Anda di halaman 1dari 15

MODUL AJAR KEWIRAUSAHAAN

POKOK MATERI: KEWIRAUSAHAAN

I. INFORMASI UMUM
A. Identitas Sekolah
1. Nama Penyusun : Dian Anggraeni, S.TP
2. Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Gringsing
3. Tahun Pelajaran : 2023/2024
4. Jenjang Sekolah : SMP
5. Fase/Kelas/Prog : D/VII/ Kewirausahaan
6. Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit

B. Kompetensi Awal
[Inteaksi Antarwilayah]
C. Profil Pelajar Pancasila
[Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak Mulia,
Berkebinekaan Global, Mandiri, gotong royong, Bernalar Kritis, dan Kreatif]

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (mengajak peserta didik berdoa
sebelum memulai pembelajaran dan besyukur setelah selesai pembelajaran) dan
berakhlak mulia (menumbuhkan sifat jujur dan bertanggung jawab peserta didik
dalam menyelesaikan tugas).
2. Berkebinekaan global (saling menghargai keragaman budaya, agama, latar belakang
sosial dan lainnya).
3. Bergotong royong (menumbuhkan rasa kekompakan dan bekerja sama peserta didik
dalam berkolaborasi ketika berdiskusi dengan teman sekelompok).
4. Mandiri (menumbuhkan kepercayaan diri pada peserta didik yang tidak bergantung
pada teman dalam menyelesaikan tugas).
5. Bernalar kritis (menumbuhkan sifat bernalar kritis peserta didik dalam
menyampaikan pendapat ketika berdiskusi maupun dalam waktu pembelajaran
klasikal).
6. Kreatif (memunculkan dan mengembangkan gagasan atau ide peserta didik).

D. Sarana dan Prasarana


1. Alat : Laptop dan LCD
2. Bahan ; Buku Pendidikan Kewirausahaan Lanjutan CV. Meda Sejati Kendal, Buku
Paket Kewirausahaan Yudhistira

E. Target Peserta Didik


1. Peserta didik reguler: dalam pembelajaran diberikan pelayanan secara umum.
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar: dalam pembelajaran diberikan perhatian
khusus dan pendampingan.
3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi: dalam pembelajaran diberikan pengayaan
dengan menyelesaikan soal-soal HOTS.

F. Model Pembelajaran
Projek Base learning

kewirausahaan/kls7/smt1/2023
II. KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu menerapkan sikap, perilaku dan karakter wirausahawan pada dunia
usaha produk barang/jasa yang berakar pada kearifan budaya lokal.
B. Pemahaman Bermakna
Melatih kemandirian, membuka lapangan pekerjaan, mengembangkan kemampuan diri
pribadi, memiliki peluang untuk meraih keuntungan, dan melakukan pekerjaan sesuai
bidang yang disukai
C. Pertanyaan Pemantik
Sikap, perilaku dan karakter wirausahawan manakah yang sudah saya miliki dan akan
saya kembangkan?
D. Persiapan Pembelajaran
1. Menyiapkan alat pembelajaran
2. Menyiapkan bahan pembelajaran
3. Menyiapkan tempat pembelajaran
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Belajar 1
Peserta didik Mengenali dan membangun kesadaran terhadap sikap, perilaku dan
karakter wirausahawan pada dunia usaha produk barang/jasa yang berakar pada
kearifan budaya lokal.

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
1. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa sesuai dengan
Kegiatan 15’ curah pendapat
agama dan keyakinan masing-masing.
Pendahuluan
2. Peserta didik dan guru melakukan curah pendapat tentang
sikap, perilaku dan karakter wirausahawan
3. Peserta didik menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Peserta didik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan

Mengamati
Kegiatan Inti Ob servasi,
1. Peserta didik membentuk kelompok. Satu kelompok terdiri
diskusi,
atas 4 anggota.
tanyajawab,
2. Secara berkelompok peserta didik mengidentifikasi sikap,
prilaku dan karakteristik wirausahawan tertentu secara dan

mandiri penugasan.

Menanya
3. Secara berkelompok peserta didik

menggali informasi dengan cara berdiskusi


1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
Penutup 30’ Curah
2. Peserta didik melakukan tes formatif
pendapat
3. Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan.
4. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.(tugas mandiri)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
5. Peserta didik berdoa dan merespons salam dari guru.
Pertemuan 2

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
1. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa sesuai dengan
Kegiatan 25’ Curah
agama dan keyakinan masing-masing.
Pendahuluan pendapat
2. Peserta didik dan guru melakukan curah pendapat tentang
perencanaan produk
3. Peserta didik menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Peserta didik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan

Mengamati
Kegiatan Inti 170” Observasi,
1. Peserta didik membentuk kelompok. Satu kelompok terdiri
diskusi,
atas 4 anggota
tanyajawab,
2. Secara berkelompok peserta didik menyimak produk tertentu
secara mandiri dan

Menanya penugasan.

1. Secara berkelompok peserta didik menggali informasi


dengan cara berdiskusi
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
Penutup 30’ Curah
2. Peserta didik melakukan tes formatif
pendapat
3. Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan.
4. Peserta didik dan guru merencanakan tindaklanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.(tugas mandiri)
5. Peserta didik berdoa dan merespons salam dari guru.
Pertemuan 3

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
1. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa sesuai dengan
Kegiatan 25’ Curah
agama dan keyakinan masing-masing.
Pendahuluan pendapat
2. Peserta didik dan guru melakukan curah pendapat tentang
perencanaan produk
3. Peserta didik menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Peserta didik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan

Mengamati
Kegiatan Inti 170” Observasi,
1. Peserta didik membentuk kelompok. Satu kelompok terdiri
diskusi,
atas 4 anggota
tanyajawab,
2. Secara berkelompok peserta didik menyimak produk tertentu
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Metode
Waktu
secara mandiri
dan
Menanya
penugasan.
1. Secara berkelompok peserta didik menggali informasi
dengan cara berdiskusi
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
Penutup 30’ Curah
2. Peserta didik melakukan tes formatif
pendapat
3. Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan.
4. Peserta didik dan guru merencanakan tindaklanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.(tugas mandiri)
5. Peserta didik berdoa dan merespons salam dari guru.

F. Asesmen
1. Asesmen Diagnostik (dapat dilakukan di awal tahun pelajaran yang terdiri dari diaknostik
kognitif dan nonkognitif)
2. Asesmen Formatif
a. Kegiatan Pembelajaran 1
b. Kegiatan Pembelajaran 2
c. Kegiatan Pembelajaran 3
3. Asesmen Sumatif (asesmen sumatif dapat dilakukan setelah beberapa TP atau beberapa
pertemuan selesai dilaksanakan, atau bisa dilaksanakan di akhir modul)

G. Pengayaan dan Remidial


1. Pengayaan diberikan kepada peserta didik dengan capaian lebih dari KKTP (Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran) dengan memberikan soal HOTS sebagai latihan.
2. Remidial diberikan kepada peserta didik dengan capaian kurang dari KKTP atau
yang membutuhkan dengan pembelajaran ulang atau sesuai kebutuhan peserta didik

H. Refleksi Peserta Didik dan Guru (pertanyaan-pertanyaan reflektif)

III. LAMPIRAN
A. Lembar Kegiatan Peserta Didik
1. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD KB-1)
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD KB-2)
3. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD KB-3)
B. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik (uraian materi)
1. Bahan Bacaan KB-1
2. Bahan Bacaan KB-2
3. Bahan Bacaan KB-3
C. Glosarium (daftar definisi dari istilah-istilah sulit)
D. Daftar Pustaka
Gringsing, Juli 2023
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel KWU

Karyati, S.Pd Dian Anggraeni, S.TP


NIP. 19691112 200701 2 013 NIP 10790109 202121 2001
MODUL BUDI DAYA IKAN AIR TAWAR

1. Pengertian Ikan Air Tawar

Ikan air tawar merupakan ikan yang dalam hal ini menghabiskan sebagian atau seluruh
hidupnya di air tawar, misalnya sungai dan danau, yang dengan salinitas kurang dari 0,05%.
Dalam banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut dan yang
paling membedakan ialah dari tingkat salinitasnya. Untuk dapat bertahan di air tawar, ikan
membutuhkan adaptasi fisiologis yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan konsentrasi ion
dalam tubuh. 41% dari seluruh spesies ikan diketahui berada di air tawar, hal ini karena spesiasi
yang cepat yang menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali. Untuk
ikan air tawar berbada secara fisiologis dengan ikan laut dalam beberapa aspek. Yang pada
insang mereka harus mampu mendifusikan air sembari menjaga kadar garam dalam cairan tubuh
secara simultan. Adaptasi pada bagian sisik ikan juga memainkan peran yang penting.

Ikan air tawar yang kehilangan banyak sisik akan mendapatkan kelebihan air yang
berdifusi ke dalam kulit dan dapat menyebabkan kematian pada ikan. Untuk karakteristik yang
lainnya terkait dengan ikan air tawar ialah ginjalnya yang berkembang dengan baik. Ginjal ikan
air tawar berukuran besar karena banyak air yang melewatinya. Banyak spesies bereproduksi di
air tawar namun menghabiskan sebagian besar kehidupannya dilaut. Mereka dikenal dengan
nama ikan anadromous, yang meliputi salmon, trout dan stickleback. Beberapa ikan, secara
berlawanan, lahir di laut dan hidup di air tawar, seperti belut. Spesies yang bermigrasi antara air
laut dan air tawar membutuhkan adaptasi pada kedua lingkungan. Yang ketika berada di dalam
air laut, mereka harus menjaga konsentrasi garam dalam tubuh mereka lebih rendah dari pada
lingkungannya. Yang ketika berada di air tawar, mereka harus menjaga kadar garam berada di
atas kosentrasi lingkungan sekitarnya. Banyak spesies yang menyelesaikan masalah ini dengan
berasosiasi dengan habitat berbeda pada berbagai tahapan hidup. Belut, bangsa salmon dan
lamprey memiliki toleransi salinitas di berbagai tahap kehidupan mereka.

2. Jenis-Jenis Ikan Air Tawar

a. Ikan Lele

Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan ikan lele.
Ikan yang menjadi salah satu menu utama penyetan ini juga sering menjadi lauk harian
keluarga karena mudah didapatkan dan harganya sangat terjangkau.Ikan lele adalah
salah satu jenis ikan air tawar dengan nilai ekonomis. Oleh sebab itu, lele banyak
dibudidayakan dan menghasilkan keuntungan. Ikan dengan nama latin Clarias ini adalah
ikan nokturnal atau aktif mencari makan saat malam hari. Selain itu, lele juga memiliki
beberapa kelebihan lain, mulai dari kemampuan tumbuh dengan sangat cepat,
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan buruk, bergizi tinggi, dan rasa dagingnya
sangat lezat setelah diolah. Keunikan lain yang dimiliki lele adalah insang tambahan
yang digunakan untuk mengambil oksigen saat bernapas di luar air. Inilah yang menjadi
alasan mengapa ikan lele mampu bertahan hidup di lingkungan perairan dengan kadar
oksigen rendah.

Lele mempunyai beberapa ciri fisik yang spesifik. Salah satunya adalah bentuk
kepala yang berbentuk memanjang nyaris mencapai seperempat dari panjang
tubuhnya. Selain itu, kepala lele juga berbentuk pipih ke bawah atau depressed.
Ikan lele memiliki empat pasang sungut di dekat mulutnya, sepasang sungut di
bagian hidung, sepasang sungut pada mandibula luar dan sepasang sungut pada
mandibula dalam. Tak ketinggalan pula sepasang sungut pada bagian maxilla atau
tulang rahang atas. Tubuh lele cenderung bulat memanjang dan tidak memiliki sisik
seperti kebanyakan jenis ikan lain. Bagian tengah tubuhnya membulat dengan
bagian belakang berbentuk pipih ke samping atau compressed. Terdapat sepasang
sirip ekor yang berbentuk membulat pada tubuhnya. Akan tetapi sirip tersebut tidak
bergabung dengan sirip punggung ataupun sirip dubur. Sirip perutnya pun
membulat dengan panjang mencapai sirip dubur.

Tepat di bagian sirip dada terdapat sepasang duri tajam yang disebut dengan patil
ikan lele. Umumnya, ikan ini berwarna hitam dan cokelat. Namun, ada pula jenis tertentu
yang berwarna cerah seperti merah muda atau bahkan albino. Secara umum, lele tidak
dapat hidup di air payau dan air asin, sehingga tidak bisa dijumpai pada perairan tersebut.
Akan tetapi ada satu jenis ikan yang disebut lele laut yang berasal dari marga dan suku
berbeda (Ariidae) yang bisa hidup di perairan bersalinitas tinggi. Habitat lele d alam liar
adalah sungai dengan arus pelan, rawam telaga, waduk, dan persawahan. Selain itu, ikan
ini juga punya daya adaptasi tinggi sehingga bisa hidup saluran got dan pembuangan.

Para ahli gizi menyatakan bahwa mengonsumsi ikan lele ternyata sangat baik untuk
menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Sebab, terdapat kandungan gizi dan nutrisi cukup
tinggi serta beragam yang bisa diperoleh dari lele.

 Rendah Lemak dan Kalori

Bagi yang sedang menjalani diet, ikan lele adalah salah satu jenis bahan pangan yang
paling tepat untuk dikonsumsi. Ikan ini dikenal sebagai ikan yang rendah kalori.
Namun kita tidak bisa sembarangan ketika ingin mengonsumsinya, sebab jika
mengonsumsi lele secara berlebihan justru akan meningkatkan risiko terjadinya
penyakit kardiovaskular.

 Sumber Protein Lengkap

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ikan lele mengandung nutrisi yang baik
bagi tubuh, salah satunya adalah protein yang berguna untuk menjaga stamina dan
kesehatan. Protein dapat membantu memenuhi kebutuhan harian tubuh akan asam
amino. Tak hanya itu, kandungan protein berkualitas tinggi dari lele juga memudahkan
tubuh dalam membangun massa otot tanpa lemak.

 Sumber Vitamin B12

Selain dikenal sebagai sumber protein, lele juga kaya akan vitamin B12. Dalam satu
ekor lele, terdapat sekitar 40% kadar vitamin B12 yang diperlukan oleh tubuh di setiap
harinya. Oleh sebab itu, ikan lele sangat baik dikonsumsi dan mampu menambah
cadangan energi tubuh.

 Mengandung Asam Lemak Sehat

Ikan lele mengandung asam lemak sehat yang baik untuk jantung. Dengan kata lain,
jika kita mengonsumsi lele secara baik dan benar, maka akan meningkatkan asupan
asam lemak omega-3 dan omega-6 dalam tubuh. Selain menjaga kesehatan jantung,
lele juga terbukti mampu meningkatkan fungsi kognitif otak.
Budidaya Ikan Lele

Berikut ini adalah teknik ternak ikan lele yang bisa menjadi panduan, yaitu:

1. Persiapan Kolam
Langkah pertama yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemeliharaan lele adalah
memastikan kolam telah dipersiapkan secara baik. Budidaya ikan lele dapat menggunakan kolam
berbahan tanah, semen, ataupun terpal. Kita juga harus memperhatikan ukuran kolam agar ikan
tidak kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan kematian. Setelah itu, kolam yang telah
disiapkan harus diisi air bersih dan tunggu selama kurang lebih 3 sampai 7 hari sebelum kolam
tersebut diisi dengan bibit lele. Hal ini bertujuan agar kolam ditumbuhi lumut terlebih dulu
sehingga air tidak mudah keruh.

2. Bibit Lele Berkualitas


Tahap selanjutnya adalah memilih bibit ikan lele berkualitas unggulan. Kita harus benar-benar
memperhatikan kualitas bibit lele supaya hasil panen yang diperoleh nantinya memuaskan dan
sesuai harapan. Salah satu ciri bibit unggul ikan lele dilihat dari gerakannya yang aktif sekaligus
agresif saat diberi pakan. Selain itu, bibit unggul biasanya memiliki warna tubuh cenderung
terang dan terlihat sehat. Salah satu jenis lele dengan kualitas bagus adalah lele dumbo. Sebab
tidak hanya menghasilkan daging melimpah dan lezat, lele dumbo juga tahan terhadap serangan
penyakit. Selain itu, perkembangbiakan lele dumbo jumlahnya lebih banyak.

3. Menebar Bibit Lele


Saat bibit dan kolam telah siap, maka langkah selanjutnya adalah menebar bibit-bibit tersebut
ke dalam kolam. Kita bisa menebar bibit dengan menggunakan ember, lalu meletakkan ember
tersebut ke dalam kolam dan biarkan bibit lele keluar dengan sendirinya. Namun, kita harus
memastikan bahwa bibit yang dimasukkan ke dalam kolam tidak dilakukan secara bersamaan.
Sebab, hal ini bisa membuat bibit lele stres dan mati. Pastikan juga penebaran bibit dilakukan
pada pagi atau malam hari karena di waktu tersebut biasanya ikan lele lebih tenang.

4. Memisahkan Ukuran Lele


Teknik berikutnya adalah memisahkan lele berdasarkan ukurannya, mulai dari yang paling
kecil hingga paling besar. Teknik ini dianggap sebagai cara terbaik untuk menghindari
pertempuran antara ikan lele yang berukuran besar dengan kecil. Biasanya, pemisahan semacam
ini dilakukan saat lele telah berumur 20 hari.

5. Menjaga Kedalaman dan Kualitas Kolam


Meski lele dikenal sebagai ikan yang bisa hidup di air berlumpur dan mengandung banyak
lumut, namun ternyata kondisi koloam juga harus tetap diperhatikan. Jika air kolam tidak jernih,
setidaknya kita wajib memperhatikan sumber airnya. Sebab, bisa saja air tersebut tercemar
limbah yang justru berisiko mengakibatkan ikan lele mati. Kita juga harus mengatur kedalaman
kolam, yaitu sekitar 20 cm pada bulan pertama. Lalu pada bulan kedua, pastikan kedalaman
kolam bertambah menjadi 40 cm dan di bulan ketiga kedalamannya menjadi 80 cm.

6. Pakan Ternak Lele


Teknik berikutnya adalah memilih pakan terbaik untuk lele yang kita budidayakan. Kita bisa
memilih pakan yang mengandung banyak nutrisi dan menyesuaikan dengan anggaran. Jangan
lupa untuk memberikan pakan secara rutin pada pagi, sore, dan malam hari.

7. Panen Lele
Proses terakhir dari ternak lele adalah pemanenan yang biasanya dilakukan setelah tiga bulan
sejak bibit disebar. Pastikan saat panen dilakukan, tidak ada lele yang tertinggal di dalamnya.
Sebab, kolam harus bersih dari segala gangguan, termasuk ikan lele dewasa agar tidak
mengganggu bibit lele baru selanjuntya.
b. Ikan Mujair

Ikan mujair adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang mudah hidup dan
beradaptasi serta dikembangbiakan di berbagai kondisi. Ikan dengan nama
latin Oreochromis mossambicus ini mampu bertahan hidup di rentang habitat yang luas,
yaitu pada kondisi air berkadar garam tinggi hingga tingkat salinitas
rendah.Perkembangbiakan ikan mujair tergolong cepat jika dibandingkan dengan jenis
ikan air tawar lain sehingga menjadi komoditas budidaya perikanan yang banyak digeluti.
Selain ketersediaan melimpah, nilai gizi mujair juga cukup tinggi sehingga mendorong
masyarakat memilih ikan ini dijadikan menu makanan sehari-hari.

Nama mujair diambil dari penemu ikan ini. Menurut sejarah, ikan mujair ditemukan
oleh Mbah Moedjair saat mencari ikan di muara Sunga Serang, selatan Blitar pada tahun
1939. Beliau yang pertama kali menemukan ikan tersebut tertarik akan kebiasaan induk
ikan yang seolah menelan anak-anaknya ketika ada ancaman bahaya dan kembali
memuntahkannya ketika sudah aman. Dari sifat unik inilah kemudian beliau
memeliharanya. Budidaya ikan mujair yang dilakukan oleh Mbah Moedjair berhasil
mengubah habitat yang tadinya hidup di air asin menjadi mampu hidup di kolam air
tawar. Keberhasilan percobaan tersebut membuat mujair mudah dipelihara dan
dibudiyakan. Namun sebelum itu, beliau harus melalui 11 kali percobaan dengan cara
menurunkan kadar campuran air asin dalam gentong pemeliharaan. Pada hasil percobaan
yang ke 11, Mbah Moedjair berhasil mendapatkan 4 ekor ikan yang benar-benar bisa
beradaptasi dengan lingkungan air tawar. Hasil budidaya tersebut kemudian disebar ke
tetanganya dan sebagian lainnya dijual. Bermula dari 4 ekor ikan hasil budidaya Mbah
Moedjair, saat ini ikan mujair menjadi ikan favorit dan banyak dipeliahra di kolam,
telaga, sungai, dan danau di Indonesia.

Berkat usahanya tersebut, Mbah Moedjair mendapatkan penghargaan berupa


pemberian nama spesies ikan dari Pemeritahan Hindia Belanda melalui asisten residen
Kediri. Sedangkan enghargaan dari Pemerintahan Republik Indonesia diberikan melalui
Kementerian Pertanian pada tahun 1951, serta Penghargaan Internasional diperoleh dari
Konsul Komite Perikanan Indo Pasifik pada tahun 1953.

Ikan mujair memiliki beberapa ciri khas dan karakteristik tertentu, seperti dagu
berwarna kekuningan yang biasanya terlihat lebih jelas pada ikan jantan dewasa. Tidak
hanya itu, panjang tubuh mujair mencapai dua hingga tiga kali dari tinggi badannya. Ciri
lain yang harus diperhatikan untuk membedakan induk jantan dan betina adalah tiga
lubang pada bagian urogenital. Mujair betina memiliki lubang pengeluaran telur, dubur,
dan lubang urine. Selain itu, ujung siripnya berwarna pucat kemerahan, warna dagu dan
perut lebih putih, serta perut tidak mengeluarkan cairan saat ditekan. Sementara mujair
jantan hanya memiliki dua lubang pada bagian urogenital yang terdiri dari anus dan
lubang sperma merangkap lubang urine. Ujung siripnya berwarna kemerahan, terang, dan
jelas. Namun, warna perutnya lebih gelap, kehitaman, warna dagu hitam kemerahan, dan
perutnya akan mengeluarkan cairan saat ditekan.

Ikan mujair sangat sering dijadikan makanan pengganti ikan laut mengingat harga
ikan laut yang semakin hari semakin mahal. Di samping itu, ikan ini juga memiliki
kandungan gizi tinggi yang sangat berguna bagi kesehatan. Mengonsumsi ikan mujair
secara rutin terbukti mampu menghambat berbagai dampak buruk dari penyakit
kardiovaskular. Bahkan menurut para ahli gizi, mengonsumsi mujair sebanyak 30 gram
sehari mampu menurunkan risiko kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung.
Budidaya Ikan Mujair

7 Langkah Mudah Cara Budidaya Ternak Ikan Mujair


1. Pemilihan Induk
Mau itu cara budidaya ternak ikan Mujair ataupun jenis ikan lainnya, pemilihan induk
merupakan salah satu langkah awal yang paling penting. Hal tersebut dikarenakan indukan
memiliki peran dan sebagai penentu kualitas ikan Mujair yang akan kamu budidayakan.
Indukan dengan kualitas baik tentunya akan menghasilkan generasi yang baik pula. Indukan
yang baik adalah indukan yang sehat dengan bobot yang setidaknya mencapai 100 g. Indukan
ikan Mujair itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu jantan dan betina, yang masing-masing
memiliki fisik yang berbeda.

Indukan Jantan:

 Memiliki dua lubang pada bagian urogenital, yaitu anus dan sperma yang juga
merangkap sebagai lubang urine
 Ujung sirip berwarna kemerahan terang dan jelas
 Bagian perut berwarna lebih gelap atau kehitam-hitaman

Indukan Betina:

 Memiliki 3 lubang urogenital, yang terdiri dari lubang anus, lubang untuk mengeluarkan
sel telur, dan lubang urine
 Ujung sirip berwarna kemerahan pucat dan tidak jelas
 Bagian perut berwarna putih
 Dagu berwarna putih
 Jika perut distriping maka tidak mengeluarkan cairan

2. Pemijahan Benih
Cara budidaya ternak ikan Mujair selanjutnya yaitu pemijahan benih, yang bertujuan agar
indukan dapat menghasilkan benih yang kemudian akan disebarkan di dalam kolam yang
terpisah. Langkah cara pemijahan benih yaitu sebagai berikut:

 Buatlah kolam berukuran 3×4 meter dengan kedalaman 60 cm


 Masukan lumpur halus pada bagian dasar kolam agar ikan Mujair bisa membuat sarang
mereka dengan mudah
 Setelah proses pembuatan kolam telah selesai sepenuhnya, maka masukan indukan jantan
dan betina dengan masing-masing perbandingan 3:2
 Ketika terjadinya proses pembuahan, induk betina akan mengumpulkan dan menjaga sel
telur didalam mulut mereka, mulai dari masa inkubasi hingga telur tersebut menetas
 Proses inkubasi berlangsung selama 3-5 hari dan setelah proses tersebut terjadi, maka
telur akan menetas dan menjadi larva
 Setelah larva ikan menginjak usia 2 minggu, maka mereka sudah bisa dilepas dari
induknya agar dapat belajar mencari makan sendiri

3. Pembuatan Kolam Terpal


Pembuatan kolam terpal tentunya tidak bisa dilupakan dari langkah cara budidaya ternak
ikan Mujair. Sebenarnya ada jenis-jenis kolam lainnya, namun kolam terpal dikenal akan jauh
lebih hemat dalam hal biaya. Untuk membuat sebuah kolam dengan ukuran 50x50x100 m2,
kamu hanya membutuhkan beberapa lembar terpal dan kayu atau bambu. Untuk tahapan
pembuatannya adalah:

 Ukuran kolam terpal dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan luas lahan yang kamu
miliki
 Pilihlah jenis terpal plastik yang tebal agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang
lama
 Kolam berbentuk persegi panjang, dengan setiap sudutnya diberi kayu yang kuat sebagai
penyangga agar kolam tidak roboh
 Setelah pembuatan kolam selesai, maka jangan langsung diisi oleh air. Biarakan kolam
dalam keadaan kering selama 2-3 minggu
 Setelah itu lakukan pengapuran dan diamkan selama 3-4 minggu
 Baru setelah itu kamu bisa mengisi air sebesar ¾ bagian dari tinggi kolam
 Kemudian biarkan selama 1 minggu sebelum pada akhirnya mulai menebarkan benih
ikan Mujair yang akan kamu budidayakan

4. Penebaran Bibit ke Kolam


Setelah kolam terpal selesai dibuat dan diisi dengan air, maka langkah cara budidaya
ternak ikan Mujair selanjutnya yaitu dengan melakukan penebaran benih ke dalam kolam.
Lakukan penebaran benih pada sore hari dengan kepadatan sekitar 400-500 populasi untuk
kolam berukuran 50x50x100 cm. Beberapa hari pertama, mungkin kamu akan menemukan
beberapa ikan Mujair yang mati. Tetapi kamu tidak perlu khawatir apabila jumlah ikan yang
mati hanya berkisar 3-4 ekor. Tetapi jika kamu menemukan jumlah ikan mati melebihi itu,
ada baiknya apabila kamu mulai melakukan tindakan, seperti mencari tahu apa penyebab
ikan-ikan tersebut mati.

5. Pemberian Pangan
Cara budidaya ternak ikan Mujair selanjutnya yaitu memberi pangan. Untuk mencegah
benih-benih tersebut mati, tentu kamu harus memberi mereka makan, dan oleh karena itu
pemberian pangan harus dilakukan secara rutin dan konsisten.

Lakukanlah dengan beberapa langkah mudah berikut ini:

 Berikan makanan padat berupa pelet dengan kandungan 28% protein, 30% lemak dan
15% karbohidrat.
 Pemberian pangan harus dilakukan secara rutin sebanyak 3 kali dalam sehari, yaitu pada
pagi, siang, dan sore hari.
 Berikan 1 hingga 2 kg pelet untuk populasi 400 – 500 ekor benih ikan.
 Naikan jumlah kg makanan ketika ikan sudah mulai membesar
 Berikan tanaman eceng gondok agar kondisi kolam menjadi lebih sejuk. Selain itu, eceng
gondok juga bisa berfungsi sebagai makanan tambahan bagi ikan Mujair itu sendiri
6. Pergantian Air Kolam
Perlu diingat bahwa pergantian air kolam harus selalu diikutsertakan ke dalam cara
budidaya ternak ikan Mujair, guna terus menjaga kebersihan dan mencegah para ikan
terjangkit penyakit. Usahakanlah untuk mengganti air kolam secara rutin setidaknya 2-3
minggu sekali. Tidak hanya menjaga air agar tetap bersih, mengganti kolam juga akan
membantu dalam membersihkan sisa-sisa makanan yang menumpuk.

7. Panen
Cara budidaya ternak ikan Mujair yang terakhir yaitu proses panen. Ikan Mujair akan siap
dipanen apabila usia ikan telah mencapai 4-5 bulan setelah penebaran benih. Perlu diketahui
bahwa ikan dengan kualitas yang baik tentu akan memiliki harga yang jauh lebih tinggi. Maka
dari itu, kamu juga perlu mengetahui cara melakukan proses panen yang baik dan benar, yaitu
dengan cara:

 Sebelum melakukan panen, berikan pangan kepada ikan Mujair terlebih dahulu, untuk
menambah bobot mereka
 Kemudian kurangi volume air secara perlahan untuk menghindari ikan menjadi stress
 Ketika volume air mulai berkurang, maka kamu bisa mulai memanen ikan dengan cara
menjaringnya
 Kemudian letakan hasil panen pada sebuah wada bersih
 Kamu bisa menggunakan wadah plastik yang diisi dengan air bersih
 Berikan tambahan oksigen agar ikan dapat bertahan hidup dan tetap segar.
c. Ikan Nila

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini
diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini
menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus
hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis
niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Ikan peliharaan yang
berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar
30 cm dan kadang ada yang lebih dan ada yang kurang dari itu. Sirip punggung ( pinnae
dorsalis) dengan 16–17 duri (tajam) dan 11–15 jari-jari (duri lunak) dan sirip dubur
(pinnae analis) dengan 3 duri dan 8–11 jari-jari. Tubuh berwarna kehitaman atau
keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada
ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7–12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut,
sirip ekor, dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau
kekuningan) ketika musim berbiak. Ada garis gurat sisi pada bagian batang tubuh yang
berfungsi untuk alat keseimbangan ikan pada saat berenang. Ikan nila yang masih kecil
belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai 50 gram,
dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan
betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada
ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil
meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga
berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan
kukuh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya besar. Ikan nila dan mujair
merupakan sumber protein hewani murah bagi konsumsi manusia. Karena budi dayanya
mudah, harga jualnya juga rendah. Budi daya dilakukan di kolam-kolam atau tangki
pembesaran. Pada budi daya intensif, nila dan mujair tidak dianjurkan dicampur dengan
ikan lain karena memiliki perilaku agresif. Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan
konsumsi adalah kandungan asam lemak omega-6 yang tinggi sementara asam lemak
omega-3 yang rendah. Komposisi ini kurang baik bagi mereka yang memiliki penyakit
yang berkait dengan peredaran darah.

Budidaya Ikan Nila


Langkah pertama dalam budi daya ikan nila ialah pemilihan induk ikan yang akan
dibiakkan. Sebagai induk dipilih ikan-ikan yang telah cukup umurnya dan siap memijah.
Rasio ideal antara induk jantan dan betina adalah 1:3. Padat penebarannya disesuaikan
dengan wadah atau kolam pemeliharaan. Ikan nila yang dipelihara dalam kepadatan
populasi tinggi, pertumbuhannya kurang pesat.

Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah kualitas air kolam pemeliharaan. Kualitas
air yang kurang baik akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat.
Beberapa parameter yang menentukan kualitas air, di antaranya:

 Suhu

Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan


pertumbuhan organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi organisme
perairan. Suhu juga memengaruhi oksigen terlarut dalam perairan. Suhu optimal untuk
hidup ikan nila pada kisaran 14–38 °C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu
22–37 °C namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya berkisar antara 25–30 °C.

 pH

Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor yang


memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis, suhu, dan
terdapatnya anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5 hingga
11, tetapi pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .

 Amonia

Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari organisme akuatik. Sumber
utama amonia (NH3) adalah bahan organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan
maupun dalam bentuk plankton dari bahan organik tersuspensi. Pembusukan bahan
organik, terutama yang banyak mengandung protein, menghasilkan ammonium (NH4+)
dan NH3. Bila proses lanjut dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan lancar maka
dapat terjadi penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi yang membahayakan bagi ikan.
 Oksigen terlarut

Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran makanan, aktivitas


berenang, pertumbuhan, reproduksi, dan lain-lain. Sumber oksigen perairan dapat berasal
dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh
tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar oksigen terlarut yang optimal bagi pertumbuhan
ikan nila adalah lebih dari 5 mg/l.

Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga akan
memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh
adanya plankton; air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau
kecokelatan karena banyak mengandung diatom. Plankton ini baik sebagai makanan ikan
nila, sedangkan plankton biru kurang baik. Tingkat kecerahan air karena plankton harus
dikendalikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ikan Air Tawar : Pengertian, Ciri, Jenis Beserta Macamnya (dosenpendidikan.co.id)

Ikan Lele - Taksonomi, Morfologi, Habitat, Manfaat & Budidaya (rimbakita.com)

Ikan Mujair - Penemu, Taksonomi, Morfologi, Ciri, Habitat & Manfaat (rimbakita.com)

Cara Budidaya Ternak Ikan Mujair Paling Lengkap dan Mudah (cekaja.com)

Ikan nila - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Anda mungkin juga menyukai