UNSUR INTRINSIK
1. Tema yang yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah tema percintaan, sosial dan
budaya.
2. Alur yang tergambar dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah alur campuran, yaitu menggunakan
alur maju yang disertai dengan “flash back” atau kembali (mundur) kemasa lalu.
3. Latar tempat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk: di hutan, di rumah Sakarya, di rumah nenek Rasus,
di halaman rumah Kartareja, di Pekuburan Secamenggala dan di Pasar Dawuan.
Latar waktu: tengah malam, pagi hari, sore hari, dan malam hari
-Tokoh pendukung yaitu Dursun, Warta, Sakarya, Ki Secamenggala, Ki Kartareja, Nyi Kartareja, Sakum,
Nenek Rasus, Santayib, Istri Santayib, Sulam, Siti, Sersan Slamet, Kopral Pujo, dan Tampi Masusi.
- Sakarya (Kakek Srintil): penyayang dan tega - Kartareja dan Nyai Kartareja : egois
b. Pohon-pohon yang bergoyang itu tampak olehnya sebagai kelompok manusia dalam tarian aneh. (Hal
159-160)
d. Mereka mendengus dan menggeram seperti macan berhasil menerkam menjangan. (Hal 141)
a. Ketika angin tenggara menyapu harum bunga kopi yang selalu mekar di musim kemarau.
b. Dalam kerimbunan daun-daunnya yang sedang dipagelarkan harmoni alam. (Hal 111)
c. Namun api dan kesumat telah menunjukkan keangkuhannya di dukuh Paruk. (Hal 260)