Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN POLITIK

PADA MASA DINASTY ABBASIYAH

Disusun oleh :

Ririn kumalasari

190603055

Hairul mazdi

190603072

Dosen pengampu

Fitriyah M,si

Jurusan pemikiran politik islam

Fakultas ushuluddin dan study agama

Universitas islam negeri mataram

1
Kata pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
reviuw jurnal guna memenuhi tugas yang diberikan dosen

kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya tugas makalah ini nantinya dapat menjadi lebih
baik lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat diterima. Terima kasih.

Mataram, 25 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………1


KATA PENGANTAR ………………………………………………………….…………….…2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..…….………..3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………….………………………..…………… 4


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….………….……….4

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdiri Khalifah Bani Abbasiyah………………………………………....………………………...................5


B. Kondisi Politik Pada Masa Dinasti Abbaiyah....................................................................9
C. Pembangunan-Pembangunan dan Perkembangan Ekonomi ...........................................12
D. Factor kemunduran dan kehacuran Bani Abbasiyah.......................................................16

BAB III PENUTUP

A. Keimpulan ………………………………………………..…...……………………….........18

Daftar pustaka

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam peradaban Islam, Bani Abbasiyah adalah salah satu bukti sejarah peradaban
ummat Islam yang terjadi di mka bumi. Bani Abbasiyah merupakan masa pemerintahan ummat
Islam yang memperoleh masa kejayaan yang gemilang. Pada masa ini banyak kesuksesan yang
diperoleh Bani Abbasiyah, baik itu dibidang Ekonomi, Politik, dan Ilmu pengetahuan. Hal inilah
yang perlu untuk kita ketahui sebagai acuan semangat bagi generasi ummat Islam bahwa
peradaban ummat Islam itu pernah memperoleh masa keemasan yang melampaui  kesuksesan
negara-negara Eropa. Dengan kita mengetahui bahwa dahulu peradaban ummat Islam itu diakui
oleh seluruh dunia,  maka akan memotifasi sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita mengenai
sejarah peradaban ummat Islam sehingga kita akan mencoba untuk mengulangi masa keemasan
itu kembali nantinya oleh generasi ummat Islam saat ini.

B. RUMUSAN MASALAH 

A. Sejarah Berdiri Khalifah Bani Abbasiyah


B. Kondisi Politik Pada Masa Dinasti Abbaiyah
C. Pembangunan-Pembangunan dan Perkembangan Ekonomi
D. Factor kemunduran dan kehacuran Bani Abbasiyah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdiri Khalifah Bani Abbasiyah

1. Nasab Bani Abbasiyah

 pemerintahan Bani Abbasiyah dinasabkan kepada al-abbas paman Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wa Sallam sementara itu khalifah pertama dari pemerintahan ini adalah Abdullah As saffah bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib berdirinya pemerintahan ini
dianggap sebagai kemenangan pemikiran yang pernah dikumandangkan oleh Bani Hasyim
Setelah meninggalnya Rasulullah Dengan mengatakan bahwa yang berhak untuk berkuasa
adalah keturunan Rasulullah dan anak-anaknya

 pemikiran seperti ini tidak bisa berkembang dan kalah telak di awal-awal masa Islam pemikiran
Islam yang lurus dan benar lah yang memang menang pada saat itu yakni pemikiran bahwa
kekuasaan itu adalah hak semua kaum muslimin dan siapapun berhak selama dia mampu
menyandang amanat 

2.  awal seruan untuk pendirian pemerintahan Abbasiyah

insaniah Syiah rafidhah mengatakan bahwa Imamah berada ditangan Muhammad bin Ali bin Abi
Tholib kemudian mereka menyerukan bahwa setelah itu Imamah adalah milik Syah Abu Hasyim
yang dengan keras mengkritik pemerintah Umayyah Sebelum meninggal ia meminta kepada
anak pamannya Muhammad bin Ali bin Abdullah Ibnu Abbas yang bermukim di rumah
Yordania untuk merebut kekuasaan Bani Umayyah dan menyerahkan untuk ahli bait Rasulullah

a.  gerakan rahasia (100-129 H/ 718-746 M)

 Muhammad dikenal sebagai sosok yang sangat ambisius Maka Ia pun segera melahirkan
pemikiran untuk mendirikan pemerintahan Abbasiyah dia mulai gerakannya ini sejak tahun 100
Hijriyah. dia menjadikan Halimah sebagai Sentral perencanaan konsolidasi dan sistem kerja

5
gerakan. sedangkan kufah dijadikan kan sebagai pusat dan perasaan sebagai penyebaran opini
itu.

 dia memilih orang-orang yang sangat terpilih dan kapabel untuk menyebarkan pemikiran dan 
rencananya ini sehingga gerakan ini berlangsung dengan sangat rahasia dan sangat lambat
mereka menggunakan nama  Ahlul Bait. apa yang dia kerjakan sangat terencana serta penuh
Cemerlang

 setelah Muhammad meninggal anaknya yang bernama Ibrahim menggantikannya pada tahun
125  H/746 M . pada saat itu pemerintahan Bani Umayyah telah mengalami kemunduran yang
sangat Setelah meninggalnya Hisyam bin Abdul Malik pada saat yang sama gerakan Abbasiyah
semakin gencar dan tersebar ke mana-mana

b. gerakan dengan terang-terangan serta penaklukan khurasan dan Irak

Pada tahun 129 H/ 746 M Ibrahim memerintahkan kepada salah seorang Panglima nya yang
paling terkenal Abu muslim al-khurasani salah seorang Panglima militer yang cemerlang dan
berbahaya serta tertib untuk mendeklarasikan gerakan ini di  khurasan. Abu muslim pun
melakukan apa yang diperintahkan oleh Ibrahim. namun Marwan bin Muhammad khalifah
terakhir Bani Umayyah menangkap dan memenjarakan Ibrahim setelah Ibrahim ditangkap dia
digantikan oleh saudaranya yang bernama Abdullah As saffah yang kemudian bersama-sama
dengan keluarganya datang ke kufah. dia tinggal di rumah abu Salamah Al halal dan melakukan
gerakannya dengan cara sembunyi-sembunyi

 Panglima Abu muslim berhasil mengalahkan Nasir bin sayyar gubernur khurasan walaupun
Nasir bin sayyar telah berusaha sekuat tenaga untuk membendung gerakan Abu muslim ini dan
meminta bantuan khalifah Marwan bin Muhammad sebanyak 2 kali dan meminta bantuan
kepada Yazid bin Umar bin khotob Gubernur Marwan di Irak namun pemerintahannya tidak
mendapatkan respon  karena masing-masing disibutkan dengan perang dan konflik. Dengan
demikian Abu muslim berhasil menjadikan khurasan di bawah kekuasaan pada tahun 130
Hijriah/ 747 Masehi. kemudian dia mengambil alih Irak dari tangan Yazid bin Umarbin fuhairah
pada tahun 132 Hijriyah/ 749 Masehi tidak menyerah pada Bani Abbas kecuali setelah sufah
menjanjikan padanya untuk memberikan rasa aman. namun mereka mengingkari dan
menghianati janji itu dengan membunuhnya. dengan membunuhnya Sampah juga membunuh

6
Abu Salamah Al halal dengan tuduhan dia akan melakukan makar untuk menyerahkan
kekhalifahan kepada golongan alawiyin. padahal orang ini memiliki peran yang sangat besar
dalam menghancurkan pemerintahan Umayyah dan dalam menyebarkan seruan untuk
mendirikan pemerintahan Bani Abbasiyah

c. deklarasi pemerintahan Abbasiyah

Abdullah As saffah keluar dari persembunyiannya dan bersama-sama dengan pengikutnya


berangkat menuju masjid kufah dan mendeklarasikan pemerintahannya. dia dibaiat di masjid itu
pada bulan Rabiul awal tahun 132 Hijriyah/ 749 Masehi

d. perang zab dan penghancuran pemerintahan Bani Umayyah

 safwah memerintahkan pasukannya untuk memerangi Marwan bin Muhammad khalifah terakhir
Bani Umayyah yang saat itu bersama dengan tentaranya berada di sebuah kawasan di dekat
mosul. dikalahkan dalam perang ini dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain
sehingga akhirnya berhasil dibunuh oleh pasukan abbasiah pada tahun 132 Hijriyah/ 749 Masehi
dengan demikian semua wilayah pemerintahan berada di kendali Bani Abbasiyah kecuali
Andalusia.1

Diantara yang memengaruhi berdirinya khalifah bani abbasiyah adalah adanya beberapa
kelompok umat yang sudah tidak mendukung lagi terhadap kekuasaan inferium bani ummayah
yang notabennya korupsi, sekuler dan memihak sebagian kelompok diantaranya adalah
kelompok syiah dan khawarij, serta keum mawali (orang-orang yang baru masuk islam ysang
mayoritas dari Persia). Mereka merasa diperlakukan tidak adil dengan kelompok arab dalam hal
pembebanan pajak yang terlalu tinggi, kelompok ini lah yang menduung revolusi Abbasiyah.

Disaat terjadi pemindahan kekuasaan dari Ummayah ke Abbasiyah, wilayah geografis Indonesia
membentang dari timur kebarat, meliputi Mesir, Sudan, Syam, Jazirah Arab, Iraq, Persia sampai
1
AHMAD AL-USAIRY, sejarah islam, SEJAK ZAMAN NABI ADAM HINGGA ABAD XX,2003 hal 215-218

7
ke Cina. Kondisi ini mengantarkan terjadinya interaksi intensif antara daerah satu dengan daerah
lainnya. Interaksi ini memungkinkan terjadinya proses asimilasi budaya dan peradaban setiap
daerah. Nyanyian dn music menjadi tern dinasti abbasiyah. 2

Abbasiyah adalah suatu dinasti yang di nisbahkan kepada bani Abbas yang menguasai daulat
(negara) Islamiyah pada masa klasik dan pertengahan islam. Daulah islamiyah ketika berada
dalam kekuasaan ini disebut dengan daulah Abbasiyah. Daulah Abbasiyah karena pada pendiri
dinasti ini adalah keturunan Abu Abbas (Bani Abbas) paman Nabi Muhammad saw. Pendiri
dinasti ini adalah Abu Abbas al-Saffah. Berdirinya pemerintahan ini dianggap sebagai
kemenangan pemikiran yang pernah di kumandangkan oleh Bani Hasyim (Alawiyun) setelah
meninggalnya Rasulullah dengan mengatakan bahwa yang berhak untuk berkuasa adalah
keturunan Rasulullah dan anak-anaknya.

Sejarah peralihan kekuasaan dari Dinasti Bani Ummayah kepada Dinasti Bani Abbasiyah adalah
dilator belakangi oleh suatu gerakan politik, ketika bani Hasyim menuntut kepemimpinan islam
berada ditangan mereka karena mereka dalah keluarga Nabi Muhammad SAW yang terdekat.
Tuntutan itu sebenarnya sudah terpendam sejak lama, tetapi baru menjelma menjadi suatu
gerakan ketka bani Ummayah naik tahta dengan mengalahkam Ali Bin Abi Thalib dan bersikap
keras terhadap Bani Hasyim.

Bani Abbas telah mulai melakukan upaya perebutan kekuasaan sejak masa Khalifah Umar Bin
Abdul Aziz (717-720 M ) berkuasa. Khalifah itu dikenal adil. Ketentraman dan stabilitas negara
menjadi kesempatan Abbasiyah untuk menyusun dan merencanakan gerakannya yang berpusal
di al- Hummaymah, dan memberikan toleransi kepada berbagai kegiatan kepada keluarga syiah.
Keturunan Bani Hasyim dan Bani Abbas yang ditinas oleh Daulah Ummayah bergerk mencari
jalan bebas, dimana mereka mendirikan gerakan rahasia untukmenumbangkan Dinasti
Ummayah dan membangun Dinasti Abbasiyah.

Propaganda Abbasiyah dilaksanakan dengan dua tahap yaitu, tahap pertama, dilaksanakan
dengan sangat rahasia tanpa melibatkan pasukan perang, mereka berdakwah atas nama abbasiyah
2
Najilia Aminullah, DINASTI ABBASIYAH, POLITIK, PERADABAN, dan INTELEKTUAL, ( Yayasan Ashabul Maimanah
Sampang Tirtayasa), hal 18

8
sambil berdagang mengunjungi tempat yang jauh, dan pada saat menunaikan haji di Mekah.
Tahap keduaa, ialah menggabungkan para pengikut Abu Muslim al-Khurrasani dengan pengikut
Abbasiyah, dua kekuatan itu berdiri atas nama Abbasiyah yang sudah menggunakan kekuatan
bersenjata untuk melawan kekuatan Ummayah.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa, munculnya Daulah Abbasiyah menggantikan posisi
Daulah Ummayah bermula dari pemerintahan yang tidak far artinya apa yang dilakukan Bani
Ummayah ketika itu dapat mengundang protes trutama Bani Abbas yang menganggap
keturunannya masih ada pertalian darah dengan Nabi Muhammad SAW.3

B. Kondisi Politik Pada Masa Dinasti Abbaiyah

Pada zaman Abbasiyah konsep kekhalifahan berkembang sebagai system politik. Ketika
Abbasiyah memegang tampet kekuasaan teringgi islam, terjadi banya perubahan terhadap
kekuasaan masyarakat.

Kekuasaan Bani Abbasiyah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang berkisar tahun
132 H – 656 H (750 M-1258 M), sebgai berikut:

1. Periode pertama (132 H- 232 H). Para kekhalifahan Abbasiyah berkuasa penuh.
2. Periode kedua (232 H- 590 H). Kekuasaan khalifah Abbasiyah sebenaranya berada di
tangan orang lain.
3. Periode ketiga (590 H- 656 H). Kembalinya kekuasaan Abbasiyah di tangan mereka
tetapi hanya disekitar Bagdad saja.4

Dalam periode pertama semua wilayah kekuasaan islam berada di tangan Abbasiyah kecuali
Andalusia yang berada di bawah kekuasaan BanI Ummayah. Dalam masa ini para khalifah

3
Nurlaelah Abbas, PEMIKIRAN POLITIK ISLAM PADA MAA PEMERINTAHAN DINASTI ABBASIYAH,( jurnal UIN Alaudin
Makasar), hal 70-71
4
Najili Aminullah, DINASTI BANI ABBASIYAH, POLITIK, PERADABAN, DAN INTELEKTUAL, (Yayasan Ashabul
Maimanah Sampang Tirtayasa) hal 20

9
Abbasuyah kuat karena ditopang oleh para ulama besar yang saling bersilaturahmi dan
mengeluarkan fatwa serta banyak berijtihad. Pada periode ini pemerintah Bani Abbas mencaoai
masa keemasannya. Secara politis, para pemerintah benar-benar tokoh yang kuat dan merupakan
pusat politik dan agama sekaligus. Disisi lain tingkat kemakmuran masyarakat mencapai tingkat
tertinggi.
Dalam periode kedua, kekuasaan berda ditangan keluaraga lain, yakni tangan orang-orang Turki.
Bani Bawaiah dan Bani Saljuk . Dalam periode ketiga, kekuasaan berada ditangan para khalifah
abbasiyah yang wilayahnya telah menyempit, hanya di sekitar ibu kota, yakni Bagdad saja. Para
khalifah Bani Abbasiyah dari setiap periode sebanyak 37 orang yang sebagaimana disebutkan
Ahmad Syalabi dalam bukunya “mausu’ah al-tarikh al-islam wa al-hadarah al-islamiyah”
sebagai berikut:

1. Abu al-Abbas As-Safah : (132-236 H/750-754 M)


2. Abu Ja’Far al-Mansur : (236 H- 258 H)
3. Abu Abdullah Muhammad al- Mahdi: (158 H- 159 H)
4. Abu Muhammad Musa al-Hadi : (169 H- 170 H)
5. Abu Ja’far Harun al-Rasyid : (170 H- 193 H)
6. Abu Musa Muhammad al-Almin ; (193 H- 198 H)
7. Abu Ja’far Absullah al-Makmun : (198 H-216 H)
8. Abu Ishaq Muhamad Al-Muktasim : (218 H – 227 H)
9. Abu Ja’far Harun al-Wasiq : ( 227 H -232 H)
10. Abu al-Fadl Ja’far al Mutawakil : (232 H- 247 H)
11. Abu Ja’far Muhammad al- Muntasir : (247 H- 248 H)
12. Abu Abbas Ahmad Al-Muntasain : (246 H-252 H)
13. Abu Abdullah Muhammad Al-Muktazz : (252 H- 255 H)
14. Abu Isaq Muhammad al- Muhtadi : (255 H- 256 H)
15. Abu al- Abbas Ahmad al- Muktamid : (256 H- 279 H)

1. Beberapa pemerintahan terpenting yang memisahkan diri pada masa pemerintahan


Abbasiyah periode kedua

10
pada fase ini(247-656 H/861-1258 M) banyak negeri yang memisahkan diri  dan
menyatakan memerdekakan diri di antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut

a. pemerintahan  at thahiriyah khurasan 205- 259/820-872 M)

Al Makmun mengangkat panglima perang Al muzaffar Tohir Ibnu al-husain sebagai gubernur
kurasan pada tahun 205 Hijriyah sebagai balasan atas semua jerih payahnya dalam medan
perang. pemerintahan terus berada di   tangan anak anaknya hingga tahun 259 Hijriyah. mereka
memerintah secara independen tanpa menyatakan bahwa mereka melepaskan diri dan terhadap
sehingga ya Yakub as saffar setelah pemerintahan assafariyah

b. Pemerintahan Al fachriyah ( 225-393 H/839-1002 M)

 pemerintahan ini didirikan oleh Ibrahim al-himyari pada tahun 225-247 H/839-861 M)Titik dia
adalah representative dari pemerintahan Bani Abbasiyah titik kemudian dia menyatakan
memisahkan diri sedangkan cucunya yang bernama Yakub bin Abdurrahim bin Ibrahim sebagai
kepala pemerintahan dan sebagai orang yang pertama kali menyatakan melepaskan diri dari
pusat pemerintahan Abbasiyah. pada awalnya mereka membayar jizyah kepada keluarga ziyat.
mereka mulai memisahkan diri dengan sebenarnya pada tahun 2047 Hijriyah atau 861 Masehi

c. pemerintahan  az ziyadiyah (203-412 H/818-1021 M)

 Pemerintahan ini didirikan oleh Muhammad bin Abdullah Bin Ziyad salah seorang keturunan
Ziyad bin abihi pada tahun 203 Hijriah atau 818 masehi dia dikirimkan oleh  kali Al Makmun ke
wilayah alam Alwi dan di kawasan pemerintah pusat. masa pemerintahannya adalah masa
pemerintahan yang penuh kekuatan dan pengaruh besar titik dialah yang mengembangkan Kota 
zabid

d. pemerintahan Az zaidiyah (ath-thabariyah) di thabaristan (255-316 H/868-928 M)

 Al Hasan bin Zaid kelompok Alawi dari keturunan Al Hasan bin Ali berhasil mendirikan
pemerintahan ini di Mana dia berhasil mengambil wilayah Bani Abbasiyah dan keluarga Thohir
dalam jumlah yang besar dan terlindungi oleh gunung-gunung di thabaristan  dan dalam di
Selatan laut qazwin setelah itu saudaranya Muhammad menggantikannya titik keluarga ini secara

11
bergantian menjadi penguasa hingga akhirnya Muraj bin ziar mengendalikan kekuasaan Dia
adalah seorang panglima perang dari kelompok Zaidiyiah

e. pemerintahan thulumiyah  di Mesir dan syam(254-292 H/868-905 M)

pemerintahan thulumiah adalah pemerintahan pertama di Mesir yang memisahkan diri


dari pemerintahan Islam. Khalifah Abbasiyah mengangkat seorang Gubernur Ashar Turki untuk
Mesir. dia bernama baikkabek. dengan kekuasaannya dia mengangkat Ahmad bin thulun  anak
seorang budak asal Turki yang berasal dari turkistan. dia adalah kepala pengawal Khalifah Al
Makmun Ahmad bin turun memisahkan diri di Mesir dan membangun pasukan besar sehingga
mampu menguasai negeri Syam

f. pemerintahan assafariyah yang meliputi iran, hairat, dan negeri-negeri Asia Tengah

 ini merupakan pemerintahan Syiah yang didirikan oleh Yakub ibnul-laist as Safar dia berasal
dari Persia bekerja sebagai tukang penunggu di awal kehidupannya titik kemudian dia bergabung
menjadi tentara di kelompok pasukan saji stand. pamornya semakin naik dan menjadi seorang
Panglima yang dihormati titik akhirnya dia mampu menguasai sajistan  dan sekitarnya

g. pemerintahan as-samaniyun di Asia Tengah dan lainnya

 mereka adalah orang-orang Syiah yang seorang asal sama yang peraga majusi. di berat
terpandang Persia. dia digantikan oleh anaknya yang bernama  Asad. anak-anak saat ini dikenal
sebagai pemimpin terkemuka di masa pemerintahan Al Makmun 

C. Pembangunan-Pembangunan dan Perkembangan Ekonomi

Daerah yang sangat subur berada di bantaran tepian sungai ke selatan, Sawad, yang
menumbuhkan berbagai jenis buah dan sayuran, yang tumbuh didaerah panas maupun dingin.
Kacang, jeruk, terong, tebu, dan beragam bunga, seperti bunga mawar dan violet juga tumbuh
subur. Usaha-usaha tersebut sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan perdagangan dalam
dan luar negeri. Akibatnya kafilah-kafilah dagang kaum muslimin melintasi segala negeri dan
kapal-kapal dagangnya mengarungi tujuh lautan. Perkembangan bidang pertanian Pertanian maju
pesat pada awal pemerintahan Dinasty Abbasiyah karena pusat pemerintahanya berada di daerah
yang sangat subur, di tepian sungai yang dikenal dengan nama Sawad. Pertanian merupakan

12
sumber utama pemasukan negara dan pengolahan tanah hampir sepenuhnya dikerjakan oleh
penduduk asli, yang statusnya mengalami peningkatan pada masa rezim baru. Lahan-lahan
pertanian yang terlantar dan desa-desa yang hancur di berbagai wilayah kerajaan diperbaiki dan
dibangun secara perlahan-lahan. Mereka membangun saluran irigasi baru sehingga membentuk
”jaringan yang sempurna”. Tanaman asal Irak terdiri atas gandum, padi, kurma, wijen, kapas,
dan rami.. Mendirikan kota Bagdad dan kota lainnya, Beliau mendirikan kota Hasyimiyatul
Koufah untuk dijadikan ibu kota kerajaannya, kemudian dibangunnya pula kota Bagdad di
tempat yang bagus letaknya, berada diantara sungai Tigris dan Euphraat, di bangunnya pula kota
Ar Rushafah dipinggir Timur sungai Tigris, kota ini dipakai untuk markas balatentaranya. Zaman
terjemahan dan karang-mengarang Al-Mansur menggiatkan para pujangga untuk mengarang dan
menterjemahkan kitab-kitab dari bahasa Persia, Yunani dan Hindu ke dalam bahasa Arab,
diantaranya Ibnu Muqaffa penterjemah buku kalilah dan Daminah. Beliau juga menggemari ilmu
tabib, falak dan riyadriyat (wiskunde). Maka disebutlah kota Bagdad dengan megahnya menjadi
kota Ka’bah ilmu pengetahuan dan peradaban. Hemat Cermat dalam segla pekerjaannya.
AlMansur sangat hemat cermat dalam segla peraturannya, terkenal sangat rajin dan berhati-hati
dalam menjaga nazim istananya. Hal ini terbukti dengan perkataannya “ Pintu kerajaanku
hendaklah senantiasa dilalui oleh empat orang, mereka itu ialah tiang kerajaan. Manakala mereka
kurang seorang saja kerajaanku tiadalah tegak, laksana sebuah kursi tidak akan tegak, jika
kakinya kurang dari empat. Mereka itu ialah: “Kadhi yang adil, kepala polisi rahasia yang selalu
mengamat-amati tindakan sikuat atau silemah, kepala iyuran Negara yang memungut pajak dari
rakyat dengan tiada aniaya dan yang empat kepala jawatan pos yang senantiasa membawa berita
yang benar kepadaku tentang perbuatan-perbuatan pembesarpembesarku”. Namun demikian Al-
Mansur juga sangat keras pada saat menjadi seorang khalifah, beliau suka menumpahkan darah
terhadap orang yang bekerja tapi tidak sesuai dengan keinginannya. Maka pada 7 hari bulan Zul
Hijjah tahun 158 H (8 Oktober 775 M), beliau digantikan oleh putranya Al Mahdi (158-169 H =
775-785 M), Zaman Peralihan, khalifah ini memerintah 10 tahun lamanya, masa peralihannya
antara zaman kekasaran dan kekerasan yang meliputi masa khalifah-khalifah Bani Abbas yang
terdahulu dengan zaman sederhana dan lembut. Dinasti Abbasiyah mencapai keberhasilannya
disebabkan dasar-dasarnya antara lain: Dasar kesatuan untuk menghadapi perpecahan yang
timbul dari Dinasti sebelumnya, Dasar bersifat universal tidak berlandaskan atas kesukuan,
Dasar politik dan administrasi menyeluruh, tidak diangkat atas dasar keningratan, Dasar kesaman

13
hubaungan dalam hokum bagi setiap masyarakat Islam, Pemerintahan bersifat muslim moderat
(menyesuaikan dengan zaman, tidak terlalu fanatik pada Islam itu sendiri), ras Arab hanyalah
dipandang sebagai salah satu sebagian saja diantara rasras lain, hak memerintah sebagai ahli
waris nabi masih tetap di tangan mereka.(Thohir, 2004: 44). Kejayaan Daulah Abbasiyah,
gerakan penerjemahan, Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah,
upaya untuk menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan
Persia ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para
ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu
terutama filasafat dan kedokteran. Sedangkan perburuan manuskrip di daerah timur seperti Persia
adalah terutama dalam bidang tata Negara dan sastra. Pelopor gerakan penerjemahan pada awal
pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah AlMansyur yang juga membangun Ibu kota
Baghdad. Pada awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalambidang astrologi,
kimia dan kedokteran. Kemudiannaskah-naskahfilsafat karya Aristoteles dan Plato juga
diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu
pramatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun,
karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini
dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal bahasa arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini
sudah sangat maju. Baitul hikmah merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat
pengembagan ilmu pengetahuan. Pada masa harun Ar-Rasyid institusi ini bernama Khizanahal-
Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian.
Pada masa al-Ma’mun lembaga ini dikembangkan sejak tahun 815 M dan diubah namanya
menjadi Bait al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebih maju yaitu sebagai tempat
penyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dari Ethiopia dan
India. Direktur perpustakaannya seorang nasionalis Persia dan ahli pahlewi, Sahl Ibn Harun. Di
bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan
study dan riset astronomi dan matematika. Dalam bidang filsafat, pada masa ini pemikiran
filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti logika, geometri, astronomi, dan
musik yang dipergunakan untuk menjelaskan pemikiran abstrak, garis dan gambar, gerak dan su
ibn Ishaq al-Kinemasa abbasiyah seperti Ya’kub ibn Ishaq al-Kinl-Farabi,Ibn Bajah, Ibnu
Tufaildan Ibn Rushd menjelaskan pemikiran-pemikirannya dengan menggunakan contoh,
metamor, analogi, dan gambar animasi natif. Dalam bidang hukum, Islam Karya pertama yang

14
diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah.
Hakimagung yang pertama adalah Abu Hanifah. meskidiangap sebagai pendiri madzhab
hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Fiqh
alAkbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-
pemikirannya terselamatkankarena ditulis oleh para muridnya. Perkembangan Ekonomi di
Zaman Abbasiyah, ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat
berbagai macamindustri sepertikain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak, kertas dari
samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq. Hasil-
hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan
Negara lain. Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung
lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia
dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah. Perdagangan dengan wilayah-
wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah
Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan
erdagangan antara keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia. Dalam bidang
peradaban, masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani
Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan
naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan,
diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu
pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini. Pesatnya
perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi
penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa
Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam5

D. Factor kemunduran dan kehacuran Bani Abbasiyah

5
Meriyati, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah Indo Global Mandiri (STEBIS IGM)
Palembanghttps://media.neliti.com/media/publications/287400-perkembangan-ekonomi-islam-pada-masa-dau-
e404abc8.pdf 16:00

15
faktor eksternal kemunduran Dinasti Abbasiyah, yaitu: luasnya wilayah kekuasaan,
berdirinya dinasti-dinasti kecil, perebutan kekuasaan di pusat pemerintah, persaingan
antarbangsa, kemerosotan ekonomi, konflik keagamaan, gaya hidup bermewahmewahan dan
bersenang-senang, korupsi (memperkaya diri sendiri), umat Islam meninggalkan ajaran
agamanya, sistem pergantian khalifah secara turun menurun, serta khalifah usia muda dan tidak
memiliki kemampuan memimpin. Dari faktor-faktor kemunduran Dinasti Abbasiyah di atas,
menurut penulis yang paling dominan adalah umat Islam meninggalkan ajarannya. Seandainya
para pemimpin dan para pejabat pemerintah menjalankan ajaran agama dan menjauhi segala
larangan agama kemunduran Dinasti Abbasiyah tidak akan terjadi.

factor internal kemunduran Dinasti Abbasiyah yaitu, perang salib dan serangan tentara
Mongol. Serangan yang dilancarkan oleh pihak Kristen terhadap kekuatan Muslim dalam periode
1095-1291 M yang dikenal dengan perang Salib. Hal ini dikeranakan adanya dugaan bahwa
pihak Kristen dalam melancarkan serangan didorong oleh motivasi keagamaan, selain itu perang
ini juga menggunakan simbol salib. Ada beberapa penafsiran tentang berapa kali Perang Salib itu
terjadi. Batas antara Perang Salib yang satu dengan yang lainnya secara pasti tidak dapat
ditentukan, menurut K. Hitti perang salib terjadi tiga kali, sedangkan menurut Shalaby tujuh kali,
dan menurut Sa’ad Abd Fatah ‘Asyur delapan kali. Perang Salib awalnya disebabkan persaingan
pengaruh antara Islam dan kristen. Penguasa Islam Alp Arselan yang memimpin gerakan
ekspedisi yang kemudian dikenal dengan “Peristiwa Manzikart” pada tahun 464 H (1071 M)
menjadikan orang-orang Romawi terdesak. Tentara Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000
tentara, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 200.000
orang yang terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Prancis, dan Armenia. Dengan
peristiwa ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat
Islam, sehingga terjadinya perang salib. Kemudian serangan tentara Mongol. Awal permusuhan
dan perperangan bangsa Mongol dengan negeri Islam bermula dari peristiwa tahun 1212 M.
Ketika itu ada tiga orang saudagar Bukhara bersama puluhan rombongannya tiba di wilayah
Mongol dan menuju ibu kota Karakorum. Entah mengapa, orangorang Mongol menangkap
mereka dan kemudian menyiksanya. Sedangkan barang dagangannya dirampas. Tidak lama
setelah peristiwa itu, Jengis Khan mengirim 50 orang saudagar Mongol untuk membeli barang
dagangan di Bukhara. Atas perintah Amir Bukhara Gayur Khan, mereka ditangkap dan dihukum
mati. Jengis Khan marah dan merancang penyerbuan ke kerajaan Khawarizmi dan negeri-negeri

16
lainnya di Asia Tengah. Penyerbuan itu baru terlaksana pada tahun 1219 M, hanya selisih tiga
tahun tentara Mongol menaklukkan seluruh wilayah Cina. Dengan dibunuhnya 50 orang
saudagar menumbuhkan rasa dendam dan kebencian terhadap umat Islam. Melihat dari

kemampuan bangsa Mongol menaklukkan bangsa Cina, dengan demikian bangsa Mongol
memiliki tentara yang kuat dan terlatih dalam seni perang. Sehingga bangsa Mongol merasa
terhina atas peristiwa tersebut dan kemudian melakukan serangan terhadap umat Islam. Pada
tahun 1258 M, tentara mongol yang berkekuatan 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad.
Khalifah al-Mu’tashim tidak mampu membendung kekuatan tentara Hulagu Khan. Pada saat
krisis, wazir khalifah al-Alqami mengambil kesempatan menipu khalifah dengan mengatakan,
“saya telah menemui Hulagu Khan untuk perjanjian damai. Hulagu Khan berjanji akan tetap
menghormati khalifah, bahkan ia berkeinginan untuk mengawinkan putrinya dengan putra
tuanku, Amir Abu Bakar. Ia tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan. Dengan
mempercayai informasi tersebut, khalifah al-Muta’shim bersama seluruh pembesar kerajaan dan
hakim, serta keluarga mereka yang berjumlah 30.000 orang keluar menemui Hulagu. Awalnya
mereka disambut dengan ramah, tetapi setelah itu mereka kemudian membantai habis, termasuk
wazir al-Alqami. Namun sebelum membunuh wazir, Hulagu Khan berkata: “Kamu pantas
mendapat hukuman berat karena berhianat kepada orang yang telah memberimu kedudukan”
Selama 40 hari pasukan Hulagu Khan membunuh, menjarah, memperkosa wanita dan
membakar. Rumah-rumah ibadah dihancurkan, bayi-bayi dibunuh bersama ibunya, wanita hamil
ditusuk perutnya. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah. Sejak saat itu, berakhirlah
kekuasaan Abbasiyah dan kemudian dikuasai oleh Hulagu. Perbuatan Hulagu Khan dan
tentaranya sangat kejam mereka membunuh orang yang tidak berdosa, seperti wanita, dan anak-
anak. Setelah tumbangnya Dinasti Abbasiyah umat Islam dipimpin oleh seorang raja beragama
Syamanism.6

BAB 3 PENUTUP

6
Muhammad amin, KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN DINASTI ABBASIYAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP
DUNIA ISLAM KONTEMPORER, jurnal elhekam.idd
http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/elhekam/article/download/340/333 16:30

17
Kesimpulan

  Dinasti Bani Abbasiyah adalah dinasti yang berdiri setelah runtuhnya Dinasti Umayyah,
Dinasti Bani Abbasiyah berdiri karena ada pemberontakan dari salah satu golongan pada masa
dinasti Bani Umayyah, periode kepemimpinan Dinasti Bani Abbasiyah dibagi menjadi 3, Dede
pertama dipimpin oleh pemerintahan Abul Abbas as saffah,  periode kedua diawali dengan
kepemimpinan ath thairiyah Periode ketiga ditandai dengan direbut kembali kepemimpinan oleh
Bani Abbasiyah namun periode ini hanya pada wilayah Bagdat karena pada periode ini wilayah
kekuasaan Bani Abbasiyah sudah menyempit yang hanya terbatas pada wilayah Baghdad sa 

Juga mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi politik militer dan budaya serta
pendidikan Setelah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang Bani Abbasiyah pun tiba pada
ada zaman atau masa keruntuhan masa keruntuhan Bani  Abbasiyah dikarenakan beberapa
peristiwa salah satunya adalah perang salib Tentara Mongol faktor-faktor lain adalah wilayah
kekuasaan yang sangat luas sehingga Bani Abbasiyah kewalahan untuk menjaganya

Daftar pustaka

18
AHMAD AL-USAIRY, sejarah islam, SEJAK ZAMAN NABI ADAM HINGGA ABAD XX,2003
hal 215-218
Najilia Aminullah, DINASTI ABBASIYAH, POLITIK, PERADABAN, dan INTELEKTUAL,
( Yayasan Ashabul Maimanah Sampang Tirtayasa), hal 18
Meriyati, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah Indo Global Mandiri (STEBIS IGM)
Palembanghttps://media.neliti.com/media/publications/287400-perkembangan-ekonomi-islam-
pada-masa-dau-e404abc8.pdf 16:00
Muhammad amin, KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN DINASTI ABBASIYAH SERTA
DAMPAKNYA TERHADAP DUNIA ISLAM KONTEMPORER, jurnal elhekam.idd
http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/elhekam/article/download/340/333

19

Anda mungkin juga menyukai