Full Book Kepemimpinan Bisnis
Full Book Kepemimpinan Bisnis
Penulis:
Anggri Puspita Sari, Ovi Hamidah Sari, Unang Toto Handiman
Muhamad Faisal, Delyana R. Pulungan
A. Nururrrochman Hidayatulloh, Darwin Lie, David Tjahjana
Eko Sudarmanto, H Cecep, Mariana Simanjuntak
Dyah Gandasari, Diena Dwidienawati Tjiptadi
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
IKAPI: 044/SUT/2021
Anggri Puspita Sari., dkk.
Kepemimpinan Bisnis
Yayasan Kita Menulis, 2021
xiv; 168 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-342-160-7
Cetakan 1, Agustus 2021
I. Kepemimpinan Bisnis
II. Yayasan Kita Menulis
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya buku “Kepemimpinan Bisnis” ini
dapat di tulis dan diselesaikan dengan baik.
Buku ini telah berhasil disusun melalui kerjasama yang sangat baik
secara kolaborasi beberapa Dosen dari berbagai Perguruan Tinggi di
Indonesia, sebagai bentuk perwujudan dari kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
Seorang pebisnis yang handal harus memiliki jiwa pantang menyerah dan
jiwa kepemimpinan (leadership) dalam dirinya, karena figur seorang
pemimpin sebagai pengendali, motivator dan inspirator. Seorang
pemimpin bisnis harus memahami tentang konsep, teori dan
implementasi kepemimpinan dalam bisnis agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Dimana kepemimpinan
bisnis merupakan proses yang akan dijalankan seorang pemimpin bisnis
dalam menentukan visi dan misi organisasi sebagai upaya untuk
mencapai tujuan organisasi dengan kreatif dan inovatif.
6. Potensi kepemimpinan
7. Kecerdasan pembentuk pemimpin bisnis
8. Pemimpin bisnis yang kreatif
9. Cara untuk menjadi pemimpin bisnis
10. Aktivitas pemimpin dalam bisnis
11. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin bisnis
12. Nilai-nilai universal dalam kepemimpinan
13. Kecerdasan dan kreativitas kepemimpinan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan buku ini tentu
masih terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga kami sebagai penulis
berharap saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan buku ini.
Penulis juga berharap buku ini dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya tentang kepemimpinan bisnis baik teori dan
implementasinya kepada seluruh pembaca.
Juli 2021
Penulis
Anggri, dkk
Daftar Isi
1.1 Pendahuluan
Kepemimpinan dalam bisnis sebagai titik sentral dan penentu kebijakan dari
kegiatan yang dilaksanakan dalam bisnis yang dilakukan oleh pemimpin. Dalam
berbisnis sangat penting memahami visi misi, cara pandang dan bersikap.
Seorang pebisnis yang handal harus memiliki jiwa pantang menyerah dan jiwa
kepemimpinan (leadership) dalam dirinya. Pemilik bisnis dengan kemampuan
kepemimpinan memiliki pengaruh pada seberapa besar pencapaian ekspansi
dan cepatnya akselerasi bisnis untuk berkembang, karena kemampuan
kepemimpinan yang berkualitas tinggi atau pemimpin yang efektif, akan dapat
memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk bergerak menuju arah kesuksesan.
Kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan organisasi karena akan
menjadi faktor penentu keberhasilan dalam suatu organsiasi. Kepemimpinan
dipandang sebagai persoalan dalam memahami orang. Sikap, gaya dan perilaku
kepemimpinan bagi seorang pemimpin atau manajer sangat besar pengaruhnya
terhadap organisasi yang dipimpinnya, bahkan dapat berpengaruh pada
produktivitas organisasi (Lindawati, 2001).
2 Kepemimpinan Bisnis
8. Long-Term Vision
Visi kepemimpinan menembus jangkauan waktu melalui pemikiran
analisis dan intuitif terhadap gejala yang terjadi kedepannya.
9. Organization Leadership
Kepemimpinan yang bervisi ke depannya membawa organisasi ke arah
perubahan.
10. Cultural Leadership
Kepemimpinan visioner menciptakan, menyampaikan dan berbagi visi
dan nilai. Kemudian kepemimpinan harus mampu mengelola
karyawannya yang multi budaya.
2.1 Pendahuluan
Bennis dan Nanus (2006) menyatakan bahwa perhatian utama para pemimpin
adalah membangun organisasi guna menjamin kelangsungan hidup dan
kesuksesan jangka panjang. Menurut Weirich dan Koontz (1993),
kepemimpinan merupakan seni atau proses memengaruhi orang lain, sehingga
mereka bersedia dengan kemampuan sendiri dan secara antusias bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi. Hal yang sama disampaikan oleh Hellriegel dan
Slocum (1992) kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi,
memotivasi dan mengarahkan orang lain guna mencapai tujuan. da banyak ahli
manajemen yang merumuskan definisi-definisi tentang Kepemimpinan. Salah
satu di antaranya adalah definisi Kepemimpinan menurut Gareth Jones and
Jennifer George (2003). Menurutnya, Kepemimpinan adalah proses di mana
seorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami,
memberi semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka
guna membantu tercapai tujuan kelompok atau organisasi. Sedangkan terdapat
pula beberapa teori kepemimpinan yang dikemukakan dan menjadi dasar dari
definisi kepemimpinan yang dikemukakan para ahli. Salah satunya adalah The
Great Man Theory yang beranggapan bahwa sifat-sifat kepemimpinan
12 Kepemimpinan Bisnis
merupakan bawaan seseorang dari lahir. Teori lain seperti Trait Theory
mengatakan bahwa seseorang dapat dilatih dengan kepribadian tertentu hingga
memiliki kualitas seorang pemimpin seperti pengetahuan, intelegensi,
kreativitas, hingga kualitas mental seperti sikap disiplin, bertanggung jawab.
Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara memengaruhi
orang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses memengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, memengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai
kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan
seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan
itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega,
maupun atasan pimpinan itu sendiri.Menjadi pemimpin bukan merupakan tugas
yang mudah. Seorang pemimpin diperlukan untuk memimpin organisasi dan
membantu mencapai tujuan organisasi. Beberapa cara yang bisa digunakan
seorang pemimpin untuk meningkatkan kinerja bawahannya dan untuk
mendapatkan loyalitas mereka. ebuah organisasi dan perangkatnya, akan selalu
membutuhkan seseorang yang bisa memimpin dan mengarahkan secara efisien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, layaknya peran jenderal bagi
tentara. Terutama, seorang pemimpin akan menjadi role model bagi
bawahannya. Maka dari itu, tidak sembarang orang bisa menjadi seorang leader,
dan tidak semua leader memiliki kualitas leadership.
Selain peran pemimpin sebagai orang yang mampu mengarahkan SDM dan alur
pekerjaan yang akan membantu bisnis berkembang, pemimpin yang memiliki
kualitas kepemimpinan yang baik akan menjadi panutan bagi bawahannya
sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan potensi dalam diri mereka.
Otomatis, individu maupun kelompok yang dibawahi semakin menjadi
kekuatan bagi perusahaan.
Salah satu karakteristik bahwa seorang pemimpin harus memiliki adalah
Kecerdasan emosional yang tinggi, terdiri dari Kesadaran Emosional, Self-
manajemen, Motivasi, Empati, dan keterampilan sosial. Kecerdasan Emosional
ini dapat membantu seorang pemimpin menjadi lebih produktif dan lebih sukses
menuju tujuan dan membantu bawahannya untuk menjadi lebih produktif juga.
Penelitian yang dilakukan oleh Kenneth (2009) menyebutkan bahwa seorang
manajer yang memiliki kinerja tertinggi adalah yang memiliki emosional.
Miskin sosial dan kecerdasan emosional adalah predictor kuat bagi seorang
Bab 2 Nilai dan Jiwa dalam Kepemimpinan Bisnis 13
eksekutif untuk ”menyimpang” atau gagal dalam karirnya. Ini artinya bahwa
seorang pemimpin yang memiliki peranan kuat dalam keberhasilan sebuah
organisasi tidak saja harus cerdas secara intelektual tetapi harus juga memiliki
kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional seorang pemimpin sangat
dibutuhkan seperti yang dinyatakan oleh Sheridan bahwa kepuasan bekerja dan
loyalitas karyawan berkaitan erat dengan hubungan mereka dengan pemimpin
organisasi (Sheridan & Vrendenburgh, 1984). Goleman (1998)
mengungkapkan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) menyumbangkan kira-kira
20% bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup, dan yang 80%
lainnya diisi oleh kekuatan – kekuatan lain, termasuk kecerdasan emosional. Hal
senada juga diungkapkan oleh Ari Ginanjar (2001) yang mengemukakan bahwa
kecerdasan emosional memegang peranan penting dalam mencapai
keberhasilan disegala bidang.
Ken Blanchard (2008) mengatakan bahwa ketika orang-orang keluar dari
perusahaan, seringkali bukan karena perusahaannya itu sendiri, melainkan
karena pimpinan mereka. Pemimpin merupakan instrumen utama yang dimiliki
oleh suatu organisasi untuk menyampaikan impiannya, menunjukkan ke arah
keberhasilan mereka, dan membantu orang agar bisa bekerja sama secara efektif
untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah. Oleh karena itu, bagi seorang
pemimpin bisnis Indonesia di era pasar bebas harus membuat bukti adalah
persyaratan, bukan sekedar visi atau tujuan.
Artinya, dia harus dapat membuktikan terciptanya keunggulan bisnis sekaligus
bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kepemimpinan strategis yang
memiliki sense of business dan sense of change yang tinggi, mampu bertindak
proaktif, kreatif dan inovatif. Sebagai seorang agen perubahan pada dasarnya
harus memiliki tiga karakter utama, yaitu: (1) kreatif dan inovatif; (2) mampu
bersikap sebagai intrapreneurship dan entrepreneurship bagi organisasinya, dan
(3) memiliki kapasitas dan networking yang memadai. Ketiga karakter ini secara
bersama-sama akan menjadi dasar seorang pemimpin mengambil sikap untuk
proactive to change (Edi Prasetyo Nugroho dan Rina Elisaprapti, Desember
2002). Kepemimpinan yang mampu menciptakan kondisi yang dapat
menumbuhkan motivasi seluruh elemen organisasiuntuk terus belajar dan
berkembang. Menghadapi realitas perubahan lingkungan bisnis saat ini,
kepemimpinan bisnis di Indonesia dihadapkan pada tantangan-tantangan yang
sama. Kepemimpinan harus dapat mendesain tata kelola organisasi yang baru
untuk dapat memuaskan seluruh stakeholdernya. Artinya, kepemimpinan di
dunia bisnis harus mulai diorientasikan pada pola kepemimpinan untuk
14 Kepemimpinan Bisnis
8. Cerdas.
Pengetahuan adalah kekuatan , Seorang pemimpin harus memiliki
berpengetahuan luas, harus menjadi akses atas kepada setiap informasi
yang berhubungan dengan bidangnya termasuk setiap peraturan dan
kondisi perusahaan.
9. Percaya Diri.
Seorang pemimpin harus percaya diri! harus dapat meyakinkan
bawahan maupun orang lain ketika mereka mengalami kesulitan.
Selain itu juga harus mampu memerintah orang lain dan yakin dengan
perintah tersebut, harus yakin atas setiap keputusan yang diambil.
Karena itu, pemimpin bisnis harus berani untuk mengambil setiap
risiko yang ada. Namun, percaya diri harus disertai dengan kerendahan
hati. Jangan terlalu antusias sehingga tidak mempertimbangkan segala
hal.
10. Antusias.
Seorang pemimpin harus memiliki tingkat semangat dan antusiasme
yang tinggi dalam pekerjaannya. Jika tidak, bagaimana dapat
memotivasi tim untuk mencapai visi atau membuat klien untuk
bekerjasama
11. Teratur.
Terlalu sering berubah bukanlah hal yang baik. Jadilah pemimpin yang
teratur, baik dalam hal emosional, intelektual, maupun struktural.
harus menjaga stabilitas emosi, pemikiran , maupun struktur
perusahaan.Tidak hanya keteraturan diri sendiri, juga harus menjaga
keteraturan tim . Keteraturan seorang pemimpin dapat terlihat dari hal-
hal kecil seperti kondisi rumah, ruang kantor hingga cara kerja tim.
12. Evaluatif.
Pemimpin yang evaluatif akan selalu me-review program dan
mengevaluasi setiap rencana yang telah dijalankan, tidak akan takut
melakukan perubahan jika ada rencana atau program yang berjalan
tidak sesuai tujuan atau gagal mencapai target. Semakin sering
melakukan evaluasi, akan semakin teliti dan tepercaya.
13. Penuh Penghargaan.
Seorang pemimpin akan menghargai kerja keras pegawai atau anggota
timnya, akan memberikan reward sebagai hasil kerja keras mereka
sekaligus memotivasi mereka untuk mencapai level yang lebih
profesional. Seorang pemimpin yang bijak akan mempertimbangkan
setiap reward yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pegawainya
Bab 2 Nilai dan Jiwa dalam Kepemimpinan Bisnis 17
atau anggota timnya sehingga reward yang diberikan tidak akan sia-
sia.
14. Menginspirasi.
Seorang pemimpin juga harus menginspirasi. Menginspirasi tindak
nyata kepada orang lain. Hal ini akan berdampak positif dan
memotivasi bawahan maupun orang lain. Memengaruhi orang lain
memang hal yang sulit tetapi bukan hal yang mustahil. Pemimpin yang
memiliki vision akan jauh lebih mudah mengarahkan bawahannya
untuk saling bekerja sama dalam memenuhi tujuan tersebut. Jika ia
adalah karakter yang konsisten, pemimpin tersebut bisa dengan mudah
memformulasikan cara yang efisien untuk mencapai visi yang
diinginkan.
3. Position Power.
Berasal dari otoritas yang sah atau Legitimate Power, secara formal
memiliki kendali atas SDM, finansial dan fasilitas.
4. Prosocial Power.
Kekuasaan tersebut tersebar diseluruh jenjang jabatan (tidak hanya di
puncak jabatan), saling pengaruh memengaruhi satu sama lain, banyak
memberikan keuntungan, pekerjaan mudah terselesaikan.
Bawahan tipe rutin dapat bekerja efektif jika diberi arahan yang
jelas, berikan saran yang hendak dicapai, kemudian memberikan
arahan dan prosedur yang jelas. Jika perlu dengan target waktu.
c. Bawahan Tipe Impulsif.
Cenderung mudah berubah mengikuti lingkungan (seperti
bunglon), melakukan tugas atas dasar suka atau tidak suka pada
pimpinan, sangat tidak imajinatif. Utamakan pendekatan personal
serta berikan arahan dan petunjuk yang lengkap beserta target, gar
bekerja dengan baik pimpinan harus berikan perhatian dan teladan.
d. Bawahan Tipe Subversif.
Sulit dikontrol, tidak memiliki prinsip yang kuat, cenderung
memikirkan keuntungan pribadi, dapat menghalalkan berbagai
cara untuk mencapai keinginan ( misal: provokasi, menjilat, dsb).
Berikan tugas dengan penekanan pada sasaran yang hendak dicapai, jika
memungkinkan, janjikan imbalan atau hukuman yang sesuai. Nilai-Nilai yang
wajib dimiliki dan diimplementasikan oleh pimpinan bisnis dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari, yakni sebagai berikut :
1. Integritas
Dalam Integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata,
berperilaku, dan bertindak, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil
di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan baik dan
benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip
moral.
2. Profesionalisme
Dalam ProfesionaIisme terkandung makna bahwa dalam bekerja,
Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kementerian Keuangan melakukannya dengan tuntas dan akurat
berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab dan
komitmen yang tinggi.
3. Sinergi
Dalam Sinergi terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan memiliki
komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama
internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para
pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat
dan berkuaIitas.
Bab 2 Nilai dan Jiwa dalam Kepemimpinan Bisnis 23
4. Pelayanan
Dalam Pelayanan terkandung makna bahwa dalam memberikan
pelayanan, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Kementerian Keuangan melakukannya untuk memenuhi kepuasan
pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati,
transparan, cepat, akurat, dan aman.
5. Kesempurnaan
Dalam Kesempurnaan terkandung makna bahwa Pimpinan senantiasa
melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan
memberikan yang terbaik.
ini ditandai dengan adanya kriteria dan kualifikasi khusus yang dibutuhkan
perusahaan sesuai dengan bidang yang akan ditempati. Dalam upaya
meningkatkan prestasi dan hasil kerja karyawan, direktur memberikan dorongan
berupa motivasi kepada karyawan, hanya saja sejauh ini pimpinan belum
memberikan pelatihan kepada karyawan yang berprestasi. Hal ini menunjukkan
bahwa secara keseluruhan bahwa pimpinan telah memenuhi prinsip utama
kepemimpinan berorientasi prestasi, karena pimpinan memberikan tugas dan
tanggung jawab kepada karyawan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
oleh masing - masing karyawan dalam bidangnya. kecerdasan intelegen saja
tidak cukup untuk menjadi seorang leader. Bahkan, masa kini banyak yang
mengatakan bahwa leader dengan EQ yang baik lebih disukai oleh bawahan
maupun koleganya. Hal ini dapat dimaklumi karena selain harus memastikan
bisnis atau pekerjaan bisa selesai dengan efisien, leader memiliki tanggung
jawab terhadap bawahannya, di mana pendekatan emosional diharapkan lebih
mendapat perhatian khusus. Maka dari itu, kecerdasan emosional menjadi kunci
penting dalam peran kepemimpinan yang ideal. Akan lebih baik jika seorang
pemimpin memiliki IQ dan EQ yang seimbang agar bisa menjalankan perannya
dengan baik.
Jiwa entrepreneur sangat penting bagi pemimpin saat ini, di mana pemimpin
yang ada diharuskan untuk kompeten, individualistis, egosentris, dominan,
percaya pada diri sendiri, inovatif, punya kemampuan keras, memiliki dorongan
untuk mencapai sesuatu yang luar biasa. Demikian halnya di mana pimpinan
memiliki kemampuan dan kompetensi dalam memimpin karyawan dalam
perusahaan serta memiliki visi dan misi yang jelas untuk membawa perusahaan
kedalam perubahan yang lebih baik. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa
pimpinan memiliki kemampuan keras untuk mencapai tujuan perusahaan yang
diwujudkan dengan kemampuan pimpinan dalam menggerakan karyawan
dalam bekerja. Terbukti saat karyawan menemui masalah, pimpinan selalu
membantu karyawan menyelesaikan masalah. Demikian juga saat adanya
kendala atau hambatan yang dialami perusahaan, pimpinan selalu sigap untuk
menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu, kompetensi yang dimiliki oleh
26 Kepemimpinan Bisnis
pimpinan juga ditunjukkan melalui sikap perilaku penuh dedikasi yang tinggi
untuk mewujudkan tujuan dalam perusahaan dalam menghadapi perubahan.
Dedikasi yang tinggi ini diwujudkan dengan kinerja pemimpin yang mampu
menggerakkan karyawan untuk bekerja bersama mencapai target perusahaan.
Dedikasi tinggi oleh pimpinan ini juga ditunjukkan dengan sikap pimpinan yang
tidak mementingkan kepentingan diri sendiri. Dalam mengembangkan
perusahaan, pimpinan juga memiliki tindakan yang penuh inovatif yang terlihat
dari pimpinan yang tidak cepat puas atas hasil kerja atau prestasi yang
dicapainya, di mana pimpinan selalu memberikan inovasi-inovasi yang bagus
sehingga membuat perusahaan lebih maju.
2. Corporative
3.1 Pendahuluan
Perusahaan merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerja untuk
mencapai tujuan bisnis yang sama, dan membutuhkan seorang pemimpin untuk
menetapkan tujuan tersebut. Tujuan sebuah bisnis dapat dicapai berkat talenta
dari orang-orang di dalamnya. Perusahaan harus dapat merencanakan,
mengenali, merekrut, mengisi posisi, dan mempertahankan talenta
kepemimpinan bisnis yang ada. Untuk itu, perusahaan – perusahaan
memerlukan program pengembangan kepemimpinan yang fokus pada strategi
perekrutan, pengembangan diri karyawan, serta perencanaan jenjang karir.
Saat ini, bisnis menghadapi berbagai macam tantangan dalam mendapatkan dan
mengembangkan pemimpin – pemimpin yang berkualitas. Perusahaan harus
mengenali calon – calon yang memenuhi syarat untuk mengisi posisi sebagai
seorang pemimpin. Selain itu bisnis harus mengembangkan suatu program
kepemimpinan yang komprehensif untuk menyiapkan dan mengembangkan
diri para pemimpin masa depan.
Untuk menjawab tantangan tersebut bab ini akan menjelaskan pentingnya
membangun kepemimpinan dalam bisnis. Kerangka penulisan pada bagian ini
30 Kepemimpinan Bisnis
dalam semua praktik sehari – hari organisasi dan menjadi bagian dari budayanya
(Dalakoura, 2010; Hall, 2016).
Pengembangan kepemimpinan tidak lagi sekedar hasil dari program pembinaan
tetapi juga merupakan hasil dari serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mengembangkan karyawan dengan membantu mereka belajar dari pekerjaan
mereka dan atasan mereka (Dalakoura, 2010). Stockton, H., Morican, K., &
Pastakia, (2016) menunjukkan bahwa praktik harus berkembang untuk
memperkuat keterlibatan, meningkatkan budaya, menumbuhkan
kepemimpinan, dan memanfaatkan cara kerja baru. Kesadaran akan ide-ide baru
akan memainkan peran kunci dalam merangsang pengembangan
kepemimpinan.
Pengembangan kepemimpinan sangat penting bagi organisasi untuk:
1. Merangkul pengalaman digital dengan menyadari bahwa digital adalah
bahasa karyawan generasi baru.
2. Mengatur ulang prioritas dan memberi penekanan pada budaya
organisasi.
3. Membuat titik untuk mengoptimalkan komunikasi dan transparansi
antara eksekutif dan karyawan.
4. Mendorong keterlibatan dan mengadaptasi metode manajemen sesuai
dengan realitas organisasi saat ini.
5. Memelihara budaya eksperimen dan inovasi.
6. Menyederhanakan struktur organisasi.
7. Memanfaatkan pelajaran dari apa yang paling berhasil dan mengubah
aspek – aspek yang menghambat orang.
8. Mengambil petunjuk dari pendekatan yang gesit dan inovatif
(Stockton, H., Morican, K., & Pastakia, 2016).
3.5.1 Pembinaan
Seperti yang didefinisikan oleh Poilpot-Rocaboy and Charpentier, (2010),
pembinaan adalah bentuk bimbingan yang dirancang untuk meningkatkan
kualitas individu, sumber daya, dan kompetensi. Secara khusus, pembinaan
dapat didefinisikan sebagai dukungan dengan durasi terbatas yang diberikan
kepada individu atau tim untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan
potensi, pengetahuan dan soft skill dalam kaitannya dengan tujuan profesional
(Cloët and Bournois, 2011). Pembinaan tersedia dalam berbagai situasi
profesional terutama dalam situasi berisiko tinggi (untuk binaan dan/atau
organisasinya) dan berlangsung rata-rata enam bulan.
Pembinaan memainkan peran fasilitator dan sering diandalkan untuk
memberikan umpan balik untuk mengembangkan dan melaksanakan rencana
berorientasi tindakan. Pembinaan memungkinkan binaan mengidentifikasi
sendiri dengan bantuan lingkungan mereka. Pembinaan tidak hanya bertujuan
untuk pengembangan mereka tetapi juga kesulitan yang mereka hadapi ketika
berusaha untuk bertindak pada situasi tertentu dan memodifikasinya sesuai
kebutuhan (Kraus and Wilson, 2014; Subramony et al., 2018). Dengan kata lain,
pembina bertujuan untuk membantu binaan untuk melakukan perubahan di
lingkungan mereka dan pada saat yang sama mengkonsolidasikan keterampilan
mereka sesuai dengan tujuan mereka (Guimond, 2010).
40 Kepemimpinan Bisnis
Nilai dari program jenis ini terletak pada penciptaan ruang untuk interaksi verbal
di mana binaan bebas untuk mengungkapkan pikiran mereka. Kemampuan
pembina untuk merangkul gambaran yang lebih besar berjalan seiring dengan
pengalaman panjang mereka berurusan dengan set nilai yang berbeda, sehingga
memberi mereka kapasitas mendengarkan yang netral, baik hati, dan profesional
(Cloët and Bournois, 2011). Akibatnya, mereka berada dalam posisi untuk
menyampaikan pengetahuan khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan
kepemimpinan. Berbeda dengan pendampingan, bagian selanjut-nya dari
bagian ini, pendekatan pembinaan lebih fokus pada jangka pendek atau
menengah, perilaku yang harus diadopsi, dan saran taktis. Secara khusus,
Pembina membuat perubahan dan mengusulkan saran dalam situasi tertentu
dengan maksud untuk menghasilkan dampak langsung (Luc, 2010).
Dengan demikian pembinaan berorientasi baik pada tindakan dan pembelajaran,
dengan fokus pada tujuan pribadi dan profesional pembina serta interpersonal
mereka keterampilan seperti manajemen diri dan komunikasi interpersonal
(McNamara et al., 2014). Dengan menempatkan binaan dalam situasi nyata,
pembinaan memungkinkan individu untuk melihat dan mengalami secara
langsung masalah yang muncul dalam praktik mereka. Hubungan pembinaan
membantu binaan untuk merumuskan solusi khusus untuk situasi mereka
(McNamara et al., 2014).
Hubungan pembina juga memainkan lima kualitas penting: status mitra yang
setara; fokus pada pengembangan pribadi dan profesional kedua pasangan;
integrasi refleksi pada praktek untuk mengidentifikasi insiden kritis untuk fokus;
penekanan pada proses juga sebagai konten yang memfasilitasi pengembangan
kepemimpinan; pembedaan antara dialog dan percakapan; dan percepatan
pembelajaran karir (Kotlyar, Richardson and Karakowsky, 2015). Selanjutnya,
hubungan ini harus mencakup “netralitas” atau “kemandirian”, yang dipahami
sebagai memiliki pasangan yang tidak akan terpengaruh oleh tindakan satu sama
lain (Kotlyar, Richardson and Karakowsky, 2015).
Sementara peningkatan yang stabil telah terjadi baik dalam permintaan untuk
pembinaan dan loyalitas pelanggan, tak satu pun dari kriteria ini cukup untuk
menilai manfaat dari program pembinaan. Meskipun sulit untuk mengukur nilai
tambah dari jenis pelatihan ini (Poilpot-Rocaboy and Charpentier, 2010; Seidle,
Fernandez and Perry, 2016).
Pembinaan dapat membantu meningkatkan kinerja individu, meningkatkan
profesionalisme, atau mendapatkan daya tarik pada masalah yang dihadapi
Bab 3 Membangun Kepemimpinan Bisnis 41
3.5.2 Pendampingan
Pendampingan sebagai sebuah dukungan hubungan yang melibatkan dua
individu di mana pengetahuan, kekuatan, dan pengalaman diturunkan dari
seorang pendamping ke anak didik, sehingga mendorong transfer pengetahuan
antargenerasi (Martinelli and Erzikova, 2017; Rinfret and Lagacé, 2016).
Pendamping juga bertujuan untuk memberikan dukungan, arahan, dan umpan
balik mengenai rencana karir dan pengembangan pribadi anak didik mereka
(Lamm, Sapp and Lamm, 2017; Monserrat et al., 2009). Pendampingan dengan
demikian dapat mengambil beragam bentuk, dan hubungan pendamping
dengan anak murid mungkin atau mungkin tidak melibatkan orang – orang dari
organisasi yang sama. Namun, Kraus and Wilson, (2014) menyarankan memilih
42 Kepemimpinan Bisnis
4.1 Pendahuluan
Pengertian kepemimpinan menurut Robbins (2006) adalah kemampuan
memengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian (tujuan). Pendapat ini
memandang semua anggota kelompok/organisasi sebagai satu kesatuan,
sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan memengaruhi
semua anggota kelompok/organisasi agar bersedia melakukan kegiatan/bekerja
untuk mencapai tujuan kelompok/organisasi. Landasan adalah dasar-dasar
mengenai cara kita untuk berpikir secara benar dan rasional, melihat kebenaran
dari sudut obyektif dan sesuai dengan fakta yang benar. Jadi landasan aktivitas
pemimpin bisnis adalah dasar-dasar mengenai cara pemimpin bisnis untuk
berpikir secara benar dan rasional dengan melihat kebenaran dari sudut obyektif
serta sesuai dengan fakta yang benar dalam memengaruhi tim yang dipimpinnya
ke arah tercapainya tujuan bisnis.
Manajemen dan kepemimpinan saling melengkapi, tetapi keduanya merupakan
peran yang terpisah. Seorang pemimpin menginspirasi, memotivasi dan
mendorong orang untuk mencapai tujuan visioner. Seorang manajer berurusan
dengan operasi bisnis yang sebenarnya. Proses kepemimpinan saat ini sudah
48 Kepemimpinan Bisnis
Pada era vuca (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) yang penuh
dengan dengan tantangan, dibutuhkan pemimpin bisnis yang Tangguh.
Organisasi diharapkan mampu mengelola sumber daya manusia dengan baik
agar dapat diandalkan dalam mencapai visi, misi dan target perusahaan, karena
pengelolaan sumber daya manusia yang kurang baik dapat berdampak negatif
terhadap terhambatnya tujuan organisasi.
Proses kepemimpinan yang kini perlu dilakukan sudah berbeda dengan peran
kepemimpinan di masa sebelumnya. Perubahan ini dibutuhkan untuk bisa
menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan dinamika lingkungan usaha yang
selalu bergejolak. Organisasi harus mampu memberikan respons yang cepat dan
tanggap terhadap semua perubahan tersebut tanpa kehilangan arah dan
kemantapan usaha.
Peran kepemimpinan dalam suatu organisasi penting karena membantu dalam
penciptaan visi, misi, dan penetapan tujuan, serta merancang kebijakan dan
strategi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan membantu dalam arah dan koordinasi kegiatan organisasi,
kepemimpinan yang tidak efektif menyebabkan kinerja yang buruk dan turn
over yang tinggi (Amanchukwu, Stanley, & Ololube, 2015 dalam Agarwal,
2020).
Pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami kesuksesan dari
kepemimpinan, yakni dengan memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan
oleh pemimpin tersebut. Jadi yang dimaksudkan disini adalah gayanya. Istilah
gaya adalah cara yang dipergunakan pimpinan dalam memengaruhi para
pengikutnya. Menurut Rivai (2004) gaya kepemimpinan adalah pola
menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang
52 Kepemimpinan Bisnis
Etika bisnis merupakan bagian dari code of conduct (pedoman tentang perilaku
etis) suatu entitas usaha. Code of conduct tersebut mencantum nilai-nilai etika
berusaha sebagai salah satu pelaksanaan kaidah-kaidah good governance.
Pembahasan etika bisnis tidak dapat terlepas dari pembahasan muaranya, yakni
governance. Suatu entitas perlu menerapkan nilai-nilai etika berusaha sebagai
bagian dari pelaksanaan good governance. Praktek etika berusaha dan kejujuran
dalam berusaha dapat menciptakan asset (langsung atau tidak langsung)
sehingga dapat meningkatkan nilai entitas. Etika bisnis adalah penerapan
prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah perilaku manusia yang
khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis (Bertens, 2000:65).
Etika kepemimpinan adalah standar moral yang memberikan batas yang jelas
antara yang “baik” dan “buruk”, serta menjadi pedoman pemimpin dalam
pengambilan keputusan. Etika juga akan menuntut pemimpin untuk berpikir dan
bertindak sesuai dengan norma kepantasan dalam hubungan sosial.
54 Kepemimpinan Bisnis
5.1 Pendahuluan
Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan
mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari
kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga
ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin
harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai,
mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin
harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung
tombak kelompok.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk
menggerakkan dan memengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat
menggerakkan orang yaitu ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan.
Dengan adanya ancaman, maka bawahan akan takut dan mematuhi semua
perintah atasan. Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas daripada kekuasaan
karena kepemimpinan adalah upaya memengaruhi orang bukan sekedar
melakukan apa yang atasan inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan / sasaran
organisasi. Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan
kepemimpinan dalam suatu kelompok organisasi. Contohnya bila terjadi suatu
konflik atau perselisihan antara orang-orang dalam kelompok tersebut, maka
pemimpin organisasi mencari alternative pemecahannya supaya terjadi
58 Kepemimpinan Bisnis
kesepakatan dan aturan untuk dapat ditaati bersama. Pendidikan memiliki posisi
penting dalam kehidupan manusia. Mengingat pentingnya pendidikan bagi
kehidupan manusia, maka Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin,
memberikan perhatian serius terhadap perkembangan pendidikan bagi
kelangsungan hidup manusia (Syahril, 2019).
Adapun sebab-sebab munculnya kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Teori Genetis
Teori ini menyatakan:
a. Pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat melainkan lahir sebagai
pemimpin, dan sudah ada sejak dia lahir.
b. Memang sudah ditakdirkan jadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Teori ini menyatakan:
a. Seorang pemimpin harus ditetapkan dan dibentuk, dengan kata
lain tidak lahir begitu saja
b. Setiap orang dapat jadi pemimipin
3. Teori Ekologi
Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua teori di atas, menyatakan
bahwa seorang akan sukses sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah
memiliki bakat kepemimpinan kemudian bakat itu dikembangkan
melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan
tuntutan ekologinya/lingkungan
Menurut Abdul Azis Wahab bahwa Perilaku adalah gaya kepemimpinan dalam
mengimplementasikan fungsi-fungsi kepemimpinan, yang menurut teori ini
sangat besar pengaruhnya dan bersifat sangat menentukan dalam
mengefektifkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Pendekatan teori perilaku
melalui gaya kepemimpinan dalam realisasi fungsi-fungsi kepemimpinan,
merupakan strategi kepemimpinan yang memiliki dua orientasi yang terdiri dari
orientasi pada tugas dan orientasi pada bawahan. Perilaku kepemimpinan yaitu
60 Kepemimpinan Bisnis
6.1 Pendahuluan
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan
lainnya. Manusia dianugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk
memilah & memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan
itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia
selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup
berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil,
sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berjiwa pemimpinlah, yang paling tidak di butuhkan untuk memimpin dirinya
sendiri dan orang lain.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi
kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati &
menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah
impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia. Proses tersebut tentunya dalam kehidupan membutuhkan
teknis arahan dan konsensus yang telah disepakati bersama. Disinilah letak
posisi pemimpin memiliki peran dalam pengambilan keputusan. Kodrat apakah
pemimpin itu telah ada sejak lahir karena kharisma dan keturunan bahkan di
bentuk melalui proses pematangan menjadi pemimpin pasti akan melalui proses
68 Kepemimpinan Bisnis
Agar dapat menjadi seorang pemimpin yang baik, terdapat beberapa kualitas
yang harus dimiliki, yaitu:
1. Enthusiasm
2. Integrity, baik pribadi keseluruhan dan konsisten pada nilai diluar diri
sendiri, terutama kebaikan & kejujuran. Kualitas ini menimbulkan
kepercayaan kepada pemimpin.
3. Toughness, Demanding, with high standards, resilient, tenacious and
with the aim of being respected ( not necessarily popular
4. Fairness, memberi reward dan penalty terhadap performa kerja tanpa
ada ‘favorite’, memperlakukan individu berbeda tapi seimbang.
5. Warmth, hati dan pikiran terikat, menyayangi orang lain, serta
kepedulian terhadap orang lain.
6. Humility, kebalikan dari angkuh, menjadi pendengar yang baik dan
tanpa ego yang berlebihan
7. Confidence, tidak percaya diri berlebihan (yang biasanya dapat
menuju pada arogansi), tapi tetap memiliki kepercayaan diri
(Sulastiana, 2008).
Berdasarkan uraian tentang definisi kepemimpinan yang baik dan buruk diatas
serta persyaratan kualitas potensi yang dimiliki oleh pemimpin, maka unsur dari
kunci kepemimpinan adalah pengaruh yang dimiliki seseorang dan pada
gilirannya akibat pengaruh itu bagi orang yang hendak di pengaruhi. Pengaruh
dari yang telah tercipta merupakan hakikat dari potensi yang dimiliki seseorang
untuk menjadi pemimpin. Potensi kepemimpinan merupakan modal utama dan
penting sebagai salah satu prasyarat guna membentuk sikap dan perilaku dari
Bab 6 Potensi Kepemimpinan 73
dipimpin melainkan lebih dari itu, yang dimaksud tanggung jawab disini adalah
lebih berarti upaya seorang pemimpin untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
pihak yang dipimpin.
Anugerah akal budi yang diberikan Allah SWT kepada manusia merupakan
kelebihan tersendiri bagi manusia untuk menggembalakan dirinya sendiri, tanpa
harus menggantungkan hidupnya kepada penggembala lain. Karenanya,
pertama-tama yang disampaikan oleh hadits diatas adalah bahwa setiap manusia
pemimpin yang bertanggung jawab atas kesejahteraan dirinya sendiri, atau
dengan kata lain seseorang mesti bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, tanpa
menggantungkan hidupnya kepada orang lain dalam islam karena
kepemimpinan erat kaitan dengan pencapaian cita-cita maka kepemimpinan itu
harus ada dalam tangan seorang pemimpin yang beriman.
Dalam pandangan agama Islam potensi kepemimpinan setidaknya telah ada
dalam setiap jiwa seorang muslim sehingga sesungguhnya potensi
kepemimpinan bagi setiap muslim tetaplah ada. Hal ini tergantung bagaimana
potensi kepemimpinan tersebut di asah dan dikembangkan dalam proses
interaksi dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam menjalankan kehidupan
seorang individu harus mempunyai sifat tertentu agar membantu kelancaran
jalannya kehidupan, salah satu nya yaitu sifat pemimpin. Arti pemimpin adalah
seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/
kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu memengaruhi orang-orang lain
untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian
satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang,
sehingga dia mampu memengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. munculnya
sifat dan potensi untuk menjadi pemimpin di dalam diri kita otomatis membuat
atau dapat menambah percaya diri kita, karena dalam berkehidupan kita nanti
akan dihadapkan kepada gejala sosial atau fenomenologi yang ada dimasyarakat
maupun keluarga kita sendiri. Menjadi pemimpin haruslah memberi teladan
yang baik bagi semua orang. Dalam Islam setiap orang merupakan pemimpin
yang seharusnya memiliki rasa kepemimpinan dan tanggung jawab.
Dalam sebuah hadist yang di riwayatkan oleh HR. Muslim disebutkan bahwa
“setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan
akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang
suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal
Bab 6 Potensi Kepemimpinan 75
keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga
dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang
pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya
dan akan ditanya atas pertanggung jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin
dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya”.
Hadist diatas telah menerangkan bahwa setiap manusia adalah seorang
pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban kelak di
akhirat oleh Allah WST dan tak seorangpun mampu melepaskan diri dari
tanggungjawabnya. Pemimpin yang tidak bertanggung jawab juga berdosa. Jika
ada satu orang saja tidak baik, maka pemimpin kelak yang akan ditanya. Jika
ada satu orang saja terlantar, tidak mendapatkan apa yang harus dia dapatkan,
maka pemimpin yang akan mempetanggung jawabkannya dihadapan Allah.
(Karimah, 2017)
Karena itulah seorang pemimpin seharusnya mengerti tentang pengertian
pemimpin itu sendiri, tujuan dan betapa pentingnya tugas pemimpin itu. Dia tak
hanya membawa satu orang tapi seluruh warga di bawah kepemimpinannya.
Jadilah seorang pemimpin yang baik dan bertanggung jawab, karena setiap
orang merupakan pemimpin. Jika setiap orang mempunyai rasa kepemimpinan
dalam dirinya maka kehidupan akan damai dan sejahtera.
7.1 Pendahuluan
James Macgregor Burns dalam (Priadana and Hadian, 2013), mengatakan
bahwa kepemimpinan adalah “menjadi topik yang sering diperhatikan tetapi
jarang dimengerti”. Sekalipun demikian banyak persepsi yang tidak jelas dan
tidak dipahami. Banyaknya ahli berpendapatan tentang definisi kepemimpinan
yang mengakibatkan kaburnya konsep kepemimpinan. Jika sesuatu hal
didefinisikan terlalu banyak maka apa yang didefinisikan tersebut menjadi sulit
untuk dimengerti dan dipahami. Tujuan dirumuskannya suatu definisi yaitu
untuk membedakan hal yang didefinisikan dengan hal lainnya secara lengkap
dan tepat.
Maka dari itu, topik kepemimpinan tidak memiliki batasan sehingga sulit untuk
dikenali dan dipilah secara tegas dari hal lainnya. Kita contoh, bahwa secara
umum kepemimpinan sering dihubungkan dengan manajemen dan administrasi
serta sifat dan ciri pemimpin. Ada yang memberi identitas bagi kepemimpinan
dalam definisi yang dibuatnya, seperti Hemhill dan Coons dalam (Priadana and
Hadian, 2013), menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu perilaku
yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi pemimpin di berbagai aktivitas
80 Kepemimpinan Bisnis
dalam suatu kelompok yang memiliki tujuan bersama yang ingin dicapai. Tetapi
ada juga pendapat yang mempersempit definisi dari kepemimpinan merupakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang tertentu. Kondisi tersebut
menyebabkan sampai saat ini definisi tentang kepemimpinan tidak jelas.
3 Bos ingin segala sesuatu Tindakan yang ingin dilakukan adalah, sebagai
dikerjakan dengan bawahan, adalah menjadi tanggungjawab anda
caranya. Kadang-kadang untuk menyesuaikan diri dengan preferensi bos
bos anda bersikeras anda soal pengerjaan tugas, bukan sebaliknya.
menerapkan pendekatan Jadi, jika bos anda menginginkan segala hal
kerja yang sama sekali dalam bentuk tertulis, luangkanlah waktu untuk
berbeda dengan dengan membuat laporan tertulis, sekalipun anda lebih
pendekatan anda. suka menyampaikan laporan lisan. Dengan
Perbedaan ini dapat melakukan hal ini, anda tanpa sadar sedang
menyulut ketegangan, melatih keluwesan dan kemampuan adaptasi
menciptakan kebingungan, yang sangat berharga. Bos anda akan melihat
bahka menyebabkan anda sebagai orang yang lebih cerdas dan
masalah hubungan jangka efisien.
panjang.
mengambil keputusan yang benar, tepat, dan mungkin juga harus mengambil
suatu keputusan segera mungkin dan di saat itu juga. Untuk itu, selain logika
keadaan psikologi kita juga sangat berperan dalam pembuatan keputusan
tersebut.
Paul Ekman dalam (Goleman, 2020), berpendapat bahwa saat seseorang tidak
dapat menyadari bahwa emosinya sudah mengusasai dirinya. Hal tersebut
merupakan suatu situasi yang sangat penting bagi sifatnya agar lebih mudah
untuk mampu beradaptasi dengan emosinya. Emosi menghadapkan kita untuk
suatu masalah yang mendesak, dan membuat kita untuk memberikan reaksi atas
masalah tersebut tanpa membutuhkan waktu yang lama. Ekman menjelaskan
berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukannya bahwa emosi secara teknis
dapat meningkat hanya hitungan detik saja, tidak akan berlangsung lama yang
memakan waktu jam atau sampai berhari. Alasan kondisi tersebut dikarenakan
tubuh tidak akan sehat jika emosi terlalu lama mendominasi tubuh maupun saraf
seseorang.
Selanjutnya pada tahun 1990-an, Goleman dalam (Priadana and Hadian, 2013),
menjelaskan istilah kecerdasaran emosional suatu kemampuan yang digunakan
untuk menghadapi suatu keadaan seperti kesedihan, bahagia yang mampu
memberikan seseorang untuk merasa berempati, memberikan motivasi.
Menurut Goleman dalam (Priadana and Hadian, 2013), kecerdasan emosional-
EQ sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual-IQ. Kecerdasan EQ dapat
memberikan kita kesadaran mengenai perasaan milik diri sendiri dan perasaan
milik orang lain. EQ memberi kita rasa empati dan rasa hormat, cinta, motivasi
dan kemampuan untuk menanggapi berbagai macam persoalan hidup kita.
Selanjutnya Goleman dalam (Priadana and Hadian, 2013), mengungkapkan
orang yang mempunyai sifat atau kualitas pribadi, di antaranya
1. Seseorang yang mampu memberikan motivasi kepada diri sendiri dan
bertahan menghadapi suatu konflik yang membuat frustasi.
2. Dapat mengendalikan diri untuk tidak melakukan hal yang merugikan
diri sendiri dan orang lain serta mampu menunda pemuasan
3. Dapat mengendalikan suasana hati agar tidak kesulitan dalam berfikir
4. Memiliki keterampilan mudah berempati.
Kesadaran Diri Pemahaman diri; pengetahuan; John menyadari bahwa dia marah,
tentang perasaan sebenarnya sehingga dia menenagkan diri dan
pada suatu kejadian. mencari informasi lebih dalam
sebelum membuat keputusan
pribadi yang penting.
Manajemen Diri Menangani emosi untuk Amber memahan diri agar tidak
memudahkan, bukannya marah dan tidak meninggikan
menghalangi tugas; tidak setuju suaranya pada keluhan pelanggan
dengan emosi negatif dan yang tidak adil dan mencoba
kembali ke jalur konstruktif mencari fakta terhadap apa yang
untuk penyelesaian masalah. terjadi.
Motivasi Diri Tetap pada tujuan yang Patricia yakin proyek akan berhasil
diinginkan; mengatasi impuls diselesaikan sekalipun ada banyak
emosi negatif dan menunda halangan karena kurangnya sumber
gratifikasi untuk memperoleh daya dan dukungan manajemen
hasil yang diinginkan. puncak.
Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai “bidang mandiri” yaitu
memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
(IQ) relatif tidak berubah. Dengan dorongan yang kuat dari setiap individu
melalui usaha yang benar, kita dapat mempelajari dan menguasai kecakapan
emosional tersebut. Kecerdasan emosional dapat meningkat, dan dapat terus
ditingkatkan sepanjang kita hidup.
Lalu antara IQ dan EQ lebih penting mana? Dari sudut pandang penulis, penulis
memilih EQ dulu baru IQ. Secara kondisi normal, penulis lebih suka berdiskusi
dengan orang yang memiliki empati baik, simpati, pribadi yang hangat, bisa
memahami dan mau mendengarkan pendapat orang lain. Dari pada orang yang
mempunyai IQ di atas rata-rata namun miskin simpati, empati, pribadi yang
dingin dan tidak mau mmahami/mendengarkan perkataan orang lain.
Bagaimana dengan spiritual quotient (SQ)? Sampai saat kecerdasan spiritual
(SQ) dianggap sebagai bentuk kecerdasan yang paling final, yang bisa
merangkul dan memimpin bentuk-bentuk kecerdasan lainnya. Apakah SQ
benar-benar merupakan kecerdasan yang final? SQ adalah kemampuan manusia
untuk memberi makna atas apa yang ia alami dan jalani. SQ bukanlah sekedar
agama (religi). Terlepas dari agama, manusia dapat memberi makna melalui
berbagai macam keyakinan. Kita mengenal SQ dalam wujud yang beragam,
seperti kecintaan pada alam, kecintaan dan taqwa kepada Tuhan, kecintaan
kepada sesama manusia, kecintaan kepada diri sendiri, kecintaan kepada negara,
dan bahkan kepada dunia.
Selain itu SQ adalah sumber kebahagiaan. Bahagia yang dimaksud bukanlah
rasa gembira atau rasa senang. Kita bisa makan enak, kenyang, dan kemudian
merasa senang. Namun itu bukan bahagia. Sebaliknya kita bisa menolong orang
lain, sakit badan dan kehilangan uang karena beramal, namun kemudian muncul
rasa bahagia. Inilah bahagia yang sesungguhnya, bahagia karena merasa
memiliki makna. Jadi berbagai hal seperti karir, uang, benda-benda kesayangan,
keunggulan bersaing, kekuasaan, dan semua wujud peraihan kepemilikan di
dunia ini tidak dapat memberikan kebahagiaan, kecuali diiringi dengan SQ yang
tinggi, yang memberi makna. Tanpa makna tak ada kebahagiaan. Seseorang
yang melihat segala sesuatu dengan pikiran dan hati bersyukur akan selalu
memperoleh kedamaian dan kesejahteraan.
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa menjadi seorang pemimpin bisnis selain
harus menguasai berbagai keterampilan manajemen, mereka juga harus
menguasai IQ, EQ, SQ. IQ dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas
konseptual dalam fungsi manajemen, EQ dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan
tugas-tugas operasional fungsi manajemen. Sedang SQ diperlukan untuk
94 Kepemimpinan Bisnis
menjaga keseimbangan dan memberi nilai dan makna dari hasil yang dicapai.
Inilah kecerdasan yang membentuk seseorang menjadi pemimpin bisnis sejati.
Bab 8
Pemimpin Bisnis Yang Kreatif
8.1 Pendahuluan
Konsep kepemimpinan kreatif memiliki sejarah yang panjang dan menarik
dalam ilmu organisasi. Dalam bukunya tahun 1957 Kepemimpinan dalam
administrasi, Selznick (1984) menyatakan bahwa sementara perilaku
administratif teknis-rasional mendorong efisiensi ketika alternatif keputusan
dibatasi, dalam kondisi ketidakpastian dan kebebasan pembaruan lembaga
membutuhkan kepemimpinan yang kreatif. Selznick (1984) mengemukakan
bahwa kepemimpinan kreatif memerlukan seni membangun institusi yang
mewujudkan nilai-nilai baru dan abadi dan penciptaan kondisi yang
memungkinkan di masa depan apa yang dikecualikan di masa kini (Mainemelis
and Epitropaki, 2015). Pendekatan kepemimpinan kreatif mengekstrapolasi
dimensi perilaku seorang pemimpin transformasional. Pendekatan
kepemimpinan kreatif berusaha untuk menumbuhkan lingkungan inovatif dan
pola pikir yang kompatibel di antara anggota organisasi .. Pemimpin kreatif
dapat menunjukkan karakteristik berikut: "eksploratif, mandiri, pemikiran yang
berlawanan, merangkul perubahan, dan mengantisipasi hal yang tidak terduga"
serta visioner, pengasuh dan melindungi ide-ide anggota, dan "mengurangi
risiko" dalam lingkungan yang tidak pasti (Mickahail, 2019).Teori konvensional
tentang pemimpin dan kepemimpinan berfokus pada ciri fisik, kepribadian, atau
kognitif, gaya perilaku, dan situasi tertentu. Pemimpin yang paling efektif akan
96 Kepemimpinan Bisnis
perubahan dan permintaan akan solusi unik. Organisasi dari semua ukuran
sedang mengevaluasi ulang proses dan pemimpin dalam upaya menanggapi
permintaan saat ini untuk kreativitas dan inovasi dengan cara yang menetapkan
kreativitas sebagai produk. Kreativitas bukanlah inovasi yang berguna sampai
hasilnya diimplementasikan dalam bentuk yang bermanfaat. Upaya untuk
mensintesis makna kepemimpinan kreatif di bawah konstruksi global
menghasilkan definisi yang mencakup "memimpin orang lain menuju
pencapaian hasil yang kreatif". Tanpa hasil kreatif yang berguna dalam konteks
masalah, kreativitas tidak menghasilkan solusi inovatif. Pemimpin menciptakan
visi dan memberdayakan anggota tim untuk bekerja menuju visi tersebut.
Salah satu aspek dalam mewujudkan visi adalah mengelola aspek struktural
perubahan cepat. Pemimpin kreatif memberdayakan pengikut dengan visi masa
depan, memungkinkan mereka memberikan kontribusi unik mereka pada solusi
inovatif. Penciptaan lingkungan yang aman yang mendorong karyawan untuk
berimajinasi, bereksperimen, gagal, dan berkolaborasi menuntut restrukturisasi
organisasi tradisional.
Design Thinking
Design Thinking adalah contoh struktur yang mendukung kreativitas dan
inovasi. Design Thinking adalah metodologi yang digunakan untuk
memecahkan masalah kompleks dan menemukan solusi yang diinginkan. Pola
pikir desain inovatif tidak berfokus pada masalah, tetapi lebih berfokus pada
solusi serta berorientasi pada tindakan untuk mempengaruhi masa depan.
Design Thinking menawarkan kerangka kerja untuk memahami dan mengejar
inovasi sambil berkontribusi pada pertumbuhan organik dan mengembangkan
nilai nyata. Siklus Design Thinking melibatkan menemukan kebutuhan yang
tidak terpenuhi dalam konteks situasi, membingkai ruang lingkup inovasi, dan
menghasilkan ide-ide kreatif, menguji ide, dan menyempurnakan solusi.
Ditambahkan ke ini adalah gagasan bahwa ketika menilai solusi, faktor periferal
perlu disertakan, dalam mencari solusi alternatif.
Kualitas Kepemimpinan Otentik (Authentic Leadership Qualities)
Oleh karena itu, tanggung jawab pemimpin termasuk membangun kepercayaan
dan keaslian, sekaligus menciptakan lingkungan yang mendukung
keberagaman dan inovasi. Kepemimpinan dan kepercayaan dianggap
fundamental ketika menghadapi proses perubahan. Menurut Agote et al. (2016)
persepsi kepemimpinan otentik dapat mempengaruhi kepercayaan dan emosi
pengikut selama perubahan, sementara pemimpin transformasional melibatkan
104 Kepemimpinan Bisnis
9.1 Pendahuluan
Sikap kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam kegiatan bisnis, salah satunya
untuk mengarahkan dan mengoordinasikan semua orang dan semua kelompok
yang terlibat dalam bisnis, agar tercapai tujuan dari kegiatan bisnis tersebut.
Arahan bisnis yang telah menjadi ketetapan bersama tentunya harus dijalankan
dengan baik, dan dalam prosesnya harus ada koordinasi dan komunikasi yang
baik di antara elemen organisasi bisnis tersebut. Bisnis yang sukses adalah bisnis
yang terus berkembang semakin besar. Logika sederhananya, suatu bisnis yang
besar tidak akan mungkin bisa dijalankan seorang diri tanpa melibatkan dan
bekerja sama dengan orang atau pihak lain. Semakin banyak pekerja dan mitra
yang dilibatkan, tentu akan membuat bisnis semakin besar dan kuat.
Maka dari itu, kemampuan kepemimpinan seseorang bisa memiliki pengaruh
pada seberapa besar ekspansi dan seberapa cepat akselerasi sebuah bisnis
berkembang. Pemimpin bisnis yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang
berkualitas tinggi atau bertipe pemimpin yang efektif, tentu akan mampu
memanfaatkan potensi maksimal berbagai komponen dalam bisnisnya untuk
bergerak sesuai arahannya menuju kepada kesuksesan.
108 Kepemimpinan Bisnis
Berbisnis adalah bukan suatu perkara yang mudah, seorang pemimpin selain
harus mampu mengembangkan produk, mengenal peluang, mengantisipasi
risiko, dan juga faktor keberuntungan lainnya, juga harus memiliki cara pandang
dan bersikap yang sesuai dengan visi dan misi organisasi/institusi perusahaan
yang dipimpinnya. Seorang pebisnis yang handal harus memiliki jiwa pantang
menyerah dan juga jiwa leadership (kepemimpinan) di dalam dirinya.
Di antara jiwa leadership (kepemimpinan) yang dibutuhkan dalam bisnis, antara
lain adalah (a) kemampuan membuat strategi; (b) kemampuan mengoordinasi;
dan (c) kemampuan memecahkan masalah. Beberapa hal tersebut merupakan
bagian kecil dari beberapa aspek yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
yang ingin menjadikan bisnisnya dari waktu ke waktu semakin sukses.
Menjadi pemimpin yang sukses bukanlah sesuatu yang terjadi secara instan,
namun harus dicapai melalui disiplin tinggi, kerja keras, dan komitmen untuk
selalu melakukan peningkatan melalui berbagai pengalaman serta sikap berani
melangkah dalam mengambil risiko. Pemimpin sukses bukan mereka dengan
jabatan atau gelar panjang di kartu namanya juga bukan mereka yang
memenangkan sebuah kontes popularitas namun tidak disukai atau dihormati
oleh orang-orang di sekitarnya. Pemimpin yang sukses dan hebat adalah
pemimpin yang melayani dan mampu memengaruhi kepada orang lain, terlepas
dari jabatannya demi mencapai tujuan yang ingin dicapai. Termasuk di
antaranya adalah mampu menciptakan keharmonisan di lingkungan kerja,
sehingga semua orang bekerja dalam tim dan berkolaborasi dalam mencapai
tujuan bersama secara kondusif dan harmonis.
besar. Komunikasi yang baik dan dibangun atas rasa saling mengerti dan
memahami antar anggota tim, akan menumbuhkan komitmen dan kenyamanan
untuk bertukar pikiran dan saling berbagi ketika menghadapi suatu masalah
sehingga dapat diselesaikan bersama dan tidak menjadi batu sandungan bagi
tim.
Mengelola sebuah tim agar tetap fokus pada tujuan pada dasarnya merupakan
suatu pekerjaan yang mudah. Namun demikian, kemudahan tersebut hanya akan
didapatkan apabila masing-masing anggota tim merasa saling membutuhkan di
antara mereka untuk mencapai tujuan bersama. Apabila ada satu anggota tim
yang egois maka di dalam mengelola tim tersebut akan menemui kesulitan. Di
sinilah pentingnya komunikasi dalam mengelola sebuah team work.
Momentum bersama mereka seperti makan siang bersama akan menjadi suatu
momen yang sangat berharga untuk menciptakan suatu kedekatan bersama
anggota tim. Tidak sedikit anggota tim yang mengalami kesulitan akan tugas
dan tanggung jawab yang harus ia kerjakan. Pendampingan dan evaluasi kerja
yang dilakukan oleh pemimpin secara aktif akan sangat membantu menambah
kepercayaan anggota tim kepada pemimpinnya. Terdapat banyak kegiatan yang
bisa dilakukan pemimpin untuk memiliki waktu bersama dengan anggota tim
yang dimilikinya, di luar kegiatan yang bersifat pekerjaan namun sangat
berdampak pada peningkatan motivasi dan kinerja bagi anggota tim. Dengan
melakukan beberapa hal tersebut, seorang pemimpin akan merasakan setiap
perubahan positif dari anggota tim yang semakin meningkat kinerjanya.
Berikut ini terdapat beberapa sikap seorang pemimpin yang bisa mengayomi
anggota tim di bawahnya, antara lain: (a) Tetapkan tujuan. Pemimpin harus
mengetahui bahwa untuk dapat mencapai suatu puncak itu diperlukan
serangkaian tujuan yang jelas; (b) Berpikir sistematis. Kepemimpinan akan
efektif ketika seorang pemimpin mau belajar mengumpulkan dan menyusun
data yang diperlukan, menganalisis penyebab situasi, dan mengusulkan
tindakan yang didasarkan pada suatu analisis yang tepat; (c) Belajar dari
pengalaman. Setiap proyek/kegiatan yang dikerjakan oleh sebuah tim pasti
memiliki sesi tinjauan akhir. Hal ini akan sangat membantu tim tersebut untuk
mencari tahu apa yang diperbaiki darinya. Peran pemimpin secara luas terlihat
ketika memberikan dorongan kepada timnya untuk selalu mengambil peran
dalam berbagai kegiatan secara teratur dan mengambil pelajaran darinya; (d)
Libatkan orang lain. Seorang pemimpin bisa menyarankan untuk menuliskan
daftar tugas dan memberikan setiap tugas kepada setiap anggota tim di
bawahnya agar merasa dilibatkan dan menjadi bagian dari kegiatan tersebut; (e)
Berikan umpan balik. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
mengenai suatu proyek atau apa yang sulit untuk menyelesaikan proyek atau
kegiatan tersebut. Dengan demikian, mereka anggota tim akan memberikan
saran yang bijaksana untuk perbaikan, dan pemimpin tentunya akan
melakukannya dengan cara yang lebih baik.
anggota dan tim yang dipimpinnya. Mengingat pemimpin adalah pribadi yang
memiliki kecakapan dan kelebihan di suatu bidang sehingga mampu
memengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
Pemimpin dan kepemimpinan adalah suatu kesatuan, pemimpin haruslah
memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Dalam bisnis, kepemimpinan
merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang dilaksanakan
dalam bisnis yang dilakukan oleh pemimpin. Kepemimpinan adalah aktivitas
untuk memengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu. Untuk mampu memengaruhi orang tentu pemimpin
harus mempunyai karakter yang kuat. Di antara beberapa karakter positif yang
utama seorang pemimpin di antaranya adalah pemimpin harus memiliki
karakter pembelajar, karakter pelayan, pembawa energi positif, sebagai
fasilisator, dan juga penasihat.
kasih yang tulus akan memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja
tim dan anggotanya.
3. Memiliki visi yang jelas. Seorang pemimpin harus mampu
mengartikulasikan sebuah visi dengan sangat jelas dan nyata. Melalui
kata-kata, keyakinan, dan tindakan seorang pemimpin mengetahui
seperti apa masa depan yang akan diinginkan dan mampu
menunjukkan kepada orang lain cara mewujudkannya.
4. Selalu mendengarkan. Mendengar tentunya berbeda dengan
menyimak. Pemimpin yang inspiratif akan mendengarkan apa yang
dikatakan tim beserta anggotanya dan akan memberikan respon
dengan cepat dan tepat. Pemimpin harus selalu terbuka untuk
menerima umpan balik (feedback) dari tim dan selalu memberikan
dorongan untuk bekerja sama.
5. Berkomunikasi dengan baik. Apabila komunikasi seorang pemimpin
tidak dapat dimengerti oleh timnya, proses pergerakan yang telah
direncanakan harus ditunda lebih dahulu. Meskipun beberapa
pemimpin menganggap menggunakan memo dan pertemuan singkat
akan lebih optimal, namun mempersingkat percakapan memiliki
potensi dapat menimbulkan suatu miskomunikasi. Pemimpin
inspiratif tahu dan mampu mengambil waktu yang tepat dan
memastikan bahwa komunikasi yang dilakukannya telah dimengerti
oleh semua anggota tim.
6. Sangat dipercaya. Seorang pemimpin akan memprioritaskan
kesuksesan dalam visinya. Sehingga pelanggan dan tim di bawahnya
akan lebih termotivasi dan tertarik untuk bekerja sama. Pemimpin yang
inspiratif memberikan informasi dengan sebenarnya, berada dalam
integritas dengan yang telah dijanjikan. Ketika anggota tim merasa
bangga dalam kepemimpinan dan organisasi yang mereka terlibat di
dalamnya, tentu mereka akan lebih berperan aktif dalam meningkatkan
kinerja.
7. Memiliki Passion yang kuat. Antusiasme untuk menjadi misi
organisasi merupakan hal penting bagi pemimpin yang inspiratif.
Seorang pemimpin yang tidak paham tentang tugas dan tanggung
jawab pekerjaan untuk tujuan apa, maka sangat mungkin tim di
bawahnya pun dalam kondisi yang serupa. Passion seorang pemimpin
akan mengingatkan kepada semua anggota tim memiliki antusias dan
mengapa mereka harus bekerja.
Bab 9 Cara Untuk Menjadi Pemimpin Bisnis 117
Dengan melakukan beberapa hal tersebut, seorang pemimpin akan memiliki tim
yang bisa memahami peran karakter pemimpinnya yang selanjutnya akan
menjadikannya pemimpin yang sangat dipercaya dan bahkan dicinta.
9.2.10 Bertanggungjawab
Kesalahan adalah suatu hal umum yang dilakukan oleh setiap manusia. Namun
demikian, sangat sedikit yang mau mengakui kesalahan yang dilakukannya dan
bersedia untuk berubah ke arah yang lebih baik ketika dilakukan evaluasi dan
mendapatkan masukan. Kesalahan yang dilakukan anggota tim adalah juga
menjadi tanggung jawab dari pemimpin, karena sebagai pemimpin yang bijak
perlu mengambil tanggung jawab penuh atas tim yang dipimpinnya.
Setiap keberhasilan yang dicapai oleh anggota tim, tentu menjadi keberhasilan
pemimpinnya. Demikian juga jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh
anggota tim, tentunya seorang pemimpin memiliki andil di dalamnya untuk
dapat segera menyelesaikannya. Dengan memberikan dukungan dan
pendampingan terhadap tim yang dimilikinya, keberadaan seorang pemimpin
akan dapat meningkatkan kepercayaan diri kepada anggota tim dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya. Siapa pun akan percaya kepada mereka terlebih
pemimpin yang secara aktif menunjukkan kejujuran di dalam bertindak dan
berperilaku, terutama dalam hal tanggung jawab sebagai seorang pemimpin.
Pemimpin yang ideal salah satunya adalah pemimpin yang bertanggung jawab.
Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari segala keputusan
yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas dan
berinisatif, seorang pemimpin tentunya perlu memiliki sifat bertanggungjawab.
Bab 9 Cara Untuk Menjadi Pemimpin Bisnis 119
Pengambilan keputusan terhadap cara kerja dan pelaksanaan misi bagi anggota
tim tentunya tidak boleh diputuskan dengan tergesa-gesa.
Dalam mengambil suatu keputusan, seorang pemimpin harus menjadi
pendengar yang baik. Sebagai pemimpin akan lebih bijak apabila tidak langsung
memberikan suatu perintah sebagai suatu solusi, akan tetapi harus fokus untuk
membimbing dan mengarahkan agar para anggota tim itulah yang menemukan
solusi dan menjalankannya. Dengan demikian, pemimpin yang bertanggung
jawab adalah pemimpin yang tetap teguh dan mampu berpikir taktis untuk
menerima segala risiko yang timbul dari keputusan yang diambilnya. Pemimpin
harus selalu berjiwa besar, menerima kritik dan mengambil tanggung jawab atas
semua keputusannya, dan tidak mencari kambing hitam atau menyalahkan
orang lain atas masalah yang dihadapinya.
10.1 Pendahuluan
Kepemimpinan (leadership) merupakan proses dalam memengaruhi,
memotivasi , dan membuat orang lain untuk berkontribusi terhadap kesuksesan
dan efektivitas suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan-
tujuannya. Ada empat jenis kepemimpinan yang paling sering diterapkan, yaitu
kepemimpinan yang demokratis, kepemimpinan yang otokratis, kepemimpinan
yang bersifat afiliatif, dan kepemimpinan yang visioner.
Peran pemimpin di suatu perusahaan di antaranya adalah memberikan motivasi
dan pengawasan kepada karyawan. Pemimpin memberikan motivasi terhadap
karyawan dengan tujuan agar produktivitas kinerja setiap karyawan dapat
mencapai kepuasan kerja. Mangkunegara (2012) menyatakan bahwa motivasi
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan agar terarah
dan fokus pada tujuan yang hendak dicapai dalam organisasi.
Pemimpin memberikan pengawasan (controlling) terhadap karyawan bertujuan
untuk mencegah timbulnya penyimpangan dan menjamin bahwa pelaksanaan
kegiatan organisasi dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
oleh perusahaan. Sujamto (1983) berpendapat bahwa pengawasan adalah segala
122 Kepemimpinan Bisnis
usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya
mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sudah sesuai dengan yang
semestinya atau tidak. Pemimpin memberikan motivasi dan pengawaasan
kepada karyawan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
agar dapat mencapai kepuasan kerja, serta dengan adanya motivasi dan
pengawasan bertujuan untuk mencegah timbulnya penyimpangan dari
pelaksanaan program yang telah ditentukan. Pemimpin bisnis dalam
aktivitasnya ini terdiri dari informasi yang terus berubah dan proses pekerjaan
di dalam menulis. Perilaku yang dapat diamati berupa menjawab perosedur
pertanyaan, menerima dan menyebarkan permintaan informasi, menyampaikan
hasil pertemuan (meeting), memberi dan menerima informasi rutin baik melalui
telepon, email, membaca laporan, menulis laporan/memo/surat, laporan
keuangan rutin dan pemegang buku dan kas. Dalam aktivitas Bisnis ini upaya
pemimpin dalam bisnis terdiri atas beberapa kategori
;memotivasi/reinforcement, disiplin/punnishment, management konflik,
susunan kepegawaian, dan pelatihan/ pengembangan. Karena hal ini tidak
secara umum dapat diamati, kategori disiplin/punnishment yang dapat dianalisa.
Pengamatan perilaku untuk aktivitas ini meliputi memberikan penghargaan atau
imbalan, meminta masukan, memberikan feedback positif, memotivasi,
menangani konflik, meninjau aplikasi (surat lamaran), melakukan wawancara
pada aplikasi, memenuhi apa yang dibutuhkan, orientasi karyawan, mengatur
pelatihan, menjelaskan tugas-tugas, melakukan pelatihan, memberikan saran,
dan mengamati tugas karyawan.
ataupun diarahkan oleh sang pemimpin. Motivasi orang untuk mendorong atau
memimpin seseorang untuk melakukan sesuatu pada hakikatnya ada dua
macam, yaitu motivasi ekstrinsik (dari luar) dan motivasi intrinsik (dari dalam).
Setelah mengambil kebijakan untuk tim, seorang leader harus memikirkan pula
strategi yang tepat agar semua aktivitas perusahaan berjalan dengan lancar.
Sangatlah penting bagi para anggota perusahaan untuk mendapatkan berbagai
tugas yang sesuai dengan skills/kemampuan mereka masing-masing. Sebagai
leader, kemampuan untuk menempatkan dan mendelegasikan tugas yang tepat
kepada anggota perusahaan akan meningkatkan efisiensi perusahaan secara
signifikan. Mempermudah kegiatan bisnis agar berjalan efektif, perlu
mendelegasikan aktivitas bisnis itu kepada orang yang dipercayai dan memiliki
128 Kepemimpinan Bisnis
Bukan hanya anggota saja, leader juga harus memperhatikan koordinasi antara
atasan dan bawahan, serta dengan beberapa unit lain yang ada dalam lingkungan
perusahaan. Seorang leader yang baik akan mampu mewujudkan hal tersebut
sehingga terbangun hubungan yang harmonis dan produktif antar seluruh
elemen. Selain itu, jika seluruh elemen terkoordinasikan dengan baik, maka visi
perusahaan akan lebih mudah diwujudkan.mengadaan pertemuan/rapat berkala
sebagai langkah untuk melakukan koordinasi antara bagian/ bidang masing-
masing, sehingga akan tercipta koordinasi dengan baik untuk mencpai tujuan
organisasi.
d. Melakukan Evaluasi
Salah satu fungsi lain leadership yang tidak kalah pentingnya adalah
pengendalian wewenang dalam sebuah perusahaan. Pada dasarnya, sebuah
perusahaan besar yang telah beroperasi dalam waktu yang lama, harusnya telah
menetapkan wewenang-wewenang anggota perusahaan sesuai dengan
kapasitasnya sehingga antar anggota tidak terjadi konflik wewenang dan
menjamin kelancaran komunikasi.
Bagaimana dengan wewenang seorang pemimpin? Wewenang seorang
pemimpin meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan dan Pengembangan imajinasi
2. Pendelegasian wewenang kepada bawahan
3. Pengembangan kesetiaan para bawahan
Bab 10 Aktivitas Pemimpin Dalam Bisnis 129
Gaya Otokratik, merupakan gaya leadership yang memiliki rasa egoisme yang
besar. Pemimpin tipe otokratik biasa memiliki ekspektasi yang tinggi dalam hal
kedisiplinan kerja karyawan, karena mereka menganggap bahwa kedisiplinan
karyawan adalah wujud kesetiaan karyawan terhadap mereka. Pemimpin seperti
ini cenderung menganggap bahwa dirinya memiliki peranan penting dalam
perusahaan dan mereka umumnya akan enggan membagi wewenang kepada
orang lain.
Kepemimpinan gaya otokratik biasanya akan menuntut ketaatan yang penuh
dari bawahan dan bersifat kaku dalam membuat peraturan sehingga anggota
perusahaan yang tidak menaati peraturan biasanya akan mengalami tindakan
punitif (Contohnya seperti ancaman, hukuman dan surat peringatan).
2. Gaya Paternalistik
Karakteristik yang khas dari gaya kepemimpinan kharismatik adalah daya tarik
yang memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang banyak. Pemimpin
yang kharismatik biasanya adalah seorang pribadi yang memiliki resume atau
pengalaman hidup yang dinilai impresif, sehingga mudah dikagumi oleh
bawahannya.
4. Gaya Laissez-Faire
Bab 10 Aktivitas Pemimpin Dalam Bisnis 131
Seorang pemimpin ibarat cermin bagi karyawan yang dipimpin. Segala tindak
tanduk pemimpin akan menentukan bagaimana seorang karyawan akan
bersikap. Oleh sebab itu, sebagai pemimpin harus mampu memberikan contoh
yang baik kepada bawahan.
Contoh simple seperti seorang pemimpin yang ingin bawahannya datang ke
kantor tepat waktu, maka pemimpin tersebut harus terlebih dahulu
melakukannya dan menjadi role model untuk karyawan-karyawannya.
b. Mengajak Bukan Memerintah
kepada bawahannya, tetapi lebih dari itu, seorang pemimpin harus memiliki
kerendahan hati, keterbukaan hati, keinginan berdiskusi, serta terbuka dalam
menerima kritik dan saran karyawan. Cara yang sangat bijak dan elegan yaitu
dengan sopan dan santun agar cara mengajak maupun menyuruh bawahan / stap
terasa menyentuh agar dapat dikerjakan dengan kesadaran dan merasa tidak
terpaksa.
c. Mengendalikan Emosi
Ketika emosi stabil, maka energi yang dikeluarkan tidak akan signifikan. Begitu
pula sebaliknya, emosi yang tinggi akan membutuhkan banyak energi.
Pemimpin hendaknya pandai dalam mengontrol emosi sehingga tidak
menghasilkan ketidaknyamanan atau konflik yang merugikan perusahaan.
d. Mengasah Keterampilan Dalam Memimpin
Aktivitas ini terdiri dari sosial, ekonomi maupun politik dan interaksi dengan
lingkungan luar. Perilaku yang dapat diamati diasosiasikan dengan perilaku
yang meliputu relasi-network “percakapan”; bercanda, diskusi rumor, kabar
angin, komplein, keluhan; politik, berlaku adil terhadap pelanggan, supliyer dan
yang membantu pekerjaan; memperhatikan pertemuan diluar organisasi; dan
melakukan dalam tugas-tugas tertentu.
Bab 10 Aktivitas Pemimpin Dalam Bisnis 133
visi yang baru atau perubahan drastis yang memberikan pengaruh besar
terhadap perusahaan.
Apapun jenis kepemimpinan yang diterapkan dalam bisnis, pemimpin yang
efektif memiliki sifat-sifat yang dapat berkontribusi terhadap berkembangnya
suatu bisnis. Ada lima sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Pertama, seorang pemimpin yang efektif harus terus berinovasi dalam
membangun suatu nilai dan penerapan dalam bisnis, tidak terus berpaku pada
cara-cara yang konvensional. Kedua, seorang pemimpin yang efektif harus
menginspirasi dan memotivasi semua orang dalam perusahaan untuk mencapai
visi yang ingin dituju bersama. Ketiga, seorang pemimpin harus bisa menjadi
teladan yang baik bagi para pekerjanya. Hal ini memotivasi para karyawan
untuk ingin terus meningkatkan kemampuan dan kinerja dalam diri mereka.
Keempat, seorang pemimpin yang efektif harus memiliki tingkat kecerdasan
emosional yang tinggi dan mampu memahami perasaan dalam diri tiap
pekerjanya. Pemimpin yang efektif harus menghargai perasaan para anggotanya
dan membangun hubungan yang baik dengan mereka. Kelima, pemimpin yang
efektif memungkinkan para anggotanya untuk bertindak dengan memberikan
akses terhadap informasi dan memberdayakan para pekerjanya untuk bekerja
dengan seluruh kemampuan yang mereka miliki. Maka dari itu, untuk
membangun dan mempertahankan suatu bisnis yang sukses, seorang
wirausahawan (entrepreneur) harus memiliki dan menerapkan kepemimpinan
yang efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
meningkatkan kinerja para pekerjanya untuk mengembangkan bisnisnya.
Bab 11
Pengambilan Keputusan
Sebagai Pemimpin Bisnis
11.1 Pendahuluan
Kepemimpinan bisnis adalah paradigma yang muncul dalam ranah
pengambilan keputusan dan kewirausahaan. Kepemimpinan bisnis telah
berkembang sebagai konvergensi bidang kewirausahaan dan mencerminkan
tindaklanjut pemenuhan kebutuhan untuk beradaptasi dengan peluang dan
tantangan dalam pengaturan organisasi. Kepemimpinan bisnis lebih dikenal
sebagai tanggungjawab menuju pencapaian penciptaan nilai strategis. Menurut
Harrison, et al., (2018), kepimimpinan bisnis memiliki paling tidak empat
kategori keterampilan dalam menentukan keputusan, yaitu keterampilan
teknis/bisnis, konseptual, interpersonal, dan kewirausahaan. Bidang
kepemimpinan dan kewirausahaan memberikan wawasan kritis tentang cara
individu dan organisasi berfungsi dan tampil di lingkungan organisasi yang
kompleks. Studi kepemimpinan terdiri dari dua konvergensi, yaitu historis
maupun konseptual. Konvergensi ini menyebabkan pengembangan paradigma
baru yang dikenal sebagai “kepemimpinan bisnis”. Di seluruh paradigma yang
muncul, konsep kepemimpinan bisnis telah dieksplorasi dalam beberapa
konteks. Konsep kepemimpinan bisnis fokus terhadap proses dinamis dalam
menetapkan arah organisasi, menggambarkan keragaman dinamika dan
136 Kepemimpinan Bisnis
tujuan dan sasaran organisasi. Pemimpin bisnis memiliki enam alasan kuat
untuk menerapkan keputusan strategi (1) Misi Organisasi bisnis membutuhkan
strategi untuk mencapai misi tersebut. (2) Masa depan ideal organisasi bisnis;
Organisasi bisnis membutuhkan strategi untuk membawa organisasi menuju
masa depan ideal (3) Tujuan keuangan; Organisasi memerlukan strategi untuk
mencapai hasil keuangan yang diperlukan, diukur dalam hal pengembalian
ekuitas, atau pengembalian modal total yang digunakan, atau mencapai nilai
pasar dan target perusahaan. (4) Reposisi perusahaan; Organisasi memerlukan
strategi untuk memindahkan bisnis dari tempat sekarang ke tempat yang
diperlukan untuk mencapai misi atau hasil keuangan yang diperlukan. (5)
Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Organisasi membutuhkan strategi
untuk fokus pada kekuatan dan peluang dan baik untuk menghindari atau
mengatasi kelemahan dan ancaman. (6) Untuk mengambil tindakan sekarang;
Strategi harus mengarah pada tindakan. Hanya tindakan yang mendapatkan
hasil. Jangan bingung antara keberadaan sistem perencanaan strategis dengan
implementasi strategi. Strategi tanpa tindakan tidak akan mendapatkan hasil.
Tindakan tanpa perencanaan adalah penyebab umum kegagalan bisnis (Gjerde
& Ladegård, 2019).
Pemimpin bisnis menciptakan manajemen perubahan, mengelola konflik,
indikator kinerja dan manajemen operasional, termasuk pengaturan organisasi,
menentukan kualitas dan keputusan strategis. Pemimpin bisnis mendorong dan
menciptakan peluang bagi pengikutnya untuk menguasai pekerjaan mereka,
menggunakan kemampuan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan,
memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan,
membantu mereka menemukan solusi dan memotivasi mereka untuk
meningkatkan kinerja. Pemimpin bisnis mengartikulasikan visi yang menarik
untuk keberlanjutan organisasi, mendorong pertukaran komunikasi,
menciptakan iklim yang aman dan bersahabat, memberikan pembinaan,
dukungan dan pengembangan. Pengakuan atas kontribusi individu, serta
penghargaan, akan memiliki dampak yang menentukan dalam menumbuhkan
motivasi layanan organisasi bisnis.
Luaran dari kepemimpinan bisnis dapat dilihat pada komitmen pengikut,
kepuasan pengikut, budaya organisasi, efektivitas kepemimpinan dan kinerja
organisasi bisnis (Hassan, et al., 2018). Kepemimpinan bisnis keberlanjutan
memerlukan pengembangan kompetensi khusus yang mencakup tidak hanya
pengetahuan dan keterampilan (kompetensi kognitif dan fungsional) tetapi juga
sikap, motif, nilai, dan etika. Pemimpin bisnis dapat menjadi cara yang tepat
148 Kepemimpinan Bisnis
dan hasil yang tidak dapat diprediksi ini menghalangi keinginan anggota untuk
berusaha mencapai tujuan ini, kecuali jika para pemimpin menciptakan
lingkungan yang aman dan mendukung, di mana mereka dapat
mengekspresikan diri tanpa takut akan konsekuensi negatif. Pemimpin bisnis
memberikan perhatian pribadi kepada setiap anggota, mencoba memahami
kebutuhan mereka dan memberikan dukungan emosional. Gerakan suportif ini
meningkatkan perasaan aman anggota dan mendorong mereka untuk
menampilkan diri yang mereka sukai saat mengerjakan tugas.
Untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, penting untuk mengidentifikasi dan
meningkatkan nilai-nilai inti kepemimpinan. Memahami apa itu nilai
kepemimpinan dan apa nilai kepemimpinan inti yang ingin diadopsi ke dalam
gaya kepemimpinan dapat membantu untuk meningkatkan hubungan dan
koneksi dengan tim, sehingga kepemimpinan menjadi lebih efektif (indeed.com,
2021).
Nilai-nilai kepemimpinan penting karena membantu pemimpin menentukan
bagaimana pemimpin ingin mencapai tujuan tersebut dan ingin menjadi
pemimpin yang seperti apa. Nilai-nilai kepemimpinan memandu bagaimana
seorang pemimpin membuat keputusan dan tindakan apa yang akan diambilnya.
Nilai-nilai kepemimpinan juga membantu tumbuh dan berkembangnya seorang
pemimpin baik secara pribadi maupun profesional (indeed.com, 2021).
Nilai-nilai kepemimpinan adalah keyakinan dan prinsip inti yang membimbing
seorang pemimpin dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Nilai-nilai
kepemimpinan terkait erat dengan nilai inti pribadi seseorang dan nilai-nilai
perusahaannya. Nilai-nilai pribadi dapat didefinisikan sebagai hal-hal yang
personal/individu yakini paling penting untuk mencapai tujuan pribadi dan
untuk menjadi bahagia. Nilai-nilai kepemimpinan profesional memberikan
pengaruh kepada pengikut/follower, kognisi dan perilaku melalui interaksi
dengan konsep diri pengikut/follower. Dengan memiliki seperangkat nilai inti
yang kuat sebagai pemimpin akan membantu membangun rasa hormat dan
kepercayaan di antara tim dalam organisasi (indeed.com, 2021).
Menurut indeed.com (2021) nilai-nilai kepemimpinan di antaranya adalah:
Memengaruhi, visi, Kejujuran, Gairah, Integritas, Dedikasi, Empati,
Pengembangan pribadi, Layanan, Menghormati, Ketahanan, Adaptasi dan
Keaslian. Nilai-nilai kepemimpinan menurut Bylone (2013) yaitu temperamen,
keterbukaan, kejujuran, integritas, gairah dan antusiasme, inovasi dan
kreativitas, keberanian dan kerendahan hati serta kepercayaan.
154 Kepemimpinan Bisnis
12.3.2 Visi
Visi mengacu pada pengetahuan pemimpin tentang apa tujuan dan sasaran dan
rencana yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut. Visi adalah nilai inti yang
penting bagi setiap pemimpin karena mereka harus mampu
mengkomunikasikan secara efektif kepada tim mereka apa tujuan perusahaan
dan mengapa itu penting (indeed.com, 2021).
Seorang pemimpin yang berpikiran maju dapat menjadi kunci keberhasilan
perusahaan yang sedang berkembang. Pemimpin visioner adalah individu yang
memandu bisnis menuju perubahan positif dan meningkatkan momentum
melalui pengambilan keputusan jangka panjang yang bijaksana. Kepemimpinan
visioner sangatlah penting. Berikut beberapa saran tentang cara
mengembangkan keterampilan sebagai pemimpin visioner (indeed.com, 2021).
Kepemimpinan visioner menginspirasi inovasi tim dengan mengembangkan
visi tujuan bersama. Pemimpin visioner yang sukses juga mengembangkan
nilai-nilai dasar tim, seperti ketekunan dan disiplin. Berbeda dengan bentuk
kepemimpinan yang lebih teratur, gaya ini dapat meningkatkan kreativitas dan
moral serta mendorong anggota untuk mengembangkan keterampilan individu
mereka (indeed.com, 2021).
Pemimpin visioner dapat ada di semua tingkat manajemen, dari CEO
perusahaan besar hingga pemimpin tim di bisnis lokal. Seorang pemimpin yang
memiliki visi yang jelas dan kebutuhan untuk memecahkan masalah secara
kreatif, mungkin dapat mempertimbangkan menggunakan taktik
kepemimpinan visioner (indeed.com, 2021). Kepemimpinan visioner membuat
masa depan dan kemungkinannya lebih jelas, lebih terlihat, dan dapat dicapai
bahkan jika itu ada di masa depan (Håkansson and Nelke, 2015).
156 Kepemimpinan Bisnis
12.3.3 Kejujuran
Ciri kepribadian jujur telah diidentifikasi sebagai karakteristik kepribadian yang
didukung secara universal sebagai elemen kepemimpinan (Reave, 2005).
Kejujuran adalah salah satu nilai penting dalam menjadikan pemimpin yang
dapat dipercaya. Kejujuran mengacu pada kemampuan untuk mendiskusikan
topik dengan orang lain secara jelas dan jujur. Transparansi sangat erat
kaitannya dengan kejujuran. Ketika karyawan tahu bahwa mereka dapat
mengandalkan apa yang pimpinan katakan dan janjikan, hal itu membangun
kepercayaan dan rasa hormat mereka kepada pemimpin dan membuatnya
menjadi pemimpin yang lebih efektif (indeed.com, 2021).
12.3.4 Gairah/Passion
Gairah adalah perasaan puas dan motivasi yang mendorong pemimpin untuk
terus bekerja untuk mencapai tujuan, bahkan ketika pemimpin menghadapi
tantangan atau kemunduran yang tidak terduga. Ketika pemimpin benar-benar
bersemangat dengan pekerjaan yang mereka lakukan, semangat ini terlihat oleh
anggota tim mereka. Ini menciptakan budaya di mana anggota tim merasa
terinspirasi untuk juga menjadi bersemangat tentang pekerjaan mereka, yang
menghasilkan produktivitas yang lebih besar di seluruh perusahaan
(indeed.com, 2021).
Semangat seorang pemimpin adalah membantu setiap orang membuat
organisasi untuk melibatkan hati dan jiwa, bukan hanya pikiran. Para pemimpin
bersemangat tentang fakta bahwa seseorang tidak dapat memiliki yang terakhir
tanpa yang pertama! Pemimpin akan membantu setiap orang untuk
menciptakan masa depan mereka dan membangun impian seseorang (Bylone,
2013).
Tim akan menghormati pemimpin dan jika seorang pemimpin ingin mereka
memberikan segalanya, maka pemimpin harus bersemangat juga. Ketika tim
melihat pemimpin mengotori tangannya, mereka juga akan memberikan
kesempatan terbaik mereka. Ini juga akan membantu pemimpin untuk
mendapatkan rasa hormat dari bawahan dan menanamkan energi baru pada
anggota tim, yang membantu mereka untuk bekerja lebih baik. Jika bawahan
merasa bahwa pemimpin tidak berkomitmen penuh atau kurang semangat,
maka akan menjadi tugas yang berat bagi pemimpin untuk memotivasi bawahan
untuk mencapai tujuan (Hasan, 2019).
Bab 12 Nilai-nilai Universal dalam Kepemimpinan 157
12.3.5 Integritas
Integritas mengacu pada keaslian dan kejujuran serta memutuskan untuk
melakukan hal yang benar setiap saat. Rasa integritas yang kuat penting dalam
kepemimpinan karena anggota tim perlu tahu bahwa mereka dapat
mempercayai dan menghormati apa yang pemimpin katakan dan lakukan.
Mereka juga perlu tahu bahwa mereka dapat mengandalkan pemimpin untuk
menepati janji.
Menurut Bylone (2013) pemimpin tidak akan selalu memberi tahu orang apa
yang ingin mereka dengar. Betapapun tidak menyenangkannya masalah
tersebut, para pemimpin tidak akan takut untuk mengangkatnya bersama
mereka. Ini akan menuntut para pemimpin untuk menegaskan bahwa setiap
orang harus terbuka dan jujur satu sama lain.
Integritas, atau memiliki prinsip etika dan moral yang kuat, adalah sifat esensial
yang sangat dihargai oleh organisasi/perusahaan. Integritas adalah fondasi untuk
hubungan pimpinan-karyawan yang sukses. Dengan integritas akan
mempromosikan budaya profesional di mana tercipta rasa saling menghormati
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan motivasi di tempat kerja
(indeed.com, 2021).
Berikut beberapa perilaku (indeed.com, 2021) yang menunjukkan integritas:
1. Dapat diandalkan dan menindaklanjuti komitmen
2. Bersikap terbuka dan jujur saat berkomunikasi dengan orang lain
3. Menganggap diri bertanggung jawab dan mengakui kekurangan
12.3.6 Dedikasi
Dedikasi adalah komitmen untuk tugas, prinsip atau tujuan tertentu. Pemimpin
yang kuat memiliki dedikasi tingkat tinggi untuk perusahaan, tim, dan pekerjaan
yang mereka lakukan. Mereka menunjukkan dedikasi ini dengan menepati janji
dan mendorong tantangan untuk mencapai tujuan mereka. Tingkat dedikasi
yang tinggi ini memotivasi orang lain untuk menunjukkan tingkat komitmen
yang sama pada pekerjaan mereka (indeed.com, 2021).
12.3.7 Empati
Empati mengacu pada kemampuan untuk memahami perasaan dan emosi orang
lain dan untuk menanggapi tindakan dan perilaku mereka dengan cara yang
menunjukkan pemahaman Anda tentang perasaan mereka (indeed.com, 2021).
160 Kepemimpinan Bisnis
12.3.9 Layanan
Pelayanan mengacu pada tindakan melakukan sesuatu untuk membantu orang
lain. Kepemimpinan yang hebat adalah tindakan pelayanan, mendorong dan
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan terbaik mereka dan
Bab 12 Nilai-nilai Universal dalam Kepemimpinan 161
12.3.10 Menghormati
Rasa hormat mengacu pada perasaan kagum atas kualitas, kemampuan atau
pencapaian mereka dan untuk menghargai hak, keinginan dan perasaan orang
lain. Pemimpin yang baik mendapatkan rasa hormat dari orang lain daripada
hanya mengharapkan untuk menerima rasa hormat karena posisi atau jabatan
mereka. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan rasa hormat adalah dengan
menunjukkan rasa hormat kepada mereka. Cara lain untuk mendapatkan rasa
hormat dari orang lain adalah dengan menunjukkan komitmen pada pekerjaan
Anda dan untuk melayani orang lain (indeed.com, 2021).
12.3.11 Ketahanan
Ketahanan adalah kemampuan untuk menghadapi kesulitan dan dengan cepat
pulih dari kemunduran, tantangan, dan rintangan yang Anda hadapi. Penting
bagi pemimpin untuk menjadi tangguh karena mereka menghadapi beberapa
tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan mereka. Membangun
ketahanan dapat membantu Anda mengatasi tantangan atau masalah secara
efektif saat terjadi dan mengarah pada peningkatan efisiensi dan produktivitas
(indeed.com, 2021).
162 Kepemimpinan Bisnis
12.3.12 Adaptasi
Adaptabilitas berarti bersiap untuk menerima dan menanggapi perubahan ketika
itu terjadi. Adaptasi sangat penting di tempat kerja karena lingkungan sering
berubah. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menyambut dan
mengadopsi perubahan dan memotivasi anggota timnya untuk melakukan hal
yang sama (indeed.com, 2021).
12.3.13 Keotentikan
Keotentikan mengacu pada tulus dan jujur dalam apa yang pimpinan katakan
dan lakukan. Pemimpin dapat menunjukkan keasliannya dengan terus
mengembangkan dan menghayati nilai inti mereka setiap hari. Penting bagi para
pemimpin untuk menjadi otentik dalam pekerjaan mereka karena hal itu
menciptakan lingkungan di mana anggota tim Anda juga merasa diberdayakan
untuk menjadi otentik. Ini membuat anggota tim lebih nyaman
menyumbangkan ide-ide baru dan inovatif serta mendorong lingkungan tempat
setiap orang bekerja sama untuk mencapai tujuan mereka (indeed.com, 2021).
Setiap pemimpin berpengalaman akan memberi informasi bahwa tekanan
eksternal ada di mana-mana di dunia korporat. Namun, itu adalah tanda
pemimpin yang terhormat ketika mereka dapat bertindak dengan setia untuk
kepentingan perusahaan apa pun. Keotentikan juga mendorong pertumbuhan
perusahaan (fivehundredstories.com, 2018).
Pada tingkat individu, bertindak secara otentik segera menciptakan ketertarikan.
Ini menunjukkan bahwa orang tersebut tidak malu pada dirinya sendiri, bahwa
mereka bangga dengan dirinya sendiri, dan bahwa mereka tidak takut untuk
membela apa yang mereka yakini. Kepribadian seperti ini membantu
menciptakan budaya saling menghormati di tempat kerja
(fivehundredstories.com, 2018).
Kepemimpinan otentik adalah perilaku yang memanfaatkan dan
mempromosikan kapasitas psikologis positif dan iklim etika yang positif, untuk
menumbuhkan kesadaran diri yang lebih besar, perspektif moral yang
terinternalisasi, pemrosesan informasi yang seimbang, dan transparansi
relasional di pihak para pemimpin yang bekerja dengan pengikut, mendorong
pengembangan diri yang positif (Randel et al., 2018). Contoh perilaku
pemimpin yang otentik yaitu memberi tahu anggota tentang kebenaran yang
sulit, menampilkan emosi yang tulus, membuat keputusan berdasarkan nilai inti
dan mendengarkan dengan baik (Randel et al., 2018).
Bab 12 Nilai-nilai Universal dalam Kepemimpinan 163
12.3.15 Keberanian
Untuk memimpin organisasi dibutuhkan keberanian seperti: keberanian untuk
mencoba hal-hal baru; keberanian untuk membuat kesalahan; keberanian untuk
mengakui bahwa Anda tidak tahu segalanya; dan keberanian untuk berubah
karena mengetahui bahwa apa yang berhasil hari ini mungkin tidak berhasil
besok. Para pemimpin harus bekerja dengan orang lain untuk menciptakan
warisan kepemimpinan yang langgeng, berdasarkan keberanian yang akan
menyentuh hati orang-orang (Bylone 2006).
Mereka yang menghargai keberanian bersedia mempertahankan apa yang
mereka yakini, bahkan saat menghadapi kutukan keras. Keberanian adalah nilai
moral jika berhubungan dengan tingkah laku yang benar dan salah (Mintz,
2018).
Bisnis sekarang hampir secara universal menerima bahwa tugas kepemimpinan
utama adalah penciptaan nilai bagi pemangku kepentingan. Motif itu penting
dalam kepemimpinan bisnis. Beberapa pertanyaan oleh para pemangku
kepentingan kepada para pemimpin adalah "kepemimpinan untuk keuntungan
siapa?" dan "nilai yang diciptakan untuk siapa?". Kebutuhan dan nilai pemimpin
membentuk visi mereka untuk menciptakan (atau menghancurkan) nilai.
Dengan menerapkan nilai-nilai kepemimpinan universal, para pemimpin bisnis
dapat mendorong dan memotivasi budaya tempat kerja untuk menerapkan
strategi lebih jauh dan lebih cepat dalam organisasi (Lichtenstein, 2012).
164 Kepemimpinan Bisnis
Bab 13
Kecerdasan dan Kreativitas
Kepemimpinan
13.1 Pendahuluan
Apa peranan penting peran kepemimpinan dalam manajemen saat ini?
Kepemimpinan diketahui mempunyai peranan penting dalam fungsi
manajemen dalam hal memastikan organisasi untuk memaksimalkan efisiensi
dan mencapai tujuan organisasi. Studi terdahulu telah membuktikan bahwa
kepemimpinan memegang peranan penting dalam efektifitas organisasi
(Meraku, 2017). Kepemimpinan juga terbukti berperan penting dalam inovasi
(Bledow, Frese and Mueller, 2015; Vargas, 2015; Dwidienawati et al., 2020).
Dalam knowledge management, kepemimpina juga berpengaruh positif
(Fullan, 2002; Ribière and Sitar, 2003). Dalam change management dan krisis,
kepemimpina juga memberikan peranan penting (Appelbaum, St-Pierre and
Glavas, 1998; Dwiedienawati et al., 2020).
Pemimpin memiliki banyak peran seperti motivator, coach, role model, problem
solver, decision maker dll. Pemimpin juga memegang peran kunci dalam
keberhasilan, pertumbuhan dan survival dari sebuah organisasi. Dengan tingkat
globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, pemimpin dihadapkan dengan
tantangan yang cukup tinggi. Mereka harus mampu untuk bergerak dan
166 Kepemimpinan Bisnis
Untuk mencapai hal-hal hebat Yulk (1989) dalam (Goff, 2003) mendefinisikan
kepemimpinan sebagai sekumpulan proses interaksi antara dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan diartikan sebagai memiliki
kecerdasan bisnis, seperti menetapkan visi atau mencapai tujuan perusahaan.
Kepemimpinan adalah orang yang berfokus pada kualitas manusia seperti
empati, kerendahan hati, atau keragaman (Morgan, 2020).
Inti dari kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan untuk menginspirasi
orang lain. Kepemimpinan yang efektif didasarkan pada ide yang
dikomunikasikan secara efektif kepada orang lain dengan cara melibatkan
mereka untuk bertindak sesuai keinginan pemimpin (Ward, 2020). Seorang
pemimpin menginspirasi orang lain untuk bertindak sekaligus mengarahkan
cara mereka bertindak. Mereka harus cukup menarik bagi orang lain untuk
mengikuti perintah mereka, dan mereka harus memiliki keterampilan berpikir
kritis untuk mengetahui cara terbaik menggunakan sumber daya yang ada dalam
organisasi (Ward, 2020). Kepemimpinan dalam bisnis diartikan sebagai
kapasitas manajemen perusahaan untuk menetapkan dan mencapai tujuan yang
menantang, mengambil tindakan cepat dan tegas saat dibutuhkan, mengungguli
persaingan, dan menginspirasi orang lain untuk bekerja pada tingkat tertinggi
yang mereka bisa (Twin and Kindness, 2020).
Academy of Leadership Sciences Switzerland mengkompilasi beberapa definisi
kepeminpinan dari berbagai akademik terkemuka (alss, 2015). Kepemimpinan
yang sukses memimpin dengan hati, bukan hanya dengan kepala. Mereka
memiliki kualitas seperti empati, kasih sayang, dan keberanian menurut Bill
George, Profesor di Harvard Business School. Massie mengatakan bahwa
kepemimpinan terjadi ketika satu orang mendorong orang lain untuk bekerja
menuju beberapa tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. John Maxwell
mengatakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh - tidak lebih, tidak kurang.
Kepemimpinan yang efektif bukanlah tentang berpidato atau disukai,
kepeminpinan ditentukan oleh hasil bukan atribut menurut Peter F. Drucker.
John Ciulla berpendapat bahwa kepemimpinan bukanlah orang atau posisi.
Kepemimpinan adalah hubungan moral yang kompleks antara orang-orang,
berdasarkan kepercayaan.
Dari definisi di atas bisa ditarik benang merah bahwa pertama, leadership adalah
suatu proses mempengrauhi. Kedua, dalam leadership ada leader dan
bawahan/followr yang saling berinteraksi. Yang ketiga semua bekerja sama
dalam mencapai tujuan. Orang yang berperan sebagai memimpin di dalam
leadership adalah seorang leader.
168 Kepemimpinan Bisnis
pelanggan yang bisa diolah dan membantu bisnis dan pemimpin untuk
mengambil keputusan. Pemimpin harus mampu dengan ’pintar’ mencari dan
memakai data yang tepat dari big data yang tersedia.
Dengan dunia bisnis dana teknologi bergerak dengan cepat, pemimpin harus
mampu untuk meninggalkan ’business as usual’. Pemimpin harus mampu
menetapkan jalur yang jelas untuk kesuksesan organisasi. Pemimpin harus
mampu mencari, men-design dan mengimplementasikan model bisnis yang
baru yang bisa membuat organisasi menjadi lebih unggul dari kompetitor. Hal
ini juga akan membuat organisasi lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan
yang cepat berubah.
Dari berbagai tantangan yang dihadapi oleh bisnis saat ini, maka atribut penting
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kecerdasan (inteligence) dan
kreativitas.
(Dhake, 2015). Dunia bisnis saat ini dihadapi dengan tantangan yang tinggi
dengan meningkatnya keberagaman, keterkaitan, konektivitas, kompleksitas,
perubahan, ambiguitas, dan tantangan untuk tetap bertumbuh dan sustainabilty.
Pemimpin yang intelijen diperlukan oleh dunia usaha untuk menghadapi
berbagai tantangan tersebut (Veldsman, 2016).
Penelitian menunjukkan bahwa intelijen yang dimiliki oleh seorang pemimpin
memberikan beberapa keuntungan seperti (Business Leaders Qualities, 2021):
1. Pekerjaan, kemandirian ekonomi, kemakmuran dan prestasi
pendidikan
2. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan dan kinerja
pekerjaan secara umum
3. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa kecerdasan memiliki korelasi
paling kuat dari sifat yang lain seperti maskulinitas-feminitas,
penyesuaian, dominasi, ekstroversi-introversi, dan konservatisme
4. Kecerdasan dan kreativitas berbeda satu sama lain, namun saling
terkait
5. Mental model orang "seorang pemimpin" cenderung mencakup
kecerdasan
diutarakan tidak bisa dimengerti dengan baik oleh pengikutnya. Bawahan juga
akan frustasi karena merasa gap pengertian yang terlalu jauh. Jika karyawan
memiliki IQ yang jauh lebih tinggi dari atasannya juga akan menyebabkan
frustasi yang sama dan mungkin akan menyebabkan karyawan meninggalkan
pekerjaannya untuk membawa bakatnya ke tempat lain.
2012. Di samping itu studi yang dilakukan oleh IBM pada tahun 2012 pada 1500
CEO mengungkapkan bahwa kreativitas adalah kualitas kepemimpinan yang
paling penting (Vernooij and Wolfe, 2014). Studi dari McKinsey menunjukkan
pemimpin organisasi yang kreatif lebih unggul dibandingkan dengan
kompetitor mereka dalam beberapa parameter financial, menunjukkan kinerja
di atas rata-rata, ROI, dan valuation perusahaan yang lebih baik
(TheCEOManagize.com, 2019). Jadi apa itu kepemimpinan yang kreatif?
Kepemimpinan kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan dan
mewujudkan solusi inovatif terutama dalam menghadapi situasi yang kompleks
atau berubah secara struktural. Ini mengacu pada orang-orang yang, ketika
semuanya berubah dan pendekatan baru belum diketahui, masih dapat
menciptakan kejelasan tujuan untuk tim mereka. Mereka adalah para pemimpin
yang berusaha untuk menavigasi - dan bahkan mendapatkan keuntungan dari -
ketidakpastian di sekitar mereka. Tidak hanya untuk organisasi atau diri mereka
sendiri, tetapi biasanya juga untuk masyarakat luas dan ekologi planet (Vernooij
and Wolfe, 2014).
Kreativitas membantu mengubah tantangan menjadi peluang. Pemimpin yang
memiliki pola pikir yang kreatif dan mampu membangun tenaga kerja yang
kreatif adalah kunci untuk mengubah tantangan bisnis modern menjadi peluang
dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Ada banyak keuntungan dalam
penerapan kreativitas dalam bisnis. Dalam lingkungan yang semakin didorong
oleh data, kreativitas sering kali menjadi perekat yang menggabungkan
wawasan tentang apa yang dibutuhkan pelanggan dengan teknologi dan model
bisnis baru - bisa dibilang rumus ajaib untuk kesuksesan bisnis.
Pemimpin kreatif mampu menggabungkan ide dengan cara baru dan unik untuk
menghasilkan hasil yang diinginkan. Sejarah membuktikan, organisasi yang
menggunakan kreativitas karyawan untuk membuka inovasi dan adaptasi
adalah organisasi yang berkembang pesat. Para pemimpin masa depan akan
menemukan bahwa laju perubahan membuat masa hidup ide kreatif lebih
pendek, dan konsep baru akan terus dibutuhkan agar tetap kompetitif (The
Complete Leader, 2020).
Pemimpin yang memiliki kemampuan kreatif yang kuat dan suara naratif yang
menarik memiliki potensi untuk menembus organisasi dan melibatkan tenaga
kerja di bawah visi yang kohesif, memastikan kreativitas tertanam dalam budaya
dan praktik kerja. Pada gilirannya, penyelarasan ini menciptakan pemahaman
yang lebih baik tentang tujuan bisnis dan apa yang perlu dilakukan organisasi
untuk membantu mencapainya (TheCEOManagize.com, 2019).
174 Kepemimpinan Bisnis
Dewi, I Gusti, Ayu, Manuati. (2009). " Model Kepemimpinan Efektif". Book
Review. Piramida Jurnal Kependidikan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Vol V, No 1, Juli.
Douglas, C. (2003), Emotional Intelligence, Leadership effectiveness and teams
outcomes, The International Journal of Organizational Analysis, Vol 11,
No. 1, p.21–40.
Edi Prasetyo Nugroho dan Rina Elisaprapti, Desember (2002), Membangun
Karakter Bangsa Pasca Krisis, Geenberg Jerald and Robert A. Baron.1995.
Behavior in Organizations. Understanding
Eich, D. (2008) ‘A grounded theory of high-quality leadership programs:
Perspectives from student leadership development programs in higher
education’, Journal of Leadership & Organizational Studies, 15(2), pp.
176–187.
Ernesto, R., Paola, S., Luigi, Z. (2009). Can we teach emotional intelligence?,
Columbia University, Northwestern University, University Of Chicago p
1–19.
Faturahman, Burhanudin, Mukhamad. (2018). "Kepemimpinan Dalam Budaya
Organisasi". Vol 10, No 1, hal 1-11.
Fisher, E. A. (2006) The relationship between transformational leadership and
organizational change: An exploratory study of grassroots social service
agencies. University of Maryland, Baltimore.
fivehundredstories.com (2018) 8 Core Leadership Values,
fivehundredstories.com. Available at: https://fivehundredstories.com/
leadership-values/#tab-con-3 (Accessed: 25 March 2021).
FORTIN, C. (2015) ‘Leadership Authentique Et Authenticite: Convergences Et
Divergences Et Étude D’un Modele De Developpment’.
Gardner, H. (1983). Frames of mind: The theory of multiple intelligences. New
York
Gitosudarmo, Indriyo, dan Sudita, (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: BPFE.
Gjerde, S., & Ladegård, G. (2019). Leader Role Crafting and the Functions of
Leader Role Identities. Journal of Leadership & Organizational Studies,
26(1). doi:10.1177/1548051818774553
180 Kepemimpinan Bisnis
Hofacker, C., Golgeci, I., Pillai, K. G., & Gligor, D. M. (2020). Digital
marketing and business-to-business relationships: a close look at the
interface and a roadmap for the future. European Journal of Marketing,
54(6), 1161-1179. doi:10.1108/ejm-04-2020-0247
Hoy, W. K. and Miskel, C. G. (2008). "Educational Administration: Theory,
Research, and Practice. (8thed) New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Huertas-Valdivia, I., Gallego-Burín, A. R., & Lloréns-Montes, F. J. (2019).
Effects of different leadership styles on hospitality workers. Tourism
Management, 71, 402-420. doi:10.1016/j.tourman.2018.10.027
id.thpanorama.com (2018) Klasifikasi dan Contoh Nilai Universal,
Thpanorama. Available at: https://id.thpanorama.com/articles/cultura-
general/valores-universales-clasificacin-y-ejemplos.html (Accessed: 25
March 2021).
indeed.com (2021) Core Values of a Great Leader, indeed.com. Available at:
https://www.indeed.com/career-advice/career-development/leadership-
values (Accessed: 25 March 2021).
Jansson, D., Døving, E., & Elstad, B. (2021). The construction of leadership
practice: Making sense of leader competencies. Leadership.
doi:10.1177/1742715021996497
Jeong, S. S., Sun, C., & Fu, P. P. (2020). Softening the Hearts of Business
Students: The Role of Emotions in Ethical Decision Making. Journal of
Management Education, 44(3), 278-312. doi:10.1177/1052562919895039
Kajewski, K. and Madsen, V. (2012) ‘Demystifying 70: 20: 10’, DeakinPrime.
Dostępny: http://deakinprime. com/media/47821/002978_dpw_70-20-
10wp_v01_fa. pdf.
Karimah, I. (2017) ‘Setiap Manusia Merupakan Pemimpin’, 15 Mei. Available
at:
https://www.kompasiana.com/ima27/5918dc91957e617f3f160a84/setiap
-manusia-merupakan-pemimpin?page=all.
Kartono, Kartini. (2011). Pemimpin dan Kepemimpinan, (Apakah
Kepemimpinan Abnormal itu?). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kellerman, B. (2012) The End of Leadership. New-York: Harper Collins.
182 Kepemimpinan Bisnis
Lee, Y.-H., Lu, T.-E., Yang, C. C., & Chang, G. (2019). A multilevel approach
on empowering leadership and safety behavior in the medical industry:
The mediating effects of knowledge sharing and safety climate. Safety
Science, 117, 1-9. doi:10.1016/j.ssci.2019.03.022
Lewin, K. (1946) ‘Action research and minority problems’, Journal of social
issues, 2(4), pp. 34–46.
Lichtenstein, S. (2012) The Role of Values in Leadership: How Leaders’ Values
Shape Value Creation., Integral Leadership Review. Available at:
http://search.ebscohost.com.ezproxy.liv.ac.uk/login.aspx?direct=true&db
=bth&AN=82189740&site=eds-live&scope=site.
Lindawati, Tuty. (2001). "Kepemimpinan Bervisi Menghadapi Lingkungan
Bisnis Yang Tidak Pasti". Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 3,
No 2, hal 140-148.
London, M., Bear, J. B., Cushenbery, L., & Sherman, G. D. (2019). Leader
support for gender equity: Understanding prosocial goal orientation,
leadership motivation, and power sharing. Human Resource Management
Review, 29(3), 418-427. doi:10.1016/j.hrmr.2018.08.002
Luc, É. (2004) ‘L’apprentissage du leadership ou comment actualiser son capital
de leadership’, Gestion, 29(4), pp. 43–50.
Luc, É. (2010) Le leadership partagé Ed. 2. Presses de l’Université de Montréal
PUM.
Luthan, Fred. (2002). "Organizational Behavior". 7th Ed, Irwin, Mc Graw-Hill.
Luthans (2006) Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). 10th edn.
Yogyakarta: Andi.
Luu, T. T. (2019). Linking authentic leadership to salespeople's service
performance: The roles of job crafting and human resource flexibility.
Industrial Marketing Management. doi:10.1016/j.indmarman.2019.06.002
Maheshwari, S. K. and Yadav, J. (2018) ‘Leadership development strategy: The
missing links’, Development and Learning in Organizations: An
International Journal.
Maier, R. (2007). Knowledge Management Systems. 3rd edition – Springer
184 Kepemimpinan Bisnis
Orazi, D. C., Turrini, A. and Valotti, G. (2013) ‘Public sector leadership: new
perspectives for research and practice’, International Review of
Administrative Sciences, 79(3), pp. 486–504.
Palan, P. (2007). Competency Management : Teknik Mengimplementasikan
Manajemen SDM Berbasis untuk Meningkatkan Daya Saing
Organisasi, terjemahan Octa Melia Jalaa, Jakarta : PPM
Parent, É. (2013) ‘Exploration du processus de développement du leadership
authentique en contexte de formation’.
Park, H. Y., Misra, K., Reddy, S., & Jaber, K. (2019). Family firms’ innovation
drivers and performance: a dynamic capabilities approach. Journal of
Family Business Management, 9(1). doi:10.1108/JFBM-11-2017-0039
Parnell, B., Stone, M., & Aravopoulou, E. (2018). How leaders manage their
business models using information. The Bottom Line, 31(2).
doi:10.1108/BL-04-2018-0017
Pasolong, Harbani. (2008). Kepemimpinan Birokrasi. Bandung:
Alfabeta.Remaja Rosdakarya.
Payette, A. (2000) ‘Le codéveloppement: une approche graduée’, Interactions,
4(2), pp. 39–59.
Pham, V. T. T., & Pearce, D. G. (2019). Destination and tourism business brand
consistency in Binh Thuan, Vietnam. Journal of Vacation Marketing,
25(1).
Poilpot-Rocaboy, G. and Charpentier, N. (2010) ‘Pourquoi les cadres recourent-
ils au coaching de gestionnaires?’, Gestion, 35(1), pp. 65–73.
Priadana, S. and Hadian, D. (2013) Paradikma Kepemimpinan di Indonesia.
Edited by Adang. Bandung: Logoz Publishing.
Qiu, S., Alizadeh, A., Dooley, L. M., & Zhang, R. (2019). The effects of
authentic leadership on trust in leaders, organizational citizenship behavior,
and service quality in the Chinese hospitality industry. Journal of
Hospitality and Tourism Management, 40, 77-87.
doi:10.1016/j.jhtm.2019.06.004
Randel, A. E. et al. (2018) ‘Inclusive leadership: Realizing positive outcomes
through belongingness and being valued for uniqueness’, Human
Resource Management Review. Elsevier, 28(2), pp. 190–203.
Daftar Pustaka 187
Zhu, Y., Lynette Wang, V., Wang, Y. J., & Nastos, J. (2020). Business-to-
business referral as digital coopetition strategy. European Journal of
Marketing, 54(6), 1181-1203. doi:10.1108/ejm-01-2019-0011
Biodata Penulis
Islamiyah (MII) Jaten Klego Boyolali. Pelatihan dan sertifikasi profesi yang
pernah diikuti, yaitu Certified Risk Associate (CRA), Certified Risk
Professional (CRP), Certified of Sharia Fintech (CSF), dan Certified Book and
Paper Authorship (CBPA). Penulis adalah Dosen tetap Fakultas Ekonomi dan
Bisnis - Universitas Muhammadiyah Tangerang [UMT] Indonesia, sebelumnya
sebagai praktisi di salah satu bank swasta terbesar di Indonesia cabang Jakarta
(> 25 tahun) dan dua tahun sebelumnya bekerja di PT JIPRI Rattan Industry –
Tangerang. Email penulis: ekosudarmanto.umt@gmail.com .