2008 - 015 - LPEM - Konsep Dasar Perencanaan
2008 - 015 - LPEM - Konsep Dasar Perencanaan
Materi
Pengertian Perencanaan
Tipe Perencanaan
Tahapan Perencanaan
Proses Perencanaan
Status Hukum Perencanaan
Syarat Perencanaan
Kegagalan Perencanaan
g
Bias-Bias dalam Perencanaan Pembangunan
Sistem Perencanaan yang Berhasil
Perencanaan y yang
g Ideal
Perencanaan
www.dadangsolihin.com 3
Berbagai Pengertian
Definisi Perencanaan
tentang Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan Planning is the application of Scientific Method to Policy
tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian Making
pilihan pilihan
pilihan-pilihan. Planning
Pl i iis a sett off P
Procedures
d
Planning is a Process for determining appropriate future
Menentukan : Menemukan (mengungkapkan dan meyakinkan)
meyakinkan). action through a sequence of choices
Tindakan : Spesifik dan berkaitan dengan persoalan pelaksanaan
Public Planning is the systematic interaction of
Tepat : Dikaitkan dengan tindakan
knowledge and human values to determine the range of
Pilihan-pilihan :
social choice coupled with a technical process for the
1. Pemilihan tujuan dan kriteria
formulation of social action.
2 Identifikasi seperangkat alternatif yang konsisten dengan preskripsi
2.
dengan pemilihan alternatif yang memungkinkan Planning is the art of making social decisions rationally
3. Arahan tindakan mengenai tujuan yang telah ditentukan
www.dadangsolihin.com 5 www.dadangsolihin.com 6
www.dadangsolihin.com 9 www.dadangsolihin.com 10
Tahapan
p Perencanaan Proses Perencanaan
3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pendekatan Politik:
Dilakukan oleh masing
masing-masing
masing pimpinan Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana
SKPD. pembangunan hasil proses politik (public choice theory of
Kepala Bappeda menghimpun dan planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam
menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan RPJM/D.
RPJM/D
rencana pembangunan dari masing-masing
pimpinan SKPD sesuai dengan tugas dan Proses Teknokratik:
kewenangannya. Menggunakan
gg metode dan kerangka
g berpikir
p ilmiah oleh
4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional
Kepala SKPD melakukan evaluasi pelaksanaan bertugas untuk itu.
e ca a pe
rencana pembangunan
ba gu a S SKPD pe
periode
ode
sebelumnya. Partisipatif:
Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders,
pembangunan berdasarkan hasil evaluasi antara lain melalui Musrenbang.
pimpinan
i i SKPD
SKPD.
Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan Proses top-down dan bottom-up:
rencana pembangunan daerah untuk periode
berikutnya
berikutnya. Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan
pemerintahan.
www.dadangsolihin.com 11 www.dadangsolihin.com 12
Status Hukum Perencanaan Syarat Perencanaan
NASIONAL DAERAH
Harus memiliki, mengetahui,
g dan memperhitungkan:
g
Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan
Rencana Pembangunan UU Rencana Pembangunan Perda 1. Tujuan akhir yang dikehendaki.
Jangka Panjang Nasional (Ps. 13 Ayat 1) Jangka Panjang Daerah (Ps. 13 Ayat 2) 2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang
(RPJP-Nasional) (RPJP D
(RPJP-Daerah)
h) mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
Rencana Pembangunan Per Pres Rencana Pembangunan Peraturan KDH 3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Jangka Menengah Nasional (Ps. 19 Ayat 1)
(Ps Jangka Menengah Daerah (Ps 19 Ayat 3)
(Ps.
(RPJM-Nasional) (RPJM-Daerah) 4. Masalah-masalah yang dihadapi.
Renstra Kementerian / Peraturan Renstra Satuan Kerja Peraturan 5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta
L b
Lembaga (R
(Renstra
t KL) Pimpinan
Pi i KL P
Perangkat
k t Daerah
D h Pimpinan
Pi i SKPD pengalokasiannya.
pengalokasiannya
(Ps. 19 Ayat 2) (Renstra SKPD) (Ps. 19 Ayat 4) 6. kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
j Pemerintah
Rencana Kerja Per Pres Rencana Kerja
j Pemerintah Peraturan KDH
(RKP) Daerah (RKPD)
7 Orang,
7. Orang organisasi,
organisasi atau badan pelaksananya
pelaksananya.
(Ps. 26 Ayat 1) (Ps. 26 Ayat 2)
Rencana Kerja Peraturan Rencana Kerja Satuan Peraturan 8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
Kementerian / Lembaga Pimpinan KL Kerja Perangkat Daerah Pimpinan SKPD pelaksanaannya.
p y
(Renja KL) Ayat 1) (Renja SKPD)
(Ps. 21www.dadangsolihin.com ( Ps. 21 Ayat133) www.dadangsolihin.com 14
menyeluruh
Penetapan standar dan pengawasan kualitas
www.dadangsolihin.com 15 www.dadangsolihin.com 16
Kegagalan Perencanaan (1)
1. Penyusunan perencanaan tidak tepat,
mungkin karena:
informasinya kurang
l
lengkap,
k
metodologinya belum
dikuasai,,
perencanaannya tidak
realistis sehingga tidak
mungkin pernah bisa
terlaksana
pengaruh politis terlalu besar
sehingga pertimbangan-
pertimbangan teknis
perencanaan diabaikan.
p
K
Kegagalan
l P Perencanaan www.dadangsolihin.com 18
www.dadangsolihin.com 19 www.dadangsolihin.com 20
Kegagalan Perencanaan (4)
Bias-bias
Bias bias dalam
Perencanaan Pembangunan
g
www.dadangsolihin.com 21
www.dadangsolihin.com 23 www.dadangsolihin.com 24
Bias--Bias dalam Perencanaan
Bias Bias--Bias dalam Perencanaan
Bias
Pembangunan (3) Pembangunan (4)
Bias keempat
Bias ketiga Teknologi yang diperkenalkan dari atas selalu jauh
Pembangunan masyarakat banyak di tingkat lebih ampuh daripada teknologi yang berasal dari
bawah lebih memerlukan bantuan material masyarakat itu sendiri.
daripada keterampilan teknis dan manajerial. Anggapan demikian dapat menyebabkan
Anggapan ini sering mengakibatkan pemborosan pendekatan pembangunan yang:
terlalu memaksa dan menyamaratakan teknologi tertentu
sumber daya dan dana, karena: untuk seluruh kawasan pembangunan di tanah air yang
– kurang mempersiapkan keterampilan teknis dan sangat luas dan beragam tahap perkembangannya ini ini.
manajerial dalam pengembangan sumber daya manusia, pendekatan pembangunan terlalu mengabaikan potensi
dan teknologi tradisional yang dengan sedikit penyempurnaan
– mengakibatkan makin tertinggalnya masyarakat di dan pembaharuan mungkin lebih efisien dan lebih efektif
lapisan bawah. untuk dimanfaatkan dibandingkan dengan teknologi
impor.
www.dadangsolihin.com 25 www.dadangsolihin.com 26
www.dadangsolihin.com 27 www.dadangsolihin.com 28
Bias--Bias dalam Perencanaan
Bias Bias--Bias dalam Perencanaan
Bias
Pembangunan (7) Pembangunan (8)
Bias k
Bi kedelapan
d l
Bias ketujuh Ukuran efisiensi pembangunan yang salah
Orang miskin adalah miskin karena bodoh dan diterapkan, misalnya ICOR, diartikan bahwa
malas. Dengan demikian, cara menanganinya investasi harus selalu diarahkan pada yang segera
haruslah bersifat paternalistik seperti menghasilkan bagi pertumbuhan.
memperlakukan
l k k orang b bodoh
d hd dan malas,
l d
dan Padahal upaya pemberdayaan masyarakat
masyarakat, akan
bukan dengan memberi kepercayaan. menghasilkan pertumbuhan, bahkan merupakan
sumber pertumbuhan yang lebih lestari
Dengan anggapan demikian masalah kemiskinan (sustainable) tetapi umumnya dalam kerangka
(sustainable),
dipandang lebih sebagai usaha sosial (charity) dan waktu (time frame) yang lebih panjang.
bukan usaha penguatan ekonomi. Anggapan yang demikian beranjak dari konsep
pembangunan
b yang sangatt bersifat
b if t tteknis
k i ddan tid
tidak
k
memahami sisi-sisi sosial budaya dari
pembangunan
g dan potensi yyang
g ada pada rakyat
y
sebagai kekuatan pembangunan.
www.dadangsolihin.com 29 www.dadangsolihin.com 30
www.dadangsolihin.com 31 www.dadangsolihin.com 32
Perencanaan yang Ideal
Sistem Perencanaan yang Berhasil
• Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan
memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut
serta dalam prosesnya.
• Sistem perencanaan yang mendorong
• Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya
berkembangnya mekanisme pasar dan peran berhenti pada sat
satu tahap
tahap; tetapi har
haruss berlanj
berlanjutt
serta masyarakat. sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus
• Dalam sistem ini perencanaan dilakukan dengan dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi
menentukan sasaran-sasaran secara garis besar, k
kemunduran.
d
baik di bidang sosial maupun ekonomi, dan pelaku • Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan
utamanya adalah masyarakat dan usaha swasta
swasta. pelaksanaannya
p y tidak dapat
p hanya y dilihat dari satu sisi
(atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek,
dan dalam keutuhan konsep secara keseluruhan.
• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a
learning and adaptive system).
• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).
www.dadangsolihin.com 33 www.dadangsolihin.com 34