Nama Kelompok :
1. Febri Utomo
2. Fitri Dwi Wahyuni
3. Rima Aprilia
4. Riska Wafridza
5. Wisnu Cakra
6. Almaratus Sholiha
7. Angga Risky
8. Tasya Kurniati
9. Anwar Udin.
Allhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Mengenal Lebih Dekat Para
Khilafah "Abu Abbas As-Saf'ah"
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua
dan khususnya bisa bermanfaat bagi penyusun dan dapat menambah wawasan kita.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................................4
A. ASAL-USUL DAN PEMBENTUKAN DINASTI ABBASIYAH, PEMERINTAH BANI ABBAS.........4
1. Asal-usul.................................................................................................................................................4
2. Pembentukan bani Abbasiyah.................................................................................................................4
B. KISAH ABUL ABBAS AS-SAFAH, PEMIMPIN ZALIM YANG TERDZALIMI.....................................5
1. Perkenalan...................................................................................................................................................6
2. Kisah Abul Abbas As-Safah Diangkat sebagai Khalifah............................................................................6
3. Periode Abul Abbas bagi Bani Abbasiyah..................................................................................................6
4. Julukan As-Saffah.......................................................................................................................................7
6. Peninggalan Penting Abul Abbas................................................................................................................8
7. Kepemimpinan dan Kezhaliman.................................................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dinasti Umayyah mengambil nama keturunan dari Umayyah bin Abdi Syams bin
Abdi Manaf. Ia adalah salah seorang terkemuka dalam dalam persukuan pada zaman
Jahiliyah, bergandeng dengan pamannya Hasyim bin Abdi Manaf. Umayyah dan Hasyim
berebut pengaruh politik dalam proses-proses sosial-politik pada zaman Jahiliyah, namun
Umayyah lebih dominan. Hal itu disebabkan karena ia merupakan pengusaha yang kaya, dan
memiliki harta yang melimpah. Harta dan kekayaan menjadi faktor dominan untuk merebut
hati di kalangan Qureisy, sehingga Hasyim tidak dapat mengimbangi keponaknnya tersebut.
Dari dinasti Umayyah ini terdapat 14 Khalifah yang bergantian memimpin dalam
masa pemerintahan, dimulai dari Muawwiyah (661) sampai dengan Marwan II (750).
Sedangkan nama Dinasti Abbasiyah diambil dari nama salah seorang paman Nabi
Muhammad SAW yang bernama Abbas bin Abdul Muththoli bin Hasyim. Orang Abbasiyah
merasa lebih berhak dari pada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam, sebab mereka adalah
cabang dari Bani Hasyim yang secara nasab keturunan lebih dekat dengan Nabi. Menurut
mereka, orang Umayyah secara paksa menguasai khilafah melalui tragedi perang Siffin.
Kita sebagai generasi penerus bangsa dan agama hendaknya belajar untuk mengetahui
peradaban peradaban pada masa silam, pada era globalisasi ini hanya segelintir orang yang
ingin memperdalam ilmunya dalam hal sejarah, terutama sejarah peradaban islam. Sebagai
calon pendidik agama islam yang kompeten, salah satunya dengan cara mengetahui tentang
khilafah yang berperan penting pada kemajuan agama islam, khususnya yaitu dinasti
Abbasiyah. Dalam sepanjang periode dinasti Abbasiyah mampu menorehkan kenangan emas
di kejayaan pemerintahan islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Asal-usul
Berawal dari runtuhnya pemerintahan bani Ummayah, Abu Abbas Ass-shafa(750-54),
khalifah pertama, mulai merintis pemerintahan sebagai pengganti khilafah bani Ummayah.
Karena keadaan kacau balau yang terjadi pada bani Ummayah, daerah-daerah kekuasaannya
yang jauh dari pusat pemerintahan sering terjadi perselisihan yang menimbulkan peperangan,
dalam hal ini keluarga Al Abbas memanfaatkan kesempatan untuk melakukan propaganda
propaganda agar daerah kekuasaan bani Ummayah dapat ditaklukan.
Negara yang jauh dari pusat bani Ummayah adalah Khurasan. Di tengah tengah bani
Umayyah ada kufah dan daerah sekitarnya yang menganut paham Syiah.[1] keturunan Abbas
gencar untuk melakukan strategi jitu untuk menggulingkan musuh musuh yang ingin
menghalangi berdirinya pemerintahan bani Abbas. Pemerintahan bani Abbas menganut
paham Syiah. Berbagai karakteristik model kepemimpinan muncul didalam setiap pergantian
pemimpin di pemerintahan bani Abbasiyah, yang paling mencolok dalam masa kejayaan bani
Abbasiyah yaitu pada pemerintahan Harun Al-Arrasyid.
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn
Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaanya berlangsung pada rentang waktu yang panjang, dari
tahun 132 H (750 M) hingga 656 H (1258 M). Dinamakan dinasti Abbasiyah karena pendiri
dan penguasa dinasti ini adalah keturunan al-Abbas paman nabi Muhammad SAW.
Al-Abbas inilah namanya di sandarkan pada tiga tempat pusat kegiatan, yaitu
Humaimah, Kufah, dan Khurasan.Humaimah merupakan tempat yang tenteram.
5
Kota Humaimah adalah tempat bermukimnya keluarga Abbasiyah, di Humaimah di
pimpin oleh pemimpin yang bernama Al-Imam Muhammad bin ali .Beliau adalah peletak
dasar-dasar dan pendiri bani Abbasiyah.Ia pun punya strategi perjuangan kekuasaan atas
nama keluarga rasulullah.mereka berjumlah 150 orang di bawah pemimpinnya 12 orang dan
puncak pemimpinnya adalahMuhammad bin Ali. Propaganda terjadi antara Abbasiyah dan
Ummayah,kedua belah pihak sangatlah berambisi untuk menguasai wilayah tersebut,di kubu
Abbasiyah pun telah melaksanakan strategi yang sangat matang untuk perlawanan
tersebut.dalam strategi ini sangatlah ampuh untuk penyerangan nanti.namun pada saat
sebelum penyerangan terjadi, Imam Ibrahim pemimpin mereka dari Dinasti Abbasiya
berkeinginan untuk menguasai Abbasiyah.tapi gerakan tersebut diketahui oleh pemimpin
terakhir dinasti Ummayah,yaitu Marwan bin Muhammad.Ibrahim pun tidak tinggal diam ,Ia
pun menyiapkan berbagai rencana untuk ke depannya,karena Ia tahu ujung ujungnya Ibrahim
pun akan tertangkap oleh dinasti Ummayah ,yang dibawah kepemimpinan Marwan bin
Muhammad.Ibrahim pun akhirnya memberi wasiat kepada adiknya Abul Abbas untuk
menggantikan kedudukannya dan memerintahkan untuk pindah ke Kufah. Sedangkan
pemimpin propaganda tersebut di bebankan kepada Abu Salamah.Segeralah Abul Abbas
pindah dari humaimah ke Kufah dengan di iringi oleh pembesar Abbasiyah yang lain seperti
Abu Ja’far, Isa bin Musa,dan Abdullah bin Ali .setelah itu Ibrahim pun di penjarakan oleh
Dinasti Ummayah di Haran dan di eksekusi hukuman mati oleh Dinasti Ummayah.
Periode Abul Abbas juga dianggap sebagai periode kepimimpinan yang singkat,
hanya berkisar empat tahun delapan bulan lamanya. Dan ia meninggal dalam usia 33 tahun
karena sakit cacar ketika wabah menyerang Anbar. Saudaranya, Abu Ja’far menggantikan
6
posisinya. Sebelum menyimak kisah Abul Abbas As-Safah secara lengkap, sebaiknya lebih
dulu kita mengenal siapa beliau ini.
1. Perkenalan
Abul Abbas As-Saffah memiliki nama lengkap yaitu Abul ‘Abbas Abdullah bin
Muhammad As-saffah bin Ali bin Abdullah bin Abdhul Muthalib. Abul merupakan khalifah
pertama dari Bani Abbasiyah. Bani Abbasiyah berkuasa dair 750-1258 dan telah berkuasa
sampai wafatnya pada 754. Dan memberikan peninggalan serta pada masa kepimimpinan
Bani Abbasiyah juga telah mengalami kemajuan dalam beberapa bidang.
Selain itu Abul sebenarnya tidak memiliki julukan seperti As-Saffah. Terdapat cerita
dan kisah sendiri mengapa ada julukan seperti As-Saffah kepada Abul abbas. Ibunya Abul
Abbas bernama Rabtah binti Ubaidullah Al-Haratsi dan ayahnya adalah Muhammad bin Ali,
pemimpin adalah gerakan Bani Abbasiyah. Abul Abbas mendapatkan gelar As-Saffah yang
berarti pengalir darah dan pengencam siapa saja yang membangkang.
Maksudnya adalah mengalirkan darah bagi pihak yang menentang. Abul Abbas
adalah seseorang yang bermoral tinggi dan mempunyai loyalitas sehingga beliau disegani dan
dihormati oleh kerabat-kerabatnya dan oleh rakyat yang dipimpinnya kala itu. Beliau
memiliki pengetahuan yang luas, pemalu, budi pekerti yang baik dan dermawan.
Menurut dari As-Sayuti, Abul Abbas ialah manusia yang paling sopan dan selalu
menepati janji tepat pada waktunya sesuai yang dijanjikan. Abul Abbas adalah seorang
revolusioner. Abul telah mengadakan perombakan total dalam tubuh pasukannya. Pasukan
bani Abbas selain beranggotakan Muslim arab, juga beranggitakan non-muslim dan no-arab.
Sementara itu non-muslim dan no-arab.
Abul Abbas juga menyampaikan suatu khotbah pelantikannya di Masjid Raya Kufah,
namun tak sampai selesai karena sakit yang diderita. Khotbah kemudian akhirnya dilengkapi
oleh Pamannya bernama Daud bin Ali. Ketika Abul Abbas diangkat menjadi khalifah, disaat
7
yang sama kabar tersebut membuat terjadinya pergeseran di berbagai posisi penting
pemangku pemerintahan.
Perlahan tapi pasti, Keluarga dari Bani Abbasiyah menempati pos-pos strategis. Abul
Abbas sendiri sangat mengandalkan keluarga Abbasiyah untuk mengimplementasikan
kebijakannya. Pada masa itu belum ada ibu kota permanen. Karena ada tak percaya pada
warga Kufah. Maka, Abul Abbas memindahkan ibu kota ke Hasyimiyah. Ditandai akibat
hubungannya yang memburuk dengan Abu salmah.
Gubernur di Ibu kota Hasyimiyah dan sekitarnya adalah Daud bin Ali (pamannya
Abul Abbas). Selama periode pemerintahan Abul Abbas hanya mempunyai empat tahun
lebih, karena Abul Abbas fokus dengan menitikberatkan targetnya pada pembasmian musuh
dari Abbasiyah, dalam hal ini keturunan Bani Ummayah.
Ketika perang terjadi maka Abul memerintahkan pamanya Abdullah bin Ali untuk
membantu dan mengambil alih komando perang dari Abu Aun yang lebih dulu berangkat
perang. Abu Aun merupakan komandan penting Qahthabah yang sebelumnya dipersiapkan
untuk menhadapi pasukan besar Marwan II. Abul Abbas juga mengitus keponakan isa bin
Musa untuk membantu Hasan yang tengah mengepung Wasit.
Dia juga telah mengirim beberapa pasukan ke daerah Madain, Ahwaz dan daerah
lainnya yang belum tunduk kepada pemerintahan Bani Abbasiyah. Abul Abbas As-Saffah
wafat pada 755. Dia telah berkuasa selama empat tahun lebih memimpin kekhalifaan Bani
Abbasiyah. Kedudukannya sebagai khalifah setelah Abul wafat digantikan oleh saudaranya
yang bernama Khalifah Al-Mansur.
4. Julukan As-Saffah
Jatuhnya wasit, membualt seluruh daerah Irak, Khurasan, Syam, Mesir dan Jazirah
Arabia berada di pangkuan Abbasiyah. Taka da lagi penguasa Ummayah Maupun
pendukungnya yang merongrong legitimasi kepemimpinan Abul Abbas. Masa kepimpinan ini
diisi dengan perburuan keturunan Ummayah. Maksudnya siapa saja yang memiliki aliran
darah dengan keluarga Ummayah, dan punya potendi memberontak, pasti dikejar dan
dibunuh.
Atas aktivitas yang dilakukan Abul Abbas dengan kekuasannya maka ia dijuluki As-
Saffah, Sang penumpah darah. Sebenarnya julukan As-Saffah sendiri bukanlah gelar resmi
dari Abuul Abbas. Sebenarnya ia tak memiliki gelar, sebab penguasa Abbasiyah yang
pertama memakai gelar adalah Abu Ja’far dengan Al-Mandhur, Gelar As-Saffah sendiri tak
termaktub dalam kitab-kitab sejarawan awal Muslim seperti ath-Thabari, Al-ya’qubi, dan
Ibnu Qutaibah.
8
Kebenaran mengenai pembantaian yang dilakukan memang ada, namun tetap saja
tidak tepat jika menyematkan gelar As-Saffah pada Abbul Abbas, melainkan para
gubernurnya. Abul Abbas sendiri bermukin di daerah Anbar. Dan bisa dikatakan bahwa
sepupunya yang giat untuk melakukan pembasmian itu. Terlebih Abdullah bin Ali di syam
mengingat disanalah basis pendukung Ummayah.
Kesimpulan kisah Abul Abbas As-Safah ini mengandung amanat yang ingin
disampaikan bahwa sebagai pemimpin lebih baik lagi memiliki sikap dan budi pekerti yang
baik dan tetap menjalin hubungan baik walaupun ada perbedaan pendapat.
9
BAB III
PENUTUP
10
DAFTAR PUSTAKA
https://dalamislam.com/sejarah-islam/kisah-abul-abbas-as-safah
http://mufarikhaaa.blogspot.com/2018/03/makalah-bani-abbasiyah-lengkap.html
11