Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

Makalah,

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


“Pendidikan Anti Korupsi”
Dosen Pengampu: InayahBulqis Rasyid,S.H.

Oleh:
KELOMPOK 1
ADI WINARDI
ANISYA
SITI NURHAZLINDA
TIMANG

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
IBNU KHALDUN NUNUKAN
2020 M/1442 H

i
KATA PENGANTAR

‫اﻠﺤﻤﺩ ﻠﻠﻪ ﺭﺏاﻠﻌﻠﻤﻴﻥ ﻭاﻠﺼﻼﺓ ﻭاﻠﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ اﺸﺭﻑ اﻷﻨﺒﻴﺎﺀ ﻭاﻠﻤﺭﺴﻠﻴﻥ ﺴﻴﺩﻨﺎ ﻤﺤﻤﺩ ﻭﻋﻠﻰ اﻠﻪ ﻭاﺼﺤﺎﺒﻪ اﺠﻤﻌﻴﻥ ﺃﻤﺎ ﺒﻌﺩ‬

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat pada Allah Swt. Atas limpahan
hidayah dan taufik-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan. Makalah ini berjudul “FAKTOR PENYEBAB KORUPSI”
Dalam penulisan makalah i ni, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan
saran berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada semua pihak yang telah membantu serta memotivasi penulis dengan penuh kesabaran
dan ketulusan telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dorongan sejak
penyusunan makalah sehingga dapat saya selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Terkhusus teman-teman mahasiswa yang yang baik hati, yang senantiasa setia
membatu dalam penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kepada yang
kami sebutkan maupun yang tidak kami sebutkan namanya, dengan segala kerendahan hati,
penulis sampaikan terimakasih.
Harapan penulis, semoga segala bantuan, petunjuk dan dorongan yang telah diberikan
oleh berbagai pihak yang memungkinkan selesainya makalah ini, semoga bernilai ibadah dan
memperoleh imbalan yang berlipat ganda di sisi Allah Swt. Amin.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Faktor Penyebab Korupsi 3


B. Penyebab Korupsi Dalam Perspektif Teoritis 6
C. Faktor Internal dan Eksternal 6
D. Motivasi Korupsi ............................................................................. 8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA 10

iii
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Korupsi adalah suatau tindakan pidana yang merugikan banyak pihak.


Penyebab adanya tindakan korupsi sebenarnya bervariasi dan beraneka ragam. Akan
tetapi, secara umum dapat dirumuskan korupsi yaitu bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi atau orang lain secara tidak sah.banyak kasus korupsi yang sampai
sekarang tidak diketahui ujung pangkalnya Korupsi tidak akan pernah bisa kita
pisahkan dari yang dinamakan kekuasaan, dimana ada kekuasaan pasti ada korupsi. Hal
ini telah menjadi kodrat dari kekuasaan itu sendiri yang menjadi “ pintu masuk” bagi
terjadi korupsi.

Memerangi korupsi bukan cuman mengkapi koruptor. Sejarah mecatat dari


aejumlah kejadian terdahulu sudah banyak usaha menagkapi dan menjebloskan
koruptor ke penjara. Era orde baru, yang berlalu kerap membnetuk lembaga
pemberangus korupsi. Mulai Tim Pemberantasan Korupsi di tahun 1967,Komisi Empat
pada tahun 1970, Komisi Anti Korupsi pada 1970, Opstib di tahun 1977, hingga kini
Pemberantas Korupsi. Nyatanya, penamgkapan para koruptor tidak membuat jera yang
lain. Koruptor junior terus bermunculan.

Upaya pencegahan budaya korupsi di masyarakat terlebih dahulu dapat


dilakukan dengan mencegah berkembangnya mental korupsi pada anak bangsa melalui
pendidikan. Semangat antikorupsi yang patut menjadi kajian adalah penanaman pola
pikir, sikap, dan perilaku anti korupsi melalui sekolah, karena sekolah adalah proses
pembudayaan. Sedikit sekali upaya untuk pencegahan korupsi, salah satunya yaitu
lewat pendidikan anti korupsi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa faktor penyebab Korupsi?
2. Bagaimana penyebeb korupsi dalam faktor internal dan ekternal?
3. Apa penyebab korupsi dalam perspektif?

1
C. TUJUAN
1. Mengetahui faktor-faktor penyebab korupsi.
2. Mengetahui penyebab korupsi dalam faktor internal dan eksternal.
3. Mengetahui Penyebab korupsi dalam Perspektif teori.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Penyebab Korupsi


Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal dari dalam diri
perilaku atau dari luar perilaku. Sebagaimaan dikatakan Yamamah bahwa ketika perilaku
materilistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih “mendewakan” materi
maka dapat “memaksa” terjadinya permainan uang dan korupsi (Anasri Yamamah: 2009) “
Dengan kondisi itu hampir dapat dipastikan seluruh pejabat kemudian ‘terpaksa’ korupsi kalau
sudah menjabat.” Nur Syam (2000) Memberikan pandangan bahwa penyebab seseorang
melakukan korupsi karena tergoda adanya akan dunia materi kekayaan yang tidak mampu
ditahannya. Ketika dorongan untuk menjadi kaya tidak mampu ditahan sementara akses ke arah
kekayaan bisa diperoleh melalui cara berkorupsi, maka jadilah seseorang akan melakukan
korupsi. Dengan demikian jika menggunakan sudut pandang penyebab korupsi seperti ini,
maka salah satu penyebab korupsi adalah cara pandang terhadap kekayaan. Yang salah satunya
akan menyebabkan cara yang salah dalam mengakses kekayaan.
Pandangan lain dikemukaan oleh Arifin yang mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinyua korupsi anatara lain:
1) Aspek perilaku individu
2) Aspek organisasi
3) Aspek masyarakat tempat individu dan organisasi
Terhadap aspek perilaku individu, Isa Wahyudi memberikan gambaran, sebab-sebab seseorang
melakukan korupsi dapat berupa dorongan dari dalam dirinya, yang dapat pula dikatakan sebagai
keinginan, niat, atau kesadaran untuk melakukan.

Sebab-sebab manusia terdorong untuk melakukan korupsi antara lain:

a) Sifat tamak manusia


b) Moral yang kurang kuat menghadapi godaan
c) Gaya hidup konsumtif
d) Tidak mau (malas) bekerja keras
Erry Riyana Hardjapamekas (2008) menyebeutkan tingginya kasus korupsi di negara ini di
sebabkan oleh beberapa hal antar lain:

1) Kurang teladan dan kepemimpinan elite bangsa


2) Rendahnya gaji Pegawai Negeri Sipil
3) Lemahnya komitmen dan kosistensi penegakan hukum dan peraturan
perundangan
4) Rendahnya integrasi dan proesionalisme

3
5) Mekanisme pengawasan internal di semua lembaga perbankan, keuangan, dan
birokrasi belum mapan
6) Kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan, dan lingkungan masyarakat, dan
7) Lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, moral dan etika.
Secara umum faktor penyebab korupsi dapat terjadi karena faktor politik, hukum dan ekonomi,
sebagimana dalam buku berjudul Peran Parlemen dalam Membasmi Korupsi (ICW:200) yang
mengindentifikasikan empat faktor penyebab korupsi yaitu faktor politik, faktor hukum, faktor
ekonomi dan birokrasi sarta faktor transnasional.

1. FAKTOR POLITIK
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilihat
ketika terjadi instabilitas politik kepentingan politis paara pemegang kekuasaan,
bahkan ketika meraih dan mempertahankan kekuasaan. Prilaku korup seperti
penyuapan, politik uang merupakan fenomena yang sering terjadi. Terkait dengan
hal itu Terrence Gomes (2000) memberikan gambaran bahwa politik uang (money
politik) sebagai use of money and material beefits in the pursuit of political influence.
Penelitian James Scott (Mochtar Mas’oed”1994) mendiskripsikan bahwa dalam
masyarakat dengan ciri pelembagaan politik ekslusif dimana kompetisi politik
dibatasi pada lapisan tipis elit dan perbedaaan angtara elit lebih didasarkan pada klik
pribadi dan bukan isu kebijakan, yang terjadi pada umumnya desakan kultural dan
struktural untuk korupsi itu betul-betul terwujud dalam tindakan korupsi para
pejabat.
2. FAKTOR HUKUM
Faktor hukum bisa dilihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang-
undangan dan sisi lain lemahnya penegakan hukum. Tidak baiknya subtansi hukum,
mudah ditemukan dalam aturan-aturan yang diskriminatif dan tidak adil, rumusan
yang tidak jelas-tegas (non lex certa) sehingga multi tafsir, kontradiksi dan
overlapping dengan peraturan lain (baik yang sederajat maupun yang lebih tinggi).
Sanksi yang tidak equivalen dengan perbuatan yang dilarang sehingga tidak tepat
sasran serta rasa terlalu ringan atau teralalu berat, penggunaan konsep yang berbeda-
beda untuk sesuatu yang sama semua itu memungkinkan suatu peraturan tidak
kompatibel dengan realitas yang ada sehingga tidak fungsional atau tidak produktif
dan resistensi.
Korupsi mudah timbul karena adanya kelemahan di dalam peraturan perundang-
undangan yang mencangkup:
• Adanya peraturan perundang-undangan yang bermuatan kepentingan pihak-
pihak tertentu,

4
• Kualitas peraturan perundang-undangan kurang memadai,
• Sangsi yang terlalu ringan,
• Penerapan sanksi yang tidak konsisten dan pandang bulu,
• Lemahnya bidang evaluasi dan evisi peraturan perundang-undangan.
3. FAKTOR EKONOMI
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal itu
dapat dijelaskan dari pendapatan gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Pendapat ini
tidak mutlak benar karena dalam teori kebutuhan Maslow, sebagaimana dikutip oleh
Sulistyantoro, korupsi seharusnya hanya dilakukan oleh orang untuk memenuhi dua
kebutuhan yang paling bawah dan logika lurusnya hanya dilakukan oleh komonitas
masyarakat yang pas-pasan yang bertahan hidup. Namun saat ini korupsi dilakukan
oleh orang kaya dan berpendidikan tinggi (Sulistyantoro:2004). Aspek ekonomi yang
menjadi penyebab terjadi korupsi, diantaranya adalah rendahnya gaji pegawai,
kekuasaan pemerintah yang di barengi dengan faktor lesempatan bagi pegawai
pemerintah untuk memenuho kekayaan mereka dan kroninya.
4. FAKTOR ORGANISASI
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuk sistem
pengorganisasiaan lingkungan masyaraka. Organisasi yang menjadi korban korupsi
atau dimana korupsi terjadi biasanya terjadi memberi andil terjadinya korupsi karena
membuka peluang atau kesempatan untuk terjadinya korupsi ( Tunggal 2000).
Bilamana organisasi tersebut tidak membuka peluang sedikitpun bagi seseorang untuk
melakukan korupsi, maka korupsi tidak akan terjadi.
Aspek-aspek penyebab terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi
meliputi:
a) Kurang adanya teladan dari pimpinan
b) Tidak adanya kultur organisasi yang benar
c) Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai
d) Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasinya.

5
B. Penyebab Korupsi dalam Perspektif Teoristis
Determinasi budaya (Cultural determinisme) sering dipakai sebagai acuan
ketika mempelajari penyebab terjadinya korupsi. Sebagaimana ungkapan Fiona
Robertson-Snape (1999) bahwa penjelasan kultural praktir korupsi di Indonesia di
hubungkan dengan bukti-bukti kebiasaan-kebiasaan kuno orang jawa. Padahal bila
dirunut perilaku korup pada dasarnya merupakan sebuah fenomena sosiologis yang
memiliki implikasi ekonomi dan politik yang terkait dengan jabaran beberapa teori.
Teori tersebut antara lain mean-ands scheme yang diperkenalkan oleh Robert Merton
ini sebagimana dikutip Handoyo (2009:5) ini dinyatakan bahwa korupsi merupakan
suatu perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan sosial, sehingga menyebabkan
pelanggran norma-norma.
Koruptor adalah orang yang tidak puas akan keadaan dirinya. Opportuniy,
merupakan sistem yang memberi peluang untuk melakukan korupsi, yang bisa
diperluas keadaan organisasi atau masyarakat yang sedemikian rupa sehingga terbuka
kesempatan bagi seseorang untuk melakukan kecurangan. Needs, yaitu sikap mental
yang tidak pernah merasa cukup, selalu sarat dengan kebutuhan yang tidak pernah usai.
Exposure, hukuman yang dijatuhkan kepada para pelaku korupsi yang tidak memberi
efek jera pelaku maupun orang lain.
C. Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Korupsi
Faktor-faktor penyebabnya bisa dari pelaku-pelaku korupsi, tetapi bisa juga
berasal dari lingkungan yang kondusif bagi seseorang unutk melakukan korupsi.
Dengan demikian secara garis besar penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi
dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri, yang dapat dirinci
menjadi:
a) Aspek Perilaku Individu
➢ Sifat tamak/rakus manusia.
Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilan karena mereka
membutuhkan makan. Korupsi adalah kejahatan orang profesional
yang rakus. Sudah berkecukupan, tapi serkah. Mempunyai hasrat
besar untuk memperkaya diri. Unsur penyebab korupsi pada
pelaku semacam itu datang dari dalam diri sendiri,
yaitu sifat tamak dan rakus.
➢ Moral yang kurang kuat
seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk
melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman,

6
setingkat, bawahnnya, atau pihak yang lain yang memberi
kesempatan untuk itu.
➢ Gaya hidup yang konsumtif
Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup
seseorang konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi
dengan pendapatan yang memadai akan membuka peluang
seseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi
hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan
korupsi.
b) Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris
mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan
dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik sesorang
yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah
memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang
ketika ia menyalahkan kekuasaanya.
2. Faktor Eksternal
Pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh faktor di luar diri perilaku, dapat
di rincikan menjadi:
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak korupsi yang
dilakukan oleh segelintir oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup
ini pelenggaran korupsi justru terus berjalan dengan berbgai bentuk.
Oleh karena itu sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak
korupsi terjadi karena:
➢ Masyarakat kurang menyadari bahawa korban utama korupsi
adalah masyarakat sendiri. Anggapan masyarakat umum terhadap
peristiwa korupsi, sosok yang paling dirugikan adalah negara.
Padahal bila negara merugi, esensinya yang paling rugi adalah
masyarakat juga, karena proses anggaran pembangunan bisa
berkurang sebagai akibat dari perbuatan korupsi.
b. Aspek Ekonimi
Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan ada
kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi.
Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan
pintas diantranya dengan melakukan korupsi.

7
c. Aspek Politis
Menurut Rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yang
dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai
dengan harapan masyarakat. Kontrol sosial tersebut dijalankan dengan
mengerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan
kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang organisasikan secara
politik, melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan
instabilitas politik kepentingan politis, meraih dan mempertahankan
kekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi.
d. Aspek organisasi
Aspek-aspek penyebab korupsi dalam sudut pandang organisasi
meliputi:
➢ Kurang adanya sikap keteladanan pemimpin
➢ Tidak adanya kultur/bbudaya organisasi yang benar
➢ Kurang memadainyai sistem akuntabilitas
➢ Kelemahan sistem pengendalian manajemen
➢ Lemahnya pengawasan

D. Motivasi Korupsi
Jika awalnya kepentingan bertahan hidup menjadi motif seseorang atau
sejumlah orang melakukan tindak pidana korupsi, pada tahap berikutnya
korupsi dimotivasi oleh bangunan sistem, yang hanya bisa terjadi karena
dukungan kerja sama antar sejumlah pelaku korupsi, pada berbgai birokrasi
sebagai bentuk korupsi berjamaah
➢ Korupsi karena kebutuhan
➢ Korupsi karena ada peluang
➢ Korupsi karena ingin memperkaya diri sendiri
➢ Korupsi karena ingin menguasai suatu negara
➢ Korupsi karena ingin menjatuhkan pemerintah

8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bentuk korupsi dirinci menjadi tiga aspek. Pertama penghianatan terhadap kepercayaan
atau amanah yang diberikan, kedua penyalahgunaan wewenang, pengambilan keuntungan
material ciri-ciri tersebut dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk korupsi yang mencangkup
penyapan pemersan, penggelapan dan nepotisme. Korupsi pada dasarkan terjadi kapan saja dan
dimana saja, menyetuh semua kalangan di dalam masyarakat korupsi muncul bukan tanpa
sebab, korupsi merupakanakibat dari sebuah situasi kondisi di mana seseorang mermbuthkan
penghasilan lebih atau merasa kurang terhadap apa yang dia peroleh jika menjalankan uasaha
dengan cara-cara yang sah.
Korupsi merupakan tindakan yang tidak lepas dari pengaruh kekuasaan dan
kewenangan yang dimiliki oleh individu maupun kelompok dan dilaksanakan baik sebagai
kejahatan individu (professional) maupun sebagai bentuk dari kejahatan korporasi ( dilakukan
dengan kerjasama antara berbagai pihak yang ingin mendapatkan keuntungan sehingga
membentuk suatu struktur organisasi yang saling melindungi dan menutupi keburukan masing-
masing). Korupsi merupakan cerminan dari krisis kebijakna dan representasi dari rendahnya
akuntabilitas birokrasi publik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Yugha Erlangga, buku Panduan Pendidikan Anti Korupsi!


Zikri, Manshur, Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya korupsi Mangacu Kepada
Kasus Korupsi Gayus Tambunan (Depok; FISIP UI, 2011)
Buku Pendidikan Anti Korupsi, Tim Penulis, Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta; Kemdikbud,2011) Cetak 1

10

Anda mungkin juga menyukai