Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Diri dan Rencana Implementasi

Filosofi Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

Oleh: Berti Sagendra


SMK Negeri 4 Semarang
Email: bertisagendra84@guru.smk.belajar.id

Bagaimana pemahaman awal saya mengenai murid?


1. Karakter siswa homogen
Pemahaman awal mengenai murid-murid sebelum mempelajarai Modul CGP 1.1, bahwa murid
memiliki karakteristik yang homogen, karena mereka memutuskan sekolah di SMK sejak awal sudah
menentukan program pendidikan/jurusan sesuai dengan ketertarikan anak. Saya menyelenggarakan
pembelajaran saya memperlakukan semua siswa dalam satu pembelajaran yang sama, walaupun
berbagai metode pembelajaran yang berbeda-beda tiap tatap muka.
2. Siswa merupakan objek pembelajar
Siswa ibaratnya gelas kosong yang perlu diberikan isi. Siswa perlu banyak mendapatkan materi
pengetahuan, keterampilan, dan budi pekerti dari seorang guru sebagai sumber belajar. Berdasarkan
pemahaman tersebut saya tak pernah lelah untuk berbagi ilmu kepada siswa mengenai mater-materi
yang saya anggap baik dan penting untuk dimiliki oleh siswa.
3. Guru mempersiapkan siswa untuk bekerja
Guru perlu membekali kecakapan berdasarkan kompetensi keahlian kejuruan sesuai program studi
siswa untuk persiapan bekerja setelah lulus dari SMK.

Bagaimana perubahan pemikiran setelah memahami filosofi pendidikan menurut KHD?

Setelah mempelajari modul ini, pemikiran saya mengenai pendidikan mulai bergeser, Diantaranya yaitu:
1. bahwa Setiap Siswa Unik.
Ternyata benar apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, bahwa setiap anak memiliki kodrat
keadaannya masing-masing walaupun mereka belajar pada satu jurusan yang sama. Terdapat
beberapa anak menyukai pembelajaran dengan bercerita, beberapa anak mahir dalam praktik, dan
lain-lain. Mereka juga hidup dan tumbuh dalam lingkungan sosial yang berbeda-beda yang akan
banyak mempengaruhi perilaku anak.
2. bahwa siswa bukan objek pembelajar
siswa bukanlah objek pembelajar yang akan menerima ilmu apapun yang diberikan guru, pemahaman
seperti ini cenderung akan membawa guru ke dalam praktik pembelajaran berbasis teacher center.
Dalam hal pendidikan yang baik, pembelajaran seharusnya student center, yaitu siswa aktif sebagai
subjek pembelajar.
3. bahwa tujuan siswa tidak sama
ternyata mind set saya selama ini yang menganggap bahwa setiap anak yang sekolah SMK pasti ingin
langsung bekerja setelah lulus sekolah. Ternyata saat ini pemahaman seperti itu sudah tidak relevan.
Bahwa saat ini anak SMK juga tidak sedikit yang ingin melanjutkan kuliah atau berwirausaha secara
mandiri.
Bagaimana implementasi dalam pembelajaran agar kelas mencerminkan pemikiran KHD?
Berdasarkan refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, maka saya berencana akan
menyelenggarakan pembelajaran di kelas dengan menerapkan:
1. Memetakan gaya belajar dan tujuan pendidikan setiap murid dengan instrument pemetaan gaya
belajar dan tujuan murid setelah lulus Sekolah.
Hasil pemetaan ini diharapkan memberikan informasi mengenai gaya belajar anak:
Apakah dia termasuk dalam pembelajar berkekuatan
- Visual
- Auditori
- Kinestetis
Survey pemetaan juga akan menghasilkan data mengenai tujuan siswa setelah lulus SMK, apakah Dia
akan:
- Bekerja
- Melanjutkan kuliah
- berwirausaha
2. Pengelolaan pembelajaran menggunakan variasi model pembelajaran yang mengakomodasi ketiga
gaya belajar.
3. Saya akan berusaha memposisikan diri sebagai teman di dalam kelas, sehingga siswa tidak enggan
untuk mencurahkan segala permasalahannya.

Anda mungkin juga menyukai