Nim : PO.71.39.1.18.034
Kelas : Reguler 1A
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat, serta hidayah-Nya kepada saya. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
pada Mata Kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi dengan judul “Penyebab Korupsi “. Shalawat
serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad Saw, serta keluarga dan
para sahabatnya, dan semoga sampai kepada kita selaku umat nya.
Dengan demikian saya menyampaikan terima kasih kepada semua orang yang telah
membantu dalam penyelesaian Modul ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Modul ini. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua kalangan sangat saya harapkan.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita.
Penulis
III
Daftar isi
● Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………………….II
● Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………………..III
● Latar Belakang……..……………………………………………………………………………………………………………….IV
● Faktor Internal………………………………………………………………………………………………………………………..2
2. Aspek Sosial……………………………………………………………………………………………………………………………5
● Faktor Eksternal…………………………………………………………………………………………..…………………………5
1. Aspek Organisasi…………………………………………………………………………………………………………..………6
3. Aspek Ekonomi…………………………………………………………………………………………………………….………..9
5. Aspek Hukum………….……………………………………………………………………………………………………………10
● Daftar Pustaka……………………………………..
IV
Latar Belakang
Korupsi salah satu tindakan bersifat busuk, rusak, menggoyahkan,memutar balik, menyogok yang
dilakukan oleh pejabat public, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal atau illegal menyalahgunakan kepercayaan public
yang dikuasakan kepasa mereka untuk mendapat keuntungan sepihak.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korup adalah penyalahgunaan jabatan resmi. Untuk keuntungan
pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam praktiknya. Bereatnya korupsi
berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk
member dan mnerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan menerima
pertolongan,smapai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun
tidak ada sama sekali.
Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau
tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang illegal di satu tempat namun ada juga yang
tidak legal di tempat lain. Jika ada korupsi, pasti ada penyebab-penyebabnya.
1
Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Buologne atau sering disebut GONE Theory bahwa
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi sebagai berikut.
1. Greeds (keserakahan): berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial
ada di dalam diri setiap orang.
2. Opportunities (Kesempatan): berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau
masyarakat yang sedemikian rupa sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk
melakukan kecurangan.
3. Needs (Kebutuhan): Berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh individu-
individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.
4. Exposures (Pengungkapan): berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi
oleh pelaku kecurangan apabila pelaku ditemukan melakukan kecurangan.
Faktor-faktor Greeds dan Needs berkaitan dengan individu pelaku (actor) korupsi yaitu
individu atau kelompok, baik dalam organisasi maupun di luar organisasi yang melakukan
korupsi dan merugikan pihak korban. Adapun Faktor-faktor Opportunities dan Exposures
berkaitan dengan korban perbuatan korupsi, yaitu organisasi, institusi, masyarakat yang
kepentingan dirugikan
Menurut Sarlito W. Sarwono , tidak ada jawaban yang persis, tetapi ada dua hal yang jelas,
yakni:
1. Dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan, hasrat, kehendak dan sebagainya).
2. Rangsangan dari luar ( dorongan teman-teman, adanya kesempatan, kurang control dan
sebagainya)
1. Kurang gajinya pegawai negeri dibandingkan dengan kebutuhan yang makin meningkat.
2
2. Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia yang merupakan sumber atau sebab
mulusnya korupsi.
3. Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif dan efisien, yang
memberikan peluang orang untuk melakukan korupsi.
4. Modernisasi pengembangan tindakan korupsi.
Analisa yang lebih jelas lagi tentang penyebab korupsi diutarakan oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam bukunya berjudul “Strategi Pemberantas Korupsi”,
Antara Lain:
● Faktor Internal
Faktor ini merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri pelaku yang dapat
didentifikasi dari hal-hal berikut:
Dan menurut teori GONE dari Jack Boulogne, korupsi disebabkan oleh salah satu
faktor atau lebih dari: keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan kelemahan
hukum. Karena adanya sifat keserakahan, pejabat akan tergoda dengan kekayaan
dan kebutuhan yang dimilikinya dan dia pasti akan melakukan tindakan seperti
korupsi apapun cara yang dipakai. Contohnya seorang pejabat mempunyai kekayaan
yang diperoleh dengan segala cara dan ia tetap melakukan korupsi walaupun gaji
yang lebih dari cukup dari kebutuhannya.
Contohnya seorang karyawan yang mempunyai perkerjaan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan keluarganya, dia menggunakan kesempatan dengan cara memperjual-
belikan dokumen perusahaannya untuk mendapatkan uang.
2. Aspek Sosial
Perilaku Korup dapat terjadi karena dorongan keluarga atau perkelompok.
Menurut Kaum Behavioris mengatakan bahwa suatu lingkungan, keluargalah yang
secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan melupakan sifat
baik orang yang sudah menjadi sifat pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah
memberikan dorongan dan bukan hukuman kepada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
Teori Solidaritas Sosial yang dikembangkan oleh Emile Durkheim (1858-1917)
memandang bahwa watak manusia sebenarnya bersifat pasif dan dikendalikan oleh
masyarakatnya. Emile Durkheim berpandang bahwa individu secara moral adalah
netral dan masyarakatlah yang menciptakan kepribadiannya.
Contohnya seorang karyawan baru yang dihargai oleh atasannya dan teman-
temannya, akibat ada dorongan dari keluargannya. Ia menyalahgunakan jabatan
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang konsumtif.
● Faktor Eksternal
Definisi korupsi secara formal ditunjukan kepada perilaku pejabat public, baik politikus
maupun pegawai negeri untuk memperkaya diri sendiri dengan menyalahgunakan
wewenang dan jabatannya. Akan tetapi, korupsi juga bisa diartikan lebih luas ditujukan
kepada perilaku individu yang menimbulkan kerugian, baik material maupun immaterial
sehingga menimbulkan dampak merugikan kepentingan umum, baik secra langsung
maupun tidak langsung. Faktor esternal merupakan faktor dari luar yang berasal dari situasi
lingkungan yang mendukung seseorang untuk melakukan korupsi.
Berikut ini beberapa faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya korupsi.
6
1. Aspek organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi yang luas, termasuk sistem
pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisai yang menjadi korban korupsi atau
dimana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka
peluang atau kesempatan untuk melakukan korupsi. Korupsi bisa terjadi jika ada
kurangnya adanya sikap keteladanan pimpinan ,tidak adanya kultur organisasi yang
benar, sistem akuntabilitas yang benar di instansi pemerintah kurang memadai,
kelemahan system pengendalian manajemen, Manajemen cenderung menutupi korupsi
di dalam organisasi.
Menurut Baswir pada dasarnya perakar pada bertahannya jenis birokasi
patrinominal. Dalam biirokrasi ini, dilakukan oleh para birokrat memang sulit untuk
diuhindari. Sebab kendali politik terhadap kekuasaan dan birokrasi memang sangat
terbatas. Penyebab lainnya karena sangat kuatnya pengaruh integralisme di dalam
filsafat kenegaraan bangsa ini , sehingga cenderung masih mentabukan sikap opopsisi.
Karakteristik negara kita yang merupakan birokrasi patrimonial dan negara hegemonik
tersebut menyebabkan lemahnya fungsi pengawasan, sehingga merabaklah budaya
korupsi itu.
Di banyak negara berkembang muncul pandangan bahwa korupsi adalah akibat dari
perilaku-perilaku yang membudaya. Anggapan ini lama-lama akan berubah jika uang
pelicin yang diminta semakin besar, atau konsumen tahu bahwa kelangkaan yang
melandasi uang semir sengaja diciptakan atau justru prosedur dan proses yang lebih
baik bisa diciptakan, Berikut adalah pendorong tindakan korupsi dalam aspek organisasi:
1. Masyarakat tidak mau menelusuri asal usul pemberian. Seperti pergaulan yang
menghargai seseorang yang kaya, dan tidak pelit dengan kekayaannya, senang
memberikan hadiah. Masyarakat kerapkali senang ketika ada yang memberi,
apalagi nominalnya besar atau berbentuk barang berharga, tanpa memikirkan
dari mana sumber kekayaannya atau barang atau hadiah yang diberikannya
2. Masyarakat menganggap wajar kekayaan seseorang. Persepsi bahwa pejabat
pasti kaya menimbulkan anggapan kewajaran jika seseorang yang memiliki
jabatan memang bisa memiliki banyak harta kekayaan.
3. Masyarakat tidak menyadari bahwa yang dilakukannya juga termasuk korupsi
karena kerugian yang ditimbulkan tidak secara langsung. Sering dalam pelayanan
public, masyarakat sudah terbiasa untuk memberikan uang di luar biaya tarif
sebenarnya. Maksudnya untuk memudahkan dan mempercepat proses yang
sebenarnya merupakan tindakan koruptif.
4. Dampak korupsi tidak terlihat secara langsung sehingga masyarakat tidak
merasakan kerugian. Masyarakat kerapkali hanya menjadikan korupsi sebagai
9
3. Aspek Ekonomi
Pendapatan tidak menutupi kebutuhan. Hal ini dapat dijelaskan dari pendapatan
atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Selain rendahnya gaji atau pendapatan,
banyak aspek ekonomi lain yang menjadi penyebab terjadinya korupsi, di antaranya
adalah kekuasaan pemerintah yang dibarengi dengan faktor kesempatan bagi
pegawai pemerintah untuk memenuhi kekayaan mereka dan kroninya. Terkait
faktor ekonomi dan terjadinya korupsi, banyak pendapat menyatakan bahwa
kemiskinan merupakan akar masalah korupsi.pernyataan tidak benar sepenuhnya,
sebab banyak korupsi yang dilakukan oleh pemimpin Asia dan Afrika, dan mereka
tidak tergolong orang miskin. Dengan demikian korupsi bukan disebabkan oleh
kemiskinan, tapi justru sebaliknya, kemiskinan disebakan oleh korupsi (Pope: 2003).
Menurut Henry Kissinger korupsi politisi membuat sepuluh persen lainnya
terlihat buruk. Dari keinginan pribadi untuk keuntungan yang tidak adil, untuk
ketidakpercayaan dalam sistem peradilan, untuk ketidak stabilan lengkap dalam
10
identitas bangsa, ada banyak faktor motivasi orang kekuasaan, anggota parlemen
termasuk warga biasa, untuk terlibat dalam perilaku korup.
Dalam tentang kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami situasi
terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka peluang bagi seseorang
untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan korupsi, dan juga
gaya hidup yang konsumtif dapat mendorong seorang menilai segala sesuatau
dengan uang sehingga penghasilannya pun sering dianggap tidak cukup untuk
memenuhi ongkos gaya hidupnya. Lingkungan pergaulan juga berperan mendorong
seseorang menjadi lebih konsumtif dan tidak dapat menetapkan prioritas
kebutuhan.
5. Aspek Hukum
Jika dalam suatu Negara masih ditemukan aturan-aturan hokum yang
diskriminatif, berpihak, dan tidak adil, rumusan yang tidak jelas sehingga menjadi
multitafsir, kontardiksi dan overlapping dengan peraturan lain (baik yang sederajat
maupun lebih tinggi), dapat dipastikan kepercayaan masyarakat akan luntur.
Masyarakt akan bersikap apatis terhadap aparat penegak hokum. Hal inilah yang
pernah terjadi di Indonesia pada masa-masa dahulu dan sekarang mulai membaik
dengan munculnya keterbukaan dan badab-badan pengawas, baik pemerintah
sendiri maupun masyarakat. Penyebab keadaan ini sangat beragam, namun yang
dominan adalah tawar-menawar dan pertarungan kepentingan antara kelompok dan
golongan di parlemen, sehingga muncul aturan yang bias dan diskriminatif, praktik
politik uang dalam pembuatan hukum berupa suap menyuap, utamanya
menyangkut perundang-undangan dibidang ekonomi dan bisnis. Akibatnya timbul
peraturan yang elastis dan multi tafsir serta tupang-tindih dengan aturan lain
11
dilakukan untuk memiliki kekayaan beraneka ragam, mulai dari berkerja hingga
mencuri agar dapat memperoleh kekayaan yang diinginkan.
c. Seseorang akan melakukan kulkulasi untuk smengetahui manfaat dan kerugian
apa yang akan diperoleh dari setiap cara yang ada.
d. Apabila manfaat yang diperoleh dari melakukan cara tertentu ternyata melebihi
kerugiannya, maka seseorang akan melakukan cara tersebut. Apabila manfaat
lebih kecil daripada kerugiannya, maka seseorang yang berpikiran rasional tidak
akan melakukannya.
perbaikan. Internal control di setiap unit tidak berfungsi karena penjabat atau
pegawai terkait ber KKN. Konon, untuk mengatasinya dibentuklah Irjen dan Bawasda
yang bertugas melakukan internal audit. Malangnya, siistem besar yang disebutkan
di butir 1 di atas tidak mengalami perubahan, sehingga Irjen dan Bawasda pun turut
bergotong royong dalam menyuburkan KKN.
Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa korupsi yang dilakukan
oleh oknum pejabat public di lembaga pemerintahan dapat terjadi karena hal-hal
berikut:
3. Andi adalah mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai yang besar pas ujian, tetapi dia
tidak mau belajar sebelum ujian, pas ujian andi menggunakan segala cara seperti
menyontek. Hal ini berupa penyebab korupsi karena….
a. Kebutuhan hidup yang mendesak.
b. Gaya hidup yang konsumtif.
c. Malas atau tidak mau kerja.
d. Ajaran agama yang kurang diterapkan.
e. Moral yang kurang kuat.
4. Posisi pemimpin dalam suatu lembaga formal maupun informal mempunyai pengaruh
penting bagi bawahannya. Bila pimpinan tidak bisa memberi keteladanan yang baik di
hadapan bawahannya, misalnya berbuat korupsi maka kemungkinan besar bawahannya
akan mengambil kesempatan yang sama dengan atasannya. Hal ini berupa penyebab
korupsi karena….
a. Kurangnya adanya sikap keteladanan pimpinan.
17
5. Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak korupsi yang dilakukan oleh
segelintir oknum dalam organisasi. Akbat sifat tertutup ini pelanggaran korupsi justru
terus berjalan dengan berbagai bentuk. Hal ini berupa penyebab korupai karena….
a. Tidak adanya kultur organisasi yang benar.
b. Sistem akuntabilitas yang benar di instansi pemerintah kurang memadai.
c. Kelemahan system pengendalian manajemen.
d. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi.
e. Kurangnya adanya sikap keteladanan pemimpin.
7. Berdasarkan teori ini, manusia adalah pribadi yang rasional, penuh perhitungan dan
akan melakukan segala sesuatu berdasarkan perhitungan biaya dan manfaat (cost-
benefit calculation). Ketika pelaku korupsi sehingga dapat memperoleh uang
banyak(manfaat) tanpa dapat diketahui karena pengendalian yang lemah (kerugian),
maka dia akan melakukan korupsi. Manakah teori ini yang benar sesuai dengan
penjelasan diatas…
a. Rational Choice Theory
b. Bad Apple Theories
c. Organizationsl Culture Theories
d. Clashing Moral Value Theories
e. The Ethos of Public Administration Theories
18
Dari penjelasan diatas manakah yang bersifat teori rational choice theory….
a. A dan B
b. C dan D
c. A, B, dan C
d. D
e. Semua benar
9. Berdasarkan teori ini, seseorang melakukan korupsi tidak disadari atas keserakahan,
namun semata-mata untuk membantu teman atau keluarganya sebagai bentuk
loyalitas. Dalam hal ini, budaya gotong royong dan saling membantu yang umumnya
berlaku di Indonesia turut memengaruhi cara berpikir pejabat public. Di luar hubungan
social, hubungan kerja juga turut berpengaruh. Dalam hal ini terkadang seseorang
melakukan korupsi dalam rangka menunjukna rasa solidaritas dengan rekan kerjanya
yang korup. Dari penjelasan di atas manakah teori yang benar….
a. Rational Choice Theory
b. Bad Apple Theories
c. Organizationsl Culture Theories
d. Clashing Moral Value Theories
e. The Ethos of Public Administration Theories
10. Pola hidup konsumerisme yang dilahirkan oleh system pembangunan seperti di atas
mendorong penjabat untuk menjadi kaya secara instant. Lahirnya sikap serakah di mana
penjabat menyalahgunakan wewenang dan jabatannya, melakukan mark up proyek-
proyek pembangunan, bahkan berbisnis dengan pengusaha, baik dalam bentuk menjadi
19
komisaris maupun sebagai salah seorang share holder dari perushaan tersebut.
Penyebab korupsi di atas di karenakan….
a. Sistem penyelanggaraan Negara yang keliru
b. Kompensasi PNS yang Rendah
c. Pejabat yang serakah
d. Law Enforcement Tidak Berjalan
e. Hukuman yang Ringan Terhadapa Koruptor
20
Daftar Pustaka
Ardeno Kurniawan. 2012. Korupsi membuka Pandora box perilaku korup dari dimensi etika,
budaya, dan keperilakuan. Yogyakarta .BPFE.
Maidin Gultom. 2018. Suatu analisis tentang tindak pidana korupsi di Indonesia, Bandung.: PT.
Refika Aditama.
Djaja, Ermansjah. 2009. Memberantas korupsi bersama KPK, Komisi Pemberantas Korupsi:
Kajian yuridis normative UU nomor 31 tahun 1999 juncto UU nomor 20 tahun 2001 versi nomor
30 tahun 2002 / Ermansjah Djaja, Jakarta : sinar Grafika.
Kemendikbud RI. 2011. Pendidikan anti korupsi untuk perguruan tinggi. Jakarta: Kemendikbud.
Komisi Pemberantas Korupsi. 2013. Strategi Komunikasi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi.
Jakarta: Komisi Pemberantas Korupsi
Mukodi dan Afid Burhanuddin. 2014. Pendidikan Anti Korupsi: Rekonstruksi Interpretatif dan
Aplikatif di Sekolah. Yogyakarta: Aura Pustaka, Kerja sama dengan LPPM STKIP Pacitan.