Anda di halaman 1dari 8

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BATIK

DENGAN JUDUL: TWO DANCERS

Judul : Two Dancers


Ukuran : 100x70 cm
Tahun : 2005
Media : Batik di atas kain
Dipamerkan pada acara: Pameran Karya Seni Batik tingkat Nasional
dalam Rangka Dies Natalis UNYdi Hall Rektorat UNY Yogyakarta
tanggal: 19-22 Mei 2010

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN KARYA

Karya seni merupakan ujud ekspresi yang khas dan unik dari seorang

seniman dalam rangka memenuhi kepuasan jiwanya.

Secara ilmu jiwa, langkah pertama dari lahirnya sebuah jarya seni adalah

pengamatan. Peristiwa ini bukanlah sesuatu yang lepas atau berdiri sendiri, karena

bila seseorang terutama seniman yang mengamati suatu obyek maka akan ada

stimulus/rangsangan, selanjutnya seniman akan menangkap suatu makna obyek

tersebut secara pribadi sesuai dengan pengalaman. Biasanya obyek adalah suatu
benda atau hal yang menimbulkan ide atau gagasan dalam kelahiran suatu karya

seni.

B. KONSEP KARYA

Secara umum, pada awal proses penciptaaan karya seni, seniman

bersentuhan dengan rangsangan yang sengaja ditentukannya maupun tak sengaja

disentuhnya. Dalam persentuhan dengan rangsangan tersebut terjadi suatu

gambaran bentuk ataupun suatu bentuk pemahaman dalam pemikirannya.

Gambaran ataupun bentuk pemahaman itu adalah apa yang biasa disebut ide atau

konsep.

1. Tema

Tema dalam seni rupa menurut The Lexicon Webster Dictionary

(1978:1019) berarti suatu hal yang yang menjadikan isi dari suatu ciptaan, hal ini

biasanya dikutip dari dunia kenyataan, tetapi dilukiskan dengan memakai alat-

alat kesenian semata-mata.

Sesuai dengan pengertian di atas, maka pengertian tema adalah ide-ide yang

mendasari atau yang menjadikan isi dalam penciptaan suatu lukisan. Jadi tema

tema yang dimaksudkan adalah kehidupan sehari-hari yang terdiri dari motif

berbagai bentuk manusia yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi suatu

tema. Motif dalam hal ini merupakan bentuk-bentuk yang mendukung suatu tema.

Tema lukisan ini menggambarkan gerakan dua orang wanita yang sedang

menari dengan mengenakan kostum penari daerah Bali. Perasaan senang akan
obyek tersebut, menghasilkan lukisan yang bernuansa ceria, begitu juga ekspresi

wajah dari figur-figur manusia yang dijadikan obyek .Tema sangat dipengaruhi

oleh perasaan pelukis sendiri serta diharapkan dapat mempengaruhi dan

menyentuh perasaan orang yang menikmati atau melihatnya.

2. Gaya

Penciptaan karya seni lukis merupakan kegiatan yang bersifat pribadi, dimana

lukisan merupakan cerminan dari perasaan, kreativitas, individualitas atau

kepribadian pelukisnya, sehingga sehubungan dengan hal ini dalam seni lukis

dikenal adanya istilah gaya pribadi, sebagaimana pendapat Sudarmadji (1979:29),

bahwa suatu karya seni merupakan karya perseorangan dan harus mencerminkan

perseorangan.

Terkait dengan pendapat di atas, gaya lukisan ini pun menganut gaya

perseorangan seniman sendiri atau gaya pribadi yang didasari konsep gaya

Dekoratif Datar, dimana setiap detail dari bidang gambar digarap sempurna dan

bertujuan untuk menghias seindah-indahnya. Tidak ada bagian yang lebih

menonjol atau difokuskan, karena semua memiliki penonjolan yang sama dan

dengan intensitas warna yang setara pula.

3. Material

Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1950:58) material berarti bahan, bakal,

barang yang akan dijadikan atau untuk membuat barang yang lain.
Dalam mengekspresikan ide, dituntut kepiawaian dalam memilih material

yang cocok, agar ide yang akan diekspresikan sesuai dengan yang direncanakan,

seperti pendapat Fajar Sidik (1978:10) bahwa antara material dan seniman selalu

terjaga semacam proses dialektik yang bisa berbeda-beda sehubungan dengan

material yang berbeda-beda. Seringkali untuk mewujudkan maksud sebulat-

bulatnya diperlukan material setepat-tepatnya.Lukisan ini menggunakan bahan

kain primissima berukuran 100 x 70 cm .Primissima merupakan kain yang halus

dan meimbulkan efek pada hasil berupa warna yang bagus, rata dan mengkilat .

4. Teknik

Dalam Encyclopedy of World Art (1967:965) dijelaskan bahwa teknik

merupakan suatu pedoman untuk mengerjakan dengan atau tanpa bantuan alat-alat

yang dilakukan seniman dalam mengolah berbagai macam material menjadi suatu

bentuk karya seni.

Adapun teknik yang digunakan dalam lukisan ini adalah batik. Dalam Buku

Seni Lukis batik Indonesia (18:1998) disebutkan bahwa teknik batik adalah teknik

dua dimensional yang dalam mendapatkan bentuk atau warnanya dilakukan

dengan jalan menutup dengan lilin bagian-bagian yang tidak dikehendaki terkena

warna dan kemudian dicelupkan ke dalam warna yang dikehendaki, atau singkat

kaya seni lukis batik adalah seni lukis dengan teknik tutup celup.

5. Proses Penciptaan Karya

Adapun prosesnya terlebih dahulu dibuat semacam rancangan lukisan di atas

kain berkolin menggunakan pensil. Tahap ini bertujuan untuk memperjelas pola.
Setelah desain dengan pensil jadi kemudian dengan menggunakan canting, lilin

atau malam ditorehkan (nglowongi) sesuai dengan pola.Selanjutnya adalah

penandaan bagian mana yang diwarna lebih dulu dan yang diwarna tahap

selanjutnya. Bagian yang akan diwarna terlebih dahulu dibiarkan putih, sedangkan

yang diwarna tahap berikutnya diblok atau ditembok dengan malam/lilin. Bagian

yang akan diberi kesan retak-retak ditembok dengan parafin.

Adapun bahan pewarnanya menggunakan Indigosol.

- Cara Menggunakan Cat warna Indigosol:

Bahan ini harus dilarutkan dengan air panas terlebih dahulu.

Diperlukan bahan pelengkap berupa natrium nitrit (NaNO2)

sebanyak dua kali jumlah berat timbangan cat warna Indigosol.

Adapun caranya ditambahkan pada waktu melarutkan cat warna

Indigosol tersebut.

- Cara melarutkan Bahan Cat warna Indigosol

Tiga garam Blue 04B dilarutkan dengan sedikit air dingin,

kemudian ditambah air panas kira-kira 60 derajat Celcius sebanyak

¼ liter atau lebih. Ditambahkan di dalamnya 6 gram NaNO2

diaduk hingga serbuk Indigosol larut semua, kemudian

ditambahkan air dingin secukupnya hingga jumlah air seluruhnya 1

liter. Larutan sudah siap pakai dan harus ditaruh di tempat teduh.

- Cara Mencelup ke dalam Larutan Cat Warna Indigosol

Apabila bahan batikan sudah siap diberi warna, lalu dicelup dengan

cara ditekan-tekan dan dibolak-balik agar merata selama 5 menit,


kemudian diangkat dan ditiriskan hingga tidak menetes lagi.

Selanjutnya kain dioksidasi dibawah sinar matahari langsung

hingga kering kira-kira 5-10 menit agar timbul warna, terutama

warna biru dan violet.

- Kombinasi Warna

Warna yang digunakan dalam lukisan batik ini adalah merah, biru,

kuning, oranye, coklat dan hijau. Tiap-tiap jenis warna dapat

dikombinasi, artinya cat warna yang satu dicampur dengan warna

lain sehingga menimbulkan warna baru, misalnya:

Proses warna hijau bisa didapat dari :

 kuning (Indigosol Yellow FGK) 1 gram,

 warna biru (Indigosol Blue 04B) 1 gram

 garam NaNo2 6 gram .

 air 1 liter

A. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian didepan, dapat disimpulkan bahwa ide dasar penciptaan

karya lukis ini adalah kehidupan sehari-hari para gadis di pedesaan dalam

mengisi waktu luangnya, yakni dengan bercengkerama. Gaya yang diterapkan

bisa disebut Gaya Dekoratif dengan mengembangkannya sesuai gaya pribadi

pelukis sendiri, sedangkan material yang digunakan kain primissima dengan

teknik batik.
2. Harapan

Diharapkan karya lukisan ini bisa diapresiasi oleh segenap lapisan masyarakat

dan mampu menambah khasanah lukisan yang bertemakan wanita di tanah air

kita.

DAFTAR PUSTAKA

Encyclopedy of World Art, Vol. XIII, (1967), New York; Mc Graw Hill Book
Company.

Fajar Sidik, (1978), Diktat Kritik Seni, STSRI-ASRI, Yogyakarta.

Poerwodarminto, W.J.S, (1950), Ensiklopedia Indonesia.

Rasmussen, Henry N (1950), Art Structure, (New York: Mc Graw Hill Book
Company.

Sudarmadji (1979), Dasar-dasar Kritik Seni Rupa, (Jakarta; Dinas Museum dan
Sejarah, Pemerintah DKI.

Prof. Sudarso,Sp., MA (1998) Seni Lukis Batik Indonesia, Penerbit taman


Budaya Yogyakarta.

The Lexicon Webster Dictionary (1978), The English Language Institute of


America

Anda mungkin juga menyukai