Anda di halaman 1dari 3

KLINIK UTAMA

RB. NUR ANNISA


Jln. Diponegoro No. 102 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri
(0273) 321625 , 082 225 083 467, E-mail : rbnurannisa2020@gmail.com

TRIASE Pimpinan Klinik

No. Dokumen :
114/SOP/02/2023
SOP No. Revisi : 0
Tanggal Terbit :
10 Februari 2023 dr. Widiyanto, Sp.OG,
Subsp.Obginsos
1. Pengertian Triase adalah tindakan untuk memilah atau mengelompokkan pasien
berdasarkan beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup dan
keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang
tersedia pada penanganan pasien darurat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam melakukan
triase pada pasien darurat dan untuk memprioritaskan pasien menurut
keakutanya, beratnya cidera, besarnya kemungkinan untuk hidup.
3. Kebijakan SK Pimpinan Klinik Nomor : 023/SK/02/2023 tentang Skrining Pasien.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan.
5. Alat dan Bahan 1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Termometer
4. Obat Emergency
5. Oksigen
6. Alat Perlindungan Diri
7. Infus Set
6. Prosedur 1. Petugas menerima pasien datang, memperkenalkan diri,
kemudian menanyakan riwayat singkat dan melakukan
pengkajian.
2. Petugas melakukan penilaian kesadaran, ventilasi, dan perfusi
selama kurang dari 60 detik.
3. Petugas melakukan seleksi pasien menurut derajat
kegawatdaruratannya (triase).
a. Prioritas pertama ( merah )/P1
Menempatkan pasien pada bed yang telah diberi tanda,
penderita yang memerlukan penilaian cepat (kegawatan
mengancam nyawa) misalnya perdarahan post partum,
b. Prioritas kedua (kuning)/P2
Pasien memerlukan bantuan nama dengan cidera dan tingkat
cidera yang kurang berat dan pastikan tidak mengalami
ancaman jiwa dalam waktu dekat (kegawatan tidak
mengancam) misalnya hamil dengan HEG.
c. Prioritas ketiga (hijau)/P3
Pasien dengan tingkat penyakit yang tidak memerlukan
pertolongan segera dan tidak mengancam nyawa (tidak
gawat darurat) sesuai kondisi pasien.
d. Prioritas nol ( hitam )
Pasien dengan kasus berat yang tidak bisa
diselamatkan/meninggal,
4. Petugas memprioritaskan pelayanan sesuai dengan urutan
prioritas : P1,P2,P3.
5. Petugas memberikan penanganan tindakan pada pasien P1
(merah).
6. Memberi penjelasan tentang kondisi pasien pada keluarga
termasuk rencana tindakan maupun pengobatan yang akan
dilakukan.
7. Bila pasien /keluarga setuju tentang rencana tindakan dan
pengobatan yang akan dilakukan menandatangani inform
consent, bila tidak setuju pasien menandatangani surat
penolakan tindakan.
8. Catat monitoring dalam lembar observasi pasien gawat darurat
per 30-60/menit.
9. Petugas melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan lainnya
apabila pasien P1 (merah) memerlukan rujukan.
10. Petugas memberikan tindakan pada pasien P2 (kuning) apabila
memerlukan tindakan medis.
11. Petugas memindahkan pasien P3 (hijau) ke ruang periksa rawat
jalan.
12. Catat dan mendokumentasikan pasien di buku IGD.
7. Hal-hal yang Tindakan sesuai kasus
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Unit Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Unit IGD
3. Unit Laboratorium,
4. Unit Farmasi
9. Dokumen Rekam medis
Terkait
10 . Rekam Historis -
Perubahan

NO Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai