OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga Bahan ajar “Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi Pemerintah” disusun untuk
siswa/i kelas XI Akuntansi SMK ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bahan ajar ini
disusun dengan tujuan agar siswa/i dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Bahan ajar ini memaparkan secara singkat dan jelas materi pembelajaran yang akan
mendukung ketercapaian kompetensi dasar sesuai dengan yang diharapkan.
“Tak ada gading yang tak retak”, penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan bahan
ajar Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi Pemerintah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang relevan dan membangun guna
penyempurnaan bahan ajar ini di masa yang akan datang. Semoga bahan ajar ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi siswa/i kelas XI Akuntansi SMK . Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penyusun
PETA KONSEP...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
1) Melalui kegiatan pembelajaran daring, peserta didik mampu menganalisis sumber pendapatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan benar
2) Melalui kegiatan pembelajaran daring, peserta didik mampu menganalisis transaksi akuntansi
pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)dengan benar
3) Melalui kegiatan pembelajaran daring, peserta didik mampu mencatat transaksi akuntansi
pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan benar
PRAKTIIKUM AKUNTANSI
PENDAPATAN SKPD
Sumber pendapatan daerah dikelompokkan sebagai berikut: - Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Dana
Perimbangan (Pendapatan Transfer) - Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam
wlayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah. Terdapat dua unsur penting dalam
pengertian/konsep PAD yaitu potensi asli daerah dan pengelolaannya sepenuhnya oleh daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 24 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Daerah dalam pasal 3 huruf (a), sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut adalah:
1.Pajak Daerah
2.Retribusi Daerah
3.Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
4.Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Pendapatan Transfer
Pendapatan transfer merupakan pendapatan yang berasal dari entitas pelaporan lain, seperti
pemerintah pusat atau daerah otonom lain dalam rangka perimbangan keuangan. Transfer dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka desentralisasi ini disebut juga dana
perimbangan. Pendapatan transfer ini terdiri dari:
1. Pendapatan Dana Bagi Hasil (DBH), yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan ke
daerah berdasarkan persentase tertentu untuk kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Dana Bagi Hasil ini terdiri dari DBH Pajak (PBB, BPHTB, dan PPh Perorangan)
Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi menurut jenis pendapatan yang mencakup:
1. Hibah yang berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya,
badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan dan
membaga luar negeri yang tidak mengikat.
2. Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibat
bencana alam
3. Dana bagi hasil pajak dari propinsi kepada kabupaten/kota.
4. Dana penyesuain dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.
5. Bantuan keuangan dari propinsi atau pemerintah daerah lainnya.
Dari kelompok pendapatan di atas, hanya Pendapatan Asli Daerah yang ada di SKPD, sedangkan dua
kelompok pendapatan lainnya hanya ada di PPKD.
Sebagaimana dijelaskan dalam rerangka konseptual akuntansi pemerintah paragraf 78, pengakuan
dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau
peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban,
ekuitas, pendapatan, belanja dan pembiayaan, sebagaimana akan termuat dalam laporan keuangan
entitas pelaporan yang bersangkutan. Selanjutnya dalam paragraf 88 dijelaskan bahwa pengakuan
pendapatan menurut basis kas diakui pada saat diterima di rekening kas umum negara/daerah atau
Entitas akuntansi, dalam hal ini SKPD, melakukan akuntansi pendapatan sebagai berikut:
1. Transaksi pendapatan di SKPD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-
SKPD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas diterima oleh bendahara penerimaan atau pada
saat menerima bukti transfer dari pihak ketiga.
2. Koreksi atas pengembalian pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas pendapatan tahun
berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan. Sedangkan koreksi atas pengembalian
pendapatan periode sebelumnya, dicatat sebagai belanja tidak terduga (PP No. 24 Tahun 2005,
dicatat sebagai pengurang ekuitas dana lancar, dalam hal ini rekening SiLPA).
3. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan periode berjalan
atau sebelumnya, dicatat sebagai pengurang pendapatan. Akuntansi pendapatan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto.
Pendapatan- LO
Adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan LO diakui pada saat :
Timbulnya hak atas pendapatan
Adanya aliran masuk sumber daya ekonomi baik yang sudah diterima pembayarannya secara
tunai atau belum
Pendapatan- LRA
Adalah semua penerimaan rekening kas umum negara/daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan LRA menggunakan basis kas sehingga pendapatan LRA diakui pada saat :
Diterima di rekening Kas Umum Daerah
Diterima oleh SKPD
Diterima entitas lain di luar pemerintah daerah atas nama BUD
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pendapatan di SKPD ini antara
lain Surat Tanda Setoran (STS), Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi
Berikut adalah jurnal untuk mencatat transaksi penyetoran pendapatan ke kas daerah:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Penyetoran pendapatan ke kas R/K-PPKD xxx
daerah Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Dalam kondisi tertentu, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan pendapatan yang harus
dikembalikan ke pihak ketiga. Jika pengembalian pendapatan sifatnya berulang baik yang terjadi
diperiode berjalan atau periode sebelumnya, dan juga berlaku bagi pengembalian yang sifatnya tidak
berulang tetapi terjadi dalam periode berjalan, PPK-Satker berdasarkan informasi transfer kas dari
BUD mencatat transaksi pengembalian kelebihan tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Pengembalian kelebihan Pendapatan xxx
pendapatan R/K-PPKD xxx
Pada saat pengembalian kelebihan pendapatan tersebut dilakukan melalui rekening kas darah,
akuntansi PPKD akan mencatat transaksi pengembalian kelebihan pendapatan tersebut dengan jurnal
sebagai berikut:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Pengembalian kelebihan R/K-Satker xxx
pendapatan satker yang dicatat Kas di kas daerah xxx
oleh PPK-PPKD
Jika pengembalian kelebihan pendapatan tersebut bersifat tidak berulang dan terkait dengan
pendapatan periode sebelumnya, satker tidak melakukan pencatatan. Pencatatan dilakukan oleh
akuntansi PPKD dengan jurnal seperti berikut:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Pengembalian kelebihan SiLPA xxx
pendapaan bersifat tidak berulang Kas di kas daerah xxx
Jurnal Finansial
Jurnal Finansial
Tanggal 14 Juli 2015 Bendahara penerimaan menyetorkan pendapatan PBB yang diterima ke
Kas daerah
Jurnal Finansial
Catatlah transaksi tersebut ke dalam jurnal finansial dan jurnal pelaksanaan anggaran !
“Never lost hope, because it is the key to achieve all your dreams.”
http://fauzanmisra.blogspot.com/2010/12/akuntansi-pendapatan-pada-pemerintah.html