Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKIATRI PADA ANAK AUTIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Psikiatri


Dosen Pengampu: Ririn Nasriati, S.Kep., Ns., M.Kep.

Oleh:
Kelompok 7
Naning Trianah 23632488
Iis Retno Dewi 23632425
Ryan Ahmad Syahada 23632469

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (RPL/ A)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2023
PENGKAJIAN PADA ANAK AUTIS

Tanggal mulai dirawat oleh perawat :


Tangga pengkajian :
I. IDENTITAS KLIEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Agama :
Status :
Pekerjaan :
No Reg. :

II. KELUHAN UTAMA


Keluhan utama saat ini yaitu Gangguan autisme sehingga sulit berkomunikasi dengan
orang yang ada disekitarnya

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI) selama 6 bulan


terakhir
Biasanya anak autis dikenal dengan kemampuan berbahasa, keterlambatan atau sama
sekali tidak dapat bicara. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan
hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat, tidak senang atau menolak dipeluk.
Saat bermain bila didekati akan menjauh. Ada kedekatan dengan benda tertentu seperti
kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi. Bila
senang satu mainan tidak mau mainan lainnya. Sebagai anak yang senang kerapian
harus menempatkan barang tertentu pada tempatnya.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI) lebih dari 6 bulan


a.Riwayat gangguan psikiatri jiwa pada keluarga Pasien
apakah pernah berobat ke rumah sakit jiwa maupun ke psikiater lainnya
b. Riwayat keluarga yang terkena autism
di keluarga pasien apakah terdapat keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan
pasien
c. Riwayat kesehatan ketika anak dalam kandungan
Apakah sering terpapar timbale dan cedera otak, atau faktor pencetus lainya

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (tiga generasi dari klien)


1. Genogram
Garis keturunan dalam keluarga, apakah ada Riwayat Autis sebelumnya dalam keluarga.

2. Psikososial
 Menarik diri dan tidak responsif terhadap orang tua
 Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
 Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan objek
 Perilaku menstimulasi diri
 Pola tidur tidak teratur
 Permainan stereotip
 Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain
 Tantrum yang sering
 Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada suatu pembicaraan
 Kemampuan bertutur kata menurun
 Menolak mengkonsumsi makanan yang tidak halus

3. Hubungan Sosial
Bagaiman Interaksi sosial dengan orang tua, teman bermain apakah terkesan acuh dan
tidak menanggapi sekitar.
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan yang dianut dalam keluarga pasien

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum
2. Kesadaran
3. Tanda Tanda Vital :
4. Ukur : BB, TB
5. Keluhan Fisik :
Anak kurang merespon orang lain
 Anak sulit focus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh

 Anak mengalami kesulitan dalam belajar


 Anak sulit menggunakan ekspresi non verbal
 Keterbatsan kognitif
 Tidak ada kontak mata pada anak
 Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/disentuh)
 Terdapat ekolalia
 Tidak ada ekspresi non verbal
 Sulit fokus pada objek semula bila anak berpaling ke objek lain
 Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda tersebut
 Peka terhadap bau
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan (penampilan usia, cara berpakaian, kebersihan)

2. Pembicaraan (koheren, logorhea, frekuensi, volume, jumlah, karakter, )

Apakah ada ekolalia , tidak ada ekspresi non verbal

3. Aktifitas motorik/psikomotor :
4. Mood/ Afek
5. Interaksi selama wawancara
6. Persepsi Sensorik
7. Kesadaran
8. Memori
9. Tingkat Konsentrasi dan
berhitung

VIII. KEBUTUHAN PERAWATAN MANDIRI DI RUMAH


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
2. Kegiatan hidup sehari hari
a. Perawatan diri
b. berpakaian, berhias, dan berdandan
c. makan
d. Toileting (BAK, BAB)
e. Nutrisi
f. Tidur
3. Kemampuan lain-lain
4. Sistem Pendukung

IX. MEKANISME KOPING


1. Konstruktif
2. Destruktif

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah berhubungan dengan lingkungan (mengucilkan diri, atau di kucilkan, tidak bisa
berbaur, kesulitan berkumpul dengan orang banyak) spesifiknya

XI. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa Medis
2. Pemeriksaan Penunjang
a.Tes BERA, Audio gram and Typanogram apabila terdapat gangguan pendengaran
b. EEG atau braindmapping untuk memeriksa gelombang otak yang
menunjukkan gangguan kejang, diindikasikan pada kelainan tumor
dan gangguan otak
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CAT Scans (Computer
Assited Axial Tomography).
d. Pemeriksaan lain adalah screening gangguan metabolik, berupa
pemeriksaan darah dan urine untuk melihat metabolisme makanan di
dalam tubuh dan pengaruhnya pada tumbuh kembang anak.
e. Pemeriksaan genetik dengan melalui pemeriksaan darah untuk
melihat kelainan genetik yang dapat menyebabkan gangguan
perkembangan. Beberapa penelitian menunjukkkan bahwa
penyandang autism telah dapat ditemukan pola DNA dalam
tubuhnya.
Analisa Data

Etiologi Masalah Keperawatan


Gangguan Neurologis 1. Gangguan Komunikasi Verbal (D.
↓ 0119)
Gangguan Komunikasi Verbal 2. Gangguan Identitas diri ( D.0084)
Gangguan Identitas diri

Hambatan Perkembangan 3. Gangguan Interaksi social (D.0118)

Gangguan Interaksi Sosial

Kesulitan penyesuaian diri dan lingkungan 4. Isolasi Sosial (D.0121)

Ketidakmampuan menjalin hubungan yang
memuaskan

ketidakmampuan menunjukkan perasaan

Isolasi Sosial
INTERVENSI KEPERAWATAN
SDKI SLKI SIKI STRATEGI PELAKSANAAN

Gangguan komunikasi Setelah dilakukan Promosi Komunikasi: Defisit SP 1


verbal b.d gangguan intervensi keperawatan Bicara (I.13492)
neuromuskuler (D.0119) 3 x 24 jam maka 1. Monitor kecepatan,
kemampuan bicara tekanan,kuantitas dan volume
Ditanddai dengan: meningkat L.13118, bicara
dengan kriteria hasil: Observasi 2. Monitor proses kognitif,
-Anak tidak mampu anatomis, dan fisiologis yang
berbicara · Monitor kecepatan, berkaitan dengan bicara
tekanan, kuantitias, volume 3. Gunakan metode komunikasi
-Menunjukkan respon · Kemampuan bicara alternative
tidak sesuai berbicara meningkat 4. Ajarkan pasien berbicara pelan
· Monitor proses kognitif,
· Kesesuaian anatomis, dan fisiologis yang
ekspresi wajah/tubuh berkaitan dengan bicara (mis:
meningkat memori, pendengaran, dan
Bahasa)

· Monitor frustasi, marah,


depresi, atau hal lain yang
mengganggu bicara

· Identifikasi perilaku
emosional dan fisik sebagai
bentuk komunikasi

Terapeutik

· Gunakan metode
komunikasi alternatif (mis:
menulis, mata berkedip, papan
komunikasi dengan gambar dan
huruf, isyarat tangan, dan
komputer)

· Sesuaikan gaya
komunikasi dengan kebutuhan
(mis: berdiri di depan pasien,
dengarkan dengan seksama,
tunjukkan satu gagasan atau
pemikiran sekaligus, bicaralah
dengan perlahan sambil
menghindari teriakan, gunakan
komunikasi tertulis, atau
meminta bantuan keluarga
untuk memahami ucapan
pasien)

· Modifikasi lingkungan
untuk meminimalkan bantuan

· Ulangi apa yang


disampaikan pasien

· Berikan dukungan
psikologis

· Gunakan juru bicara, jika


perlu

Edukasi

· Anjurkan berbicara
perlahan

· Ajarkan pasien dan


keluarga proses kognitif,
anatomis, dan fisiologis yang
berhubungan dengan
kemampuan bicara

Kolaborasi

· Rujuk ke ahli patologi


bicara atau terapis

Anda mungkin juga menyukai