Anda di halaman 1dari 8

SURAT PERJANJIAN KERJA (SPK/ MOU)

PELAKSANAAN SIPIL HOTEL SEMESTA


NOMOR : 001 / MOU/ RAS-EBS/ IX/ 2023

ANTARA
PT. RATU AURA SEMESTA
DENGAN
PT. ELKA BUANA SEJAHTERA

Pada hari ini , Selasa tanggal Tiga Puluh bulan Mei tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga, kami yang
bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : THOMAS SUGIYANTO


NIK : 3374131904710008
Jabatan : Komisaris
Alamat : Perum Jatisari Indah E 1/1 RT. 007/ 007 Jatisari , Mijen – Semarang

Berdasarkan Surat Penunjukan Kontraktor Nomor 001/ SPNK/ SBN-BJW/ V/ 2023 tanggal 12
September 2023 tentang Pekerjaan Pelaksanaan Sipil, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
PT. Ratu Aura Semesta yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama :
NIK :
Jabatan : Direktur PT. ELKA
Alamat :

Bertindak untuk dan atas nama PT. Elka Buana Sejahtera yang selanjutnya dalam hal ini disebut
sebagai PIHAK KEDUA.

Pihak PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan Sipil dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini :

Pasal 1
DASAR PERJANJIAN

(1) Surat Penunjukan Kerja


Nomor : 001/ SPNK/ RAS-EBS/ IX/ 2023
Tanggal : 12 September 2023
Tentang : Penunjukan Pelaksanaan Pekerjaan Sipil

(2) Surat Perjanjian Kerja


Nomor : 001/ MOU/ RAS-EBS/ IX/ 2023
Tanggal : 12 September 2023
Tentang : Memorandum Of Understanding (MOU/ SPK)

(3) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)


Nomor : 001/ SPMK/ RAS-EBS/ IX/ 2023
Tanggal : 12 September 2023

Pasal 2
TUGAS DAN KEWAJIBAN

Tugas yang dimaksud dalam Pelaksanaan Pekerjaan Sipil, uraian pekerjaan sesuai dengan yang tercantum
dalam lampiran surat perjanjian ini, dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) PIHAK KEDUA menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Sipil, seperti yang
tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja Nomor 001/ SPMK/ RAS-EBS/ IX/ 2023, tanggal 12
September 2023, beserta lampirannya.

(2) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan tersebut dengan hasil yang baik dan benar sesuai
dengan isi dalam lampiran perjanjian ini.

Pasal 3
HARGA PEKERJAAN

(1) Harga Nilai dari pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal (3) Surat Perjanjian ini adalah sebesar
Rp ………..,- (…………………Rupiah) sudah termasuk Pajak-pajak.

(2) Harga Pekerjaan tersebut pada ayat (1) Pasal ini sudah termasuk keuntungan untuk perusahaan ini, Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak-pajak lainnya serta semua biaya yang timbul dalam proses
pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.

(3) Harga pekerjaan pada ayat 1 diatas adalah bersifat Unit Price / berdasarkan jumlah material yang
terpasang di lapangan.

Pasal 4
CARA PEMBAYARAN
Pembayaran Harga Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yaitu PT. ELKA BUANA
SEJAHTERA yang mempunyai Rekening : No. …………..pada Bank ............., sebagaimana dimaksud dalam
Pasal (3) Surat Perjanjian ini, ditetapkan sebagai berikut :

(1) Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA diberikan DP 10% dengan di sertakan
Jaminan Pelaksanaan berupa Asuransi (Surety bond) oleh Pihak Kedua, DP di keluarkan 14 (empat
belas) hari kerja setelah mulai proses pengerjaan, tanggal pencairan DP tertuang di SPMK.

(2) Pengajuan progress selanjutnya adalah per bulan dan akan dibayarkan 15 (lima belas) hari kerja, setelah
progress tersebut di setujui.

(3) Semua Pajak-pajak yang timbul akibat dari Surat Perjanjian ini menjadi tanggungan PIHAK KEDUA
sepenuhnya.

Pasal 5
JAMINAN PELAKSANAAN DAN JAMINAN UANG MUKA

1. Jaminan Pelaksanaan :

a. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK KESATU Jaminan Pelaksanaan


pekerjaan selambat-lambatnya 15 hari kerja pada saat pekerjaan akan di mulai.

b. Surat Jaminan tersebut pada huruf a ayat 1 pasal ini, akan diserahkan kembali oleh PIHAK
KESATU kepada PIHAK KEDUA, setelah Serah Terima II pekerjaan fisik dilaksanakan
dan diterima dengan baik oleh PIHAK KESATU.

c. Dalam Surat Jaminan Pelaksanaan tersebut dalam huruf a ayat 1 pasal ini harus ada
ketentuan bahwa jaminan pelaksanaan dapat dicairkan oleh PIHAK KESATU tanpa
persetujuan PIHAK KEDUA, bilamana terjadi pemutusan perjanjian dengan
memperhitungkan prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.

d. Masa berlaku Surat Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sampai dengan 15 (lima


belas) hari setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir berdasarkan kontrak. Apabila
terjadi perpanjangan masa pekerjaan, maka PIHAK KEDUA wajib memperpanjang masa
jaminan tersebut dan harus dijamin tidak ada waktu senggang diantaranya.

e. Jika PIHAK KEDUA mengundurkan diri setelah menandatangani kontrak (Surat


Perjanjian) ini, maka jaminan pelaksanaan menjadi milik Pihak PERTAMA.

f. PIHAK KESATU dapat membatalkan PIHAK KEDUA sebagai pemenang pekerjaan,


apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan ayat 1 a pasal ini.

2. Jaminan Uang Muka

a. Sebelum pembayaran uang muka oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA
dilakukan, maka PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK KESATU jaminan
uang muka berupa surat jaminan Bank Pemerintah atau Perusahaan Asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) sebesar 10% dari biaya pelaksanaan
pekerjaan atau sebesar 10% x ……………..,-

b. Uang muka tersebut pada huruf a ayat 2 pasal ini, secara berangsur-angsur akan
diperhitungkan dalam tahap-tahap pembayaran sebagaimana termaksud dalam pasal 11
perjanjian ini, dan harus sudah lunas selambat-lambatnya pada saat Serah Terima I
pekerjaan Sipil.

c. Dalam surat jaminan uang muka tersebut huruf a di atas, harus ada ketentuan bahwa
jaminan uang muka dapat dicairkan oleh PIHAK KESATU tanpa persetujuan PIHAK
KEDUA bilamana terjadi pemutusan perjanjian, dengan memperhitungkan prestasi
pekerjaan yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA.

d. PIHAK KEDUA telah menjamin bahwa penggunaan uang muka tersebut dalam butir a
ayat 2 pasal ini adalah sepenuhnya diperuntukkan atau dipergunakan bagi pelaksanaan
pekerjaan pemborongan sebagaimana disebut dalam pasal 1 surat perjanjian ini.

Pasal 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pekerjaan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal (2) Surat Perjanjian ini harus
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dalam jangka waktu 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender sejak
Surat Perintah Mulai Kerja Nomor 001/ SPMK/ RAS-EBS/ IX/ 2023 beserta lampirannya, tanggal 12
September 2023 diterbitkan atau sampai dengan tanggal 31 Mei 2024.

Pasal 7
PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN

(1) Untuk setiap penyerahan hasil pekerjaan setiap bulan harus dinyatakan dalam Berita Acara prestasi
Pekerjaan/progress.

(2) Tempat penyerahan dan pelaksanaan seluruh pekerjaan dilaksanakan di tempat PIHAK PERTAMA,
yaitu di Hotel Semesta, Jl. KH. Wahid Hasyim No. 125 – 127, Kranggan – Semarang

Pasal 8
SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA setiap hari melakukan kelalaian/ tidak melakukan kewajiban seperti tersebut dalam
pasal (1) surat perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi denda sebesar 1o/oo (satu permil) atau
sebesar–besarnya 5% dari harga keseluruhan yang diterima dari PIHAK PERTAMA seperti tersebut dalam Pasal
(3) surat perjanjian ini.

Pasal 9
TENAGA KERJA

1. PIHAK KEDUA wajib menugaskan tenaga kerja ahli dan terampil dalam jumlah cukup sesuai
kebutuhan pekerjaan yang dicantumkan dalam Daftar Isian Staf Inti Proyek dan diserahkan
kepada PIHAK KESATU.

2. Di lokasi pekerjaan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai pemimpin
pelaksana yang mempunyai wewenang penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA yang dapat
menerima/memberikan/memutuskan segala urusan pekerjaan di lapangan.

3. Penunjukan/penugasan/penggantian staf proyek atau pemimpin pelaksana harus memenuhi


kualifikasi, kemampuan dan pengalaman yang telah ditentukan dengan melampirkan curriculum
vitae dan mendapat persetujuan tertulis PIHAK KESATU.

4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga kerja harian dalam jumlah cukup dan kualifikasi
sesuai dengan volume dan kompleksitas pekerjaan.

5. Penyediaan tenaga kerja harian harus dilaporkan kepada PIHAK KESATU dalam bentuk daftar
yang dilampiri keterangan identitas setiap tenaga kerja.

6. Jika PIHAK KESATU meminta PIHAK KEDUA untuk memperhatikan orang atau tenaga
kerjanya dan menyatakan alasan atas permintaan tersebut, maka PIHAK KEDUA harus
menjamin dalam waktu 7 x 24 jam orang atau tenaga kerja tersebut sudah harus meninggalkan
lokasi pekerjaan, dan tidak berhubungan lagi dengan pekerjaan dalam kontrak.

7. PIHAK KEDUA wajib menyediakan perlengkapan pengamanan untuk keselamatan tenaga


kerja.

8. Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ditanggung oleh PIHAK
KEDUA.

9. PIHAK KEDUA wajib menyelenggarakan Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) kecelakaan
dan kematian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10. Asuransi tersebut harus memiliki masa berlaku minimal sampai akhir masa kontrak, dan
diserahkan kepada PIHAK KESATU selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak dikeluarkan
Surat Perintah Mulai Kerja. Asuransi tersebut bisa dilakukan menurut variabel jumlah pekerja
yang ada di lapangan.

11. PIHAK KEDUA harus bertanggung jawab atas kerugian PIHAK KESATU akibat perbuatan
orang-orang yang dipekerjakannya.
12. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA wajib
memberikan pertolongan medis sepenuhnya terhadap korban, dan seluruh biaya yang
ditimbulkan ditanggung PIHAK KEDUA.

13. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
ketertiban bagi para pekerja yang tinggal sementara di lokasi pekerjaan.

14. Hubungan antara para pekerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur secara khusus,
tunduk pada peraturan-peraturan perburuhan yang berlaku.

15. Semua yang berkaitan dengan persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun Sub Kontraktor
menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA, baik di dalam maupun di luar pengadilan.

Pasal 10
KENAIKAN HARGA

(1) Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut kenaikan harga, kecuali apabila terjadi
kebijaksanaan Pemerintah dibidang moneter yang secara langsung mempengaruhi Harga Pekerjaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal (3) Surat Perjanjian ini.

(2) Apabila terjadi kebijaksanaan Pemerintah dibidang Moneter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Pasal ini, PIHAK KEDUA dapat mengajukan kenaikan Harga dengan ketentuan bahwa PIHAK
KEDUA tidak diijinkan meminta keuntungan tambahan atas kenaikan harga tersebut.

(3) Besarnya kenaikan Harga yang dapat diajukan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) Pasal ini, akan disesuaikan dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Pemerintah.

Pasal 11
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan, hanya dianggap sah
sesudah mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU dengan menyebut jenis, volume
dan rincian pekerjaan secara jelas.

2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui
oleh Kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga satuan pekerjaan dalam pasal
(3) perjanjian ini.

3. Harga pekerjaan tambah kurang dalam ayat 1 dan 2 pasal ini sesuai persetujuan owner yang
sudah termasuk pajak yang harus dibayarkan oleh PIHAK KEDUA.

4. Adanya pekerjaan tambah-kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk mengubah jangka
waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis PIHAK KESATU.

5. Untuk pekerjaan tersebut di atas, dibuat perjanjian tambahan (addendum).

6. Pelaksanaan pembayaran pekerjaan tambah kurang dilakukan sesuai progress lapangan.


Pasal 12
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(1) Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure), PIHAK KEDUA wajib memberitahukan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender, terhitung
sejak keadaan memaksa (force majuere) tersebut terjadi.

(2) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (for majeure) antara lain adalah : gempa bumi, kebakaran,
perang, hura-hara, pemogokan dan Kebijaksanaan Pemerintah dibidang Moneter, yang semuanya
berkaitan langsung dan mempengaruhi terhadap pelaksanaan pekerjaan.

(3) Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan persetujuan atau
penolakan secara tertulis mengenai keadaan memaksa (force majeure) tersebut dalam jangka waktu 3
(tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya pemberitahuan dari PIHAK KEDUA.

(4) Apabila keadaan memaksa (force majeure) ditolak oleh PIHAK PERTAMA, maka berlaku ketentuan-
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (7) Surat Perjanjian ini.

Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak sebagai akibat dari pelaksanaan Surat perjanjian
ini, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikannya dengan cara
musyawarah dan mufakat.

(2) Apabila dengan cara musyawarah dan mufakat perselisihan tersebut belum dapat diselesaikan, maka
kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui pengadilan.

Pasal 14
DOMISILI HUKUM

Untuk melaksanakan Surat Perjanjian ini, kedua belah pihak sepakat memilih Domisili Hukum yang tetap dan
tidak berubah di Kantor Pengadilan Negeri Kota Semarang.

Pasal 15
PENUTUP

Demikian Surat Perjanjian Pekerjaan Sipil ini, dibuat 2 (dua) rangkap diantaranya bermaterai cukup dan masing-
masing merupakan Asli serta mempunyai kekuatan Hukum yang sama dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
di Kota Semarang Pada hari Selasa tanggal Dua Belas bulan September tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga ( 12 –
09 – 2023 ) sebagaimana tersebut di atas.
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
PT. ELKA BUANA SEJAHTERA PT. RATU AURA SEMESTA

……AAAAAAA…… …THOMAS SUGIYANTO…


Direktur Komisaris
.

Anda mungkin juga menyukai