Anda di halaman 1dari 8

NAMA : DELIMAH SILITONGA

KELAS : 3C PRODI D3 GIZI

NIM : P01031121107

Ringkasan Materi Topik 2 : Penilaian Status Gizi Secara Klinis

A. TANDA-TANDA KLINIS

Pemeriksaan klinis terbagi dua, yaitu:

1. Medical history (riwayat medis), yaitu catatan perkembangan penyakit.

2. Pemeriksaan fisik, yaitu melihat dan mengamati gejala gizi baik sign (gejala yang diamati) dan
symptom (gejala yang tidak dapat diamati tetapi dirasakan oleh penderita gangguan gizi).

Pemeriksaan klinis dilakukan dengan memeriksa tanda-tanda yang muncul pada beberapa organ
Antara lain ;

 Rambut

Pada bagian rambut ditandai dengan:

a. kurang bercahaya (lack of clustee) : rambut kusam dan kering,

b. rambut tipis dan jarang (thinness and aparness),

c. rambut kurang kuat/mudah putus (straighness),

d. tanda bendera (flag sign) dikarakteristikan dengan pita selang-seling dari

terang/gelapnya warna sepanjang rambut.

 Wajah

Bagian wajah berhubungan dengan kekurangan gizi ditandai dengan:

a. penurunan pigmentasi,

b. wajah seperti bulan,

c. pengeringan selaput mata,


d. bintik bitot,

e. pengeringan kornea.

 Mata

Bagian mata berhubungan dengan kekurangan gizi yang ditandai dengan:

a. selaput mata pucat,

b. keratomalasia,

c. angular Palpebritis,

d. corneal vascularization,

e. conjunctival infection and circumcorneal,

f. corneal arcus,

g. xantromata,

h. corneal scars.

 Bibir

Tanda klinis pada bibir meliputi:

a. angular stomatitis,

b. jaringan parut angular,

c. cheilosis.

 Lidah

Tanda klinis pada lidah meliputi:

a. edema dari lidah,

b. lidah mentah atau scarlet,

c. lidah magenta,
d. atrofi papilla

 Gigi

Tanda klinis gigi berhubungan dengan kekurangan gizi meliputi:

a. mottled enamel,

b. karies gigi,

c. pengikisan (attrition),

d. hipolasia email (enamel hypoplasia),

e. erosi email (enamel erosion).

 Gusi

Tanda klinis pada gizi berhubungan dengan kekurangan gizi adalah:

a. spongy,bleeding gums,

b. kelompok 2 : kemungkinan berhubungan dengan kekurangan gizi,

c. recesion of gums.

 Kelenjar

Tanda klinis yang berhubungan dengan kekurangan gizi adalah:

a. pembesaran tiroid,

b. pembesaran parotid,

c. kelompok 2 : kemungkinan berhubungan dengan kekurangan gizi,

d. gynaecomastia.

 Kulit

Tanda klinis pada kulit berhubungan dengan kekurangan gizi adalah:

a. Xerosis: mengalami kekeringan tanpa mengandung air. Tanda-tanda kulit ini sangat berhubungan
dengan lingkungan (kondisi kotor, iklim), dan jarang terjadi dari genetik.
b. Follicular hyperkeratosis

Tipe 1: membentuk plak yang mirip duri, kulit sekitarnya kering dan kekurangan jumlah kelembaban
normal. Kondisi ini diistilahkan kulit katak.

Tipe 2: folikel rambut berisi darah atau pigmen, ada lingkaran jingga di sekitarnya, kulit tidak selalu
kering. Tandanya kurang jelas pada orang yang kulit gelap.

c. Petechiae: Membran berlendir ada bintik kecil pada kulit keduanya sulit terlihat pada orang gelap.

d. Pellagrous: Pigmen berlebihan dengan atau tanpa pengelupasan kulit. Terjadi pada bagian tubuh yg
sering terkena sinar matahari seperti dagu dan lengan depan. Akut : kulit merah, bengkak, pecah2, gatal
dan terasa terbakar.

 Kuku

Apa tanda kanda klinis pada kuku? Berikut ini penjelasannya.

• Koilonychia

Kuku berbentuk sendok pada orang dewasa atatau karena kurang Fe. Umumnya pada kuku jempol pada
amasyarakat yang sering berkaki telanjang.

 Jaringan bawah kulit

Tanda jaringan bawah kulit berhubungan dengan kekurangan gizi adalah:

a. Bilateral edema

Pertama terlihat pada kaki dan mata kaki bisa meluas pada area lain dalam keadaan parah. Dapat
diketahui dengan memberi tekanan kuat selama 3 detik dengan satu jari dibawah portion tibia. Positif jika
terdapat lubang yang terlihat dan terasa.

b. Lemak bawah kulit

Estimasi dapat dilakukan dengan alat caliper

 Sistem tulang dan otot

Tanda sistem tulang dan otot berhubungan dengan kekurangan gizi adalah:

a. Muscular wasting
Dapat dideteksi dengan pengamatan bisep atau trisep. Secara kasar dapat dilihat pada kemampuan anak
untuk mengangkat kepala dan kemampuan bangun dari posisi tidur ke duduk.

b. Craniotabes

Melunaknya daerah tengkorak biasanya terjadi pada tulang ocipital dan pariental.

 Sistem internal

a. Sistm gastrointestinal.

b. Hepatomigali.

c. Sistem saraf: perubahan mental.

d. Sistem kardiovaskuler: ada pembesaran jantung.

e. Sistem saraf pusat: kehilangan sensor dan daya gerak yg lemah.

B. TANDA-TANDA KLINIS MARASMUS

1. Cara Memeriksa Tanda-tanda Klinis Marasmus dan Kwashiorkor

Penting untuk mengetahui tanda klinis marasmus atau kwashiorkor karena mereka membutuhkan
perawatan khusus yang segera, yang meliputi pemberian makanan khusus, pemantauan pertumbuhan,
pemberian obat seperti antibiotik, dan lain-lain. Tidak tergantung berat badan, anak dengan gejala seperti
ini harus segera dirujuk dan ditangani. Pada kekurangan gizi Marasmus akan ditandai:

a. Keadaan kurang gizi tingkat berat ini ditandai dengan anak sangat kurus dengan penampilan tulang
berbalut kulit. Hal ini disebabkan oleh kehilangan otot dan jaringan lemak sehingga wajah anak terlihat
tua, tulang rusuk menonjol dan lipatan kulit pada pantat memperlihatkan seolah-olah anak sedang
memakai celana longgar (baggy pants). Berat badan menurut umur dan berat badan menurut
panjang/tinggi biasanya sangat rendah.

b. Walaupun kwashiorkor dan marasmus menunjukkan gejala yang berbeda, tetapi pada masyarakat yang
banyak terdapat kasus gizi buruk, dapat terjadi gejala campuran. Sebagai contoh seorang anak dengan
keadaan sangat kurus seperti marasmus, disertai dengan gejala perubahan pada kulit dan rambut atau
edema seperti pada penderita kwashiorkor. Bagian atas badannya kurus, tetapi bagian bawah badan
membengkak dengan edema.
2. Penyebab Anemia

Apa penyebab anemia? Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi, defisiensi asam
folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia terutama disebabkan oleh produksi/kualitas sel
darah merah yang kurang dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun.

Ada 3 penyebab anemia, yaitu:

a. Defisiensi zat gizi

1) Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan pangan sumber zat besi yang
berperan penting untuk pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah merah/eritrosit. Zat gizi
lain yang berperan penting dalam pembuatan hemoglobin antara lain asam folat dan vitamin B12.

2) Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS, dan keganasan sering disertai anemia,
karena kekurangan asupan zat gizi atau akibat dari infeksi itu sendiri
b. Perdarahan (Loss of blood volume)

1) Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang mengakibatkan kadar Hb menurun.

2) Perdarahan karena menstruasi yang lama dan berlebihan.

c. Hemolitik

1) Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai karena terjadi hemolitik yang
mengakibatkan penumpukan zat besi (hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limpa.

2) Pada penderita Thalasemia, kelainan darah terjadi secara genetik yang menyebabkan anemia karena sel
darah merah/eritrosit cepat pecah, sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.
3. Gejala Klinis Anemia

Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai
sakit kepala dan pusing (“kepala muter”), mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat capai serta
sulit konsentrasi. Secara klinis penderita anemia ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata, bibir,
kulit, kuku dan telapak tangan.

4. Dampak Anemia

Apa dampak dari anemia? Anemia dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada remaja putri dan
Wanita Usia Subur di antaranya:
a. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah terkena penyakit infeksi.

b. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak.

c. Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja.


5. Fortifikasi Makanan

Salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan zat gizi mikro, khususnya zat besi dan asam folat adalah
melalui fortifikasi makanan. Contoh bahan makanan yang difortifikasi adalah tepung terigu dan beras
dengan zat besi, seng, asam folat, vitamin B1 dan B2.
6. Pengobatan Penyakit Penyerta

Penanggulangan anemia pada remaja putri dan Wanita Usia Subur harus dilakukan bersamaan dengan
pencegahan dan pengobatan, antara lain:

a. Kurang Energi Kronik (KEK)

b. Kecacingan

c. Malaria

d. Tuberkulosis (TBC)

e. HIV/AIDS

D. TANDA-TANDA KLINIS KEKURANGAN VITAMIN A

Tanda-tanda dan gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO/USAID UNICEF

/HKI/IVACG, 1996 sebagai berikut:

- XN : Buta senja

- XIA : Xerosis konjungtiva (kekeringan pada selaput lendir mata)

- XIB : Xerosis konjungtiva disertai bercak bitot

- X2 : Xerosis kornea (kekeringan pada selaput bening mata)

- X3A : Keratomalasia atau ulserasi kornea (borok kornea) kurang dari 1/3 permukaan kornea

- XS : Jaringan parut kornea (sikatriks/scar)


- XF : Fundus xeroftalmia, dengan gambaran seperti “cendol”.

 Akibat kekurangan Vitamin A

a. Kurang Vitamin A (KVA) pada anak-anak yang berada di daerah pengungsian dapat menyebabkan
mereka rentan terhadap berbagai penyakti infeksi, sehingga mudah sakit.

b. Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain,
penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat
kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan
vitamin A dalam tubuh.

c. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengkibatkan terjadinya gangguan pada
mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.

d. Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita KVA karena ASI
merupakan sumber vitamin A yang baik.

E. TANDA-TANDA KLINIS GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM/GAKI

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena
tubuh seseorang kekurangan unsur iodium secara terus menerus, dalam jangka waktu yang cukup lama.
Kekurangan iodium memberikan gambaran klinik yang semuanya disebut Iodine Deficiensy Disorders
(IDD) yang meliputi gondok Endemik dan kretin. Spektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai
stadium, kretin endemik yang terutama ditandai oleh gangguan mental, gangguan pendengaran,
gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa, kadar hormon rendah, dan angka lahir dan
kematian bayi meningkat. Kekurangan iodium dapat menurunkan konsentrasi hormon tiroid dan
hormon perangsang-tiroid atau TSH meningkat, sehingga kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak
iodium. Jika kekurangan berlanjut, maka sel kelenjar tiroid membesar. Pembesaran kelenjar tiroid
dinamakan gondok. Gondok biasanya disertai dengan gejala-gejala yaitu malas dan lamban, kelenjar
tiroid membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan bayi
lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan yang disebut
kretinisme.

Anda mungkin juga menyukai