Anda di halaman 1dari 14

2.

Pendidikan Karakter
A. Pengertian Pendidikan Karakter
1. Pengertian Karakter
Ada tiga komponen karakter yaitu (1) moral knowing yang mencakup
kesadaran moral, nilai penentuan perspektif, pernikiran moral, mengambil
keputusan,dan pengetahuan pribadi,(2) moral feeling mencakup hati nurani, harga
diri, empati, mencitai hal baik, kendali din, dan kerendahan hati, dan (3) moral
acting yang mencakup kompetensi, keinginan, dan kebiasaan (Sujono, dalam
Pidarta, 2016 :117).
Nucci (dalam Pidarta, 2016 :117) mengatakan ada dua macam karakter yaitu
(1) performa ialah karakter untuk rnengembangkan diri agar menjadi dinamis,
maju, dan berkualitas, dan (2) karakter moral adalah mengarahkan diri menjadi
orang yang etis.
KARAKTER PERFORMA KARAKTER MORAL
1. Ingin tahu 1. Hormat
2. Tekun/ulet 2. Etis/sopan
3. Disiplin 3. Toleransi
4. Rajin 4. Adil
5. Kernauan keras 5. Peduli
6. Kreatif/ inovatif 6. Demokrasi
7. Teliti 7. Damai
8. Pantang menyerah /bekerja kuat 8. Bersahabat
9. Kebebasan 9. integritas
10. Cita — cita tinggi 10. Kerja sama
1l. Aktualisasi diri 11. Penolong
12. Pemaaf
13. Cinta kasih
14. Religius
15. Setia
16. Jujur
17. Objektif

1
18. Membela kebenaran
19. Bertanggung jawab
20. Cinta tanah air
21. Cinta lingkungan

2. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter didefinisikan sebagai program sekolah yang
direncanakan bersama lembaga — lembaga lain di masyarakat secara langsung
dan sistematis agar perilaku anak — anak muda menjadi mulia (Nucci dalam
Pidarta, 2016 :117). Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan
kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam
dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa (Samani dan Hariyanto, 2012: 45).
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan
budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-
buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
seharihari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat pula dimaknai sebagai
upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik, mengenal, peduli,
dan rnenginternalisasi nilai-nilai seihingga peserta didik berperilaku sebagai insan
kamil. Pendidikan karakter juga dapat sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia insan kamil. Penanaman nilai kepada warga sekolah
maknanya bahwa pendidikan karakter baru akan efektif jika tidak hanya siswa,
tetapi juga para guru, kepala sekolah dan tenaga non-pendidik di sekolah sernua
harus terlibat dalam pendidikan karakter.

B. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

2
Pusat Kurikulum Badan Penilitian dan Pengembangan Kementrian
Pendidikan Nasional dalam publikasinya berjudul Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan Karakter (2011) menyatakan bahwa pendidikan karakter pada intinya
bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis,
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanva dijiwai oleh iman
dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa bendasarkan Pancasila.
Dalam publikasi Pusat Kurikulum tersebut dinyatakan bahwa pendidikan
karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran
baik. dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang
rnultikultur (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan
dunia. Dalam kaitan itu telah diidentifìkasi sejumlah nilai pembentuk karakter
yang merupakan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. (Samani dan Hariyanto,
2012: 9)

C. Model dan Strategi Pendidikan Karakter


Nucci (dalam Pidarta 2016 :119) mengatakan model pembelajaran karakter
ada empat macam, yaitu:
1. Keteladanan : Memberi contoh berperilaku
2. Dialog : menyamakan persepsi
3. Praktek : Membiasakan berperilaku baik
4. Konfirmasi : menyadarkan, memotivasi
Sesuai dengan Desain Induk Pendidikan karakter yang dirancang
Kernenterian Pendidikan Nasional (2010) strategi pengembangan Pendidikan
karakter yang akan diterapkan di Indonesia antara lain melalui transformasi
budaya sekolah (school culture) dan habituasi melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (2011) dalam kaitan
pengembangan budaya sekolah yang dilaksanakan dalam kaitan pengembangan
diri, menyarankan empat hal yang meliputi:
1. Kegiatan rutin

3
Merupakan kegiatan yang di1aksanakan peserta didik secara terus menerus dan
konsisten setiap saat. Misalnya upacara bendera setiap hari Senin, salam dan salim
di depan pintu gerbang sekolah, piket kelas, salat berjamaah berdoa sebelum dan
sesudah jam pelajaran berakhjr, berbaris saat masuk kelas, dan sebagainya.
2. Kegiatan spontan
Bersifat spontan, saat itu juga, pada waktu terjadi keadaan tertentu, misalnya
mengumpulkan sumbangan bagi korban bencana alam, mengunjungi teman yang
sakit atau sedang tertimpa musibah, dan lain-lain.
3. Kete1adanan
Timbulnya sikap dan perilaku peserta didik karena meniru perilaku sikap guru
dari tenaga kependidikan di sekolah, bahkan perilaku seluruh warga sekolah yang
dewasa lainnya sebagai model. Dalam hal ini akan dicontoh oleh siswa misalnya
kerapian baju pengajar, guru BK dan kepala sekolah, kebiasaan para warga
sekolah untuk disiplin, tidak merokok, tertib dan teratur, tidak perrnah terlambat
masuk sekolah, saling peduli dan kasih saying.
4. Pengondisian
Penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter,
misalnya kondisi meja guru dan kepala sekolah yang rapi, kondisi toilet yang
bersih, disediakan tempat sampah yang cukup, dan sebagainya

D. Prinsip dan Elemen Pendidikan Karakter


Prinsip-prinsip pendidikan karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut
(CEP, dalam Pidarta, 2016:124). Sekolah berkewajiban:
1. Menentukan wujud karakter baik dalam bentuk performa maupun dalam
bentuk moral.
2. Mendefinisikan karakter secara komprehentif yang mencakup pikiran,
perasaan, dan perbuatan.
3. Memakai pendekatan proaktif dan intensif dalam mengembangkan karakter.
4. Mengkreasikan masyarakat agar menaruh perhatian akan pengembangan ini.
5. Menyediakan waktu yang memadai untuk mempraktekkan karakter ini pada
anak-anak.

4
6. Menyediakan kurikulum yang menantang murid-murid untuk
mengernbangkan karakternya dan membantu mereka mencapai sukses.
7. Memajukan atau memacu motivasi murid-murid.
8. Membina masyarakat agar ikut bertanggungjawab pada perkembangan
karakter anak-anak dengan nilai-nilai karakter yang sama dengan sekolah.
9. Memajukan kepemimpinan jangka panjang yang mendukung pcndidikan
karakter.
10. Mengajak oran gtua dan masyarakat sebagai partner dalam membangun
karakter anak-anak.
11. Menilai secara regular budaya dan iklim sekolah yang berfungsi
mempertahankan staf sebagai pendidik karakter sampai murid-murid
mewujudkan karakter yang baik.
Bila disimak prinsip-prinsip pendidikan karakter yang diwujudkan oleh
Character Education partnership ini ternyata bukan pembelajaran saja yang harus
baik melalui segenap elemen pendidikan itu harus digerakkan untuk mewujudkan
cita-cita ini. Elemen-elemen yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Wujud karakter yang jelas
2. Kepernimpinan atau menajemen yang mendukung
3. Pendekatan yang proaktifdan intensif.
4. Motivasi anak-anak dibangkitkan
5. Kurikulurn yang menantang
6. Model pembelajaran yang tepat.
7. Waktu yang memadai.
8. Masyarakat diajak bekerja sama.
9. Budaya dan iklim sekolah yang konsisten memberi angin segar pada
kegiatan ini.

E. Materi Pembelajaran
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, pendidikan karakter harus meliputi
dan berlangsung pada:
1. Pendidikan Formal

5
Pendidikan karakter pada pendidikan formal berlangsung pada lembaga
pendidikan TK/RA, SD/MI, SMPIMTs, SMA/MA, SMA/ MAK dan perguruan
tinggi melalui pembelajaran, kegiatan kurikuler dan atau ekstra-kurikuler,
penciptaan budaya satuan pendidikan, dan pembiasaan. Sasaran pada pendidikan
formal adalah peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.
2. Pendidikan Nonformal
Dalam pendidikan nonformal pendidikan karakter berlangsung pada lembaga
kursus, pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan, dan lembaga pendidikan
nonformal lain melalui pembelajaran, kegiatan kurikuler dan atau ekstra-
kurikuler, penciptaan budaya lembaga, dan pembiasaan.
3. Pendidikan informal
Dalam pendidikan informal pendidikan karakter berlangsung dalam keluarga
yang dilakukan oleh orangtua dan orang dewasa di dalam keluarga terhadap anak-
anak yang menjadi tanggung jawabnya.
Sebagaimana telah banyak disinggung, bahwa ada banyak nilai yang perlu
ditanamkan pada siswa. Apabila semua nilai tersebut harus ditanamkan dengan
intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, penanaman nilai menjadi sangat
berat. Oleh karena itu perlu dipilih sejumlah nilai utama sebagai pangkal to1ak
bagi penanaman nilai-nilainya. Tabel di bawah ini menyajikan contoh distribusi
nilai-nilai utama ke dalam mata pelajaran.
No Mata Pelajaran Nilai-nilai yang Ditanamkan
1. Pendidikan Agama Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung
(Islam) jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri,
menghargai keberagaman, patuh pada aturan
sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan
kewajiban, kerja keras, peduli
2. PPKn Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis,
jujur, menghargai keberagaman, sadar akan hak
dan kewajiban diri dan orang lain
3. Bahasa Indonesia Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif,
percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu,

6
santun, nasionalis
4. Matematika Berpikir logis, kritis, jujur keria keras, ingin
tahu, mandiri, percaya diri
5. Ilmu Pengetahuan Nasionalis, menghargai keberagaman, Berpikir
Sosial (IPS) logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial
dan lingkungan, beijiwa wirausaha, jujur, kerja
keras
6. Ilmu Pengetahuan Ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif,
Alam (IPA) jujur, hidup sehat, percaya diri, menghargai
keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung
jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu
7. Bahasa Inggris Menghargai keberagaman, santun, percaya diri,
mandiri, bekerjasama, patuh pada aturan social
8. Seni Budaya Menghargai keberagaman, nasionalis, dan
menghargai karya orang lain, ingin tahu, jujur,
disiplin, demokratis.
9. Penjaskes Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur,
percaya din, mandiri, menghargai karya dan
prestasi orang lain
10. TlK/Keterampilan Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif,
mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai
karya orang lain.
11. Muatan Lokal Menghargai keberagaman, menghargai karya
orang lain, nasionalis, peduli.
(Mahmud, 2012: 223)

F. Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dan tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup. dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai
karakter yang ditargetkan. Prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning

7
disarankan diaplikasikan pada semua tahapan pembelajaran karena prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut sekaligus dapat memfasilitasi terinternalisasinya nilai-nilai.
Diagram berikut menggambarkan karakter rnelalui pelaksanaan
pembelajaran.
INTERFENSI
Contextual Teaching and Learning

Inti:
Eksplorasi
Pembukaan Penutup
Elaborasi
Konfirmasi

Sumber: Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah, 2011)

1. Kegiatan Pendahuluan
Berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti
Berikut beberapa ciri proses pembelajaran pada tahap eksplorasi, elaborasi.
dan konfirmasi yang potensial dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai
yang diambil dan Standar Proses.
a. Eksplorasi
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam

8
takambang jadi guru dan belajar dan aneka sumber (contoh nilai yang
ditanamkan mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama);
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan:kreatif, kerja
keras);
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. (contoh nilai
yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan);
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembe lajaran
(contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri);
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerja sama. kerja
keras).
b. Elaborasi
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta
ilmu, kreatif, logis);
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
(contob nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis,saling
menghargai, santun);
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan:
kreatif, percaya diri, kritis);
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
(contoh mlai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai,
tanggungjawab);
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin,kerja keras,
menghargai);

9
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh
nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling
menghargai, mandiri, kerjasama);
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya drii, saling
menghargai. mandiri, kerjasama);
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling
menghargai, mandiri, kerjasama);
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya din peserta didik (contoh nilai yang
dítanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
c. Konfirmasi
1) Memberikan Umpan balik Positif dan penguatan (dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, niaupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
(contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun,
kritis, logis);
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan kolaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya
diri, logis, kritis);
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan:
mernahami kelebihan dan kekurangan din sendiri);
4) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalarn/luas memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);
b) membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);

10
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman
simpulan pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kritis,
logis);
b. Melakukan penilaian danlatau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram (contoh nilai yang ditanamkan:
jujur, mengetahui kelebihan dan kekurangan)
c. Memberikan Umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai
yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis);
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

G. Kelebihan Pendidikan karakter


1. Pendidikan karakter membiasakan generasi muda mengadakan refleksi atas
pengalaman hidup, sebagai bekal dalam menghadapi polemik dalam
masyarakat dikemudian hari sehingga siswa dapat menimbang yang baik dan
buruk bagi dirinya sendiri tanpa guru atau orang tua harus menentukan pilihan
atau mengatur hidupnya.
2. Bekal moral kepemimpinan, kepedulian, toleransi, kemandirian, tanggung
jawab, diplomatis, kreatifitas, antusias, percaya diri dan kerja keras merupakan
pilar yang harus ditanamkan dalam pendidikan karakter dapat meminimalisir
perilaku seks beresiko yang dapat mempengaruhi perkembangan mental.
3. Pendidikan karakter secara tidak langsung menanamkan doktrin pancasila.
Doktrin pancasila ini yang mana sebagai bangsa Indonesia harus tertanam kuat
dalam setiap pribadi seseorang. Hal ini sebagai upaya memperbaiki
perkembangan moral anak Indonesia.
4. Pendidikan karakter sangat berfungsi bagi anak, karena dapat membantu untuk
menemukan jati dirinya yang sebenarnya.

11
5. Pendidikan karakter diharapkan mampu menjadikan setiap anak sebagai
individu yang mampu menjadi uswatun hasanah (teladan yang baik) bagi
dirinya dan lingkungan sosial budayanya.
6. Dengan adanya pendidikan karakter selain memberikan ilmu pengetahuan juga
membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang diharapkan.

H. Kekurangan Pendidikan karakter


1. Di sekolah pendidikan karakter telah diberikan guna menata perilaku siswa.
Namun di rumah orang tua terkadang cenderung kurang peduli dengan
perkembangan anak sehingga penerapan pendidikan karakter ini hanya berada
pada pagar sekolah saja. Maksudnya saat siswa di sekolah dan dalam
pemantauan guru siswa berusaha tampil sebaik mungkin namun saat di luar
sekolah maka siswa sudah tidak peduli lagi.
2. Siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di luar sekolah sehingga guru
atau pihak sekolah tidak dapat memantau perkembangan siswa di luar sekolah.
3. Tidak semua guru memberikan contoh yang baik pada siswa sehingga
pemberian pendidikan karakter ini seakan sebuah konsep belaka yang mana
guru sendiri pun masih ada yang tidak menggunakannya.
4. Guru hanya bisa mengajarkan namun tidak memaksakan sehingga sulit untuk
mengetahui secara jelas apakah pendidikan karakter yang guru berikan dapat
diserap siswa dan dapat diterapkannya atau malah akan sia-sia.
5. Pendidikan karakter bersifat continiti sehingga harus selalu di upgrade dan
tidak bisa sekali ajar saja seperti ilmu pengetahuan lainnya.
6. Keberhasilan pendidikan karakter bertumpu pada kesadaran siswa sehingga
sulit untuk memantau tingkat keberhasilannya.
Kesimpulan
1. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya,
setiap kurikulum pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Oleh karena itu, kita harus tetap mendukung upaya pemerintah
untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia demi menciptakan

12
peserta didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia dan sesuai dengan
pancasila demi memenuhi perkembagan zaman.
2. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan dari pendidikan
nasional. Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan
nilai-nilai karakter kepada anak usia sekolah yang dimana nilai-nilai
tersebut memiliki komponen nilai-nilai pengetahuan, kesadaran individu,
tekad, serta adanya kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan sesama manusia.
Dengan pendidikan karakter, diharapkan agar karakter peserta didik dapat
terbentuk.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum


2013. Jakarta: Prestasi Pusaka Publisher

13
Mahmud. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta

Pidarta, Made. 2016. Wawasan Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

14

Anda mungkin juga menyukai