KELOMPOK 1 :
AHMAD SALIM MAULA
ARIFAL MUHAMMAD D
FATHIMA CAHAYA H
LAILA SALSABILA I
MUHAMMAD GIAN M
QUROTA AYUNI
SITI LATIFAH RS
MAN 2 GARUT
Jl. Pembangunan No.144, Jayawaras, Kec. Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat
44151
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah seniantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelsaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dengan
judul : “DAULAH ABBASIYAH”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan maklah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselsaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
maanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2
A. Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Pembentukan Dinasti Abbasiyah.......................2
B. Gerakan Perlawanan Daulah Abbasiyah.....................................................................2
C. Perpindahan Pusat Kekuasaan ke Baghdad.................................................................4
D. Kemajuan Kebudayaan...............................................................................................5
E. Fase Pemerintahan Abbasiyah....................................................................................5
F. Perkembangan Ilmu Pengetahuan...............................................................................8
G. Ilmu Pengetahuan Agama...........................................................................................9
H. Keruntuhan Daulah Abbasiyah.................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan...............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abbasiyah berasal dari kata Al Abbas, yaitu salah satu keturunan dari Bani Hasyim
yang termasuk Paman dari Muhammad SAW. Bani Hasyim merupakan mitra politik Bani
Umayyah sejak zaman Jahiliyah sampai kelahiran Islam, juga pada saat Bani Umayyah
berkuasa.
Daulah Abbasiyah disebut pula dengan Bani Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam
ketiga yang berkuasa pada masa antara 750 hingga 1258 M. Masa kekuasaan Daulah
Abbasiyah membuat kekhalifahan Daulah Abbasiyah sebagai kekhalifahan yang paling
lama memerintah, yaitu selama lima abad. Daulah Abbasiyah pun telah berhasil
menjadikan dunia Islam sebagai pusat dari pengetahuan dunia.
Daulah Abbasiyah telah resmi berdiri usai memenangkan revolusi atas
kekhalifahan Bani Umayyah pada tahun 750 Masehi. Pendiri dari Daulah Abbasiyah
merupakan khalifah pertama dari Daulah Abbasiyah, pendirinya ialah Abdullah As-Saffah
bih Ali bin Abdullah bin Al-Abbas.
Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, kelompok yang paling gigih menentang
adalah kaum Khawarij dari kelompok Syiah yaitu kelompok pendukung keluarga Ali bin
abi Tholib. Kelompok Syiah bekerja sama dengan keturunan Abbas, karena kedua
kelompok ini merupakan keturunan Hasyim perubahan sikap politik Bani Abbas ini
dimotori oleh Muhammad bin Ali pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
pada tahun 104H/ 723 M. Dari Muhammad bin Ali lahirlah putra pertama bernama
Muhammad bin Abdullah yang kemudian hari tidak terkenal dengan nama abu Abbas As-
saffah, sebagai khalifah pertama dari daulah Bani Abbasiyah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ibrahim Al Imam Ia baru berumur 19 tahun. Ia sangat berpengaruh di Khurasan dan
sebagian besar penduduk bersimpati kepadanya.
Banyak penguasa tanah di daerah Persia yang menjadi pengikut Abu muslim Al-
Khurasani. Ia berkampanye untuk menumbuhkan rasa kebersamaan sebagai kelompok
yang tertindas. Mereka yang berhasil ia rekrut adalah golongan alawiyin (keturunan
Ali), golongan Syi'ah dan orang-orang Persia untuk bersama-sama menentang Dinasti
Umayyah. Abu Muslim Al khurasani mengajak mereka untuk bersatu dengan gerakan
Abbasiyah karena mempunyai tujuan yang sama yaitu mengembalikan kekhalifahan
kepada keluarga Bani Hasyim baik dari darah keturunan Abbas bin Abdul Muthalib
ataupun Ali Bin Abi Thalib
Sebelum Abu muslim al-khurasani dikukuhkan sebagai panglima perang,
gerakan dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Para juru dakwah dikirim ke
berbagai wilayah Islam dengan cara menyamar sebagai pedagang atau jamaah haji. Hal
itu dilakukan karena kekuatan belum memungkinkan sementara Dinasti Umayyah
belum begitu goyah. Setelah Abu Muslim Al khurasani diangkat sebagai panglima
perang, Ibrahim al-imam memotivasi Panglima itu untuk mengambil alih kekuasaan
Khurasan dan menghabisi pendukung Dinasti Umayyah tahun 747 M.
Rencana itu sampai ke penguasa Dinasti Umayyah dan akibatnya Ibrahim Al
Imam ditangkap dan dihukum mati oleh khalifah Marwan II. Gerakan dakwah Dinasti
Abbasiyah dikendalikan oleh saudaranya yang bernama Abdullah bin Muhammad,
kelak dia dikenal sebagai Abu Abbas As-saffah. Ia pun memberi kepercayaan jabatan
panglima perang kepada Abu Muslim Al-khurasani untuk mengadakan perlawanan di
Khurasan. Sedangkan, Abu Ja'far al-mansur Isa bin Musa bin Muhammad dan Abdullah
Bin Ali memimpin gerakan di bagian barat dari wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah.
Abu Muslim Al-khurasani memulai gerakannya dengan strategi yang jitu, ia
memanfaatkan perselisihan antara suku Quraisy dan Suku Arab yamani yang sudah
berlangsung sejak zaman Khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Ketika itu orang-orang
Yaman diistimewakan di Khurasan karena yang menjabat sebagai gubernur Khurasan
berasal dari suku Arab Yamani yaitu As’ad bin Abdullah Al Qashri sementara itu
orang-orang Arab Qaisy disingkirkan dari pemerintahan.Sebaliknya, ketika yang
menjabat gubernur Khurasan berasal dari Arab Qaisy, orang-orang Yaman disingkirkan,
maka terjadilah pertentangan turun-temurun.
Ketika Abu Muslim Al-Khurasani memulai perlawanannya, gubernur khurasan
dijabat oleh orang dari suku Arab Qaisy bernama Nasr bin Sayyar. Maka yang di dekati
3
oleh Abu Muslim Al-Khurasani adalah pemimpin Suku Arab Yamani yang bernama Al-
Kirmani dengan siasat itu, Gubernur Nasr bin Sayyar akhirnya menyerah. Bersama Al-
Kirmani dan orang-orang Yaman. Abu muslim Al-Khurasani kemudian menguasai kota
Merv dan Nisabur.
Selain itu, pasukan Abbasiyah juga berhasil menaklukan Kufah. Di bagian timur
tentara Abbasiyah terus bergerka maju. Putra Khalifah Marwan dikalahkan oleh Abu
Uyun (seorang paglima Bani Abbasiyah).
Dalam keadaan terjepit, Khalifah Marwan II akhirnya terjun langsung
memimpin upaya terakhir untuk mempertahankan dinastinya. Ia mengerahkan pasukan
berjumlah 120.000 personil. Pasukan Abbasiyah dikomandani oleh Abdullah bin Ali.
Dalam perang itu pasukan khalifah Marwan II menyerah dan Damaskus djatuh ke
tangan Bani Abbasiyah pada tahun 750M. Akantetapi Marwan II melarikan diri, ia
ditemukan di Mesir dan dibunuh disana.
4
D. Kemajuan Kebudayaan
Bukti adanya perkembangan budaya pada masa Dinasti Abbasiyah ditunjukkan
dengan adanya peninggalan-peniggalan bersejarah, antara lain berupa istana, masjid,
dan bangunan lainnya. Sampai sekarang peninggalan bersejarah itu banyak yang masih
dapat disaksikan dan sebagai bukti bahwa kebudayaan Islam pada waktu itu sudah
mencapai tataran peradaban dunia.
Pada masa dinasti Abbasiyah banyak didirikan masjid sebgai pusat kegiatan
umat Islam. Selain untuk Shalat masjid juga berfungsi untuk tempat berkumpulnya para
ulama dan ilmuwan yang mendiskusikan berbagai macan ilmu pengetahuan. Beberapa
masjid yang dibangun pda masa Dinasti Abbasiyah adalah sebagai berikut.
1. Masjid Al Mansur
2. Masjid Raya Ar Risyafah
3. Masjid Jami Qasr Al Khalifah
4. Masjid Qofiah Umm Jafar
5. Masjid Raya Samarra
6. Masjid Agung Isfahan
7. Masjid Kufah
8. Masjid Talkhatan Baba
9. Masjid Alauddin Kaikobad
5
dan kekejaman dalam setiap peperangan yang dilakukannya membuat Abu
Abbas mendapat julukan As Safah yang artinya Si Haus Darah.
Setelah Abu Abbas As Safah wafat kekuasaan pindah ke tangan
saudaranya yang bernama Abu Jafar Al Mansur. Ia mampu mengondisikan
potensi pendukung Dinasti Abbasiyah dan bersikap keras kepada siapapun yang
berusaha menggoncang kekuasaan Dinasti Abbasiyah.
Dalam perkembangan selanjutnya, Khalifah Abu Jafar Al Mansur
berpikir bahwa secara politis Abu Muslim Al Khurasani bisamengancam
kekuasaanya karena kekuatan militer ada di belakang Abu Muslim Al Khurasani
dan penduduknya sangat besar di Khurasan. Maka khalifah Abu Jafar Al
Mansur menggeser posisinya dari Khurasan menjadi gubernur di Suriah. Akan
tetapi Abu Muslim Al Khurasani menolak perintah itu karena Khurasan adalah
negeri nya sendiri. Abu Muslim Al Khurasan akhirnya dijatuhi hukuman mati.
Para pengikut Abu Muslim Al Khurasani kemudian melakukan pemberontakan
menuntut balas. Tapi pemberontakan tersebut dapat diatasi oleh Abu Jafar Al
Mansur.
Di Mesopotamia juga muncul pemberontakan oleh kaum Khayar dan kaum
Kurdi, akhirnya Khalid bin Barmak ditunjuk menjadi gubernur disana untuk
meredam pemberontakan itu. Di susul kaum Khawarij di Afrika, untuk
mengatatasinya, Khalifah Abu Jafar Al Mansur menunjuk Aqlab sebgai
gubernur disana yaitu pada tahun 765M.
Penerus kekuaaan Abu Jafar Al Mansur adalah anaknya yang bernama
Al Mahdi. Tetapi ia tidak sejalan dengan ayahnya. Al Mahdi mengahadapi
lawan lawan politik nya dengan cara yaang lebih lembut.
Khalifah berikutnya sepeninggal Al Mahdi adalah Al Hadi. Tetapi ia
memerintah hanya satu tahun, ia meninggal karena sakit. Ketika itu terjadi
pemberontakan oleh seorang keturunan Ali bernama Idris yang masih saudara
Muhammad dan Ibrahim.
Pada tahun 786 M, Harun Ar Rasyid menduduki tahta kekhalifahan.
Harun Ar Rasyid adalah khalifah termasyur dalam sejarah Daulah Abbasiyah.
Pada awal pemrintaha harun Ar Rasyid, kaum Khawarij mengadakan
pemberontakan lagi. Untuk menumpas pemberontakan itu Ibrahim bin Aqlab
diangkat menjadi gubernur disana.
6
Pada tahun 809 M Khalifah Harun Ar Rasyid meninggal dan
kedudukannya digantikan oleh putranya yang bernama Al Amin. Ratu zubaidah
dan saudaranya meminta agar ketiga putranya yaitu Al Amin, Al Makmum dan
qasim diangkat sebagai Khalifah berturut turut. Tetapi dalam waktu tak berapa
lama terjadi perang saudara antara Al Amin dengan Al Makmun
memperebutkan tahta kekhalifahan. Terjadilah peperangan di dekat Ray pada
tahun 811M. Al amin meninggal dalam peperangan itu, kemenangan Al
Makmun atas Al Amin dapat dipahami sebagai dominasi Persia dan bangsa
Arab. Semenjak Al Makmun dinobatkan sebagai Khalifah hingga padaenam
tahun pertama, ia belum menduduki tahta Baghdad karena waktunya ia habiskan
untuk mendalami berbagai Ilmu pengetahuan di Merv.
Selama tahtaa dikosongkan, kendali pemerintah dikuasakan kepada Fazal
bin Sahal.Sementara itu selama Al makmun beraa di Merv ia justru terpengaruh
aliran Syiah.
Setelah Al Makmun meninggal kekhalifahan nya diganti oleh Al Muktasim.
Lalu pengganti Al Muktasim adalah Khalifah Al Wasiq. Ia sebagai Khalifah
terakhir pada periode pertama.
Periode Kedua
Periode ini disebut dengan periode Pengaruh Turki Pertama. Pada periode ini
Khalifah hanya sebgai simbol keagamaan bari para petinggi negara.
Daulah Dinasti Abbasiyah dipimpin oleh Al Mutawakkil setelah ia
menggantikan Al Wasiq yang meninggal. Khalifah Al Mutawakkil berkuasa
selama 15 tahun. Masa pemerintahannya ini sebgai tonggak sejarah awal
kemunduran Dinasti Abbasiyah.
Periode Ketiga
Periode ini disebut periode Persia yang Kedua. Khalifah-khalifah pada
periode ini tidak mampu menjaga kondisi politik sehingga keadaan sering tidak
stabil. Penyebab utamanya adalah terjadinya perebutan jabatan Amir Al Umara
diantara para petinggi dinasti Buwaihiyah sendiri. Pada kondisi itu para khalifah
kehilangan legilatisme keagamaannya.
Periode Keempat
7
Periode ini siebut periode pengaruh Turki kedua. Orang orang Turki
memberi pengaruh pada masa pemerintahan Dinasti abbasiyah melalui khalifah
Al Qoim.
Periode Kelima
Pada periode ini tidak dipengsruhi oleh pihak manapun, namun kekuatan
politik dan militer sudah lemah. Periode ini juga adalah masa kehancuran
Daulah Abbasiyah.
8
Artinya yang pemimpin nya menganggap dirinya mendapat wangsit atau
wahyu.
3. Ar-Razi
Ar-Razi adalah seorang dokter dan filsuf. Karyanya adalah Fi Aljudari
Wa Al Hasbat tentang penyakit campak dan cacar.
4. Ibnu Sina
Ibnu Sina adalah seorang dokter dan filsuf. Pemikiran filsafatnya tentang
Jiwa(nafs) yang terbagi 3 yaitu Jiwa Tumbuhan, Jiwa Hewan dan Jiwa
Manusia
5. Al-Ghazali
Al Ghazali adalh seorang ahli di bidang Fikih, Tasawuf dll.
Karya-karya besar beliau meliputi berbagai yaitu sebagai berikut.
1. Maqasid Al Falasifah
2. Tahafut Al Falasifah
3. Ihya Ulumuddin
4. Al Munqizd min Al Dhalah
9
4. At Tirmizi
5. An Nasai
6. Ibnu Majah
2. Ilmu Tafsir
Perkembangan ilmu tafsir pada masa Bani Abbasiyah mengalami masa
keemasan. Para ahli tafsir dari kalangan tabiin-tabiin bermunculan. Mereka
anatar lain Imar Sufyan bin Uyainah, Wakil Al Jarrah, Syubah Al Hajjaj dan
Zaid bin Harun.
Pada masa itu pula dikenal dengan penafsiran dengan menggunakan
pendektan ilmu pengetahuan. Tafsir ini disebut Tafsir Al Ilmi. Riwayat
singkat beberapa ahli tafsir yang hidup pada masa Dinasti Abbasiyah yaitu
sebagai berikut :
1. Abu Jafar Muhammad bin Jarir At Tabari
2. Fahruddin Ar Razi
3. Al Zamakhsari
3. Ilmu Fiqih
Ilmu Fiqih pada masa Dinasti Abbasiyah berkembang pesat pada periode
keempat dan kelima. Hal itu karena para tabiin telah menetapkan landasan
dan meletakkan dasar ilmu fikih pada periode sebelumnya. Selain itu
muncul empat imam mazhab yaitu :
1. Imam Hanafi
2. Imam Malik
3. Imam Syafi’i
4. Imam Hambali
10
a. Penyerbuan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Holago Khan pada tahun
1258M
b. Tumbuhnya kerajaan-kerajaan kecil yang terpecah-pecah
c. Wilayah Abbasiyah yang terlalu luas
d. Perang Salib
e. Berdirinya Turki Usmani tahun 1292M
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zaman pemerintahan Abbasiyah yang pertama merupakan puncak keemasan dinasti
ini. secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat
kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran, masyarakat mencapai
tingkat tertinggi. Disamping itu Dinasti Abbasiyah (750-1208 M) juga merupakan dinasti
yang menelurkan konsep-konsep keemasan Islam dalam hal pengembangan ilmu
pengetahuan. zaman keemasan Islam yang ditandai dengan penguasaan ilmu pengetahuan
di berbagai sektor telah membawa kemakmuran tersendiri pada masyarakat saat itu.
kemajuan di segala bidang yang diperoleh Bani Abbasiyah menempatkan bahwa Bani
Abbasiyah lebih baik dari bani Umayyah di samping itu pada masa Dinasti ini banyak
terlahir tokoh-tokoh intelektual muslim yang cukup berpengaruh sampai saat ini.
12