Anda di halaman 1dari 21

FORMULASI

TEKNOLOGI
SEDIAAN LIQUIDA
Jenis Sediaan Liquid

Larutan Emusi Suspensi


Perbedaan

Perbedaan Larutan Emulsi Suspensi

Distribusi Homogen Tampak Homogen Heterogen


namun Heterogen

Kejernihan Jernih Keruh Keruh

Jumlah Fasa 1 Fasa 2 Fasa 2 Fasa

Kestabilan Stabil Tidak Stabil Tidak Stabil

Contoh Larutan Gula Minyak ikan Pasir dalam air


Tingkat Kelarutan

Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan


untuk melarutkan 1 bagian zat (g/ml)

Sangat Mudah Larut <1

Mudah Larut 1-10

Larut 10-30

Agak Sukar Larut 30-100

Sukar Larut 100-1.000

Sangat Sukar Larut 1.000-10.000

Praktis Tidak Larut >10.000


LARUTAN

• Larutan merupakan campuran homogen yang zat terlarutnya

terdistribusi dalam ukuran molekular.

• Larutan terdiri dari 2 fasa, fasa pendispersi dan fasa terdispersi.


Faktor yang mempengaruhi
Kelarutan
• Jenis Pelarut → Jenis kelarutan berprinsip “like dissolves like”.

• Suhu → Zat terlarut menyerap panas sehingga mengakibatkan renggangnya jarak

antarmolekul.

• Pengadukan → tumbukan antar partikel zat terlarut dengan pelarut


Eksipien Dalam Larutan
Eksipien Keterangan Contoh

Pembawa Basis dalam sediaan larutan Air, Alkohol

Kosolven Peningkat kelarutan Gliserol

Buffer Pengontrol pH produk Asetat, sitrat

Pemanis Mengurangi rasa pahit Sorbitol, sukrosa

Viskositas Memastikan pengukuran volume yang akurat turunan selulosa, natrium


alginat

Antioksidan Untuk meningkatkan stabilitas bahan yang natrium sulfit, butylated


mudah teroksidasi hydroxytoluene

Pengawet Untuk kontrol mikroba dari formulasi asam benzoat


SUSPENSI

• Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat,

merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase, yaitu fase

internal dan fase eksternal.

• Fase internal yang berupa bahan obat padat.

• Fase eksternal yang berupa cairan.


Tipe Suspensi

Flokulasi Deflokulasi

Pada tipe ini flokulasi terjadi gaya tarik Pada tipe ini deflokulasi terjadi gaya tolak

menarik antar partikel membentuk agregat menolak antar partikel sehingga

yang besar sehingga mempercapat memperlambat pengendapan karena ukuran

pembentukan sedimantasi. partikel yang kecil


Pembuatan Suspensi

Dispersi Presipitasi

Menambahkan serbuk bahan obat ke dalam Zat yang didispersikan dilarutkan dahulu

mucilago yang telah terbentuk, kemudian dalam pelarut organik, Setelah larut dalam

baru diencerkan. pelarut organik kemudian dimasukan

kedalam mucilage dan baru diencerkan.


Rheologi
Reologi adalah ilmu yang mengkaitkan hubungan
antara tekanan gesek (Shearing Stress) dengan
kecepatan gesek (Shearing Rate) yang terjadi untuk
suatu cairan.
1. Newton
2. Non-Newton
• Plastis
• Pseudoplastis
• Dilatan
Formulasi Suspensi
Eksipien Keterangan Contoh

Wetting Agent Untuk menurunkan tegangan permukaan Surfaktan (Tween, Span)

Suspending Agent Untuk meningkatkan viskositas dan CMC, Tragakan, Gom Arab
memperlambat pengendapan

Pendispersi Medium yang menjadi pelarut Air

Pangawet Untuk kontrol mikroba dari formulasi Metil Paraben, Propil Paraben

Perasa Untuk memberikan rasa Perisa, Sukrosa

Pewarna Untuk mmemberikan warna

Pendapar Pengontrol pH produk Dapar sitrat


EMULSI

• Emulsi merupakan system dua fasa yang salah cairannya

terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil

(globul).

• Perlu ditambahankan emulgator supaya emulsi dapat stabil


Tipe Emulsi

Oil in Water (O/W) Water in Oil (W/O)

Fase pendispersi adalah minyak dan fase Fase pendispersi adalah air dan fase

terdispersinya adalah air terdispersinya adalah minyak


HLB (Hidrofilik - Lipofilik Balance)
• HLB adalah angka yang menunjukkan

perbandingan antara seberapa hidrofilik

(suka air) dan lipofil (suka minyak) suatu

emulgator.

• Semakin besar harga HLB berarti

emulgator semakin suka air. Artinya

emulgator tersebut lebih mudah larut

dalam air dan demikian sebaliknya.


HLB (Hidrofilik - Lipofilik Balance)

Nilai HLB Kegunaan Nilai HLB Senyawa

1-3 Antibusa 1 Asam oleat

4-6 Emulgator W/O 4,3 Span 80

7-9 Pembasah (wetting angent) 4,7 Span 60

8-13 Emulgator tipe O/W 8,6 Span 20

13-15 Detergent 10 Tween 81

16-18 Peningkat kelarutan 14,9 Tween 60

15 Tween 80

16,7 Tween 20
Ketidakstabilan Emulsi

• Irreversible (tidak dapat kembali)

1. Koalesensi

2. Breaking

• Reversible (dapat kembali)

1. Flokulasi

2. Creaming
Formulasi Emulsi

Fase Air Fase Minyak

Air Zat aktif

Pengental (gom, CMC, Tragakan, dll) Minyak

Pengawet (Na-benzoate, nipagin) Pengawet (nipasol)

Pewarna Emulgator (span)

Emulgator (Tween) Antioksidan (alfa-tokoferol)


Evaluasi Sediaan Liquid
Uji Volume Terpindahkan → uji yang bertujuan untuk mengetahui jumlah volume yang ada pada

sediaan (botol).

Uji Viskositas → untuk mengetahui Tingkat kekentalan sediaan.

Uji pH → pH sediaan cair oral biasanya pada rentang 4-7

Uji Bobot jenis → penentuan bobot jenis menggunakan piknometer

Uji Volume sedimentasi → untuk sediaan supensi (Volume akhir/Volume awal)


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai