Anda di halaman 1dari 4

Kisi – kisi Seni Lukis

Kelas IX
A. Pengertian
1. Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa yang berfokus pada kegiatan
melukis. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah
pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
2. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek
tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja,
seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap
sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan
syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
3. Lukisan adalah karya seni lukis yang proses pembuatannya dilakukan dengan
memulaskan cat dengan alat kuas lukis, pisau palet atau peralatan lain, yaitu
memulaskan berbagai warna dan nuansa gradasi warna, dengan kedalaman warna
tertentu juga komposisi warna tertentu dari bahan warna pigmen warna dalam pelarut
(atau medium) dan gen pengikat (lem) untuk pengencer air, gen pengikat berupa
minyak linen untuk cat minyak dengan pengencer terpenthin, pada permukaan
(penyangga) seperti kertas, kanvas, atau dinding. Ini dilakukan oleh seorang pelukis;
dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis, definisi ini digunakan terutama jika ia
merupakan pencipta suatu karya lukisan.
B. Sejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan
prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah
mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting
dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi
yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar
prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding
gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya
adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga
saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang
lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar
seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia,
sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar). Objek yang sering
muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain
seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu
serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis
terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang
luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh
pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari
seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda
tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah
yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan.
Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan
rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan tampak lebih menarik untuk dilihat daripada
biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan
terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-
seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis
mulai condong menjadi kegiatan seni.
C. Sejarah seni lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di
Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke
aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini. Raden
Saleh adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya
Eropa yang dipraktikkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar
melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan
menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui
perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun
tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis
Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan".
Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema
yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi
musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan
kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk
yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi
komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni
mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak
lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia
sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh
berbagai benturan konsepsi.
D. Aliran seni lukis
1. Romantisisme
Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan
keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil
sebagai latar belakang lukisan.
2. Seni Fantasi
Aliran seni Lukis ini menekankan kepada bentuk lukisan yang fiktif, atau yang hanya
ada dalam imajinasi saja, seperti khayalan, legenda, dongeng, cerita rakyat, atau fiksi
3. Simbolisme
Simbolisme merupakan aliran ditandai dengan eksperimen,
penggunaan simbol sekali, sindiran, kiasan, gambar misterius dan penuh teka-teki.
4. Ekspresionisme
Aliran ini kecenderungan dari gambaran emosi seorang seniman untuk meluapkan
kenyataan yang di rasakan dengan efek-efek emosional.
5. Abstraksionisme
Merupakan aliran yang mengenyampingkan unsur bentuk dan menghindari bentuk
objek secara mentah.
E. Jenis lukisan berdasarkan Kebutuhan lukisan
1. Lukisan idealis
Lukisan masih memperhatikan kebutuhan rasa untuk berkarya, dengan
menuangkan segala aspek bahan, warna, efek-efek yang dihasilkan dari teknik tanpa
dipengaruhi oleh faktor komersial.
2. Lukisan komersial
Dalam kebutuhan untuk menghias atau memberi aksen tambahan dalam estetika
ruangan, lukisan sering menjadi aksen utama dan berkelas atas nilai seninya. Meski
sebenarnya sebuah karya seni yang bernilai tidak selalu indentik dengan nilai
ekonominya, tetapi umumnya yang terjadi seperti itu.
Adanya kebutuhan lukisan sebagai aksen interior lebih dari kebutuhan apresiasi
sebuah karya seni membuat banyak lukisan yang sengaja dibuat untuk kebutuhan
tersebut, dengan kata lain lukisan dibuat untuk tujuan komersial bukanlah sebuah
manifestasi dari proses berkarya.
F. Komponen Seni Lukis
Dalam karya seni lukis yang baik terdapat beberapa komponen seperti di bawah ini:
1. Komposisi
Komposisi merupakan cara untuk merangkai unsur-unsur yang akan memberikan
bentuk pada sebuah karya seni seperti warna, garis, bidang, ruang, gelap terang.
2. Balance
Balance atau keseimbangan adalah cara mengatur objek agar serasi saat dilihat oleh
mata dan terlihat jelas. Keseimbangan yang simetris merupakan hasil dari
penggabungan dua objek dengan membagi dua bidang secara sama. Sementara,
kesimbangan asimetris adalah hasil dari penggabungan unsur yang berbeda seperti
jarak dan ukuran agar terlihat cocok.
3. Proporsi
Proporsi atau perbandingan merupakan komponen seni lukis. Proporsi adalah
karakteristik dari bentuk antara benda yang satu dengan benda yang lainnya. Hal ini
tampak dari lukisan yang memiliki kepaduan dari unsur-unsurnya.
4. Irama
Irama adalah kesan gerak khas dari seorang seniman yang dihasilkan oleh garis,
warna, bentuk, gerakan, dan tekstur secara berulang.
5. Unity
Unity atau kesatuan merupakan hasil dari perpaduan unsur-unsur dari berbagai
elemen yang ada. Unsur-unsur yang saling berhubungan kemudian melengkapi satu
sama lain, sehingga menimbulkan kesan terbentuk dengan baik.
6. Aksentuasi
Aksentuasi atau tanda khas memiliki maksud bahwa setiap gambar memiliki unsur
pembeda. Adanya aksentuasi bertujuan agar karya seni lukis tidak tampak monoton
dan membosankan.
G. Tekhnik penggunaan warna pada lukisan
1. Pencampuran warna
Menurut Soekarno dan Lanawati Basuki dalam buku Panduan Membuat Desain Ilustrasi
Busana (2004), campuran warna adalah warna yang dihasilkan dengan mencampur
banyak warna, seperti kombinasi dua warna primer, dan kombinasi warna primer dengan
sekunder. Apabila dua warna primer (pokok) dicampur akan menghasilkan warna
sekunder. Sedangkan perpaduan warna primer dan sekunder bisa menghasilkan warna
tersier.
2. Jenis dan contoh campuran warna
a. Warna primer atau warna pokok adalah warna dasar yang tidak dihasilkan dari
campuran warna lain. Hanya ada tiga warna primer, yakni merah, biru, dan kuning.
Dalam menggabungkan atau mencampurkan warna, ada tiga jenis campuran warna,
yakni warna sekunder, warna tersier, dan warna netral.
b. Warna sekunder Adalah warna yang dihasilkan dari kombinasi dua warna primer
dengan perbandingan 1:1. Contoh warna sekunder: Warna jingga adalah campuran
warna merah dan kuning. Warna hijau merupakan campuran warna biru dan kuning.
Warna ungu dihasilkan dari campuran warna merah dan biru.
c. Warna tersier adalah campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna
sekunder. Berikut contohnya: Warna coklat merupakan perpaduan antara warna
merah, kuning, dan biru. Warna jingga kekuningan adalah perpaduan warna kuning
serta jingga. Warna indigo (biru keunguan) didapat dari paduan warna biru dan ungu.
d. Warna netral Adalah campuran ketiga warna, yaitu warna primer, sekunder, dan
tersier, dengan perbandingan 1:1:1. Percampuran ketiga jenis warna tersebut akan
menghasilkan warna gelap kecoklatan. Biasanya warna netral sering muncul sebagai
penyeimbang warna kontras di alam. Contoh warna netral adalah hitam dan putih.

Anda mungkin juga menyukai