Anda di halaman 1dari 5

TRIASE GAWAT DARURAT

S No. Dokumen : 03/140/SOP/VII/UKP


PKM-HLB/III/2017

O No. Revisi
Tgl Terbit
: 00
: 23 Maret 2017
P Halaman : 1/4

PUSKESMAS PARTI YASMI, AMD KEB


HALABAN NIP.19710710 199012 2
001

1. Pengertian Triase adalah proses pemilahan dalam menentukan kategori


kegawatdarutan pasien untuk menentukan proritas penangan pasien
berdasarkan beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup dan keberhasilan
2.Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam melakukan triase di IGD sehingga dapat
memberikan tatalaksana segera kepada pasien sesuai dengan
kegawatdaruratan pasien tersebut
3.Kebijakan Surat Keptusan Kepala Puskesmas Halaban Nomor
:03/031/Tu-Kepeg/PKM-HLB/III/2017 Tentang Penanganan Pasien Gawat
Darurat dan Beresiko Tinggi
4.Referensi 1. Surat Keputusan Mentri Kesehatan Ri No 856/Menkes/SK/IX/2009/
Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
2. Surat Keputusan Mentri Kesehatan Ri No 106/Menkes/SK/I/2004/
Tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT ) dan
Pelatihan PPGD
3. Peratran Mentri Kesehatan No 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
4. Panduan Praktek klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer Edisi Revisi Tahun 2014, Pengurus Perserikatan Dokter
Indonesia, Jakarta 2014.
5.Alat 1. Alat Tulis
2. Sabun cuci tangan
3. Tensimeter
4. Steteskop
5. Peralatan Emergensi
6.Prosedur 1. Setiap pasien yang datang ke IGD Puskesmas Halaban harus dilakukan
pemilahan triase oleh dokter,perawat, bidan
2. Dokter dan perawat melakukan seleksi pasien berdasarkan
kegawatannya dan dokter dan perawat melakukan resusitasi pasien bila
di perlukan
3. Pemeriksaan singkat untuk menentukan kegawatdaruratan pasien
dilakukan dengan cara :
a. Petugas mencuci tangan
b. Memakai Hansdcoon pada kedua tangan
c. Petugas menilai respon dengan cara meliputi :
 Alert (A) : berespon terhadap lingkungan sekitar/sadar terhadap
kejadian yang dialaminya
 Verbal (V) : berespon terhadap pertanyaan dokter atau perawat
 Painfull : berespon terhadap rangsangan nyeri
 Unrespon (U) : tidak berespon terhadap stimulus verbal dan
nyeri
Cara pengkajian respon :
1. Observasi kondis pasien datang
2. Lakukan penepukan pundak/penekanan daerah sternum
3. Lakukan rangsangan nyeri misalnya dengan mencubit
d. Petugas memeriksa airway (jalan napas ) dengan cara :
 Lihat dengar, raba, (Look,Listen, Feel)
 Buka jalan napas, pastikan adekuat
 Bebaskan jalan napas dengan menggunakan teknik head
Tilt/Chin lift/Jaw Trust, hati-hati pada korban trauma
 Cross Finger untuk mendeteksi sumbatan pada mulut
 Finger Swwep untuk membersihkan sumbatan daerah mulut
 Suction Bila perlu
TRIASE GAWAT DARURAT

S No. Dokumen : 03/140/SOP/VII/UKP


PKM-HLB/III/2017

O No. Revisi
Tgl Terbit
: 00
: 23 Maret 2017
P Halaman : 1/4

PUSKESMAS PARTI YASMI, AMD KEB


HALABAN NIP.19710710 199012 2
001

e. Petugas menilai breathing (pernapasan ) dengan cara :


Lihat,dengar,rasakan udara yang keluar dari hidung/mulut,
apakah ada pertukaran hawa panas yangadekuat,frekuensi napas,
keteraturan napas atau tidak
f. Petugas menilai circulation (perdarahan) dengan cara
 Lihat adanya perdarahan eksterna/interna
 Hentikan perdarahan eksterna dengan Rest ice, compres es,
tekan, tinggikan
 Perhatikan tanda-tanda syok/gangguan sirkulasi : capillary
refill,nadi, sianosis, pulsus arteri distal
Dari hasil pemeriksaan tersebut petugas menentukan kategori
berdasarkan kegawatannya :
 Emergensi (label merah) adalah pasien yang datang dengan
kegawatan darurat karena mengakibatkan kerusakan organ
permanen dan pasien ini harus mendapatkan pertolongan
dengan prioritas pertama ( P1) ditandai dalam waktu maksimal
10 menit contohnya antara lain sebagai berikut :
a. Penderita tidak sadar
b. Distres pernapasan
c. Syok tipe apapun
 Urgent ( label kuning) adalah pasien yang datang dengan
keadaan darurat tidak gawat dan pasien ini harus
mendapatkan prioritas penangan kedua (P2) yang harus
ditangani dalam waktu maksimal 30 menit contohnya antara
lainnya :
a. Cedera tulang belakang
b. Trauma kapitis tertutup
c. Luka bakar < 25%
 Non Urgent (label hijau) adalah pasien yang datang dengan
kondisi tidak gawat dan tidak darurat dengan keluhan ringan-
sedang tetapi mempunyai kemungkinan atau riawayat
penyakit serius yang harus mendapatkan penangan dalam
waktu maksimal 60 menit, penderita ini mendapatkan
penangan prioritas (P3) contohnya antara lain :
a. Luka Memar
b. Luka lecet
4. Pasien mendapatkan prioritas pelayanan dari petugas dengan urutan
warna : merah, kuning, hijau
5. Pasien kategori triase merah dapat dapat langsung diberikan
pengobatan dan stabilisasi di rungan igd oleh dokter dan perawat,
setelah pasien stabil pasien dirujuk ke rumah sakit
6. Pasien kategori kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut
dapat ditangani setelah pasien kategori triase merah ditangani oleh
petugas. Pasien kategori ini dapat dirujuk bila ada indikasi untuk
membutuhkan lebih lanjut
7. Pasien kategori triase hijau dapat dipindahkan kerawat jalan atau bila
memungkinkan, pasien dapat dipulangkan.
TRIASE GAWAT DARURAT

S No. Dokumen : 03/140/SOP/VII/UKP


PKM-HLB/III/2017

O No. Revisi
Tgl Terbit
: 00
: 23 Maret 2017
P Halaman : 1/4

PUSKESMAS PARTI YASMI, AMD KEB


HALABAN NIP.19710710 199012 2
001

7. Diagr
am
Pasien datang
Alir
ke IGD

Triase oleh
dokter/perawat/bidan

Resusitasi atau
Ya stabilisasi

Apakah
pasien
emergens
i Pasien
dirujuk

Ya

Apakah Butuh
pasien tindaka
urgensi n lebih
lanjut

Tidak

Pasien non
urgensi

Tindakan/Medika
mentosa

Pasien
pulang
TRIASE GAWAT DARURAT

S No. Dokumen : 03/140/SOP/VII/UKP


PKM-HLB/III/2017

O No. Revisi
Tgl Terbit
: 00
: 23 Maret 2017
P Halaman : 1/4

PUSKESMAS PARTI YASMI, AMD KEB


HALABAN NIP.19710710 199012 2
001

8.Rekaman Historis perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.


TRIASE GAWAT DARURAT

S No. Dokumen : 03/140/SOP/VII/UKP


PKM-HLB/III/2017

O No. Revisi
Tgl Terbit
: 00
: 23 Maret 2017
P Halaman : 1/4

PUSKESMAS PARTI YASMI, AMD KEB


HALABAN NIP.19710710 199012 2
001

Anda mungkin juga menyukai