Anda di halaman 1dari 8

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SEBUAH ORGANISASI

TUGAS PEMENUHAN PENGANTAR ADMINISTRASI BISNIS

Nama Dosen Pengampu : I Wayan Sukarta, SE. M.Agb.


Ida Bagus Putu Widara Purwa Astana, M.M

DISUSUN OLEH :
Ni Putu Aprilia Permata Putri (2315783006)

POLITEKNIK NEGERI BALI PSDKU KARANGASEM


TAHUN AJARAN
2023/2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengambilan keputusan sangat penting dalam sebuah oraganisasi. Pengambilan


keputusan merupakan salah satu peranan yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
Pengambilan keputusan dikatakan sangat penting karena hal ini menentukan bagaimana
oraganisasi tersebut kedepannya. Seorang pemimpin dalam melakukan pengambil
keputusan harus mempertimbangkan banyak hal/faktor-faktor dan harus menentukan
keputusan yang terbaik bagi organisasi dan anggotanya, tidak boleh mementingkan
kepentingan pribadi.
Robins (1997) dalam Syafaruddin berpendapat bahwa “decision making is which
in choses between two or more alternative”. Pernyataan itu mengatakan bahwa
menentukan keputusan adalah memilih di antara dua alternatif yang ada atau lebih untuk
melakukan suatu tindakan tertentu yang sangat berpengaruh terhadap organisasi. Ada
peluang terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang
pemimpin. Namun kesalahan tersebut masih lebih baik daripada tidak mengambil tindakan
apapun sama sekali.
Ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan sebagai tugas terpenting dan
terutama bagi seorang pemimpin, bukan merupakan tugas yang mudah dan apabila seorang
ingin diakui sebagai seorang pemimpin yang baik, maka orang tersebut sepanjang karirnya
harus teratur dan berkesinambungan dengan kemampuan mengambil keputusan. Dengan
kata lain pengambilan keputusan adalah suatu teknik untuk memecahkan suatu masalah
dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pengambilan sebuah keputusan?
2. Jelaskan tahapan-tahapan dalam pengambilan sebuah keputusan!
3. Jelaskan bagaimana seseorang dapat mengambil sebuah keputusan dalam sebuah
organisasi? Jelaskan dalam sebuah kasus!
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Teori keputusan merupakan pendekatan analitik untuk memilih alternatif


terbaik atau cara terbaik untuk bertindak. Ini digunakan secara luas bukan saja didalam
manajemen produksi dan operasional seperti analisis produk baru, tetapi juga
digunakan untuk analisis apa saja yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
manajerial. Ada empat teori keputusan, yaitu :
1. Pengambilan Keputusan dibawah Kondisi Kepastian.
Dalam hal ini pengambilan keputusan mengetahui dengan pasti
konsekuensi atau hasil dari setiap alternatif keputusan yang dipilij.
2. Pengambilan Keputusan dibawah Resiko.
Dalam hal ini pengambilan keputusan mengetahui kemungkinan akan
terjadinya suatu kejadian atau dari tiap pilihan.
3. Pengambilan Keputusan dibawah Ketidakpastian.
Dalam hal ini pengambilan keputusan tidak mengetahui kemungkinan
kejadian yang akan terjadi untuk tiap alternatif.
4. Pengambilan Keputusan dibawah Hierarki.
Analytical Hierarchy Process dari Thomas Saaty, yaitu pengambilan
keputusan dengan hierarki disini didasarkan atas prioritas, dimana penyusunan
prioritas itu memuat tiga prinsip antara lain, prinsip Menyusun hierarki, prinsip
menentapkan prioritas dan prinsip konsistensi lojik.
Menurut Frederick W Taylor, Pengambilan keputusan adalah tindakan
pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen. Misalnya saat
manajer merencanakan, mengelola, mengontrol, mereka membuat keputusan. Seperti
yang tertuang dalam buku “The Functions of the Exec” karya Chester Barnard,
memaparkan analisis komprehensif mengenai pengambilan keputusan, yakni “proses
pengambilan keputusan merupakan teknik untuk mempersempit pilihan”.
2. Tahapan Dalam Pengambilan Sebuah Keputusan
Berikut tahapan-tahapan dalam pengambilan keputusan menurut Mintzberg dan
koleganya secara lebih empiris, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Indentifikasi, meliputi tahap recognition atau pengenalan dan diagnose.
• Tahap Recognition/Pengenalan, yaitu tahap mengenal suatu masalah,
peluang atau krisis.
• Tahap Diagnosa, ini merupakan tahap yang dilakukan setelah tahap
pengenalan masalah, yaitu dengan cara mengumpulkan saluran informasi
dari isu-isu yang ada dan membuat hipotesa.
2. Tahap Pengembangan, merupakan kunci dari proses pengambilan keputusan yaitu
adalah segala aktivitas mengembangkan satu atau lebih solusi untuk menyelesaikan
masalah dan krisis atau untuk mengeksplorasi peluang. Tahap pengembangan
meliputi 2 tahap umum yaitu, mencari (search routine) dan merancang (design
routine).
• Tahap Mencari (search routine), dibagi menjadi 4 tipe, yaitu:
- Memory Search, merupakan pencarian data perusahaan, data individu,
dan data bentuk keras.
- Passive Search, yaitu menunggu alternatif solusi spontan yang muncul.
- Trap Search, yaitu menggunakan para pencari solusi untuk
memunculkan alternatif.
- Active Search, merupakan pencarian alternatif secara langsung, baik
mencari di area yang luas maupun ke area yang lebih sempit.
• Tahap Merancang (design routine), dibagi menjadi 2 jenis, yaitu solusi yang
dibuat dan solusi yang dimodifikasi. Yang mana proses pertama diawali
dengan pencarian dari berbagai alternatif yang ada, lalu desain dilakukan
untuk memodifikasi alternatif tersebut.
3. Tahap Seleksi/Pemilihan, yaitu ada 3 cara pembentukan seleksi dengan penilaian
pembuat keputusan berdasarkan pengalaman/intuisi bukan logika, dengan analisis
alternatif yang logis dan sistematis, dan dengan tawar menawar saat seleksi
melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua maneuver politik yang ada.
Lalu keputusan diterima secara formal dan otoritasi dapat dilakukan.
• Screening routine, dilakukan untuk mencocokkan kesesuaian alternatif
yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan untuk mengurangi beberapa
pilihan alternatif yang dapat disimpan, yang nantinya akan diolah oleh
pengambil keputusan saat mendesak.
• Evaluation routine, dibedakan menjadi 3 model, yaitu penilaian, tawar-
menawar dan analisis.
• Otoritasi, dilakukan oleh pimpinan ketika keputusan seorang individu tidak
dapat menjalankan dan melakukan tindakan lebih lanjut untuk organisasi.

3. Contoh Pengambilan Sebuah Keputusan


Pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi dalam organisai yang dipimpinya dengan melalui pemilihan satu dari
alternatif-alternatif yang mengkinkan. Sebelum mengambil sebuah keputusan
seseorang harus mengidentifikasi masalah yang terjadi terlebih dahulu, lalu
mengumpulkan informasi dari beberapa sumber, dan lanjut pada tahap identifikasi
alternatif dan evaluasi alternatif, dan yang terakhir memilih alternatif yang baik.
Contoh pengambilan sebuah keputusan pada Organisasi Kesiswaan yang ada di
SMK Negeri 1 Manggis. Pada tanggal 14 Oktober 2022, Organisasi Kesiswaan
mengadakan LDK OK (Latihan Dasar Kepemimpinan Organisasi Kesiswaan) selama
3 hari 2 malam di Museum Pustaka Lontar yang terletak di Desa Adat Dukuh Penaban,
Karangasem. Pada hari pertama, kegiatan berjalan dengan lancar walaupun cuaca yang
kurang mendukung. Tetapi masalah muncul pada hari kedua, hujan di pagi hari disertai
dengan angin yang lumayan kencang membuat beberapa aktivitas di luar ruangan harus
di alihkan ke aktivitas di dalam ruangan. Pada saat para peserta LDK OK sedang
mendapatkan materi kepemimpinan di dalam ruangan, para panitia Sie Konsumsi
sedang menyiapkan makanan di sebuah pondok bambu yang diubah menjadi dapur
sementara selama LDK OK berlangsung. Kejadian tak diinginkan pun terjadi, pondok
bambu yang mereka gunakan sebagai dapur itu roboh dan menimpa para panitia yang
sedang memasak didalamnya. Atas kejadian tersebut 5 orang panitia luka parah dan
langsung dibawa ke rumah sakit, 6 lainnya luka-luka termasuk ketua panitia yang
sedang memonitoring jalannya kegiatan memasak di dalam pondok itu. Peralatan
masak pun beberapa mengalami kerusakan. Dari kejadian tersebut Penanggung Jawab
kegiatan tersebut mengambil alih jalannya acara, karena Ketua Panitia sedang
menjalani pengobatan. Para peserta LDK OK tetap melanjutkan kegiatan di dalam
ruangan dengan tambahan waktu yang sudah diatur oleh Sie Acara setelah berdiskusi
dengan Penanggung Jawab. Sedangkan untuk panitia yang lain bahu membahu
memindahkan peralatan masak yang masih dapat digunakan. Panitia Penanggung
Jawab berdiskusi dengan Pembina Organisasi Kesiswaan dan Kepala Sekolah SMK
Negeri 1 Manggis untuk menindak lanjuti permasalahan tersebut,
Pertama mereka mengidentifikasi permasalahan tersebut dan mendiagnosa dengan
cara mengumpulkan beberapa informasi yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
Mereka mendapatkan laporan dari koordinator Sie Sapras bahwa sebelumnya pada saat
peninjauan tempat disana sudah diperingatkan bahwa pondok tersebut sudah tua dan
terlihat sudah tidak kokoh lagi. Dari Sie Sapras sudah mengatakan tidak akan memakai
pondok itu dan akan membuat dapur sementara, tetapi pada hari pertama saat sampai
disana, ada salah satu guru yang ingin menggunakan pondok tersebut menjadi dapur
sementara selama LDK OK berlangsung. Dari panitia Sie Sapras sudah mengatakan
kepada guru tersebut bahwa dari pemilik tempat sudah menyarankan untuk tidak
memakai pondok itu karena keadaan pondok yang sudah tidak kokoh lagi, tetapi guru
tersebut kekeh untuk menggunakan pondok tersebut. Lalu Pembina Organisasi
Kesiswaan mengatakan ia sempat berniat akan menunjang pondok itu dengan bambu
lagi supaya tidak roboh jika terjadi hujan lebat atau angin yang kencang, tetapi ia lupa
karena padatnya acara pada hari pertama.
Dengan informasi-informasi tersebut mereka lalu mencari solusi atau alternatif
yang dapat diambil untuk menindak lanjuti acara LDK OK tersebut. Mereka
mendapatkan 2 jalan alternatif yaitu ; Pertama, mereka harus memberhentikan acara
tersebut karena beberapa pertimbangan yaitu, kondisi para panitia yang tidak bagus,
beberapa peralatan masak yang rusak, tempat untuk melakukan proses kurve dan
masak-memasak tidak ada. Tetapi jika acara tesebut berhenti itu akan menjadi sejarah
pertama acara yang gagal dalam Oragnisasi Kesiswaan SMK Negeri 1 Manggis. Dan
yang Kedua, acara akan tetap dilanjutkan, dengan kesiapan beberapa panitia yang
masih bisa bertugas, bantuan dari beberapa guru yang akan hadir untuk membantu
panitia siswa, dan bantuan tenda dari BNPB Karangasem. Para panitia yang terluka dan
sudah selesai pengobatan akan diantar pulang oleh guru yang bertugas.
Dari 2 solusi/alternatif tersebut mereka lalu melakukan evaluasi dan menanyakan
kesiapan para panitia yang masih tersisa, apakah bisa melanjutkan acara tersebut atau
memang harus berhenti. Setelah melakukan rapat kecil antar Koordinator Sie, Panitia
Penanggung Jawab mengambil keputusan untuk melanjutkan acara tersebut sampai
selesai dengan beberapa panitia yang masih tersisa dan beberapa bantuan dari guru dan
pegawai yang hadir. Kepala Sekolah dan Pembina Organisasi Kesiswaan pun
menyetujui keputusan tersebut, mereka membantu panitia siswa dalam pengadaan
beberapa barang seperti peralatan masak, mengganti bahan makanan yang sempat
rusak, dan pemasangan tenda BNPB. Mereka juga berkonsultasi dengan pengelola
Museum Lontar untuk kejadian tersebut dan membayar kompensasi atas runtuhnya
pondok tersebut. Setelah pengambilan keputusan tersebut acara tetap dilanjutkan
sampai selesai dan berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Catatan Pengantar Administrasi Bisnis, Pengambilan Keputusan oleh Ni Putu Aprilia


Permata Putri.

Buku Ajar Pengantar Administrasi Bisnis, oleh Kasiani, SE., M.Si

Makalah kepemimpinan dan pengambilan keputusan osf, di akses pada 6 Januari 2024.
https://osf.io/49mub/download/?format=pdf

Pendahuluan dan Latar Belakang Pengambilan Keputusan, di akses pada 6 Januari 2024.
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2013/04/Proses-Pengambilan-Keputusan.pdf

Pengambilan Keputusan, di akses pada 6 Januari 2024. http://e-


journal.uajy.ac.id/23840/2/EA%20120356.pdf

Model pengambilan keputusan, di akses pada 13 Januari 2024.


https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download

Anda mungkin juga menyukai