Penulis:
Andrew Ridow Johanis M, Mariana Simanjuntak
Unang Toto Handiman, Fuadi, Adat Muli Peranginangin, Zahro
Sarah Dien Hawa, Ernest Cornelius Matindas
Johanis Darwin Borolla, Rasit, Dewi Rosa Indah, Zoel Hutabarat
Muhammad Rapita Kun Panuluh, Indrajit, Dwi Susilo
Puspita Puji Rahayu, Sandryas. Alief Kurniasanti
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
IKAPI: 044/SUT/2021
Andrew Ridow Johanis M., dkk.
Pengantar Bisnis
Yayasan Kita Menulis, 2023
xvi; 298 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-342-921-4
Cetakan 1, Juli 2023
I. Pengantar Bisnis
II. Yayasan Kita Menulis
Puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan berkat dan rahmatNya, sehingga dengan tepat
waktu Tim Penulis mampu menyusun Buku Pengantar Bisnis.
Buku ini berisi 17 bab yang dapat digunakan baik oleh tenaga pengajar
maupun mahasiswa, serta para pembaca umumnya untuk menambah
wawasan berpikir dan ilmu yang berkenaan dengan ilmu dunia usaha.
Melalui kolaborasi yang solid dan kompak dari tim penulis bidang ilmu
ekonomi dan lingkungan dari berbagai Perguruan Tinggi sehingga buku
ini dapat terwujud dan terbit sesuai dengan target waktu. Penyusunan
buku ini juga merupakan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tim Penulis sungguh merasakan bahwa dukungan moral dan material
dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya buku ini.
Tim Penulis sungguh menyadari jika dalam penyusunan buku ini masih
terdapat kekurangan, akan tetapi Tim Penulis senantiasa berkenan
menerima kritik dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan buku
ini di kemudian hari, semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca.
Tim Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta secara aktif dalam penyusunan buku ini, khususnya kepada
Pimpinan Penerbit Yayasan Kita Menulis yang telah berkenan
menerbitkan buku ini.
Semoga kita senantiasa diberkati oleh Tuhan yang Maha Esa dalam
segala tugas dan pekerjaan kita. Amin
Bab 4 Kewirausahaan
4.1 Pendahuluan ................................................................................................. 65
4.2 Kewirausahaan: Evolusi dan Revolusi ...................................................... 66
4.2.1 Wirausaha Bisnis dan Wirausaha Sosial ......................................... 67
4.2.2 Revolusi Kewirausahaan Global ...................................................... 69
4.3 Menumbuhkan Kewirausahaan dalam Organisasi ................................... 71
4.3.1 Memahami Konsep Intrapreneurship ............................................... 71
4.3.2 Kebangkitan Intrapreneur.................................................................. 72
4.3.3 Strategi Intrapreneurial ...................................................................... 73
Bab 7 Pemasaran
7.1 Pemasaran Abad 21 ..................................................................................... 103
7.2 Differentiated Undifferentiated Marketing ................................................ 105
7.3 Bauran Promosi ........................................................................................... 109
7.4 Harga ............................................................................................................ 110
Daftar Isi ix
3. Kepuasan Pelanggan
Meningkatkan kepuasan pelanggan adalah tujuan yang penting dalam
bisnis. Dengan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan,
perusahaan dapat membangun hubungan yang kuat, meningkatkan
loyalitas pelanggan, dan menciptakan pangsa pasar yang lebih besar.
Kepuasan pelanggan juga berkontribusi pada citra merek yang baik
dan rekomendasi positif dari pelanggan kepada orang lain.
4. Kualitas dan Keunggulan Produk
Menciptakan produk atau layanan berkualitas tinggi merupakan
tujuan penting dalam bisnis. Dengan menawarkan produk yang
unggul dalam kualitas, fitur, dan nilai tambah, perusahaan dapat
membedakan dirinya dari pesaing, menarik pelanggan, dan
mempertahankan pangsa pasar. Fokus pada inovasi dan
pengembangan produk membantu mencapai tujuan ini.
5. Efisiensi Operasional
Efisiensi operasional adalah tujuan untuk mengelola sumber daya
dengan efisien dan mengoptimalkan proses bisnis. Ini melibatkan
mengurangi biaya, memperbaiki produktivitas, mengoptimalkan
rantai pasokan, dan mengelola risiko dengan baik. Efisiensi
operasional yang baik memungkinkan perusahaan untuk
menghasilkan lebih banyak dengan sumber daya yang tersedia,
meningkatkan profitabilitas, dan memberikan keunggulan kompetitif.
6. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Banyak perusahaan juga memiliki tujuan untuk berkontribusi pada
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Ini melibatkan mengadopsi
praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial, menjaga
keberlanjutan lingkungan, dan memberikan dampak positif pada
komunitas tempat mereka beroperasi.
7. Keberlanjutan Bisnis
Tujuan jangka panjang yang penting bagi bisnis adalah mencapai
keberlanjutan bisnis. Ini melibatkan membangun fondasi yang kuat,
mengelola risiko, diversifikasi produk atau pasar, mengembangkan
Bab 1 Konsep Dasar Bisnis 17
4. Teknologi
Kemajuan teknologi memiliki dampak besar pada bisnis. Inovasi
teknologi dapat mengubah cara bisnis beroperasi, menciptakan
peluang baru, dan meningkatkan efisiensi. Bisnis perlu mengadopsi
teknologi yang relevan dan terus memantau perkembangan teknologi
untuk tetap kompetitif.
5. Hukum dan Peraturan
Peraturan pemerintah, kebijakan pajak, kepatuhan hukum, dan
regulasi industri dapat memengaruhi operasi bisnis. Bisnis perlu
memahami dan mematuhi aturan yang berlaku serta mengelola risiko
terkait perubahan peraturan yang dapat memengaruhi bisnis mereka.
6. Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan dalam nilai-nilai sosial, tren budaya, preferensi konsumen,
dan sikap masyarakat dapat memengaruhi permintaan dan popularitas
produk atau layanan. Bisnis harus dapat mengikuti perubahan sosial
dan budaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
7. Faktor Lingkungan
Kesadaran akan isu lingkungan semakin meningkat, dan bisnis perlu
mempertimbangkan dampak lingkungan dari kegiatan operasional
mereka. Tekanan untuk keberlanjutan lingkungan dan tindakan
responsif terhadap perubahan iklim dapat memengaruhi reputasi
bisnis dan preferensi konsumen.
8. Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja yang berkualitas, motivasi, dan produktif dapat menjadi
faktor kunci dalam kesuksesan bisnis. Pengelolaan sumber daya
manusia, termasuk perekrutan, pengembangan, dan retensi karyawan,
dapat memengaruhi kinerja bisnis.
9. Faktor Politik
Faktor politik seperti kestabilan politik, kebijakan pemerintah,
perubahan kebijakan, dan hubungan internasional dapat
memengaruhi iklim bisnis. Perubahan dalam kebijakan politik dapat
membawa tantangan baru atau peluang untuk bisnis.
Bab 1 Konsep Dasar Bisnis 19
Faktor-faktor ini saling terkait dan kompleks, dan bisnis yang sukses harus
mampu mengidentifikasi, memahami, dan menavigasi faktor-faktor ini dengan
bijaksana untuk mencapai tujuan mereka dan tetap kompetitif di pasar yang
dinamis.
Dalam bisnis, terdapat berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan dan
kinerja suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut meliputi lingkungan ekonomi,
persaingan, demografi, teknologi, hukum dan peraturan, perubahan sosial dan
budaya, faktor lingkungan, sumber daya manusia, faktor politik, dan
perubahan teknologi dan komunikasi. Mengenali dan memahami faktor-faktor
ini penting bagi perusahaan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat
dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada. Bisnis yang mampu
mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan di lingkungan
eksternal dan internal akan memiliki keunggulan kompetitif yang lebih besar.
Dalam rangka mencapai tujuan bisnis, perusahaan harus berfokus pada aspek
keuangan, pertumbuhan, kepuasan pelanggan, kualitas produk, efisiensi
operasional, tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta keberlanjutan bisnis.
Mengintegrasikan tujuan-tujuan ini dan mengambil tindakan yang konsisten
dengan tujuan tersebut akan membantu perusahaan mencapai kesuksesan
jangka panjang. Selain itu, partisipasi dalam pembangunan komunitas dan
tanggung jawab sosial juga merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan
oleh bisnis. Melibatkan masyarakat, berkontribusi pada keberlanjutan
lingkungan, dan memberikan dampak positif pada komunitas adalah bagian
integral dari tanggung jawab sosial bisnis.
Dengan mempertimbangkan dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi
bisnis dengan bijaksana, perusahaan dapat menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk pertumbuhan, inovasi, keberlanjutan, dan keberhasilan jangka
panjang. Dalam menghadapi faktor-faktor yang memengaruhi bisnis,
perusahaan harus mengadopsi pendekatan yang proaktif dan adaptif. Ini
melibatkan pemantauan dan analisis terus-menerus terhadap lingkungan bisnis,
20 Pengantar Bisnis
3. Orientasi Pelanggan
SDL menempatkan posisi pelanggan sebagai pusat dari aktivitas
bisnis. Orientasi mendorong pengusaha untuk secara mendalam
memahami kebutuhan pelanggan, preferensi minat pelanggan, dan
hasil yang diinginkan untuk menyesuaikan penawaran dan
pengalaman konsumen. Wawasan dan umpan balik dari pelanggan
memainkan peran penting dalam membentuk strategi penataan
lingkungan bisnis dan pengambilan keputusan (Sinaga &
Simanjuntak, 2023).
4. Integrasi Sumber Daya dan Kemampuan Lingkungan Bisnis
SDL menekankan integrasi sumber daya dan kemampuan dari
berbagai pemangku kepentingan untuk memberikan nilai. Bisnis
harus memanfaatkan sumber daya usaha, serta mitra, pemasok, dan
pelanggan (Bagdonienė & Valkauskienė, 2018), untuk menciptakan
solusi inovatif dan khususnya dalam pemenuhan kebutuhan
pelanggan secara efektif.
5. Fokus pada Penawaran Produk dan Layanan
SDL menegaskan bahwa semua bisnis pada dasarnya adalah penyedia
layanan. Bahkan dalam industri yang secara tradisional diasosiasikan
dengan barang berwujud, nilainya terletak pada layanan yang
diberikan seputar barang tersebut (misalnya, dukungan purna jual,
pemeliharaan, kustomisasi). Bisnis harus memprioritaskan
memberikan pengalaman layanan terbaik sepanjang pemenuhan
kebutuhan pelanggan.
6. Lingkungan Bisnis Dinamis
SDL mengakui bahwa lingkungan bisnis itu dinamis, kompleks, dan
terus berkembang mengikuti perubahan (Vargo, 2018). Bisnis harus
gesit dan responsif terhadap perubahan preferensi dan kebutuhan
pelanggan, teknologi, tren pasar, serta lanskap peraturan. Fleksibilitas
dan kemampuan beradaptasi sangat penting untuk berkembang dalam
lingkungan bisnis yang selalu berubah.
Bab 2 Lingkungan Bisnis 29
Gambar 2.1: Lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis (Venaik & Midgley,
2019)
Gambar di atas menunjukkan elemen lingkungan bisnis terdiri dari variabel
yang dapat memengaruhi kinerja organisasi. Elemen tersebut mencakup
budaya organisasi, lingkungan lokal, nasional, transnasional dan internasional.
Elemen ini secara multifungsi memengaruhi kinerja organisasi. Bagi masing-
masing organisasi akan berbeda elemen mana yang paling kuat memengaruhi
kinerja, tergantung dinamika lingkungan dan posisi elemen dalam kondisi
tertentu di perusahaan. Status bisnis mungkin berbeda, namun pengusaha
mempertimbangkan berbagai kendala yang ditimbulkan oleh lingkungan.
Lingkungan bisnis sebagai variabel dan kondisi yang harus dihadapi
Bab 2 Lingkungan Bisnis 31
Memahami dan beradaptasi dengan faktor internal dan eksternal ini sangat
penting bagi bisnis untuk mengidentifikasi peluang, mengelola risiko,
membuat keputusan berdasarkan informasi, dan mencapai pertumbuhan
berkelanjutan dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan selalu berubah
(Vigren, Kadefors & Eriksson, 2022).
yang dikenal sebagai rantai nilai bisnis. Rantai nilai meliputi periode
ekspansi (pertumbuhan ekonomi) dan kontraksi (resesi). Pengusaha
perlu memastikan dan memahami rantai nilai bisnis untuk membuat
keputusan yang tepat tentang produksi, investasi, dan pengelolaan
Sumber Daya Manusia. Rantai nilai menjadi komponen utama
strategi pemasaran perusahaan. Dimanifestasikan di seluruh bauran
pemasaran, mencakup proses pembelajaran dan inovasi yang
berorientasi eksploitasi dan eksplorasi (Thu & Tho, 2023). Inisiatif
pengusaha untuk memberlakukan keberlanjutan bisnis dalam
pemasaran dikaitkan dengan masalah dan proses yang melibatkan
departemen dan domain lain dari perusahaan dan rantai nilainya.
2. Suku Bunga
Suku bunga, di Indonesia ditentukan oleh Bank Indonesia, yang
memengaruhi biaya pinjaman. Perubahan suku bunga memengaruhi
akses bisnis ke kredit, keputusan investasi, perluasan pasar, inovasi
produk dan layanan serta pola belanja konsumen. Suku bunga yang
lebih rendah dapat mendorong peminjaman dan merangsang aktivitas
ekonomi, sementara suku bunga yang lebih tinggi dapat membatasi
peminjaman dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Perbedaan
suku bunga dapat dianggap sebagai variabel kunci untuk
pengembangan perdagangan internasional melalui perannya dalam
gelombang arus modal. Tindakan kontrol modal dapat memengaruhi
perdagangan internasional melalui perbedaan suku bunga.
Pembatasan arus modal meningkatkan biayanya (yaitu kenaikan suku
bunga sebagai proksi biaya modal) dan mengurangi transaksi
komersial internasional (Zehri, 2022).
3. Inflasi dan Deflasi
Inflasi mengacu pada kenaikan umum harga dari waktu ke waktu,
mengurangi daya beli uang. Sebaliknya, deflasi adalah penurunan
harga yang berkelanjutan. Inflasi dan deflasi dapat memengaruhi
bisnis dengan memengaruhi biaya produksi, perilaku belanja
konsumen, dan keputusan investasi. Mengelola dampak inflasi dan
Bab 2 Lingkungan Bisnis 39
3.1 Pendahuluan
Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai-nilai moral, tindakan yang
benar dan salah, serta prinsip-prinsip yang mengatur perilaku manusia (Lewis,
1985). Etika berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
bagaimana kita seharusnya bertindak dan bagaimana kita seharusnya hidup
(Hursthouse, 2007). Etika melibatkan pemikiran kritis tentang apa yang benar
dan salah, baik dan buruk, serta apa yang merupakan tindakan yang pantas dan
tidak pantas. Etika mencoba untuk memahami dan mengembangkan sistem
nilai yang berlaku dalam masyarakat, serta mempertimbangkan konsekuensi-
konsekuensi moral dari tindakan-tindakan kita (Chowdhury, 2018).
Etika juga melibatkan pertimbangan tentang prinsip-prinsip moral yang
mendasari tindakan-tindakan kita, seperti keadilan, kesetiaan, kebenaran,
kebebasan, dan kesetaraan. Selain itu, etika juga mempertimbangkan
hubungan kita dengan orang lain, termasuk tanggung jawab sosial dan moral
kita terhadap mereka (Kitchener, 1984). Tujuan utama etika adalah untuk
membantu kita mengembangkan pandangan yang lebih baik tentang
kehidupan yang bermakna dan memandu kita dalam membuat keputusan
moral yang tepat. Etika juga membantu kita memahami implikasi moral dari
tindakan-tindakan kita terhadap orang lain dan dunia di sekitar kita.
44 Pengantar Bisnis
Jika bisnis berada dalam industri atau profesi tertentu, penting untuk mengikuti
prinsip-prinsip etika profesional yang berlaku dalam bidang tersebut (Kubr,
2002) Ini termasuk prinsip-prinsip yang diakui secara luas dan panduan yang
telah ditetapkan untuk praktik yang etis dalam industri tersebut. Penting untuk
dicatat bahwa pengambilan keputusan etis dalam bisnis seringkali melibatkan
pertimbangan dan penyeimbangan antara berbagai prinsip dan nilai-nilai yang
saling bersaing (Cooper, Bissell and Wingfield, 2008). Dalam situasi yang
kompleks, konsultasikan dengan rekan kerja, ahli etika, atau organisasi etika
bisnis untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas dan saran yang relevan.
Ada beberapa prinsip dasar dalam etika bisnis yang sering diakui dan menjadi
pedoman dalam pengambilan keputusan dan perilaku bisnis. Beberapa prinsip
dasar tersebut antara lain:
1. Integritas
Prinsip integritas menekankan pentingnya konsistensi antara nilai-
nilai yang dipegang dan tindakan yang dilakukan (Choi and Wang,
2007). Ini melibatkan kejujuran, kebenaran, dan komitmen untuk
bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut. Integritas
mencerminkan keselarasan antara keyakinan moral seseorang dan
perilaku yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip
integritas menuntut individu atau organisasi untuk bertindak sesuai
dengan nilai-nilai yang dianut, tanpa adanya diskrepansi atau
ketidaksesuaian antara perkataan dan perbuatan (Ryan, 1991). Hal ini
berarti menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan komitmen untuk
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang diyakini.
Integritas menciptakan kepercayaan dan kredibilitas yang tinggi
dalam hubungan bisnis dan sosial. Individu atau organisasi yang
Bab 3 Etika dalam Bisnis 47
Berikut adalah tiga teori moral normatif yang umum dibahas dalam etika
bisnis:
Utilitarianisme
Utilitarianisme berpendapat bahwa tindakan yang benar adalah yang
memaksimalkan kebahagiaan atau utilitas secara keseluruhan untuk jumlah
orang terbesar. Dari perspektif utilitarian, keputusan bisnis harus dievaluasi
berdasarkan konsekuensinya dan keseimbangan bersih dari kesenangan atau
kebahagiaan yang mereka hasilkan. Fokusnya adalah pada pencapaian
kesejahteraan sosial atau ekonomi terbesar secara keseluruhan.
Jeremy Bentham (1748-1832) dalam Müller-Schneider (2013), Bentham
adalah seorang filsuf dan penegak hukum Inggris pada abad ke-18, adalah
tokoh yang terkenal dengan kontribusinya terhadap teori utilitarianisme.
Utilitarianisme menurut Bentham adalah teori normatif yang menekankan
bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang menghasilkan kebahagiaan
terbesar bagi jumlah orang yang paling banyak.
Bentham berpendapat bahwa kebahagiaan atau kesenangan adalah tujuan akhir
dalam kehidupan manusia dan bahwa kebahagiaan dapat diukur secara
kuantitatif. Menurutnya, untuk menentukan tindakan yang etis, kita harus
memperhatikan dampak atau konsekuensi yang mungkin terjadi dari tindakan
tersebut.
Bentham mengembangkan prinsip utilitarianisme dan mengajukan tujuh faktor
yang harus dipertimbangkan untuk menilai kesenangan atau penderitaan yang
dihasilkan oleh tindakan:
1. Intensitas
Seberapa intens kesenangan atau penderitaan yang mungkin
dihasilkan oleh tindakan tersebut?
2. Durasi
Berapa lama kesenangan atau penderitaan tersebut mungkin
berlangsung?
3. Kepastian
Seberapa pasti kesenangan atau penderitaan akan terjadi?
4. Kepentingan
Seberapa banyak orang yang terkena dampaknya?
Bab 3 Etika dalam Bisnis 51
5. Propinquity
Seberapa dekat dalam waktu dampak tersebut akan dirasakan?
6. Kemurnian
Sejauh mana tindakan tersebut mungkin menghasilkan kesenangan
murni daripada penderitaan campuran?
7. Kesatuan
Sejauh mana kesenangan tersebut mengarah pada kesenangan yang
lebih besar secara keseluruhan?
pada penilaian individu tentang apa yang merupakan tindakan yang paling
tepat dalam konteks dilema moral yang kompleks.
Teori deontologi berpusat pada agen menekankan bahwa penilaian moral
harus mempertimbangkan peran agen moral, niat mereka, dan pertimbangan
moral yang kompleks dalam situasi yang spesifik. Fokus utama adalah pada
individu yang bertindak dan bagaimana keputusan mereka tercermin dalam
karakter moral mereka.Dengan demikian, teori ini menawarkan pendekatan
yang lebih kontekstual dan kompleks dalam mengevaluasi tindakan moral.
Penilaian moral tidak hanya tergantung pada prinsip-prinsip moral yang
abstrak, tetapi juga memperhitungkan faktor-faktor individu yang unik dalam
pengambilan keputusan moral.
Patient-Centered Deontological Theories
Kelompok kedua dari teori moral deontologis dapat diklasifikasikan, sebagai
yang berpusat pada pasien, yang dibedakan dari versi deontologi yang berpusat
pada agen yang baru saja dipertimbangkan. Teori-teori ini lebih didasarkan
pada hak daripada kewajiban; dan beberapa versi mengaku cukup agen-netral
dalam alasan mereka memberikan agen moral.
Semua teori deontologis yang berpusat pada pasien dicirikan dengan tepat
sebagai teori yang didasarkan pada hak-hak orang. Versi ilustratif berpendapat,
sebagai hak intinya, hak untuk tidak digunakan hanya sebagai sarana untuk
menghasilkan konsekuensi yang baik tanpa persetujuan seseorang. Hak inti
seperti itu jangan disamakan dengan hak yang lebih diskrit, seperti hak untuk
tidak dibunuh, atau dibunuh dengan sengaja. Ini adalah hak untuk tidak
digunakan oleh orang lain untuk keuntungan pengguna atau orang lain. Lebih
khusus lagi, versi teori deontologis yang berpusat pada pasien ini melarang
penggunaan tubuh, tenaga, dan bakat orang lain tanpa persetujuan yang
terakhir. Orang menemukan gagasan ini diungkapkan, meskipun dengan cara
yang berbeda, dalam karya yang disebut Libertarian Kanan (misalnya,
(Brennan, 2018; Mack, 2018), tetapi juga dalam karya Libertarian Kiri juga
(Otsuka, 2003; Vallentyne, 2000). Dalam pandangan ini, ruang lingkup
kewajiban moral yang kuat—yang merupakan korelatif dari hak orang lain—
secara yurisdiksi terbatas dan tidak mencakup sumber daya untuk
menghasilkan kebaikan yang tidak akan ada jika tidak ada yang dilanggar—
yaitu, kewajiban moral mereka. tubuh, kerja keras, dan talenta. Selain
Libertarian, orang lain yang pandangannya termasuk larangan menggunakan
Bab 3 Etika dalam Bisnis 57
orang lain termasuk Quinn, Kamm, Alexander, Ferzan, Gauthier, dan Walen
(Quinn, 1989).
Secara ekonomi, right libertarians mendukung pasar bebas dan kebebasan
ekonomi yang maksimal, dengan sedikit atau tanpa campur tangan pemerintah
dalam aktivitas ekonomi. Mereka seringkali mengkritik peran besar
pemerintah dalam ekonomi dan percaya bahwa kekuasaan pemerintah harus
dibatasi agar tidak menghalangi kebebasan individu dalam bertransaksi dan
mengembangkan usaha. Dalam politik, right libertarians sering berpendapat
untuk batasan yang ketat pada peran pemerintah, pendekatan pajak yang
rendah, perlindungan hak individu, dan otonomi individu yang luas. Mereka
seringkali mempertahankan pandangan bahwa kebebasan individu adalah
prinsip paling penting yang harus dijunjung tinggi dalam sistem politik dan
sosial.
Left-libertarians, seperti yang dijelaskan oleh Kok-Chor Tan dalam bukunya
yang berjudul "Justice Without Borders: Cosmopolitanism, Nationalism, and
Patriotism" (2004), adalah kelompok dalam pemikiran politik yang
menggabungkan prinsip-prinsip libertarianisme dengan kepedulian terhadap
keadilan sosial dan kebebasan individual.
Seperti halnya libertarianisme secara umum, left-libertarians memperjuangkan
kebebasan individual, hak-hak individu, dan peran terbatas pemerintah.
Namun, mereka juga menekankan pentingnya mengatasi ketidaksetaraan
sosial dan masalah struktural yang dapat menghalangi kebebasan individu.
Left-libertarians berpendapat bahwa pemilik modal dan struktur sosial dapat
menciptakan hambatan bagi individu yang ingin mengaktualisasikan
kebebasan mereka. Oleh karena itu, mereka menekankan perlunya mengurangi
ketimpangan kekayaan, kekuasaan, dan akses terhadap sumber daya yang
diperlukan untuk memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan
yang setara untuk mencapai potensi mereka.
Dalam pandangan left-libertarians, keadilan sosial dan kesetaraan sosial dapat
diwujudkan melalui pendistribusian ulang kekayaan, upaya untuk mengurangi
kesenjangan kekuasaan, dan melalui pendekatan kebijakan yang mendukung
akses yang lebih adil terhadap sumber daya sosial dan ekonomi.
58 Pengantar Bisnis
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada teori etika tunggal yang
sempurna atau tanpa kritik. Setiap teori memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Keunggulan-keunggulan di atas mencerminkan beberapa
aspek positif dari teori deontologi, tetapi juga penting untuk
mempertimbangkan perspektif lain dalam menganalisis dan memahami etika.
Kelemahan dari teori deontologi adalah sebagai berikut:
1. Tidak memperhatikan konsekuensi
Teori deontologi cenderung tidak memberikan perhatian yang
memadai pada konsekuensi atau hasil dari tindakan. Dalam beberapa
kasus, ini dapat menghasilkan keputusan yang bertentangan dengan
kebaikan umum atau mengabaikan dampak negatif yang signifikan
yang dapat ditimbulkan oleh tindakan tersebut.
2. Kesulitan menentukan aturan moral yang tepat
Meskipun teori deontologi berusaha untuk menggunakan aturan
moral yang jelas sebagai panduan, seringkali sulit untuk menentukan
dengan pasti aturan moral yang tepat untuk setiap situasi. Beberapa
situasi dapat memunculkan konflik antara prinsip-prinsip deontologi
yang berbeda, dan sulit bagi individu untuk menentukan tindakan
yang benar dalam kasus tersebut.
3. Kurangnya fleksibilitas
Teori deontologi cenderung mengikat individu pada aturan moral
yang tetap dan kaku. Ini dapat menghasilkan kurangnya fleksibilitas
dalam pengambilan keputusan yang memperhatikan konteks moral
yang unik atau situasi yang kompleks. Dalam beberapa kasus,
fleksibilitas moral dapat dianggap penting untuk mencapai kebaikan
yang lebih besar.
4. Tidak mengakomodasi prioritas moral yang berbeda
Teori deontologi tidak selalu dapat mengakomodasi prioritas moral
yang berbeda antara individu. Pandangan etis individu dapat berbeda
berdasarkan keyakinan, budaya, atau nilai-nilai yang berbeda. Teori
deontologi mungkin tidak memberikan cara yang memadai untuk
menyelesaikan konflik antara prioritas moral yang berbeda.
60 Pengantar Bisnis
Teori Kebajikan
Teori Kebajikan, juga dikenal sebagai Etika Kebajikan atau Etika Karakter,
adalah pendekatan dalam etika yang menekankan pentingnya karakter dan
moralitas individu dalam menentukan tindakan yang benar atau salah. Teori ini
berfokus pada pembentukan karakter yang baik dan pengembangan kebiasaan
moral yang tepat. Dalam teori Kebajikan, moralitas tidak terletak pada
tindakan itu sendiri atau pada konsekuensinya, tetapi pada karakter dan
kebiasaan moral individu yang melandasi tindakan tersebut. Tujuan utama dari
teori ini adalah menciptakan manusia yang baik dan berbudi luhur.
Teori Kebajikan mengajarkan bahwa seseorang harus berusaha untuk
mengembangkan dan mempraktikkan kualitas moral yang baik, seperti
kejujuran, keberanian, kerendahan hati, keadilan, kebaikan hati, dan
kebijaksanaan. Ini dilakukan melalui pendidikan, pengembangan diri, dan
latihan terus-menerus dalam menghargai dan berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai moral yang dianggap baik. Beberapa teori Kebajikan terkenal termasuk
etika Aristotelian dan etika Kebajikan Kristen. Dalam pandangan Aristotelian,
Kebajikan adalah kecenderungan menuju kegiatan yang tepat dan karakter
yang seimbang. Dalam etika Kebajikan Kristen, Kebajikan dipandang sebagai
wujud dari iman dan kesetiaan terhadap Tuhan, serta pengembangan karakter
yang mencerminkan ajaran agama.
Keunggulan teori Kebajikan adalah menekankan pentingnya pembentukan
karakter yang baik dan mengembangkan kebiasaan moral yang benar.
Pendekatan ini memperhatikan aspek yang lebih luas dan jangka panjang
dalam etika, dan menghargai penekanan pada karakter yang kuat dan moralitas
individu. Namun, teori Kebajikan juga memiliki kritik. Beberapa kritikus
berpendapat bahwa teori ini kurang memberikan panduan yang jelas dalam
menghadapi situasi yang kompleks dan konflik moral. Selain itu, ada
pertanyaan tentang apa yang membuat karakter dan kebiasaan moral itu sendiri
Bab 3 Etika dalam Bisnis 61
menjadi baik, serta apakah ada standar objektif untuk menentukan kualitas
moral yang baik atau buruk.
Penting untuk diingat bahwa teori Kebajikan adalah salah satu dari banyak
pendekatan dalam etika dan bukan satu-satunya cara untuk memahami dan
mempraktikkan moralitas. Evaluasi terhadap teori ini harus
mempertimbangkan perspektif dan teori lainnya serta konteks yang relevan.
Perlu dicatat bahwa teori-teori ini memberikan pendekatan yang berbeda untuk
menilai dimensi moral praktik bisnis dan pengambilan keputusan. Mereka
menawarkan kerangka kerja yang berbeda untuk mengevaluasi tindakan,
menekankan aspek yang berbeda seperti konsekuensi, tugas, atau karakter.
Pilihan teori moral normatif mana yang akan diterapkan seringkali bergantung
pada perspektif individu, nilai budaya, dan konteks khusus dari situasi bisnis.
Beberapa aspek yang relevan dalam manajemen dan etika bisnis meliputi:
1. Pengambilan Keputusan Etis
Manajer dan pemimpin bisnis harus mempertimbangkan konsekuensi
etis dari keputusan mereka. Mereka perlu memperhatikan dampak
sosial, lingkungan, dan keberlanjutan jangka panjang, serta
mempertimbangkan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip etis dalam
memilih tindakan yang benar.
2. Kepemimpinan Etis
Etika bisnis mencakup praktik kepemimpinan yang adil, jujur, dan
bertanggung jawab. Pemimpin bisnis harus menjadi contoh yang
baik, mempromosikan integritas, dan membangun budaya organisasi
yang mendorong tindakan etis.
3. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Manajemen dan bisnis harus memperhatikan tanggung jawab sosial
dan lingkungan mereka. Hal ini melibatkan menghormati hak-hak
individu dan masyarakat yang terpengaruh oleh kegiatan bisnis, serta
melindungi dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan alam.
4. Etika dalam Hubungan Kerja
Manajer dan praktisi bisnis harus memperlakukan karyawan dengan
adil, menghormati hak-hak mereka, dan menciptakan lingkungan
kerja yang aman dan inklusif. Etika juga berperan dalam hubungan
dengan pemasok, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya.
5. Etika Pemasaran dan Komunikasi
Praktik pemasaran dan komunikasi bisnis harus jujur, tidak
menyesatkan, dan melindungi hak-hak konsumen. Etika berperan
dalam memastikan informasi yang disampaikan akurat dan
transparan, serta mempromosikan produk dan layanan yang
bermanfaat bagi konsumen.
Buku "Management and Business Ethics" oleh Ford dan Richardson yang
diterbitkan pada tahun 1994 kemungkinan membahas berbagai topik ini lebih
detail. Namun, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap,
disarankan untuk merujuk langsung ke sumber tersebut.
64 Pengantar Bisnis
Bab 4
Kewirausahaan
4.1 Pendahuluan
Wirausahawan sebagai sebuah kelas dimulai pada abad ke-18 di Prancis ketika
bankir dan investor Irlandia-Prancis, Richard Cantillon, mengasosiasikan
wirausahawan dengan aktivitas 'menanggung risiko' dalam perekonomian.
Selanjutnya pada periode yang sama di Inggris, Revolusi Industri sedang
berkembang dan wirausahawan memainkan peran yang terlihat dalam
pengambilan risiko dan transformasi sumber daya. Pada masa itu Para ekonom
telah lama mengklaim kata tersebut sebagai milik mereka. Faktanya, hingga
tahun 1950-an, sebagian besar definisi dan referensi tentang kewirausahaan
berasal dari para ekonom. Sebagai contoh, Richard Cantillon (1680-1734),
ekonom Perancis terkenal Jean Baptiste Say (1767-1832), dan jenius ekonomi
abad ke-20 Joseph Schumpeter (1883-1950), semuanya menulis tentang
kewirausahaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi.
Selama beberapa dekade, banyak para penulis untuk terus menggambarkan
atau mendefinisikan apa yang dimaksud dengan kewirausahaan. Menurut
(Schumpeter, J. 1951). Kewirausahaan terdiri dari melakukan hal-hal yang
umumnya tidak dilakukan dalam rutinitas bisnis biasa; pada dasarnya
merupakan fenomena yang berada di bawah aspek kepemimpinan yang lebih
luas. Kewirausahaan, setidaknya di semua masyarakat non-otoriter, merupakan
jembatan antara masyarakat secara keseluruhan, terutama aspek non-ekonomi
66 Pengantar Bisnis
Pada kesempatan ini, kita akan melihat dan membedakan tiga istilah utama.
Pengusaha bisnis didorong oleh motif keuntungan. Para wirausahawan
mencari pertumbuhan dan keuntungan dalam dunia bisnis. Wirausahawan
adalah inovator yang konstan dan selalu berusaha untuk mendapatkan pangsa
pasar yang lebih besar dari pasar yang kompetitif. Wirausahawan sosial adalah
perintis individualis yang menciptakan usaha demi usaha dan inovasi demi
inovasi. Wirausahawan sosial memiliki banyak karakteristik kepribadian yang
sama dengan wirausahawan bisnis, tetapi terdorong oleh sebuah misi dan
berusaha mencari cara-cara inovatif untuk memecahkan masalah yang tidak
atau belum bisa dilakukan oleh pasar atau sektor publik. (Worsham, 2012)
Baik kewirausahaan bisnis maupun sosial mencari inovasi dan pertumbuhan.
Wirausaha sosial berkembang baik di perusahaan kecil maupun organisasi
besar. Pengusaha memiliki pola pikir yang membedakan mereka dari
masyarakat pada umumnya.
Istilah pelaku bisnis dan pengusaha kecil terkadang digunakan secara
bergantian, namun hal ini tidak tepat. Meskipun beberapa situasi mencakup
kedua istilah tersebut, penting untuk diperhatikan perbedaannya dalam definisi
berikut ini. pemilik usaha kecil mungkin pernah menangkap peluang seperti
seorang wirausahawan, namun kemudian mereka berpuas diri karena mereka
atau peluang tersebut-atau keduanya-tidak lagi memiliki atribut-atribut yang
membuatnya menjadi seorang wirausahawan. Usaha tersebut mungkin tidak
akan pernah tumbuh besar dan pemilik usaha mungkin lebih memilih
pendekatan yang lebih stabil dan tidak terlalu agresif dalam menjalankan
usahanya. Banyak pemilik usaha kecil yang menyukai penjualan yang stabil,
keuntungan, dan pertumbuhan yang tidak terlalu besar, serta ingin
mempertahankan bisnis pada ukuran yang dapat mereka kelola dan kendalikan
sendiri. Pemilik usaha kecil ini bukanlah pengusaha, melainkan manajer usaha
kecil. Perbedaannya adalah pemilik usaha kecil lebih suka mengeksploitasi
peluang keseimbangan yang ada dan mengoptimalkan penawaran dan
permintaan di pasar yang sudah mapan.
Di sisi lain, pebisnis bertujuan untuk mengeksploitasi peluang usaha yang
inovatif dan menciptakan pasar baru di dalam dan luar negeri. Dalam buku ini,
kami berkonsentrasi pada wirausahawan bisnis dan sosial. Sebagian besar
isinya berkaitan dengan berbagai sektor, dari sektor laba hingga nirlaba dan
dari lembaga pemerintah hingga bisnis. Namun, sejauh menyangkut usaha
kecil, banyak poin-poin khusus dalam buku ini yang mungkin dapat diterapkan
pada pemilik usaha mikro dan pebisnis. Namun, perlu diingat bahwa fokus
Bab 4 Kewirausahaan 69
kami adalah pada aspek inovasi dan pertumbuhan yang terkait dengan bisnis
dan wirausaha sosial, bukan dengan manajer usaha kecil dan mengelola usaha
kecil, kewirausahaan lebih dari sekadar menciptakan bisnis atau usaha sosial.
Meskipun hal itu merupakan aspek yang penting, namun itu bukanlah
gambaran yang lengkap. Karakteristik mencari peluang, mengambil risiko di
luar batas kemampuan, dan memiliki keuletan untuk mewujudkan ide menjadi
kenyataan digabungkan menjadi sebuah perspektif khusus yang dimiliki oleh
para wirausahawan. Beberapa orang terlahir dengan hal tersebut sementara
yang lainnya dapat mengembangkan pola pikir kewirausahaan. Pola pemikiran
ini dapat ditunjukkan di dalam atau di luar perusahaan, di perusahaan laba atau
nirlaba dan dalam kegiatan bisnis atau non-bisnis untuk tujuan memunculkan
ide-ide kreatif. Dengan demikian, berwirausaha adalah konsep terintegrasi
yang meresap ke dalam usaha dengan cara yang inovatif. Pola pikir inilah yang
telah merevolusi cara usaha bisnis dan sosial yang dilakukan di setiap level dan
di semua negara.
Corporate
Entrepreneurship
Strategi intrapreneurial tidak dapat dipilih secara sadar dan dengan cepat
diberlakukan, strategi ini membutuhkan lebih dari sekedar keputusan, tindakan
atau peristiwa. Strategi ini membutuhkan penciptaan kesesuaian antara visi
kewirausahaan para pemimpin organisasi dan tindakan kewirausahaan dari
mereka yang ada di seluruh organisasi, seperti yang difasilitasi melalui
keberadaan arsitektur organisasi yang pro kewirausahaan. Strategi
intrapreneurial adalah tentang menciptakan pembaharuan diri organisasi
melalui pelepasan dan pemfokusan potensi kewirausahaan yang ada di seluruh
organisasi tersebut. Perusahaan yang terlibat dalam strategi intrapreneurial
harus mendorong perilaku kewirausahaan secara terus menerus. Salah satu
ujungnya adalah kelambanan atau tidak adanya inovasi; di ujung yang lain
adalah kekacauan, atau inovasi yang berlebihan.
Bab 5
Perencanaan Bisnis
5.1 Pendahuluan
Di dalam melakukan sebuah kegiatan baik yang bersifat bisnis maupun bukan
maka diperlukan sebuah perencanaan, yang dibuat sebelum kegiatan tersbeut
dijalankan sebagai alat pengendali ketika kegiatan tersebut dilaksanakan.
Perencanaan dalam kegiatan berwirausaha/bisnis baik yang berskala kecil
maupun besar akan menjadi sesuatu yang sangat vital dan penting dibuat
sebelum kegiatan bisnis tersebut dilaksanakan hal ini sangat diperlukan agar
usaha tersebut dapat berjalan dengan baik.
Perencanaan bisnis, atau rencana bisnis, adalah rencana untuk apa yang akan
dilakukan oleh suatu bisnis di masa depan, termasuk mengatur sumber daya,
memprioritaskan elemen penting, dan mempelajari masalah dan peluang saat
ini. Perencanaan bisnis biasanya dimulai dengan ringkasan, statemen misi,
faktor penting, analisis pasar, produksi, manajemen, dan analisis finansial
seperti analisis peristiwa penundaan. Karena perencanaan bisnis berfungsi
sebagai jalan menuju sukses dalam menjalankan bisnis, sangat penting untuk
memilikinya. Perencanaan membantu kita menetapkan tujuan utama bisnis
kita, menetapkan skala prioritas, dan menetapkan cash flow. Sementara itu,
perencanaan bisnis yang baik akan meningkatkan kemungkinan bisnis kita
berhasil. Perencanaan bisnis yang efektif sendiri merupakan proses yang lebih
dari sekedar perencanaan. Perencanaan akan membantu kita menetapkan
76 Pengantar Bisnis
tujuan utama bisnis kita, menetapkan skala prioritas, dan menetapkan cash
flow. Perencanaan bisnis yang baik memiliki beberapa ciri, seperti: sederhana
(melibatkan kemudahan dan kepraktisan untuk dilaksanakan); spesifik
(konkret, terukur, spesifik dalam waktu, personalia, dan anggaran); realistik
(memiliki tujuan, anggaran, dan target pencapaian waktu yang realistik) dan
komplit atau lengkap semua elemennya.
3. Mini plan
Mini plan adalah rencana bisnis yang dibuat secara sederhana dan
ringkas. Umumnya, mini plan lebih banyak digunakan untuk bisnis
yang sifatnya masih kecil dan masih dikerjakan sendiri. cocok buat
usaha yang punya produk yang masih terbatas dan masih dipasarkan
sendiri.
4. Working Plan
Working plan salah satu jenis bisnis plan yang sifatnya dibuat secara
detail. Jadi perencanaan bisnis jenis ini lebih mendeskripsikan serinci
mungkin bagaimana bisnis yang akan dijalankan dengan lengkap dan
runtut. Hal yang perlu digaris bawahi, working plan dibuat untuk
kepentingan diri sendiri. bukan untuk kepentingan orang lain. Itu
sebabnya working planning ditulis selengkap, sedetail mungkin.
Intinya, menuliskan bagaimana bisnis yang akan dijalankan dapat
berjalan.
6.1 Pendahuluan
Manusia merupakan salah satu sumber sumber ekonomi (faktor produksi)
yang meiliki peranan yang vital dalam organisasi, oleh karena itu manusia
harus dikelola secara baik agar memberikan manfaat optimal bagi organisasi.
Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang memengaruhi
berfungsinya faktor produksi yang lain. Kegiatan mengelola faktor produksi
manusia dengan kegiatan Manajemen sumber daya manusia yang mengelola
tenaga kerja dari mulai perencanaan sumber daya manusia, pengembangan
tenaga kerja, pemberian kompensasi dan pemeliharaan tenaga kerja
Manajemen sumber daya manusia juga mencakup perancangan sistem
perencanaan, rekrutmen karyawan, pengembangan karyawan, manajemen
karier, evaluasi kinerja, kompensani karyawan dan hubungan ketenagakerjaan
yang positif. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan
dan praktik manajemen yang secara langsung memengaruhi sumber daya
manusia dalam organisasi.
88 Pengantar Bisnis
Kegiatannya meliputi:
1. Memperkirakan kebutuhan pegawai, menentukan jumlah pegawai
berkualitas yang dibutuhkan dan pada posisi apa mereka akan
dietmpatkan.
Tiga hal yang dibutuhkan dalam memperkirakan kebutuhan kayawan:
a. Adanya ekspansi perusahaan
b. Terjadinya pengunduran diri
c. Peningkatan kapasitas produksi
2. Analisis Pekerjaan, Analisis ini digunakan untuk mennetukan tugas
dan pemberian wewenang yang diperlukan untuk menjalankan
pekerjaan pada posisi tertentu.
Hasil dari analisis pekerjaan:
a. Job Description, yaitu menguraikan tugas dan tanggungjawab
untuk setiap posisi pekerjaan.
b. Job specification, persyaratan minimal yang harus dimiliki
karyawan untuk menjalankan pekerjaan.
3. Perekrutan karyawan
Perekrutan adalah proses penarikan calon karyawan untuk memasuki
lowongan pekerjaan yang memenuhi kualifikasi dan spesifikasi
pekerjaan yang ditawarkan. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang
berkualitas maka perlu adanya seleksi yang baik. Yang mempunyai
tingkat kevalidan yang tinggi serta harus memenuhi syarat
mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi.
Seleksi karyawan adalah sebuah proses untuk menemukan karyawan
yang tepat dari sejumlah banyak calon yang antara lain seleksi
administrasi yang biasanya dilakukan pada tahapan awal, misal
seleksi ijazah, curiculum vitae atau seleksi dokumen lain yang
disyaratkan. Seleksi juga dilakukan melalui tes tertulis dan lisan atau
wawancara, seleksi yang valid sesuai dengan job analisis akan
menentukan keberhasilan proses penarikan tenaga kerja.
Jika karyawan yang diterima tidak sesuai dengan job deskripsi dan
persyaratan minimal yang ditentukan dapalm job analysis maka pasti
yang diperoleh tenaga kerja yang tidak dapat melaksanakan tugas
Bab 6 Manajemen Sumber Daya Manusia 91
3. Kondisi perekonomian.
Baik buruknya kondisi perekonomian memengaruhi banyaknya
pelamar, jika banyak pengangguran, maka banyak pelamar sehingga
perusahaan harus menyeleksi secara ketat dan sebaliknya.
4. Menarik tidaknya perusahaan
Perusahaan yang menarik karena bonafiditas nya tinggi maka akan
dibanjiri banyak pelamar, tetapi sebaliknya yang tidak menarik akan
sulit mendapatkan tenaga kerja jika ada proses rekruitmen.
Pengupahan yang baik memenuhi syarat keadilan dan kelayakan, keadilan jika
upah yang diterima sesuai dengan pengorbanan dan dalam keadilan seorang
tenaga membandingkan dengan karyawan lain dalam satu perusahaan,
sedangkan kelayakan seseorang membandingkan antara upah yang diterima
dengan upah minimum atau dengan oganisasi lain.
Bab 6 Manajemen Sumber Daya Manusia 99
Dalam era abad 21, pemasaran menjadi semakin kompleks dan dinamis.
Pemasar perlu terus mengikuti perkembangan teknologi dan tren pasar untuk
tetap relevan dan efektif dalam strategi pemasaran mereka. Beberapa
Bab 7 Pemasaran 105
Selain empat elemen utama ini, ada juga elemen tambahan yang dapat menjadi
bagian dari bauran promosi, seperti pemasaran langsung, pemasaran digital,
dan pemasaran langsung ke konsumen. Penting bagi pemasar untuk
menciptakan bauran promosi yang seimbang dan sesuai dengan target pasar
dan tujuan perusahaan. Setiap elemen bauran promosi memiliki kelebihan dan
kelemahan sendiri, dan kombinasi yang tepat harus dipilih untuk mencapai
hasil yang optimal.
110 Pengantar Bisnis
Bauran promosi adalah kombinasi alat promosi yang digunakan oleh sebuah
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran mereka. Tujuan dari bauran
promosi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan minat menjadi konsumen. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa bauran promosi yang terdiri dari periklanan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan langsung, dan
penjualan tatap muka memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap minat menjadi nasabah pada suatu perusahaan.
2. Meningkatkan kepuasan pengguna. Penelitian lain menunjukkan
bahwa faktor-faktor bauran promosi seperti periklanan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, penjualan tatap muka, dan
pemasaran langsung memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan
pengguna dan keputusan penggunaan kembali suatu aplikasi.
3. Meningkatkan tingkat kunjungan wisatawa. Dalam sebuah penelitian,
ditemukan bahwa bauran promosi, fasilitas, dan harga memiliki
pengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan di suatu tempat
rekreasi.
4. Meningkatkan keputusan pembelian. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa bauran promosi yang terdiri dari periklanan, personal selling,
dan sales promotion memiliki pengaruh terhadap keputusan
pembelian pada suatu restoran.
7.4 Harga
Harga adalah nilai moneter yang diberikan atau diterima sebagai imbalan atas
suatu produk atau jasa. Harga dapat ditentukan oleh berbagai faktor, seperti
biaya produksi, permintaan pasar, persaingan, dan faktor-faktor ekonomi
lainnya. Harga juga dapat bervariasi tergantung pada lokasi, waktu, dan
kondisi pasar. Harga yang ditetapkan oleh produsen atau penjual haruslah
sesuai dengan nilai produk atau jasa yang diberikan, sehingga dapat
memberikan keuntungan yang adil bagi kedua belah pihak. Harga yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah dapat berdampak negatif pada pasar dan mengurangi
keuntungan bagi produsen atau penjual. (Fandi Tciptono)
Bab 7 Pemasaran 111
Namun, strategi penetration pricing tidak selalu menjadi strategi terbaik untuk
setiap bisnis atau produk. Strategi ini dapat menghasilkan margin keuntungan
yang lebih rendah dalam jangka pendek, dan bisnis mungkin perlu menaikkan
harga nanti untuk mempertahankan profitabilitas. Selain itu, jika konsumen
menganggap harga yang rendah sebagai indikasi kualitas rendah, itu dapat
merusak reputasi merek. Oleh karena itu, bisnis harus mempertimbangkan
strategi penetapan harga mereka dengan hati-hati dan menimbang manfaat dan
kerugian potensial sebelum menerapkan strategi penetration pricing.
Menurut Mulyana (2019) strategi penetration pricing dapat meningkatkan
pangsa pasar suatu produk dengan cara sebagai berikut:
1. Menarik minat konsumen dengan harga yang lebih rendah
dibandingkan pesaing.
2. Mendorong konsumen untuk mencoba produk baru dengan harga
yang lebih terjangkau.
3. Meningkatkan kesadaran merek dan membangkitkan kegembiraan di
sekitar produk atau layanan baru.
4. Meningkatkan penjualan dan pangsa pasar dengan menawarkan harga
yang lebih rendah dibandingkan pesaing dan menarik konsumen dari
pesaing.
layanan serupa dapat turun. Dalam hal ini, perusahaan mungkin perlu
menyesuaikan harga mereka untuk tetap kompetitif dan mempertahankan
pangsa pasar mereka. Strategi skimming pricing juga dapat memiliki beberapa
kelemahan. Harga yang tinggi pada awalnya dapat membuat beberapa
konsumen potensial enggan untuk membeli produk atau layanan, terutama jika
mereka merasa harga tersebut tidak sebanding dengan nilai yang mereka
terima.
Strategi ini juga dapat memicu peniruan cepat oleh pesaing, yang dapat
mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan. Dalam kesimpulannya,
strategi skimming pricing adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan
untuk menetapkan harga tinggi pada awal peluncuran produk atau layanan
baru. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keuntungan dalam jangka
pendek dengan memanfaatkan segmen pasar yang bersedia membayar harga
yang lebih tinggi. Namun, strategi ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati,
karena dapat memiliki kelemahan dan memerlukan penyesuaian harga seiring
berjalannya waktu.
Skimming pricing adalah strategi penetapan harga di mana perusahaan
menetapkan harga awal yang tinggi untuk produk atau layanan dan kemudian
secara bertahap menurunkan harga seiring waktu. Berikut adalah cara
menerapkan strategi skimming pricing (Mulyana, 2019):
1. Tentukan harga awal yang tinggi untuk produk atau layanan baru.
2. Fokus pada segmen pasar yang bersedia membayar harga premium
untuk produk atau layanan baru.
3. Gunakan promosi dan iklan untuk menarik perhatian konsumen dan
membangun kesadaran merek.
4. Turunkan harga secara bertahap seiring waktu untuk menjangkau
segmen pasar yang lebih luas dan meningkatkan volume penjualan.
5. Pertimbangkan faktor-faktor seperti biaya produksi, permintaan
pasar, dan siklus hidup produk saat menentukan kapan harus
menurunkan harga
Namun, perlu diingat bahwa strategi skimming pricing mungkin tidak cocok
untuk semua produk atau layanan dan mungkin tidak efektif di semua pasar.
Perusahaan harus mempertimbangkan dengan hati-hati pasar target dan
persaingan sebelum memutuskan untuk menggunakan strategi skimming
114 Pengantar Bisnis
perusahaan dapat menawarkan produk atau layanan yang lebih sesuai dengan
setiap segmen. Dalam segmentasi pasar, pasar yang luas dan heterogen dibagi
menjadi segmen-segmen yang lebih kecil berdasarkan karakteristik yang
relevan, seperti demografi, geografi, perilaku, atau psikografis.
Dengan memahami perbedaan dan kesamaan di antara segmen-segmen ini,
perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif untuk
masing-masing segmen. Segmentasi pasar membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi target pasar yang tepat, menyusun pesan dan penawaran yang
relevan, serta mengoptimalkan alokasi sumber daya pemasaran. Contoh
penggunaan segmentasi pasar dapat ditemukan dalam berbagai bidang, seperti
e-commerce, peningkatan volume penjualan, dan strategi pemasaran digital.
Dalam e-commerce, segmentasi pasar membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi kelompok konsumen yang memiliki kebutuhan dan
preferensi yang serupa, sehingga mereka dapat menyusun strategi pemasaran
yang lebih efektif. Dalam peningkatan volume penjualan, segmentasi pasar
dapat memengaruhi peningkatan penjualan dengan memahami preferensi dan
kebutuhan kelompok pasar yang dituju. Dalam strategi pemasaran digital,
segmentasi pasar membantu perusahaan dalam mengelompokkan calon
konsumen berdasarkan kesamaan dalam kebutuhan dan keinginan, sehingga
mereka dapat melakukan strategi pemasaran yang lebih efektif. Dengan
menggunakan segmentasi pasar, perusahaan dapat lebih fokus dan efektif
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta meningkatkan
keberhasilan pemasaran produk atau layanan mereka.
Berikut adalah beberapa jenis segmentasi pasar yang umum digunakan
(Kotler, 1988):
1. Segmentasi demografis: membagi pasar berdasarkan karakteristik
demografis seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, dan status perkawinan.
2. Segmentasi geografis: membagi pasar berdasarkan lokasi geografis
seperti negara, wilayah, kota, atau lingkungan.
3. Segmentasi perilaku: membagi pasar berdasarkan perilaku konsumen
seperti kebiasaan pembelian, tingkat penggunaan, preferensi merek,
dan kepercayaan.
4. Segmentasi psikografis: membagi pasar berdasarkan karakteristik
psikologis seperti kepribadian, gaya hidup, nilai-nilai, dan sikap.
Bab 7 Pemasaran 117
3. Analisis Persaingan
Melakukan analisis persaingan untuk mengetahui siapa pesaing
utama dan bagaimana mereka memasarkan produk mereka. Dengan
memahami persaingan, perusahaan dapat menentukan bagaimana
mereka dapat bersaing dengan pesaing dan menarik konsumen dari
pesaing.
4. Penelitian Konsumen
Melakukan penelitian konsumen untuk mengetahui preferensi dan
kebiasaan konsumen. Dengan memahami preferensi dan kebiasaan
konsumen, perusahaan dapat menyesuaikan produk atau layanan
mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
5. Analisis Demografi
Melakukan analisis demografi untuk mengetahui karakteristik
demografi dari konsumen potensial. Dengan memahami karakteristik
demografi, perusahaan dapat menyesuaikan produk atau layanan
mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
6. Analisis Psikografis
Melakukan analisis psikografis untuk mengetahui nilai, sikap, dan
gaya hidup konsumen potensial. Dengan memahami nilai, sikap, dan
gaya hidup konsumen, perusahaan dapat menyesuaikan produk atau
layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
membuat produk terlihat lebih menarik dan bernilai bagi konsumen daripada
produk pesaing, sehingga dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar
perusahaan. Untuk menentukan posisi produk yang tepat, perusahaan harus
memahami kebutuhan dan preferensi konsumen serta mempelajari pesaing di
pasar. Dengan memahami pasar dan pesaing, perusahaan dapat
mengembangkan strategi posisi produk yang efektif dan mempromosikan
produk mereka dengan cara yang menarik bagi konsumen.
Positioning produk dalam pemasaran adalah proses menempatkan produk di
pasar dengan cara yang membedakan produk tersebut dari produk pesaing dan
memberikan manfaat yang unik bagi konsumen.
Berikut adalah beberapa manfaat positioning produk dalam pemasaran
(Mulyana, 2019).
1. Meningkatkan kesadaran merek
Dengan menempatkan produk secara unik di pasar, konsumen akan
lebih mudah mengingat merek dan produk tersebut.
2. Meningkatkan daya tarik produk
Dengan memberikan manfaat yang unik, produk akan lebih menarik
bagi konsumen dibandingkan produk pesaing.
3. Meningkatkan loyalitas konsumen
Konsumen yang merasa puas dengan manfaat yang diberikan oleh
produk akan cenderung membeli produk tersebut lagi di masa depan.
4. Meningkatkan keuntungan
Dengan menempatkan produk secara unik dan memberikan manfaat
yang unik, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi
untuk produk tersebut.
5. Meningkatkan pangsa pasar
Dengan menempatkan produk secara unik dan memberikan manfaat
yang unik, perusahaan dapat menarik konsumen dari pesaing dan
meningkatkan pangsa pasar mereka.
Bab 7 Pemasaran 121
Dengan melakukan riset dan analisis pasar yang efektif, perusahaan dapat
menentukan positioning produk yang tepat dan meningkatkan kesadaran
merek, daya tarik produk, loyalitas konsumen, keuntungan, dan pangsa pasar
mereka.
Bab 8
Manajemen Operasional
8.1 Pendahuluan
Secara sederhana kegiatan operasi adalah kegiatan utama yang bertanggung
jawab dalam menyiapkan barang dan atau jasa (Stevenson, 2021) Dalam
konteks perusahaan, kegiatan operasional atau kegiatan produksi merujuk pada
serangkaian aktivitas yang terkait dengan produksi, pengiriman barang atau
jasa, serta pengelolaan sumber daya dan proses bisnis sehari-hari. Aktivitas-
aktivitas ini mencakup perencanaan produksi, pengendalian persediaan,
pengelolaan rantai pasokan, pengawasan kualitas, analisis kinerja operasional,
dan lain sebagainya (Slack, Brandon-Jones dan Burgess, 2022). Namun jika
dilihat lebih dalam bagi sebuah organisasi definisi kegiatan operasi atau
produksi mengacu pada serangkaian proses dan aktivitas yang dilakukan untuk
menjalankan operasi umum di dalam organisasi itu sendiri (Reid dan Sanders,
2019). Kegiatan ini meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian
berbagai aspek yang terkait dengan produksi barang atau penyediaan
layananDan fungsi manajerial agar semua kegiatan tersebut dapat berjalan
dengan baik disebut Manajemen Operasi.
Lebih lanjut Stevenson (20210 menyatakan bahwa di dalam kegiatan
operasional diharapkan setiap tahapan harus bisa memberikan nilai tambah
pada produk atau jasa yang diproses hingga menjadi produk akhir yang akan
dinikmati oleh pelanggan atau jasa yang akan diberikan pada pengguna.
124 Pengantar Bisnis
apa yang dilakukan untuk memastikan setiap tujuan dapat tercapai atau
kegiatan itu sendiri bisa berjalan dengan lancar. Misalnya unit masyarakat
yang paling kecil pun, yaitu keluarga, disadari ataupun tidak disadari telah
mempraktekan prinsip operasional. Kegiatan operasional di dalam rumah
tangga meliputi bagaimana melakukan perencanaan dan pengelolaan
anggaran, persiapan dan pengaturan jadwal sehari-hari kegiatan di dalam
keluarga, pengadaan dan pengelolaan persediaan makanan dan barang
kebutuhan sehari-hari, perawatan rumah dan peralatan, serta koordinasi dalam
melakukan tugas-tugas rumah tangga seperti membersihkan, mencuci,
memasak, dan merawat anggota keluarga.
Contoh sederhananya di sebuah keluarga yang terdiri dari ayah yang bekerja,
ibu, dan dua anak, setiap pagi di hari kerja, ayah harus pergi ke kantor dan
anak-anak harus ke sekolah dan Ibu harus menyiapkan sarapan. Untuk
menyiapkan sarapan ia harus memastikan bahwa semua bahan yang akan
disiapkan dan peralatan yang akan digunakan tersedia dan siap digunakan. Jika
ternyata ada bahan yang tidak tersedia maka dapat mengganggu persiapan
ayah dan anak-anak untuk pergi kerja dan ke sekolah, dan tentunya dapat
berdampak pada seberapa baik kinerja ayah di kantor hari itu, atau anak-anak
bisa tidak maksimal belajar di sekolah. Untuk mencegah hal-hal seperti itu,
maka bisa saja di rumah tersebut ada mekanisme sederhana untuk memastikan
bahan makanan selalu tersedia, atau perlengkapan-perlengkapan selalu siap
digunakan saat dibutuhkan. Dari contoh sederhana ini, dapat dilihat bahwa
bahkan dalam sebuah rumah tanggapun diperlukan pengaturan kegiatan
operasional yang baik, walaupun tidak perlu istilah yang kompleks. Jika
sebuah rumah tangga memerlukan pengaturan kegiatan operasional apalagi
dengan sebuah perusahaan, melakukan manajemen kegiatan operasional
sangatlah vital.
Dalam manajemen fungsi operasi berjalan bersama-sama dengan fungsi dasar
lainnya yaitu fungsi keuangan dan fungsi pemasaran, disamping fungsi-fungsi
penunjang lainnya. Dalam proses bisnis, ketiga fungsi ini akan berjalan
berdampingan, berkolaborasi satu dengan yang lain, saling mendukung untuk
dapat mencapai tujuan utama perusahaan. (Stevenson, 2021)
Bab 8 Manajemen Operasional 127
Gambar 8.3: Ilustrasi Diskusi Yang Dibutuhkan Dalam Proses Disain Produk
Yang Melibatkan Bagian Disain Dan Pihak Pemasaran Yang Lebih Mengenal
Pasar. (Jason Goodman, 2019)
Selain itu, kolaborasi antara kegiatan produksi dan kegiatan pemasaran juga
dapat terlihat dalam upaya promosi produk. (Referensi). Misalnya, tim
produksi dapat menyediakan sampel produk kepada tim pemasaran untuk
digunakan dalam demonstrasi atau penilaian oleh calon pelanggan. Tim
pemasaran kemudian menggunakan feedback yang diberikan oleh pelanggan
untuk memperbaiki produk atau mengatur strategi pemasaran yang lebih
efektif.
Contoh lainnya adalah ketika tim produksi bekerja sama dengan tim
pemasaran dalam mengembangkan strategi harga yang tepat. Tim produksi
dapat memberikan informasi tentang biaya produksi dan margin keuntungan
yang diinginkan, sementara tim pemasaran mengumpulkan data tentang harga
pesaing dan preferensi harga dari konsumen. Dengan kolaborasi ini, mereka
dapat mencapai titik harga yang optimal untuk memaksimalkan penjualan dan
keuntungan.
Dalam kesimpulannya, kolaborasi yang baik antara kegiatan produksi dan
kegiatan pemasaran sangat penting untuk kesuksesan suatu bisnis. Dengan
bekerja bersama-sama, tim produksi dan tim pemasaran dapat menghasilkan
produk yang lebih menarik, efektif dalam pemasaran, dan memberikan nilai
tambah bagi pelanggan.
Bab 8 Manajemen Operasional 129
2. Peningkatan Kualitas
Manajemen Operasi melibatkan penerapan langkah-langkah kontrol
kualitas dan memastikan konsistensi dalam pengiriman produk atau
layanan. Dengan memahami prinsip-prinsip Manajemen Operasi,
individu dapat berkontribusi untuk meningkatkan kualitas produk
atau layanan, yang dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas
pelanggan. (Shafiq, Lasrado, & Hafeez, 2019)
3. Alokasi Sumber Daya yang Efektif
Manajemen Operasi membantu individu memahami cara
mengalokasikan sumber daya secara efektif untuk memenuhi
permintaan produksi. Ini melibatkan perencanaan kapasitas,
manajemen inventaris, dan penjadwalan untuk memastikan bahwa
sumber daya digunakan secara optimal, yang mengarah pada
kelancaran operasi dan pengurangan kemacetan. (Slack, Brandon-
Jones dan Hefeez, 2019)
4. Pengambilan Keputusan Strategis
Manajemen Operasi memberikan wawasan tentang proses
pengambilan keputusan strategis dalam suatu organisasi. Ini
melibatkan pertimbangan faktor-faktor seperti permintaan pasar,
persaingan, dan kemajuan teknologi saat mengembangkan strategi
produksi Dengan mempelajari Manajemen Operasi, individu dapat
mengembangkan keterampilan analitis dan memperoleh pemahaman
holistik tentang bagaimana keputusan operasional memengaruhi
kinerja bisnis secara keseluruhan.
5. Optimalisasi Rantai Pasokan
Manajemen Operasi mencakup manajemen rantai pasokan, yang
berfokus pada aliran barang dan jasa yang efisien dari pemasok ke
pelanggan Pembelajaran Manajemen Operasi membantu individu
memahami cara mengoordinasikan dan mengoptimalkan berbagai
aktivitas rantai pasokan, seperti pengadaan, logistik, dan distribusi,
yang mengarah pada peningkatan layanan pelanggan dan
pengurangan waktu tunggu. (Krajewski dan Malhotra, 2022)
Bab 8 Manajemen Operasional 135
Disamping isu-isu tersebut, masih ada isu lain yang tentunya harus
diperhatikan oleh perusahaan atau organisasi yang bisa berdampak pada
operasional perusahaan. Pentingnya Manajemen Operasional adalah untuk
memperhatikan perkembangan yang terjadi di dunia saat ini agar organisasi
dapat menghadapi tantangan yang dihadapi dalam lingkungan bisnis yang
berubah dengan cepat. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
Manajemen Operasional, organisasi dapat meningkatkan efisiensi operasional,
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan kualitas produk
atau layanan, menghadapi persaingan yang ketat, mengatasi kompleksitas
rantai pasokan global, dan mengadopsi teknologi digital yang sedang
berkembang. Dalam dunia yang terus berubah ini, Manajemen Operasional
memainkan peran krusial dalam menghadapi tantangan, menjaga daya saing,
dan mencapai keberhasilan jangka panjang. Dengan mempelajari dan
mengimplementasikan konsep-konsep Manajemen Operasional yang relevan,
organisasi dapat beradaptasi dengan perubahan pasar, memanfaatkan peluang
yang muncul, dan memberikan nilai tambah yang signifikan kepada pelanggan
dan pemangku kepentingan lainnya.
138 Pengantar Bisnis
Bab 9
Keuangan Bisnis
6. Masalah Agen
Masalah ini terjadi karena adanya perbedaan tujuan antara pemegang
saham dan manajer umum yang bertanggung jawab membuat
keputusan untuk mengelola perusahaan atas nama pemegang saham
(Jensen and Meckling, 1976). Secara umum, tujuan pemegang saham
adalah memaksimalkan nilai perusahaan dalam jangka panjang
manajer umum membuat keputusan dengan sadar bahwa mereka akan
berada di perusahaan untuk waktu yang lebih singkat daripada jangka
panjang. Oleh karena itu, masalah bagi pemegang saham adalah
untuk merancang rencana dan mengembangkan skema insentif bagi
manajer umum untuk menyelaraskan tujuan kedua belah pihak.
7. Pajak Memengaruhi Keputusan Bisnis
Manajer, dengan kelalaian, mungkin membuat keputusan tanpa
mempertimbangkan pengaruh pajak. Pajak tentunya berbeda di setiap
negara dan keputusan harus dibuat dengan mempertimbangkan pajak.
Sebuah proyek harus ditolak jika menghasilkan hasil yang tidak
menguntungkan bahkan tanpa mempertimbangkan pajak. Setiap
keputusan yang berhubungan dengan investasi harus dibuat setelah
mempertimbangkan implikasi pajaknya.
8. Diversifikasi
Setiap manajer keuangan atau investor harus memahami bahwa
proyek dan investasi yang berbeda memiliki risiko dan imbal hasil
yang berbeda. Kita harus melakukan diversifikasi investasi. Dengan
demikian, kita dapat meminimalkan kerugian akibat terjadinya risiko
atau memaksimalkan imbal hasil kita.
9. Etika
Individu atau organisasi yang etis memperlakukan orang lain dengan
adil, secara hukum, dan jujur. Seorang manajer keuangan harus
menjadi orang yang etis untuk menjaga kepercayaan semua
pemangku kepentingan.
10. Opsi Bernilai
Opsi bernilai terutama karena memberikan pilihan kepada pengambil
keputusan. Dengan demikian, pemegang opsi dapat mengurangi
Bab 9 Keuangan Bisnis 143
Hasil perhitugan ini dapat digambarkan pada time line seperti berikut
ini:
2. Present Value
Agar bisa mencapai jumlah uang di masa depan yang diinginkan, kita
perlu menghitung berapa banyak uang yang harus diinvestasikan
pada hari ini dengan tingkat bunga yang ditentukan. Dalam hal ini,
nilai uang saat ini menjadi penting karena mencerminkan jumlah
yang harus diinvestasikan saat ini agar mencapai tujuan keuangan di
masa depan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
Misalkan kita ingin menentukan nilai sekarang dari suatu jumlah
uang yang akan diterima di masa depan. Anda memiliki informasi
sebagai berikut jumlah uang yang akan diterima di masa depan Rp
10.000.000; tingkat diskonto 5%; periode waktu 3 tahun. Untuk
menghitung present value, rumus yang digunakan sebagai berikut:
Present Value= Future Value/(1 + r)n
Present Value= Rp 10.000.000/(1 + 0.05)3
= Rp 10.000.000/(1.05)3
= Rp 10.000.000/1.157
= Rp 8.643.042
Jadi, present value dari Rp 10.000.000 yang akan diterima dalam 3
tahun dengan tingkat diskonto 5% adalah sekitar Rp 8.643.042. Hasil
perhitugan ini dapat digambarkan pada time line seperti berikut ini:
Bab 9 Keuangan Bisnis 151
Jumlah Jumlah
Aktiva Kewajiban & Ekuitas
(Rp) (Rp)
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
-Kas 10.000 -Hutang Usaha 20,000
Kewajiban Jangka
-Bank 20,000
Panjang
-Piutang Usaha 40.000 -Hutang Bank 85,000
-Persediaan 40.000 Total Kewajiban 105.000
Total Aktiva
110.000
Lancar
Ekuitas
Aktiva Tetap -Modal 80.000
152 Pengantar Bisnis
Penjualan 120.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal 27.000
Pembelian 65.000 +
Barang Tersedia Untuk Dijual 92.000
Persediaan Akhir 40.000-
HPP 52.000
Laba Kotor 68.000
Baya Umum & Administrasi:
Biaya Gaji 25.000
Bab 9 Keuangan Bisnis 153
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 (𝑇𝐴𝑇𝑂) =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
3. Rasio Leverage (Leverage Ratio), yaitu rasio yang mengukur
seberapa banyak perusahaan menggunakan dana sari hutang. Rasio
ini terdiri dari:
a. Debt ratio (Rasio Hutang)
Debt ratio merupakan rasio antara total hutang (total debt)
dengan total aset (total assets).
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
b. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Total Hutang terhadap Modal
Sendiri)
Rasio keuangan yang mengukur sejauh mana suatu perusahaan
dibiayai oleh hutang.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
4. Rasio Keuntungan (Profitability Rasio) atau rentabilitas yaitu rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dari penggunaan modal. Rasio ini terdiri dari:
a. Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin merupakan perbandingan laba kotor dengan
penjualan bersihnya.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝐻𝑃𝑃
𝐺𝑃𝑀 = × 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
b. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin merupakan keuntungan penjualan setelah
menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑁𝑃𝑀 = × 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
c. Return on Investement (ROI)
ROI adalah metrik yang berguna bagi bisnis untuk melacak
kinerja investasi mereka. Ini dapat digunakan untuk
membandingkan profitabilitas berbagai investasi dan untuk
membuat keputusan tentang peluang investasi di masa depan.
Bab 9 Keuangan Bisnis 157
10.1 Pendahuluan
Perusahaan dalam menjalankan operasinya akan selalu berinteraksi dengan
lingkugan. Perubahan lingkungan yang begitu cepat telah membuat banyak
perusahaan mengalami keterpurukan karen ketidak mampuan mereka dalam
beradaptasi terhadap perubahan. Agar perusahaan bisa bertahan ditengah
kondisi lingkungan yang terus bergolak, maka perusahaan perlu merumuskan
suatu strategi yang tepat guna memampukan perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Manajemen strategi merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh pihak menajemen guna merumuskan dan
mengimplementasikan sejumlah rencana guna mencapai sasaran organisasi.
Inti dari manajemen strategis adalah merumuskan tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi, mengidentifikasi sumber daya yang ada, dan bagaimana
sumber daya tersebut dapat digunakan secara paling efektif demi tercapainya
tujuan strategis perusahaan.
Manajemen strategis saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman
untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. oleh karena itu pada bab ini
akan dibahas berbagai hal yang menyangkut manajemen strategi secara umum.
Sehingga pembaca bisa memahami arti penting sebuah strategi dan bagaimana
proses dalam merumuskan dan mengiplementasikan serta mengevaluasi
160 Pengantar Bisnis
Gambar 10.1: Hierarki Strategi dengan SBU Majemuk dan SBU Tunggal
Pada bagian bawah dari tingkatan pengambilan keputusan adalah tingkat
fungsional, yang terdiri atas manajer produk, manajer wilayah atau manajer
area fungsional. Strategi fungsional berkaitan dengan interpretasi peran dari
fungsi atau departemen dalam menerapkan strategi kompetitif yang
menekankan pada pemaksimalan sumber daya produktif dan kompetensi yang
dimiliki guna memperbaiki kinerja perusahaan. Mereka mengembangkan
suatu tujuan tahunan serta merumuskan strategi jangka pendek untuk bidang-
bidang seperti produksi, operasi, penelitian dan pengembangan (R&D),
akuntansi dan keuangan, pemasaran serta hubungan dengan masyarakat.
Sebagai contoh strategi yang dilakukan oleh departemen pemasaran dalam
meningkatkan penjualan. Dengan melakukan strategi fungsional
pengembangan pasar, bagian pemasaran berusaha menjual produk yang ada
sekarang bukan hanya pada pasar yang sudah dilayani sekarang melainkan
juga pada pelanggan baru di wilayah geografis yang baru.
162 Pengantar Bisnis
Gambar 10.1 di atas menunjukkan Tiga level tingkatan strategis yang meliputi
strategi korporasi, bisnis dan fungsional ini berinteraksi erat dan berkelanjutan
dan harus diintegrasikan dengan baik demi keberhasilan perusahaan.
pasar dan pemasarannya, sumber daya yang dimiliki organisasi (baik fisik
maupun non fisik) serta teknologi yang diadopsi. Formulasi strategi yang
keliru akan memberikan dampak yang kurang baik bagi perusahaan. Oleh
karana itu pihak manajemen harus betul-betul dapat memahami dan
mencermati setiap perubahan atau kemungkinan yang dapat terjadi.
Perumusan strategi meliputi penentuan misi perusahaan, penentuan tujuan
yang ingin dicapai, serta pengembangan strategi dan penetapan kebijakan.
Misi
Setiap perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan besar pastinya
memiliki misi. Misi merupakan tujuan unik yang membedakan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dan mendefinisikan lingkup
operasi perusahaan dalam pasar yang dilayani, produk yang ditawarkan dan
teknologi yang digunakan. Misi perusahaan dapat mencerminkan tujuan
ataupun alasan mengapa perusahaan ada. Pernyataan misi mengembangkan
harapan dari seluruh pemangku kepentingan atas kinerja yang akan dicapai
perusahaan dalam jangka panjang.
Walaupun ada Sebagian perusahaan memandang misi tidak penting, namun
ada beberapa alasan yang mendasari agar perusahaan perlu merumuskan misi
mereka. King dan Cleland dalam Amirullah (2015) mengemukakan beberapa
alasan perlunya misi dalam perusahaan di antaranya:
1. Misi dapat memastikan kesamaan tujuan dalam organisasi.
Manajemen dalam berbagai tingkatan dan setiap anggota organisasi
pastinya memiliki tujuan yang berbeda-beda. Dengan adanya misi
yang dirumuskan oleh perusahaan maka perbedaan tujuan itu dapat
disatukan.
2. Misi bisa menjadi landasan untuk memotivasi pemanfaatan sumber
daya organisasi. Keberagaman sumber daya yang dimiliki oleh
organisai menuntut pihak manajemen untuk bisa memanfaatkanya
secara optimal guna membantu pencapaian tujuan organisasi
3. Misi dapat mengembangkan landasan atau standar untuk
mengalokasikan sumber daya organisasi
4. Misi dapat menjadi dasar dalam menetapkan warna umum iklim
organisasi
Bab 10 Manajemen Strategi 165
5. Misi dapat berfungsi sebagai titik fokus bagi mereka yang sepakat
dengan tujuan umum dan arah organisasi dan mengahalangi mereka
yang tidak sepakat agar tidak lagi melibatkan diri dalam kegiatan
perusahaan
6. Misi dapat berfungsi untuk memudahkan penerjemahan sasaran dan
tujuan ke dalam struktur kerja yang mencakup penetapan tugas
kepada setiap elemen yang bertanggung jawab dalam perusahaan
7. Misi dapat menegaskan tujuan umum perusahaan dan sebagai
perwujudan tujuan-tujuan umum tersebut menjadi tujuan yang lebih
spesifik hingga parameter biaya, waktu, dan kinerja dapat ditetapkan
dan dikendalikan.
Ada tiga komponen utama dalam perumusan misi yaitu produk atau jasa dasar,
pasar primer dan teknologi utama. Ketiga komponen ini tidak dapat dilepaskan
dari rumusan misi.
1. Produk atau jasa dasar; pernyataan misi suatu perusahaan harus
mencerminkan pada aspek produk ataupun jasa yang dihasilkan.
Produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan setidaknya memberikan
manfaat sesuai dengan harga yang ditawarkan.
2. Pasar primer; Produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan
diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen dari segmen
pasar tertentu. Dengan kata lain misi perlu menyampaikan kepada
siapa dan di mana produk itu ditawarkan sehingga perusahaan tidak
perlu melayani semua konsumen yang ada.
3. Teknologi utama; informasi ini meliputi penggunaan peralatan, mesin
material, Teknik dan proses yang ada dalam organisasi. teknologi
yang digunakan dalam produksi akan menghasilkan produk yang
kompetitif baik dari segi harga maupun kualitas
Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dari aktivitas yang dilakukan
perusahaan. Sama halnya dengan penentuan misi, tujuan maupun sasaran
perusahaan juga penting untuk diperhatikan. Tujuan menjadi landasan utama
dalam menggariskan setiap kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan.
Berdasarkan jangka waktunya tujuan perusahaan digolongkan menjadi dua:
1. Tujuan jangka panjang yaitu hasil yang ingin dicapai oleh suatu
perusahaan selama periode beberapa tahun. Untuk mencapai
kesejahteraan dalam jangka panjang, para perencana strategis
umumnya menetapkan tujuan ataupun sasaran jangka panjang
sebagai berikut:
a. Profitabilitas
Semua perusahaan yang ingin beroperasi dalam jangka panjang
akan bergantung pada pencapaian tingkat laba yang layak.
Perusahaan yang dikelola secara strategis pada umumnya
memiliki tujuan laba, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
keuntungan perlembar saham atau tingkat pengembalian atas
ekuitas.
b. Produktivitas
Perusahaan yang meningkatkan hubungan masukan keluaran
biasanya meningkatkan produktivitas. Sasaran produktivitas yang
umum digunakan adalah jumlah produk atau layanan yang
dihasilkan per unit masukan. Selain itu produktivitas juga
dinyatakan dalam bentuk penurunan biaya yang diharapkan.
c. Posisi bersaing
Perusahaan yang lebih besar biasanya menetapkan target untuk
posisi kompetitif mereka dan sering menggunakan total penjualan
atau pangsa pasar untuk mengukur posisi kompetitif.
d. Pengembangan dan hubungan Karyawan
Keputusan strategik sering memasukkan tujuan pengembangan
karyawan dalam rencana jangka panjang mereka. Beberapa hasil
dari tujuan seperti ini adalah program keselamatan kerja,
Bab 10 Manajemen Strategi 167
Strategi
Strategi perusahaan adalah desain komprehensif tentang bagaimana
perusahaan mencapai misi dan tujuannya. Strategi yang baik dapat
memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan kendala
168 Pengantar Bisnis
kompetitif. Banyak ahli perencanaan percaya bahwa filosofi umum bisnis yang
disajikan dalam pernyataan misi harus diubah menjadi pernyataan holistic
tentang arah strategis perusahaan sebelum dikembangkan lebih lanjut menjadi
strategi jangka panjang. Dengan kata lain, strategi besar atau jangka panjang
harus didasarkan pada ide dasar bagaimana perusahaan dapat bersaing secara
maksimal di pasar.
Istilah umum untuk gagasan inti ini adalah strategi umum. Strategi umum
merupakan gagasan inti mengenai bagaimana suatu perusahaan dapat bersaing
secara unggul di pasar. Perusahaan dalam mengembangkan strategi jangka
panjang harus mendasarkan pada upaya untuk menemukan satu atau lebih
keunggulan kompetitif berdasarkan salah satu dari tiga strategi umum berikut:
1. Berupaya untuk mencapai keunggulan biaya rendah secara
keseluruhan dalam industri
2. Berupaya untuk menciptakan dan memasarkan produk unik kepada
berbagai kelompok pelanggan melalui diferensiasi
3. Mengupayakan daya tarik khusus bagi satu atau lebih kelompok
pelanggan atau pembeli industri dengan berfokus pada biaya atau
diferensiasi
Selain strategi umum, perusahaan juga bisa mengadopsi satu atau lebih strategi
utama yang sering kali juga disebut sebagai strategi inti atau strategi bisnis
yang memberikan arahan dasar untuk tindakan-tindakan strategis perusahaan.
Strategi ini menjadi dasar untuk usaha yang terkoordinasi dan
berkesinambungan yang ditujukan untuk mencapai tujuan jangka panjang
perusahaan. Ada lima belas strategi utama yang bisa diadopsi oleh perusahaan
di antaranya: Pertumbuhan Terkonsentrasi, Pengembangan Pasar (market
development), Pengembangan Produk, Inovasi, Integrasi Horisontal, Integrasi
Vertikal, Diversifikasi Konsentrik, Diversifikasi Konglomerat, Strategi
berbenah diri (Turn around), Divestasi, Likuidasi, Usaha Patungan, Aliansi
Strategik, dan Konsorsium, Keiretsu dan Chaebol.
Kebijakan
Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif seperti saat ini, kecepatan
merupakan aspek penting bagi keberhasilan organisasi. Salah satu cara yang
digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan kemampuan dalam
memberikan respon adalah dengan memungkinkan keputusan dapat diambil
pada tingkatan manajemen terendah dalam organisasi. Kebijakan menyediakan
Bab 10 Manajemen Strategi 169
kompetitif dan kesuksesan dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini. Dalam
lingkungan yang terus berkembang dengan cepat, kemampuan untuk
mengomunikasikan ide, informasi, dan tujuan dengan jelas dan persuasif
menjadi semakin penting.
2. Pesan
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan oleh pengirim kepada
penerima. Pesan bisa berupa ide, instruksi, pandangan, atau data yang
relevan dengan konteks bisnis tertentu. Pesan harus disusun dengan
jelas, terstruktur, dan disesuaikan dengan audiens yang dituju.
3. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi adalah medium yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Ini dapat mencakup komunikasi lisan seperti
pertemuan tatap muka, telepon, atau presentasi, serta komunikasi
tertulis seperti email, surat, laporan, atau pesan melalui platform
kolaborasi online. Pemilihan saluran komunikasi yang tepat penting
untuk memastikan pesan disampaikan dengan efektif.
4. Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi yang efektif sangat penting dalam
komunikasi bisnis. Ini termasuk keterampilan mendengarkan aktif,
kemampuan berbicara dengan jelas dan terstruktur, kemampuan
menulis dengan baik, dan kemampuan membaca dengan pemahaman.
Keterampilan komunikasi yang baik membantu menghindari
kesalahpahaman, membangun hubungan yang kuat, dan mencapai
tujuan komunikasi yang diinginkan.
5. Konteks dan Budaya
Konteks dan budaya organisasi memengaruhi cara komunikasi bisnis
dilakukan. Setiap organisasi memiliki norma, nilai, dan kebiasaan
komunikasi yang unik. Memahami konteks dan budaya organisasi
penting untuk mengadaptasi pesan dan gaya komunikasi agar sesuai
dengan lingkungan bisnis yang ada.
6. Umpan Balik
Umpan balik merupakan respons atau tanggapan yang diberikan oleh
penerima terhadap pesan yang diterima. Umpan balik dapat berupa
pertanyaan, klarifikasi, tanggapan positif, atau tanggapan kritik. Ini
memungkinkan pengirim untuk memahami sejauh mana pesan telah
dipahami dan meresponnya dengan tepat jika ada kebutuhan
perubahan atau penjelasan tambahan.
176 Pengantar Bisnis
7. Etika Komunikasi
Etika dalam komunikasi bisnis sangat penting. Ini melibatkan
kejujuran, integritas, dan penghormatan terhadap pemangku
kepentingan. Etika komunikasi bisnis memastikan bahwa pesan
disampaikan dengan jujur, akurat dan sesuai dengan nilai organisasi.
hal ini juga mencakup penghormatan terhadap kerahasiaan informasi,
penggunaan bahasa yang sopan dan menghindari manipulasi atau
penipuan dalam komunikasi.
keenam tahapan diatas dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini:
6. Menghadapi ketidakpastian
Inovasi sering kali melibatkan eksperimen dan menghadapi
ketidakpastian. Tidak semua upaya inovatif akan berhasil, dan ada
risiko kegagalan. Namun, menghadapi ketidakpastian dengan
optimisme dan fleksibilitas adalah bagian penting dari proses inovasi.
Mengambil risiko yang terukur, belajar dari kegagalan, dan
melakukan perbaikan iteratif dapat membawa kita lebih dekat pada
solusi yang sukses.
7. Mendorong pengadopsian dan skala
Inovasi sejati adalah ketika solusi yang dikembangkan dapat diadopsi
secara luas dan memberikan dampak yang signifikan. Oleh karena
itu, penting untuk merancang solusi dengan mempertimbangkan
faktor-faktor pengadopsian, seperti keberlanjutan, ketersediaan
sumber daya, dan kebutuhan pengguna. Memperkuat model bisnis,
menciptakan kesadaran, memberikan pelatihan, dan memastikan
ketersediaan infrastruktur yang diperlukan adalah beberapa langkah
penting dalam memperluas pengaruh dan skala inovasi.
baik menghadapi kesulitan dunia yang berubah dengan cepat, ini memberikan
peluang baru untuk pengalaman belajar individual dan interaktif. Pendidikan
kini lebih inklusif dan fleksibel karena demokratisasi aksesnya melalui
teknologi digital dan platform online. Massive Open Online Courses
(MOOCs), lingkungan pembelajaran online, dan aplikasi pendidikan telah
meningkatkan akses ke peluang pengembangan keterampilan dan
pembelajaran seumur hidup.
Sistem pembelajaran adaptif yang didukung kecerdasan buatan (AI)
menawarkan jalur pembelajaran yang dapat disesuaikan yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu, meningkatkan proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil akademik (Serdyukov, 2017). Selain itu, inovasi dalam
pendidikan melampaui pendekatan yang ditingkatkan secara teknologi. Ini
mencakup strategi pedagogis mutakhir, desain kurikulum, dan teknik
pengajaran yang mendorong pemikiran kritis, kreativitas, dan kemampuan
pemecahan masalah. Ini memberi siswa keterampilan yang mereka butuhkan
untuk berhasil menavigasi dunia yang menjadi lebih rumit dan terhubung
dengan mendorong mentalitas inventif dalam diri mereka (Drake & Reid,
2018).
Perkembangan E-Commerce
Pertumbuhan e-commerce telah mengubah cara bisnis beroperasi dan
berinteraksi dengan pelanggan di era digital. E-commerce, yang merupakan
industri yang didedikasikan untuk aktivitas pembelian dan penjualan online,
baru-baru ini mengalami beberapa kekalahan serius.
Berikut adalah informasi lebih lanjut tentang pertumbuhan e-commerce dan
implikasinya untuk model bisnis:
1. Pertumbuhan yang Pesat:
E-commerce telah mengalami masalah yang signifikan sebagai akibat
dari akses internet yang lambat dan perubahan perilaku konsumen.
Karena kemudahan, keamanan, dan fleksibilitas yang ditawarkan
oleh belanja online, konsumen saat ini lebih cenderung untuk
melakukannya. Selain itu, peningkatan teknologi mobile dan perilaku
konsumen yang lebih baik telah memungkinkan pelanggan untuk
melakukan pembelian online kapan saja dan dari mana saja.
2. Peningkatan Aksesibilitas:
E-commerce telah membuat lebih mudah bagi semua orang untuk
mengakses pembelian. Orang dapat dengan mudah menemukan
produk yang mereka inginkan dengan membandingkan harga dari
berbagai penjual, membaca deskripsi produk, dan menempatkan
pesanan mereka hanya dengan beberapa klik. Tidak ada lagi
hambatan geografis atau batas waktu yang mencegah konsumen
menerima barang yang mereka butuhkan.
3. Perubahan Perilaku Konsumen:
Pertumbuhan e-commerce telah menurunkan perilaku konsumen
secara signifikan. Konsumen lebih mungkin daripada sebelumnya
untuk melakukan penelitian internet sebelum melakukan pembelian,
membaca ulasan pelanggan lain, dan menggunakan platform media
sosial untuk meminta saran dan wawasan dari orang lain. Mereka
juga lebih memilih layanan pelanggan yang dipersonalisasi dan
relevan, yang mendorong bisnis untuk mengadopsi strategi
pemasaran yang lebih terfokus dan memberikan pelayanan pelanggan
yang lebih baik di platform e-commerce mereka sendiri.
198 Pengantar Bisnis
Keuntungan utama dari model DTC adalah kendali yang dimiliki bisnis atas
kepuasan pelanggan. Perusahaan dapat menangkap, mengelola, dan
sepenuhnya memanfaatkan setiap aspek interaksi dengan pelanggan dengan
menjual produk langsung kepada konsumen. Ini termasuk meluncurkan situs
web atau aplikasi e-commerce, mengembangkan strategi penetrasi yang
ditargetkan, dan memberikan layanan klien yang lebih dipersonalisasi. Dengan
melakukan ini, bisnis dapat menawarkan layanan pelanggan yang lebih
konsisten dan sesuai dengan nilai-nilai mereka.
Selain itu, model DTC memungkinkan bisnis untuk mendapatkan informasi
berharga tentang preferensi dan perilaku konsumen. Perusahaan dapat
mengumpulkan data persisten dari pelanggan, seperti preferensi produk, bias
pembelian, dan informasi demografis, dengan menerima alih penjualan
langsung. Informasi ini dapat digunakan untuk lebih memahami pelanggan,
menemukan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka, dan
mengembangkan strategi pemasaran yang menembus untuk meningkatkan
retensi pelanggan dan menghasilkan penjualan yang lebih menguntungkan.
Selain itu, model DTC memberikan manfaat finansial bagi bisnis. Perantara
tradisional dapat dihilangkan, memungkinkan bisnis untuk mengurangi biaya
yang terkait dengan distribusi, pemasaran, dan bentuk kompensasi lainnya
yang harus ditangani sesuai dengan perantara. Ini memungkinkan perusahaan
untuk menawarkan barang kepada pelanggan dengan harga yang lebih
kompetitif atau meningkatkan kesuksesan finansial mereka sendiri.
Model bisnis saat ini merusak kemampuan bisnis untuk beradaptasi dengan
kemajuan teknologi dan perilaku konsumen di era digital. Kecepatan akses
internet, pertumbuhan e-commerce, dan penggunaan perangkat mobile adalah
beberapa faktor kunci yang memegaruhi perubahan ini. Model bisnis yang
didasarkan pada perencanaan jangka panjang, ekonomi terbuka, dan
komunikasi berkelanjutan dengan pelanggan telah menjadi tren yang
signifikan. Untuk menanggapi perubahan ini, perusahaan harus fokus pada
faktor-faktor yang memperburuk, mengikuti tren saat ini, dan terus berinovasi
untuk tetap relevan dan meningkatkan penjualan di era digital yang sedang
berlangsung.
Bab 13
Analisis dan Pengambilan
Keputusan Bisnis
13.1 Keputusan
Keputusan (decision) secara harfiah berarti pilihan (choice). Pilihan yang
dimaksud di sini adalah pilihan dari dua atau lebih kemungkinan, atau dapat
dikatakan pula sebagai keputusan dicapai setelah dilakukan pertimbangan
dengan memilih satu kemungkinan pilihan. Pengambilan keputusan senantiasa
berkaitan dengan problem atau masalah dalam organisasi, sifat hakiki dari
pengambilan keputusan adalah memilih satu dua atau lebih alternatif
pemecahan masalah menuju satu situasi yang diinginkan, melalui keputusan
atau penetapannya orang berharap akan tercapai suatu pemecahan masalah dari
problem yang terjadi. Sehingga dapat disimpulkan pengertian dari keputusan
adalah aktivitas memilih dan menetapkan suatu strategi atau tindakan dalam
mengatasi suatu masalah.
Membuat keputusan bukanlah perkara yang mudah. Suatu keputusan perlu
memiliki rasionalitas, mempunyai batasan yang jelas antara baik dan buruk,
serta dapat direalisasikan. Agar suatu keputusan memiliki elemen – elemen
tersebut, eksekutif dan semua orang dalam aktivitas bisnis perlu memahami
204 Pengantar Bisnis
2. Meningkatkan Keuntungan
Pertimbangan yang tepat juga membantu perusahaan membuat
keputusan bisnis yang cerdas dan meningkatkan profitabilitas masa
depan mereka. Ini tidak hanya mencakup proses pengambilan
keputusan pembelian perusahaan, tetapi juga proses lain seperti
saluran penjualan baru, penawaran produk yang cerdas, dan strategi
periklanan yang tepat.
3. Pengaruh Terhadap Rekrutmen
Keputusan bisnis yang baik tentang perekrutan dan pelatihan
berdampak positif pada perusahaan Anda. Hal ini memudahkan
perusahaan untuk mempertahankan talenta terampil yang mereka
butuhkan, dan bagi karyawan untuk merasakan tingkat kepuasan
tertentu dengan pekerjaan yang mereka lakukan di masa mendatang.
4. Profesionalisme
Secara keseluruhan, informasi untuk strategi bisnis dan pengambilan
keputusan terkait menunjukkan profesionalisme unggul dalam
lingkungan bisnis baik untuk penyelia, tim, dan pemangku
kepentingan lainnya.
2. Keputusan Operasional
Ini adalah keputusan bisnis yang dibuat setiap hari oleh karyawan
perusahaan. Keputusan operasional ini mencakup persyaratan
pengiriman produk, proses inventaris produk, pengiriman produk ke
pelanggan, penggunaan anggaran departemen, proses
pemasaran/penjualan, dan banyak lagi.
3. Keputusan Kebijakan Bisnis
Ini adalah berbagai keputusan terkait karyawan seperti tunjangan
karyawan, liburan berbayar, kebijakan SDM terkait rahasia dagang,
cuti melahirkan, kebijakan perusahaan terkait tunjangan konsumen
dan karyawan, cuti sakit, dan sebagainya.
4. Keputusan Struktur Bisnis
Keputusan mengenai struktur bisnis ini biasanya dibuat oleh
perusahaan sebelum mulai beroperasi. Selain itu, tergantung pada
perusahaannya, struktur bisnis seringkali berubah bahkan setelah
aktivitas bisnis jangka panjang, dan perlu dilakukan penyesuaian dari
sudut pandang perusahaan. Struktur bisnis ini secara umum dipahami
berarti aturan yang dibuat oleh badan hukum yang menjalankan
bisnis.
5. Keputusan Keuangan
Hal ini merupakan keputusan manajemen yang diambil untuk
mempertahankan posisi keuangan perusahaan. Ini termasuk
mengalokasikan anggaran ke semua area perusahaan, menentukan
HPP dan biaya produksi, kegiatan investasi, menyelesaikan hutang,
membayar gaji karyawan, dan banyak lagi.
6. Keputusan Rekrutmen
Keputusan perekrutan merupakan keputusan yang berkaitan dengan
kebijakan perusahaan mengenai proses rekrutmen karyawan. Ini
biasanya dilakukan dengan beberapa cara, termasuk mengidentifikasi
kebutuhan perekrutan, deskripsi pekerjaan yang ditawarkan, evaluasi
kandidat, dan proses wawancara. Proses ini biasanya melibatkan
banyak pihak, tetapi keputusannya sendiri dibuat oleh manajemen
puncak.
Bab 13 Analisis dan Pengambilan Keputusan Bisnis 207
7. Keputusan Teknologi
Keputusan bisnis yang satu ini adalah keputusan yang dibuat oleh
para profesional bisnis mengenai kebutuhan teknologi departemen
mereka dan organisasi secara keseluruhan. Teknologi pengambilan
keputusan perusahaan ini biasanya mengacu pada berbagai perangkat
lunak SDM, perangkat komunikasi, peralatan kantor, database
perusahaan, dan sebagainya.
Selain itu, tantangan umum yang dihadapi oleh bisnis adalah kurangnya sistem
yang mengintegrasikan pemantauan karyawan secara real-time dan akurat.
Oleh karena itu, perusahaan juga harus mengambil keputusan yang dapat
membedakan dirinya berdasarkan:
1. Pembuatan Keputusan dalam kondisi kepastian (Certainty), yaitu
Informasi yang akurat, andal, dan terukur tersedia untuk mendukung
pengambilan keputusan, memungkinkan manajer memprediksi apa
yang akan terjadi di masa depan.
2. Pembuatan keputusan dengan kondisi risiko (risk), Artinya, manajer
mengetahui probabilitas dari setiap kemungkinan hasil, tetapi
informasi yang lengkap tidak tersedia.
3. Pembuatan keputusan dalam kondisi ketidakpastian (Uncertainty),
Dengan kata lain, manajer tidak dapat mengetahui probabilitas
keberhasilan mereka sendiri. Jadi keputusan ini biasanya berarti
membuat keputusan penting.
Selanjutnya, analis bisnis perlu menghitung nilai yang diharapkan dari setiap
opsi menggunakan perhitungan seperti berikut:
Nilai opsi yang diharapkan = (probabilitas keberhasilannya x potensi
pendapatan) + (probabilitas kegagalannya x potensi kerugian)
1. Nilai yang diharapkan dari Opsi A = (40% x Rp 300.000.000) +
(60% x (– Rp 150.000.000)) = Rp 30.000.000
2. Nilai yang diharapkan dari Opsi B = (75% x Rp 400.000.000) + (25%
x (– Rp 200.000.000)) = Rp 300.000.000
Nah, bagi Anda yang ingin mengambil keputusan dengan mudah, terutama
dalam keuangan bisnis, Anda membutuhkan laporan keuangan yang lebih
akurat. Dengan adanya laporan keuangan dengan data yang detail dan akurat,
Anda bisa dengan mudah mengambil keputusan dengan lebih yakin. Namun,
sebelum itu perhatikan juga bahwa laporan keuangan Anda telah memiliki data
yang akurat dan detail, serta mencakup seluruh informasi dari perangkat lunak
terkait persediaan barang yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
Jurnal merupakan salah satu perangkat lunak atau software accounting yang
membantu Anda membuat laporan keuangan dengan data lebih akurat,
sehingga mempermudah Anda dalam mengambil keputusan lebih mudah,
cepat, dan yakin.
Bab 14
Manajemen Proyek
14.1 Pendahuluan
Tanpa disadari manusia dalam kehidupan sehari-hari sering sekali
menjalankan sebuah atau beberapa proyek dalam skala besar maupun kecil,
hanya saja banyak yang tidak menyadari bahwa seseorang itu sedang
menjalankan sebuah proyek. Sebagai contoh seorang suami yang selama ini
terbiasa bekerja di kantor namun pada hari libur diminta oleh istrinya untuk
pergi berbelanja ke pasar, hal ini merupakan sebuah proyek bagi sang suami di
mana ia adalah pelaksana dan istrinya adalah pelanggan yang harus dipuaskan.
Jadi apakah yang dimaksud dengan proyek sebelum kita membahas lebih
dalam mengenai manajemen proyek. Mari kita perhatikan perjalanan sejarah
secara singkat proyek-proyek yang dilakukan oleh manusia sebelum dan
sesudah abad ke-20 dan juga faktor-faktor pendukung terjadinya proyek
modern. Sebelum abad ke-20 proyek-proyek yang dijalankan seringkali
berhubungan dengan keindahan, seperti contohnya bangunan-banungan
bersejarah, istana-istana raja, makam-makam, jembatan dan tembok-tembok
pertahanan, di mana saat itu biaya tenaga kerja masih rendah bahkan sangat
rendah apabila menggunakan budak belian, dan saat itu belum terdapat profesi
manajemen proyek. Pada tahun 1900 sampai akhir 1940 mulai muncul ilmu-
ilmu yang mendalami bidang manajemen, bagaimana perilaku orang dalam
pekerjaan, munculnya Gantt Chart yang diciptakan oleh Henry Gantt dan
216 Pengantar Bisnis
dimulainya pengenalan akan Jalur Kritis (Critical Path). Kemudian pada tahun
1950 sampai akhir 1960 an lembaga-lembaga pemerintah di negara-negara
maju mulai mendalami lebih lanjut Metode Jalur Kritis, dan dengan
ditemukannya Komputer mula-mula yang dapat sedikit lebih sedikit
menjalankan perangkat lunak manajemen proyek yang sederhana, organisasi-
organisasi sudah memiliki kepedulian yang tinggi kepada tenaga kerja dan
pada masa ini manajemen proyek sudah menjadi sebuah profesi yang diakui
perusahaan-perusahaan besar sehingga mulai dibentuknya asosiasi-asosiasi
manajemen proyek salah satunya adalah Project Management Institute yang
berdiri pada tahun 1969 di Pennsylvania, Amerika Serikat. Pada tahun 1970an
manajemen proyek sudah mulai memiliki cabang yaitu manajemen proyek
yang berhubungan dengan teknologi informatika di samping proyek-proyek
yang berhubungan dengan industri. Selain daripada itu mulai bertambahnya
perangkat lunak manajemen proyek dan mulai dibentuknya undang-undang
keselamatan kerja dan anti diskriminasi.
mencapai suatu solusi yang tepat. Namun seiring berjalannya waktu maka para
pelaku proyek akan mulai mendapatkan pengetahuan untuk mengerjakan
proyek tersebut dengan baik. Pada gambar 14.3 dibawah menggambarkan
perjalanan proyek dari awal hingga berjalan, pada awalnya para pelaku masih
mereka-reka sehingga masuk dalam tahap pemula, kemudian seiring
berjalannya waktu pengerjaan, lebih banyak pengetahuan didapatkan dan
meningkatnya volume dalam proyek yang dikerjakan maka jumlah variasi
menjadi semakin berkurang dan meningkatnya volume luaran dari proyek
tersebut.
Untuk dapat menjalankan proyek dengan efektif dan efisien maka perlu
adanya sebuah kerangka kerja agar proses manajemen proyek dapat berjalan
dengan baik. Kerangka Kerja 7S, yang juga dikenal sebagai Kerangka Kerja
McKinsey 7S, adalah model manajemen yang dikembangkan oleh para
konsultan di McKinsey & Company. Model ini memberikan pendekatan
holistik terhadap efektivitas organisasi dengan mengidentifikasi tujuh elemen
internal utama yang perlu diselaraskan dan dikoordinasikan untuk mencapai
kesuksesan pada sebuah proyek. Ke 7S tersebut adalah Strategy, Structure,
Systems, Staff, Skills, Style, Stakeholders.
Mari kita bahas satu per satu kerangka kerja ini:
1. Strategy
Dalam sebuah project, strategi adalah lebih dari sebuah perencanaan
ataupun lebih daripada sekadar hasil atau pernyataan, strategi adalah
sebuah proses. Ini melibatkan pertimbangan tingkat tinggi atas
tujuan, yang dapat dilihat sebagai poin-poin penting daripada rincian
aktivitas yang menjadi penuntun kepada setiap keputusan yang
diambil dalam setiap area dari sebuah proyek.
2. Structure
Struktur yang dimaksud disini adalah pengaturan sumber daya
manusia dalam organisasi dalam sebuah proyek. Dan setiap manajer
proyek perlu mempertanyakan pertanyaan kunci sehubungan dengan
struktur dalam proyek ini. Sebagai contoh, apakah tim proyek
merupakan tim yang akan didedikasikan secara penuh atau tim yang
'dipinjam' dari bagian lain dari organisasi atau organisasi lain, hanya
Bab 14 Manajemen Proyek 221
Gambar 14.7: Struktur organisasi untuk sebuah proyek yang mana tim-tim
dari divisi yang ada ”dipinjamkan” untuk sementara sampai proyek selesai.
Sebagai contoh sebuah perusahaan perbankan ingin membuat sebuah aplikasi
baru yang akan membantu para pelanggannya maka dibuatlah sebuah proyek
di mana proyek itu akan dijalankan oleh sebuah tim yang berasal dari berbagai
divisi atau departemen yang akan memberikan masukan-masukan dan
membantu menjalankan proyek sampai aplikasi itu selesai, ketika aplikasi itu
selesai, diuji kelayakannya dan diterima oleh para pemangku kepentingan,
maka tim dari proyek itu akan ”dikembalikan” ke divisi atau departemen
awalnya masing-masing.
Pengelolaan tim merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan
proyek, dan manajer proyek wajib memperhatikan politik dalam organisasi,
karena ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran berjalannya sebuah proyek,
itulah sebabnya penting sekali dalam perencanaan berbagai pemangku
kepentingan harus turut serta memutuskan. Dan selain daripada itu konflik
sumber daya (manusia, keuangan, bahan baku, dll) suatu hal yang harus
diperhatikan oleh manajer proyek, apalagi proyek selalu memiliki batasan-
batasan. Salah satu cara menghemat waktu dan biaya penting bagi manajer
proyek untuk memilah-milah pekerjaan yang disebut Work Breakdown
Structure (WBS) atau struktur rincian kerja. Ketika pekerjaan dijabarkan
secara terperinci satu persatu, maka tim proyek akan dapat menjalankannya
dengan efektif dan efisien.
Bab 14 Manajemen Proyek 227
Gambar 14.8: Contoh WBS (struktur rincian kerja) pada Bagian Pemasaran
Dari Proyek Pembuatan Aplikasi Perbankan.
Setelah WBS ditentukan, maka manajer proyek sebaiknya menyusun project
timeline atau garis waktu proyek. Begitu banyak aplikasi saat ini yang dapat
digunakan untuk membuat timeline ini. Penting bagi manajer proyek untuk
menganalisa kira-kira aktivitas apakah yang dapat dijalankan secara paralel
atau bersamaan. Sebagai conoh pada diagram 14.9 dibawah ini dapat dilihat
penghematan waktu yang bisa saja didapatkan setelah proses analisa.
Gambar 14.9: Proses Pendirian Tenda Bisa Menjadi Lebih Cepat Ketika Ada
Beberapa Aktivitas Dijalankan Secara Paralel Atau Bersamaan.
Pada bagan 14.9 diatas didapati bahwa aktivitas memasang rangka tenda,
merapikan tenda agar siap dipasang dan menggali parit sekeliling tenda dapat
dikerjakan bersama-sama sehingga waktu pemasangan bisa menjadi lebih
228 Pengantar Bisnis
cepat dibandingkan dengan bagan bagian atas di mana semua aktivitas harus
dilakukan secara serial atau berurutan. Setelah proses ini dilakukan, manajer
proyek perlu menentukan jalur kritis dari proses tersebut, jalur kritis adalah
jalur kegiatan yang tidak bisa dikerjakan secara paralel sehingga apabila terjadi
keterlambatan pada salah satu aktivitasnya maka seluruh rangkaian proyek
akan terganggu, seperti contoh pada bagan 14.9, jalur kritisnya adalah:
1. Aktivitas membongkar tenda dan rangka dari tasnya,
2. Memasang rangka tenda,
3. Memasang tenda pada rangkanya dan
4. Merapikan sisa-sisa tenda.
Agar manajer proyek bisa bekerja dengan lebih aman, penting bagi manajer
proyek untuk menentukan project buffer time atau cadangan waktu (Leach,
2000). Sebagai contoh, apabila waktu jalur kritis di atas adalah 15 menit, maka
di dalam perencanaan garis waktu yang akan diajukan kepada para pemangku
kepentingan sebaiknya adalah 25 menit dengan menambahkan tambahan 10
menit di akhir jalur kritis, sehingga apabila terjadi hal-hal diluar kendali seperti
force majeure (hujan turun) maka manajer proyek masih memiliki buffer untuk
menyelesaikan tugasnya. (Trietsch, 2005)
Gambar 14.10: Base Transceiver Station (BTS) Kabinet Yang Lama Akan
Memakan Waktu Pemasangan Yang Lebih Mahal Dari Segi Biaya
Pengerjaan, Material Pendukung Dan Memakan Waktu Yang Lebih Lama, Di
Mana BTS Flexi Yang Baru Jauh Lebih Murah Pemasangannya, Dapat
Dipasang Diberbagai Tempat Sehingga Material Pendukungnya Jauh Lebih
Murah, Waktu Pemasangan Yang Lebih Cepat Dan Kualitas Operasional
Yang Tetap Prima Berkat Teknologi. (Contoh Flexi BTS Nokia)
Bab 14 Manajemen Proyek 229
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proyek dapat ditutup
dengan baik:
1. Dokumentasi pendukung harus tertata rapi baik hardcopy maupun
softcopy karena ini adalah sumber pendapatan dari proyek tersebut,
tanpa adanya dokumentasi yang baik, maka akan sulit bagi tim
proyek melakukan rekonsiliasi dengan pihak klien
2. Pembelajaran yang didapatkan selama proses harus
didokumentasikan agar dapat dimanfaatkan pada proyek-proyek
selanjutnya, sehingga proyek dapat menjadi School of thought
(Silvius & Schipper, 2020)
3. Tutup semua sistem atau program-program yang digunakan selama
proyek untuk menjaga kerahasiaan dari proyek, ini dilaksanakan
setelan proses serah-terima dengan klien
4. Evaluasi anggota tim, mungkin ada yang akan dikembalikan kepada
departemennya, atau mungkin ada yang akan diajak pada proyek
selanjutnya.
5. Apabila proyek dilakukan dengan efektif dan efisien, pada umumnya
akan ada dana tersisa yang dapat menjadi bonus bagi para anggota
tim, hal ini sangatlah penting untuk mengangkat moral para anggota
tim proyek dan membuat mereka semangat apabila kedepannya
dipanggil kembali untuk menjalankan proyek
6. Pastikan, semua pemangku kepentingan mendapatkan yang
diinginkan berdasarkan porsinya masing-masing
Sulit sekali menemukan proyek yang sempurna, namun begitu banyak proyek-
proyek yang berhasil di tengah segala kekurangannya, karena dalam proyek
kerap kali muncul ketidak pastian dan emergence atau hal yang muncul di
tengah berjalannya proyek itu (Maylor et al. 2006). Namun semua kesalahan
atau kekurangan di dalam sebuah proyek dapat menjadi suatu pelajaran yang
berharga di proyek-proyek selanjutnya.
Bab 15
Manajemen Kualitas
15.1 Pendahuluan
Manajemen kualitas merupakan suatu aktivitas dalam perusahaan, yang
bertindak dalam penerapan standar, pengawasan hasil kerja atas suatu produk,
analisis penyimpangan yang terjadi dan pengambilan tindakan perbaikan atas
kekeliruan yang telah dilakukan dalam proses pembuatan atau penciptaan
suatu produk. Dengan kata lain manajemen kulaitas dimaksudkan untuk
memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal kualitas dapat tercermin dalam
hasil akhir (output) suatu perusahaan. Memang benar kalau ada seorang ibu
yang penjual makanan misalnya tempe atau tahu goreng yang mengatakan
kepada anaknya yang minta tempe atau tahu goreng kepada ibunya yang mana
di jawab oleh ibunya “Mengko sik yo le tak golekke sing cuwil opo sing
gosong” atau “Sebentar ya nak ibu carikan yang rusak” artinya adalah Kita
akan menjual produk yang baik baik saja dan yang rusak tidak dijual yang
mana hal ini merupakan manifestasi dari kegiatan Manajemen Mutu atau
Kualitas, dengan demikian selain melakukan pengawasan terhadap proses
pembuatan output yang dimulai sejak sejak bahan baku, proses produksi atau
proses konfersi sampai dengan keluaran berupa output yang sesuai dengan
kepuasan konsumen.
Manajemen kualitas yang baik, diusahakan akan dapat mengurangi output
yang tidak memenuhi standar kaulitas pada akhir proses, dan ini dilakukan
232 Pengantar Bisnis
(2) dari sudut pandang konsumen, kualitas adalah nilai atau kecocokan untuk
digunakan (quality is value or fitnes for use). Konsumen akan memberikan
penilaian terhadap suatu produk, bahwa produk tersebut bermutu apabila
produk tersebut mempunyai kecocokan penggunaan bagi dirinya. Produk yang
Bab 15 Manajemen Kualitas 233
𝑝(1 − 𝑝)
σp = 7
𝑛
Di mana n = ukuran setiap sampel
Contoh kasus:
Karyawan data entry di ARCO memasukan data arsip yang jumlah
ribuan setiap harinya. Sampel dari pekerjaan 20 karyawan
ditunjukkan dalam tabel dibawah ini. Seratus arsip yang dimasukan
oleh setiap karyawan diuji secara teliti untuk memastikan tidak ada
kesalahan. Kemudian dihitung proporsi yang tidak memenuhi syarat
disetiap sampel. Tentukan batas kendali yang mencakup 99,7 %
variasi acak dalam proses pemasukan data pada saat variasi itu
terkendali. Berikut ini data 20 karyawan dan jumlah produk rusak
dari karyawan data entry di ARCO:
1 6 0,06 11 6 0,06
2 5 0,05 12 1 0,01
3 0 0,00 13 8 0,08
4 1 0,01 14 7 0,07
5 4 0,04 15 5 0,05
6 2 0,02 16 4 0,04
7 5 0,05 17 11 0,11
8 3 0,03 18 3 0,03
9 3 0,03 19 0 0,00
10 2 0,02 20 4 0,04
80
𝑝=
100𝑥20
Bab 15 Manajemen Kualitas 237
0,04(1 − 0,04)
σp = 7
100
Batas bawah dan atas diagram p adalah:
UCLp = P + zσp = 0,04 + 3 (0,02) = 0,10
UCLp = P – zσp = 0,04-3 (0,02) = 0,00 (karena persentase tidak
dapat negatif).
Saat memplot batas kendali dan bagian dari sampel yang tidak
memenuhi syarat, ditemukan bahwa satu karyawan pemasuk data
(nomor 17) yang tidak terkendali, melakukan kesalahan. Perusahaan
dapat menguji pekerjaan masing-masing secara lebih dekat untuk
melihat masalah tersebut pada diagram UCL dan LCL sebagai
berikut:
PETA KENDALI P
,12
,10
,08
Proportion Nonconforming
,06
Jumlah salah
,04
UCL = ,10
Sigma level: 3
238 Pengantar Bisnis
Bab 16
Keterampilan Kepemimpinan
Bisnis
16.1 Pendahuluan
Kepemimpinan sering dikacaukan dengan keterampilan manajemen, tetapi
tidak demikian halnya. Manajemen yang baik adalah bagian penting dari
kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk melangkah keluar
dari budaya yang ada dan memulai proses perubahan evolusioner yang lebih
adaptif. Berdasarkan teori transformasional, melihat bahwa pemimpin
memiliki tugas menyelaraskan, menciptakan, dan memberdayakan. Pemimpin
melakukan transformasi terhadap organisasi dengan menyelaraskan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya, menciptakan sebuah budaya
organisasional yang menyuburkan ekspresi gagasangagasan secara bebas, dan
memberdayakan orang-orang untuk memberikan kontribusi terhadap
organisasi (Mintzberg, dalam Muhaimin, Suti’ah, & Prabowo, 2009).
Menurut Teori Sifat, beberapa orang mewarisi kualitas yang cocok untuk
kepemimpinan. Seperti beberapa orang memiliki hadiah khusus untuk musik
atau olahraga sejak lahir. Orang tersebut secara alami menonjol di bidang itu,
sementara yang lain harus bekerja keras. Akibatnya, banyak orang “terlahir
sebagai pemimpin” dengan sifat bawaan.
240 Pengantar Bisnis
Versi-versi yang sama dari taksonomi tersebut telah ditawarkan oleh Katz dan
Mann (dalam Yukl, 2013) kategori keterampilan tersebut dinyatakan sebagai
berikut:
1. Keterampilan teknis (technical skill) berupa pengetahuan mengenai
metode, proses, prosedur dan teknik melakukan kegiatan bisnis.
2. Keterampilan untuk melakukan hubungan antarpribadi (interpersonal
skill) berupa pengetahuan manusia dan proses-proses hubungan
antarpribadi. Menurut Bakhtiar, (2022) keterampilan ini
(interpersonal skills) yaitu melalui komunikasi (communication),
akuntabilitas/pertang-gunganjawaban (accountability) dan dapat
dipercaya (trust).
3. Keterampilan konseptual (conceptual skill) yaitu kemampuan analitis
umum, berpikir nalar dan kepandaian dalam membentuk konsep.
Jelas bahwa technical skills khususnya memperhatikan benda,
interpersonal skills memperhatikan manusia dan conceptual skills
khususnya memperhatikan gagasan dan konsep.
lain yang dapat tumbuh atau hilang karena interaksi dan pengalaman.
Kurangnya kepercayaan dapat berdampak negatif pada komunikasi, delegasi,
pemberdayaan, produktivitas, dan hasil. Yukl (dalam Savolainen, 2014)
kepercayaan telah tumbuh menjadi penting dalam organisasi selama dekade
terakhir. Membangun kepercayaan baru-baru ini diakui sebagai salah satu
tugas utama pemimpin.
Pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi untuk mencapai visi dan cita-
citanya. Dengan integritas yang tinggi akan dapat menimbulkan keberanian
dalam diri pemimpin untuk menghadapi berbagai rintangan dan risiko yang
menghadangnya. Dengan integritas, keberanian dan komitmen seorang
pemimpin akan memperoleh kepercayaan (Muhaimin, et al, 2012).
Makipeska dan Niemela (Hakanen and Soudunsaari, 2012), bahwa
kepercayaan adalah aspek yang rumit dari hubungan antara orang-orang, tetapi
kepercayaan di tingkat tim bahkan lebih kompleks. Kepercayaan
meningkatkan komunikasi, komitmen, dan loyalitas di antara anggota tim.
Kepercayaan dapat dianggap sebagai fondasi yang memungkinkan orang
untuk bekerja sama, dan merupakan enabler untuk interaksi sosial. Ini juga
dapat meningkatkan kinerja tim dan meningkatkan kemungkinan menciptakan
perusahaan yang sukses.
Dalam membangun kepercayaan, maka hal yang paling penting berkenaan
dengan berbagi informasi penting dan memiliki komunikasi tingkat tinggi
melalui interaksi yang konstan (Hakanen and Soudunsaari, 2012). Kompetensi
seorang pemimpin merupakan salah satu dimensi kunci dalam menunjukkan
sifat dapat dipercaya. Para pemimpin harus meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan pemimpin tentang membangun kepercayaan, dan pemimpin
harus mengembangkan keterampilan perilaku untuk menunjukkan sifat dapat
dipercaya. Kepercayaan tidak dapat terlalu ditekankan sebagai sifat
kepemimpinan dan keterampilan manajerial. Kepercayaan berada di daftar tiga
besar kompetensi pemimpin, bersama dengan keterampilan sosial. Untuk
mempertahankan kepercayaan, pengembangan keterampilan komunikasi dan
kolaborasi harus diprioritaskan dalam keterampilan sosial (Savolainen and
López-Fresno, 2014).
Membangun kepercayaan dapat dilakukan dengan meningkatkan komunikasi,
komitmen, berbagi informasi, dan loyalitas di antara anggota tim dan dalam
lembaga.
246 Pengantar Bisnis
Kemudian, Gati & Asher; Guo; Mann et al., (Darioshi and Lahav, 2021),
mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses kognitif, di
mana pembuat keputusan terlibat dalam memilih strategi tindakan dari
berbagai pilihan.
Proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa fase, yaitu:
1. Mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber yang akan
membantu seseorang dalam mengambil keputusan;
2. Menyaring informasi yang relevan dari informasi yang tidak relevan;
3. Menganalisis dan memproses informasi yang disaring untuk
pengambilan keputusan. Prosesnya melibatkan penggabungan dan
peleburan informasi untuk menghubungkan dan mencocokkan data,
informasi, dan pengetahuan;
4. Merumuskan berbagai alternatif keputusan yang dapat dipilih;
5. Menimbang berbagai alternatif dengan membandingkannya,
menggunakan metode seperti analisis biaya-manfaat dan analisis
risiko-manfaat; dan
6. Memilih alternatif terbaik dari alternatif-alternatif yang diajukan.
salah satu kualitas yang penting dari kepemimpinan bisnis adalah kemampuan
untuk berinovasi dan memiliki visi, yang berarti dia harus dapat melihat ke
masa depan dan mengembangkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan
bisnis. Selain itu, pemimpin bisnis yang sukses harus mampu memimpin dan
menginspirasi karyawannya serta memotivasi dan memandu karyawan untuk
mencapai tujuan bersama.
4. Kreativitas
Kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif adalah kunci dalam
setiap bisnis. Setiap pemimpin bisnis harus memiliki kemampuan
untuk melihat peluang baru, mengembangkan ide-ide baru, dan
membuat inovasi untuk mengembangkan bisnis. Jadi, bisnis yang
dijalankan dapat bersaing dengan kompetitornya di pasar.
5. Fokus pada Pelanggan
Pemimpin bisnis harus dapat memfokuskan bisnisnya pada
kebutuhan pelanggan dan memastikan bahwa produk atau layanan
yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal ini dapat
dicapai dengan memahami pasar dan tren industri yang terkait
dengan bisnis. Selain itu, beberapa teknik seperti survei dan membuat
jajak pendapat di media sosial juga dapat dilakukan.
6. Manajemen Waktu
Setiap pemimpin bisnis harus mampu melakukan manajemen waktu
dengan efektif. Pemimpin bisnis yang sukses dapat mengalokasikan
waktunya dengan bijaksana dan mampu menyelesaikan tugas-tugas
yang penting dalam waktu yang ditentukan. Hal ini juga termasuk
kemampuan untuk menentukan prioritas; tugas yang lebih penting
dan genting adalah yang didahulukan.
7. Keterampilan Pemasaran
Pemimpin bisnis harus memiliki pemahaman yang baik tentang
strategi pemasaran dan bagaimana cara mempromosikan produk atau
layanan yang ditawarkan. Kemampuan untuk membangun merek dan
meningkatkan visibilitas bisnis dapat membantu dalam membangun
pangsa pasar dan mengembangkan bisnis secara keseluruhan.
8. Keterampilan Keuangan
Setiap pemimpin bisnis harus memiliki pemahaman yang baik
tentang keuangan dan kemampuan untuk mengelola anggaran serta
sumber daya dengan bijaksana. Hal ini dapat membantu memastikan
keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang serta menghindari atau
mencegah terjadinya kesalahan dan kerugian dari segi keuangan.
Bab 16 Keterampilan Kepemimpinan Bisnis 251
Terdiri dari:
1. Diferensiasi (Differentiation)
2. Kepemimpinan biaya menyeluruh (Overall cost leadership)
3. Fokus (Focus): a. Diferensiasi, b. Kepemimpinan biaya menyeluruh
a. Diferensiasi (Differentiation) adalah mengambil pelanggan
sebagai titik perhatian utama. Strategi ini menitik beratkan pada
membangun persepsi pembeli akan keungulan kualitas, desain
produk, teknologi, jaringan distribusi, image berat, bahan atau
pelayanan.
Persyaratan untuk strategi ini adalah:
1) Keterampilan dan Sumberdaya Umum yang di perlukan
a) kemampuan pemasaran yang kuat
b) bakat yang kreatif
c) perekayasaan produk
d) kemampuan yang kuat dalam riset dasar
e) reputasi korporat untuk kepemimpinan mutu dan
teknologi
f) strategi yang lama dalam industri atau gabungan yang
unik dari ketrampilan yang diambil dari usaha-usaha
yang lain
g) kerjasama yang kuat dari saluran-saluran.
262 Pengantar Bisnis
Fokus, strategi ini dipakai oleh bisis yang ingin menghindarkan diri dari
konfrontasi langsung dengan pesaingnya dengan cara mengkonsentrasikan diri
pada pangsa pasar yang kecil (niches). Prinsip dasarnya dengan menggunakan
strategi kepemimpinan biaya menyeluruh (low cost).
Persyaratan untuk strategi ini:
1. Ketrampilan dan sumberdaya umum yang diperlukan adalah
gabungan dari kebijakan-kebijakan diatas yang diarahkan pada target
strategik khusus
2. Persyaratan organisasi umum adalah gabungan dari kebijakan-
kebijakan diatas yang di arahkan pada tarjet strategik reguler
Bab 17 Strategi Bisnis dan Korporat 263
Perusahaan multibisnis yang beroperasi di lebih dari satu industri atau pasar,
strategi perusahaan meliputi keputusan-keputusan mengenai aliran keuangan
dan sumber daya dari dan ke unit bisnis mereka. Keputusan-keputusan ini
sangat mendasar terhadap masa depan perusahaan dan biasanya melibatkan
manajemen puncak dan dewan direksi. Strategi perusahaan dapat menyediakan
strategic platform, atau kapabilitas organisasi untuk mengatasi bisnis di dalam
lingkungan yang beragam dengan sekumpulan kemampuan strategis. Semua
perusahaan, mulai dari perusahaan terkecil yang hanya memproduksi satu jenis
produk dalam satu industri saja, sampai konglomerat terbesar yang
264 Pengantar Bisnis
memproduksi berbagai produk dalam satu industri, pada satu waktu harus
memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam strategi perusahaan.
Strategi perusahaan mewujudkan tiga orientasi umum (grand strategies) yaitu:
pertumbuhan, stabilitas dan pengurangan.
Ada 2 (dua) strategi dasar pertumbuhan yaitu konsentrasi pada satu industri
dan diversifikasi pada industri lain. Apabila perusahaan memilih strategi
konsentrasi, maka perusahaan dapat berkembang melalui integrasi vertikal dan
horizontal. Integrasi vertikal, yaitu mengambil alih fungsi yang semula
dilakukan oleh pemasok (integrasi ke belakang/backward integration) atau
oleh distributor (integrasi ke depan/forward integration). Strategi ini menarik
untuk perusahaan yang kuat dalam posisi bersaingnya.
Integrasi horizontal, yaitu dengan cara memperluas kegiatan-kegiatan
perusahaan ke dalam lokasi geografis yang berbeda dan atau menambah
rentang produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar. Apabila perusahaan
memilih strategi diversifikasi, maka perusahaan dapat berkembang melalui
diversifikasi konsentris dan diversifikasi konglomerat.
1. Diversifikasi konsentris, strategi ini dilakukan apabila perusahaan
memiliki posisi kompetitif yang kuat tetapi daya tarik industri rendah,
sehingga perusahaan dapat melakukan diversifikasi pada industri
yang berkaitan.
Bab 17 Strategi Bisnis dan Korporat 265
Strategi Jual Habis, strategi ini dilakukan karena posisi kompetitif perusahaan
yang lemah pada industri dengan daya tarik yang sedang atau malah mungkin
menurun. Strategi ini dilakukan karena untuk melakukan strategi berputar
sudah tidak mampu.
Kebangkrutan, meliputi penyerahan manajemen perusahaan kepada
pengadilan sebagai ganti penyelesaian kewajiban-kewajiban (hutang)
perusahaan. Manajemen perusahaan berharap bahwa setelah pengadilan
memutuskan tuntutan, perusahaan akan lebih kuat dan lebih mampu untuk
bersaing dalam industri yang menarik dengan baik.
Likuidasi, adalah strategi untuk mengakhiri perusahaan. Strategi ini dilakukan
karena industri sudah tidak menarik lagi dan perusahaan juga terlalu lemah
untuk dijual, manajemen dapat memilih untuk mengubah sebanyak mungkin
kekayaan yang dapat dijual kedalam bentuk kas, yang kemudian dibagikan
kepada pada pemegang saham, setelah membayar hutang-hutangnya.
Manfaat likuidasi dibandingkan dengan kebangkrutan, adalah bahwa dewan
komisaris sebagai perwalian pemegang saham, dan manajemen puncak,
melakukan pengambilan keputusan sendiri daripada menyerahkan kepada
pengadilan, yang mungkin akan mengabaikan pemegang saham sama sekali.
Dr. Sudaryono Pengantar Bisnis Teori dan Contoh kasus, Andi Ofset Jakarta,
Februari 2016
Drake, S., & Reid, J. (2018). Integrated Curriculum as an Effective Way to
Teach 21st Century Capabilities. Asia Pacific Jorunal of Educational
Research. 1. 31-50. 10.30777/APJER.2018.1.1.03.
Drucker, P. F. (2006). Classic Drucker. Boston: Harvard Business School.
E Purwanto (2020) Pengantar Bisnis di Era Rovolusi Industri 4.0, Sasanti
Institute, Kab Banyumas April 2020
Edelenbos, J. and van Meerkerk, I. (2016) ‘Normative theory’, in Handbook on
theories of governance. Edward Elgar Publishing, pp. 402–416.
Emmert-Streib, F. (2021). From the Digital Data Revolution toward a Digital
Society: Pervasiveness of Artificial Intelligence. Machine Learning and
Knowledge Extraction. 3. 284-298. 10.3390/make3010014.
Ernie Tisnawati Sule and Kurniawan Saeful (2019). Pengantar Manajemen.
Prenada Media.
Fama, E.F. (1998) ‘Market efficiency, long-term returns, and behavioral
finance’, Journal of Financial Economics, 49(3), pp. 283–306. Available
at: https://doi.org/10.1016/s0304-405x(98)00026-9.
Fauzi, M. (2015). Manajemen Strategik, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya.
Fitriyani, Y., Fauzi, I. dan Sari, M. Z. (2020) “Motivasi Belajar Mahasiswa Pada
Pembelajaran Daring Selama Pandemik Covid-19,” Jurnal
Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang
Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 6(2), hal. 165–175.
Flippo, E.B. and Munsinger, G.M. (1982). Management. Boston, Ma: Allyn
And Bacon.
Furman, J., & Seamans, R. (2019). AI and the Economy. Innovation policy and
the economy, 19(1), 161-191.
Gao, L., Li, G., Tsai, F., Gao, C., Zhu, M., & Qu, X. (2022). The impact of
artificial intelligence stimuli on customer engagement and value co-
creation: the moderating role of customer ability readiness. Journal of
Research in Interactive Marketing, 17(2), 317-333. doi:10.1108/jrim-10-
2021-0260
276 Pengantar Bisnis
uhan+dan+perkembangan+yang+berkelanjutan&pg=PA37&printsec=fr
ontcover
Lewis, P. V (1985) ‘Defining “business ethics”: Like nailing jello to a wall’,
Journal of Business ethics, 4, pp. 377–383.
Li, J., Zhang, K. Z., & Sun, H. (2020). Global digital entrepreneurship: A review
and research agenda. Journal of Business Research, 113, 25-36.
Lock, D. (2007). Project Management. Gower Publishing Limited. ISBN 978-
0-566-08769-1
Lubis, A. N. (2004). Strategi Pemasaran dalam persaingan bisnis.
Lusch, R., Vargo, S. L., & Akaka, M. A. (2011). Reframing Marketing with
Service Dominant Logic.
Mack, E. (2018) Libertarianism. John Wiley & Sons.
Madanaguli, A. T., Kaur, P., Bresciani, S., & Dhir, A. (2021). Entrepreneurship
in Rural Hospitality and Tourism. A Systematic Literature Review of Past
Achievements and Future Promises. International Journal of
Contemporary Hospitality Management, 33(8). doi:10.1108/IJCHM-09-
2020-1121
Majid, A. (2008) “Perencanaan pembelajaran,” Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Malayu S P Hasibuan (2010). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mansyur, A. R. (2020) “Dampak COVID-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran
Di Indonesia,” Education and Learning Journal, Vol. 1, No, hal. 113–123.
Martinich, J. S. (1997) Production and Operation Management. New York: John
Wiley & Sons.
Martoredjo, Nikodemus T. "Keterampilan Mendengarkan secara Aktif dalam
Komunikasi Interpersonal." Humaniora Binus, vol. 5, no. 1, 2014, pp.
501-509.Purwanto, Djoko, 2011, Komunikasi Bisnis, Erlangga, Jakarta.
Maylor, H. (2010). Project Management. Pearson Education Limited. ISBN
978-0-273-70432-4
Daftar Pustaka 281
https://proceeding.researchsynergypress.com/index.php/rsfconferencese
ries1, 2(1), 30-41. doi:10.31098/bmss.v2i1.514
Simanjuntak, M., & Sukresna, I. M. (2023). Acceleration E-Business Co-
Creation for Service Innovation Toba Lake Tourism MSME. A. D.
Saputro et al. (Eds.): ICOSEAT 2022, ABSR 26, 873–885.
doi:10.2991/978-94-6463-086-2_116
Simanjuntak, M., Hasibuan, A., Nasution, S. P., Hutabarat, M. L. P., Fuadi,
Pratiwi, I. I., . . . Ifna, R. (2023). Digital Marketing dan E-Commerce.
Yayasan Kita Menulis, xiv; 228 hlm; 16 x 23 cm ISBN: 978-623-342-
689-3 Cetakan 1, Januari 2023.
Simanjuntak, M., Revida, E., Ainun, W. O. N., Handiman, U. T., Efendi,
Simarmata, H. M. P., . . . Estiani. (2022). Pengantar Teori dan Perilaku
Organisasi. Penerbit Kita Menulis, xvi; 240 hlm; 16 x 23 cm.
Sinaga, A. M., & Simanjuntak, M. (2023). Designing Value Co-creation and
Digitalization in Event F1H2O Power Boat Toba Lake to Enhance
Tourism Development. Journal of Survey in Fisheries Sciences, 10(1S),
5808-5821.
Sivlius, G & Schipper, R,. (2020). Exploring variety in factors that stimulate
project managers to address sustainability issues. International Journal of
Project Management 38(1), 353-367. doi: 10.1108/IJMPB-08-2020-0252
Slack N., Brandon-Jones A. and Burgess N. (2022). Operation Management.
10th edn, Pearson Education, New York.
Somadayo,Samsu. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta:Graha Ilmu.
Stevenson, W. J. (2021). Operations management, 14ed., New York: McGraw-
Hill Education.
Subrahmanyam, A. and Xu, W. (2018) ‘Public disclosure in acquisitions’,
Review of Financial Economics, 36(1), pp. 3–11. doi: 10.1002/rfe.1017.
Sulej, K.P. (2021). Organizational Culture and Project Management
Methodology: research in the financial industry. Department of Labor,
Capital and Innovation, Wroclaw University, 14 (6), 1270–1289. doi:
10.1016/j.ijproman.2020.08.003
288 Pengantar Bisnis