposisi yang seimbang dari setiap elemen rasa dan
aroma. Proses pencampuran ini memastikan bahwa setiap sajian wedang ronde
serbuk dapat memberikan pengalaman rasa yang konsisten dan autentik.

Setelah mencampur bahan-bahan, serbuk wedang ronde dikemas dalam


kemasan yang sesuai, seringkali dalam bentuk sachet atau kantong instan. Proses
pengemasan ini dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan kesegaran dan
kualitas produk tetap terjaga. Penggunaan kemasan instan memungkinkan
konsumen untuk dengan cepat menyajikan wedang ronde tanpa harus melakukan
proses pengolahan yang rumit.

7
2.4 Potensi Wedang Ronde Serbuk sebagai Minuman Herbal
Wedang ronde serbuk memiliki potensi besar sebagai minuman herbal
yang merangkul kearifan lokal dan kekayaan rempah-rempah Indonesia.
Kombinasi bahan-bahan alami seperti jahe, serai, tepung ketan, kacang tanah,
dan kolang kaling dalam bentuk serbuk memberikan minuman ini karakteristik
unik yang kaya akan rasa dan manfaat kesehatan.
Jahe dan serai, yang merupakan komponen utama, menyajikan rasa hangat
dan pedas yang memberikan sensasi menyegarkan dan keseimbangan pada
minuman herbal ini (Soraya, 2014). Tepung ketan memberikan tekstur kenyal
dan lembut pada bola ketan, sementara kacang tanah dan kolang kaling
menambahkan dimensi rasa dan tekstur yang beragam.
Kita ketahui berdasarkan urain diatas, bahwa jahe sebagai komponen
penyusun kuah jahe mengandung protein, oleoresin, serta minyak atsiri yang
berguna bagi tubuh. Zingerol yang merupakan komponen oleoresin jahe dapat
menghangatkan badan juga bermanfaat untuk membangkitkan nafsu makan dan
dapat merangsang kelenjar pencernaan.
Serai sebagai bumbu dalam pembuatan kuah jahe mengandung antioksidan
yang dapat mencegah timbulnya penyakit (kanker) dan regulasi kondisi ritme
fisik tubuh. Tepung ketan putih yang digunakan dalam membuat bola-bola ronde
mengandung kalori, lemak, karbohidrat, dan air yang menyumbang asupan gizi
untuk tubuh (Rahman, 2023).
Minuman herbal ini juga menjadi pilihan yang praktis karena dapat
disajikan dengan mudah tanpa memerlukan proses persiapan yang rumit. Kaya
akan antioksidan dan zat-zat aktif dari rempah-rempahnya, wedang ronde serbuk
tidak hanya menghadirkan kenikmatan kuliner, tetapi juga memiliki potensi
untuk memberikan manfaat kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dan meredakan gangguan pencernaan.
Dengan mengkonsumsi wedang ronde, lebih dari setengah asupan gizi bagi
tubuh telah terpenuhi. Selain itu, wedang ronde juga memiliki banyak fungsi
fisiologis. Antioksidan serta rasa hangat yang ditimbulkan dapat memulihkan
kondisi tubuh; pencegahan dari berbagai penyakit (jantung, kanker, darah tinggi,

8
kolesterol, pencernaan) menjadikan wedang ronde amat baik bagi kesehatan
tubuh (Rahmawati, 2011).

2.5 Fungsi Teknologi Pengolahan Pangan Praktis

Teknologi pengolahan pangan praktis memainkan peran penting dalam


meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi wedang ronde. Teknologi
pengeringan yang canggih memungkinkan proses pengeringan bahan-bahan
seperti jahe, serai, dan tepung ketan menjadi lebih cepat dan efisien. Hal ini
membantu mempertahankan kualitas bahan tanpa kehilangan nutrisi dan aroma
alami.

Teknologi penggilingan yang presisi memastikan bahwa bahan-bahan


seperti jahe dan serai diubah menjadi serbuk dengan ukuran partikel yang sesuai.
Ini memberikan hasil akhir yang halus dan seragam, meningkatkan pengalaman
konsumen.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Wedang ronde merupakan minuman tradisional asli dari Jawa dan populer
di kota Boyolali, Solo, Salatiga dan Ambarawa dengan komposisi
penyusun utama wedang ronde adalah wedang jahe dan bola-bola ronde.
Komposisi bahan-bahan alami seperti jahe, serai, tepung ketan, kacang
tanah, dan kolang kaling dalam bentuk serbuk menciptakan minuman yang
kaya rasa, tekstur, dan aroma.
2. Wedang ronde serbuk menghadirkan kepraktisan dalam penyajian tanpa
mengorbankan keaslian dan kenikmatan rasa minuman herbal tradisional.
Proses pengeringan, pencampuran, dan pengemasan dengan teknologi
praktis telah memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi produksi,
konsistensi rasa, dan daya tahan produk.

3.2 Saran

Mempertimbangkan pengembangan varian produk, seperti varian rasa atau


kandungan tambahan yang inovatif, dapat membuka peluang untuk menjangkau
lebih banyak segmen pasar.

10
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, F. 2023. Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.

Lestari, L. A., P. M. Lestari., dan F. A. Utami. 2018. Kandungan Zat Gizi


Makanan Khas Yogyakarta. UGM Press : Yogyakarta.

Sari, W. P. 2012. Potensi dan Pengembangan Taman Balekambang sebagai Salah


Satu Aset Wisata Budaya di Kota Solo. Skripsi. Semarang : Universitas
Negeri Semarang.

Karimah, N. 2011. Perancangan Buku Kuliner Sebagai Bagian Dari Promosi


Wisata Kuliner Khas Solo. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.

Kiswanto, Y., R. D. Astuti., dan J. Nuraini. 2021. Pengaruh Perbedaan Formulasi


Wedang Cemue Instant Terhadap Sifat Sensoris Dan Aktivitas
Antioksidan. Jitipari (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan
UNISRI) 6(1): 57-64.

Lentera, T. 2002. Khasiat Dan Manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib.


AgroMedia: Jakarta Selatan.

Jauhary, H. 2020. Seri Apotik Dapur: Dengan Khasiat Tersembunyi Dari Jahe.
Penerbit Andi : Yogyakarta.

Putri, B. R., B. Dewi., dan W. F. Dewi. 2020. Formulasi Sediaan Sabun Padat
Dari Minyak Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L). Skripsi.
Bengkulu: Stikes Al-Fatah Bengkulu.

Nurhayati, D. R., dan S. F. B. Yusof. 2022. Herbal dan Rempah. Scopindo Media
Pustaka : Surabaya.

Habsari, R. 2007. Info boga Jakarta. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

11
Elfiana, E., U. Usman., M. Sami., R. Ridwan., S. K. Intan., C. A. Rahmawati., dan
P. Pardi. 2021. Desiminasi Oven Drying Vacuum (ODV) Untuk
Pengeringan Rempah Bandrek Siap Saji Di Desa Kumbang Kecamatan
Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara. In Prosiding Seminar Nasional
Politeknik Negeri Lhokseumawe 5(1) :147-154.

Soraya, N. 2014. Infused Water: Minuman Alami Bervitamin & Super Sehat.
Penebar PLUS+ : Jakarta Timur.

Rahman, I. S. 2023. Pengembangan Pangan Fungsional Berbasis Pangan Lokal


Dan Makanan Tradisional Khas Sulawesi. Deepublish : Yogyakarta.

Rahmawati, F. 2011. Kajian Potensi “Wedang” Sebagai Minuman Funsional.


Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana 6(1).

12

Anda mungkin juga menyukai