Anda di halaman 1dari 14

DEMOKRASI MENURUT Dan Pada dasarnya Islam telah ada

PERSPEKTIF MUHAMMAD ABDUH sebelum demokrasi itu muncul dengan


(Study ayat-ayat Demokrasi menurut menetapkan kaidah-kaidah yang dijadikan
Tafsir Muhammad Abduh) dasar oleh substansi demokrasi itu sendiri,
Oleh : Fitriyah Syam’un, S.Ud, M.Ag tetapi Islam membiarkan rincian-
rinciannya sebagai Ijtihad kaum muslim,
yang dilakukan sesuai dengan dasar-dasar
Islam tidak mengenal istilah demokrasi,
agama mereka, kemaslahatan-
tetapi Islam mengenal istilah musyawarah
kemaslahatan dunia mereka dan
sebagai pondasi paling utama dalam
perkembangan kehidupan mereka sesuai
kehidupan berdemokrasi. Namun di tengah
dengan zaman dan tempat mereka, serta
proses demokratisasi global, banyak
untuk pembaharuan kondisi kaum muslim.
kalangan Muslim yang meragukan bahkan
Seperti halnya pandangan muhammad
mengkafirkan sistem demokrasi. Namun di
abduh bahwa menurutnya Islam boleh
sisi lain terdapat juga sebagian kalangan
meniru Barat, selama itu tidak
umat Muslim yang menganggap bahwa
bertentangan dengan Islam dan tidak
sistem demokrasi merupakan suatu paham
menghilangkan identitas Islam itu sendiri.
yang di dalamnya mengandung asas-asas
musyawarah yang pernah dilakukan Keyword: Muhammad Abduh,
Rasulullah saw. Berdasarkan itu penulis Demokrasi, Tafsir.
ingin menemukan titik temu antara Islam
dan demokrasi, apakah keduanya
merupakan hal yang bersebrangan
sehingga ada sebagian orang yang
menganggap bahwa demokrasi itu adalah
sistem kafir ataukah apakah keduanya
merupakan sistem yang tidak bersebrangan
antara satu sama lain. Dari landasan teori
tersebut, penulis hendak membahas
tentang demokrasi menurut perspektif
salah satu Mufassir terkemuka, seorang
pembaharu dalam Islam yaitu Muhammad
Abduh.
PENDAHULUAN kondisi kemandekan pemikiran dan
Dalam sejarahnya Demokrasi lahir dari budaya yang mewabah di dunia Arab dan
tradisi pemikiran Yunani tentang Islam.
hubungan negara dan hukum yang telah
dipraktikkan antara abad ke-4 SM sampai Di sisi lain, tidak semua umat Islam
abad ke-6 M. Pada saat itu Demokrasi enggan terhadap demokrasi yang diadopsi
yang dipraktikkan berbentuk Demokrasi dari Barat tersebut, karena mereka
langsung, artinya hak rakyat untuk meyakini bahwa di dalam demokrasi ada
membuat keputusan politik dijalankan nilai-nilai Islam yang tidak bisa di
secara langsung oleh seluruh warga negara menafikkan, salah satunya Musyawarah.
berdasarkan suara mayoritas. Musyawarah menjadi perintah yang sangat
Namun demokrasi yang disuguhkan saat dianjurkan dalam Islam, khususnya dalam
ini di Indonesia justru semakin jauh dari membuat keputusan bersama di
nilai-nilai Musyawarah, sehingga masyarakat. Begitupun asas dari
keengganan pada demokrasi itu bukan demokrasi adalah mengambil keputusan
hanya lahir dari sebagian orang-orang dengan hasil suara mayoritas atau kita
Islam saja, tetapi sebagian masyarakat sebut juga dengan musyawarah.
dengan agama-agama selain Islam.
Beragam sikap yang timbul dari sebagian SIAPA MUHAMMAD ABDUH?
umat Islam terhadap demokrasi menjadi Muhammad Abduh dikenal sebagai salah
sentral penting yang dipenuhi dengan satu tokoh penting dalam gerakan
kekacauan, karena pada faktanya mereka pembaharu Islam pada masanya, yang
memikul beban sejarah masa lalu yang mana pada masa Muhammad Abduh
berat, hal inilah yang berperan besar dalam hidup, dunia Islam sedang mengalami
melahirkan berbagai keraguan dan kemunduran yang begitu memprihatinkan
kebimbangan, bahkan bisa penolakan karena tercabik-cabik oleh penjajah.
sekaligus tuduhan juga. Wilayah Islam yang sebelumnya berada
Selain itu banyak orang memanfaatkan dalam naungan Khilafah Utsmaniyah
prasangka buruk kaum Muslim kepada diporak porandakkan oleh bangsa Eropa.
Barat dan apa yang pernah dilakukan Barat Muhammad Abduh dilahirkan, dibesarkan
terhadap kaum Muslim pada masa lalu dalam sebuah masyarakat yang sedang
yaitu penjajahan untuk merealisasikan disentuh oleh perkembangan-
tujuan-tujuan politik tertentu. Usaha perkembangan mendasar Eropa.
mereka ini semakin lancar dengan adanya
Muhammad Abduh memiliki nama selain itu Muhammad Abduh juga
lengkap Muhammad bin Abduh bin Hasan dikatakan pandai bergaul dalam artian
Khairullah. Ia dilahirkan di desa Mahallat supel dan aktif bersosialisasi dengan
Nashr di kabupaten al-Buhairah, Mesir orang-orang sekitar.
pada tahun 1849 M, tepatnya pada abad 19
yaitu pada masa menjelang akhir Muhammad Abduh memulai pendidikan
pemerintahan Muhammad Ali. Tempat membaca dan menulisnya dari kedua
Muhammad Abduh dibesarkan, benar- orang tuanya, kemudian melanjutkan
benar mengalami tekanan ekonomis dari pendidikan dengan belajar Al-Qur’an pada
rezim Muhammad Ali. Sistem politik seorang hafidz dan dari sinilah
Muhammad Ali, menyebabkan rakyat Muhammad Abduh menunjukkan
Mesir mengalami nasib pengusiran dan kemampuannya. Karena hanya dalam
penindasan, mereka lari dari tanah kurun waktu dua tahun ia telah menjadi
kelahirannya karena takut melawan sistem seorang hafidz Al-Qur’an.
politik otoriter yang menindas mereka.
Setelahnya Muhammad Abduh dikirim
Dari pihak ayah Muhammad Abduh oleh ayahnya ke Masjid al-Ahmadi
mempunyai silsilah keturunan dengan Thantha untuk mempelajari Tajwid Al-
bangsa Turki. Sedangkan ibunya, Qur’an, namun Muhammad Abduh
mempunyai silsilah keturunan dengan merasakan sistem pengajaran di tempat
orang besar Islam, Umar bin Khathab tersebut kurang cocok, sehingga sesudah
Khalifah yang kedua. dua tahun di sana Muhammad Abduh
memutuskan untuk kembali ke desanya
Muhammad Abduh berasal dari keluarga dan memilih bertani seperti saudara-
pada umumnya, ayahnya merupakan saudaranya. Pada saat kembali inilam
seorang petani. Ketika saudara-saudaranya Muhammad Abduh dinikahkan pada
dipercayai menggeluti usaha pertanian, usianya yang masih sangat muda yaitu 16
Muhammad Abduh justru ditugaskan tahun.
untuk terus menuntut ilmu. Muhammad
Abduh dikenal memiliki kepribadian yang Meski kehidupannya sudah berubah karena
berpegang teguh pada kejujuran dan sudah menikah, tetapi tidak dengan tekad
kebenaran, ia juga merupakan orang yang sang ayah yang tetap memaksa
memiliki semangat yang tinggi dalam Muhammad Abduh untuk kembali belajar,
belajar dan ibadahnya kepada Tuhan, namun pada saat itu Muhammad Abduh
sudah bertekad tidak akan kembali. Maka pendapat-pendapat para ulama terdahulu
ia memutuskan pergi ke desa Syibral Khit, tanpa mengantarkan mereka kepada usaha
tempat dimana banyak paman dari pihak untuk melakukan penelitian, perbandingan
ayahnya yang tinggal di desa tersebut. dan dan pentarjihan. Sejak menjadi mahasiswa,
di desa itulah ia bertemu dengan Syaikh Muhammad Abduh semakin menunjukkan
Darwisy Khidr, salah satu pamannya yang sikap kritisnya dan menentang taklid buta.
mempunyai pengetahuan mendalam Dengan pola pikir yang kritis itulah
terhadap Al-Qur’an dan menganut paham Muhammad Abduh menjalani pendidikan
tasawuf al-Syadziliah. Melalui sang paman di al-Azhar, kurang lebih sebelas tahun
itulah, akhirnya Muhammad Abduh yang lamanya ia habiskan untuk studi di al-
semula membenci ilmu pengetahuan Azhar.
menjadi seorang yang begitu mencintai
ilmu pengetahuan. Pada saat Muhammad Abduh menjadi
mahasiswa al-Azhar, salah satu tokoh
Kemudian Muhammad Abduh terkenal dalam dunia Islam datang ke
memutuskan untuk kembali ke Masjid al- Mesir, beliau adalah Jamaluddin al-
Ahmadi Thantha dengan minat dan Afghani. Ia dikenal sebagai tokoh mujahid,
semangat yang telah jauh berbeda mujaddid dan ulama yang sangat alim.
dibanding saat pertama kali ia datang ke Kehadirannya begitu disambut oleh
tempat tersebut. Pada satu waktu, salah Muhammad Abduh dengan menghadiri
seorang teman mengatakan secara tidak setiap pertemuan-pertemuan ilmiah yang
langsung tentang Muhammad Abduh diadakan Jamaluddin al-Afghani. dari
bahwa prestasi keilmuan Muhammad situlah pemikiran Muhammad Abduh
Abduh akan semakin meningkat apabila ia begitu terpengaruh oleh pemikiran sang
mau meninggalkan Thantha dan pergi ke guru, baginya Jamaluddin al-Afghani
Kairo untuk meneruskan pendidikannya di adalah orang yang membukakan dunia
al-Azhar. Islam dihadapannya, beserta menjawab
masalah yang dihadapi dunia modern.
Pada tahun 1866 akhirnya Muhammad Setelah lulus dari tingkat Alamiyah
Abduh memutuskan menuju Kairo untuk (sekarang L.C) pada usia ke 28 tahun,
belajar di Al-Azhar, namun lagi-lagi Muhammad Abduh mengabdikan diri pada
sistem pengajarnya tidak berkenan di hati al-Azhar dengan mengajar Manthiq
Muhammad Abduh, karena menurutnya (logika) dan ilmu al-Kalam (Teologi),
para mahasiswa hanya dilontarkan sedangkan di rumahnya ia mengajar kitab
Tahdzib al-Akhlaq karangan Ibnu bermodel Eropa. Gejala tak baik ini
Maskawih serta Sejarah Peradaban ditantang kuat oleh jamaluddin al-Afghani,
Kerajaan-Kerajaan Eropa. ia mencoba membangkitkan semangat
cinta tanah air rakyat Mesir yang mulai
Pada tahun 1878 M, Muhammad Abduh ditanamkan oleh al-Tahthawi sebelumnya,
diangkat sebagai guru sejarah pada sekolah Al-Thathawi sendiri merupakan seorang
Darul Ulum dan ilmu bahasa Arab pada ulama lulusan al-Azhar. Akhirnya
madrasah al-Idarah wal Alsun (Sekolah Jamaluddin al-Afghani membentuk partai
Administrasi dan bahasa-bahasa). nasional yang diberikan nama al-Hizb al-
Ketika memangku jabatan sebagai guru, Wathani. Pandangan-pandangan dan
Muhammad Abduh terus melakukan gerakan politik gurunya tersebut diuraikan
perubahan-perubahan sesuai dengan cita- Muhammad Abduh dalam kuliah dan
citanya yaitu memasukkan udara baru tulisan-tulisannya di surat kabar.
yang segar ke dalam perguruan-perguruan
tinggi islam, menghidupkan Islam dengan Berbuntut dari keaktifan Muhammad
metode-metode baru menyesuaikan Abduh dalam mengkritisi pemerintah,
dengan kemajuan zaman. Tidak sampai pada tahun 1879 ia diberhentikan dari
disitu, Muhammad Abduh juga mengkritik kedua sekolah tempatnya mengajar dan
politik pemerintah pada umumnya yang diasingkan ke tempat kelahirannya di
menyebabkan kebanyakan mahasiswa Mahallat Nashr oleh penguasa baru Mesir
Mesir tidak memiliki ruh kebangsaan yang Khedive Taufiq atas hasutan dari Inggris
hidup, sehinga mudah dipermainkan oleh yang ketika itu sangat turut campur pada
politik penjajahan pihak asing. Mesir. Namun pada tahun 1880 terjadi
perubahan kabinet, sehingga pada saat itu
Di samping kegiatan mengajar dan Muhammad Abduh dibebaskan kembali
menulis, Muhammad Abduh atas pengaruh dan diberikan tugas untuk memimpin
gurunya Jamluddin al-Afghani juga terlibat suratkabar resmi milik pemerintah yaitu
dalam kegiatan politik praktis. Penguasa al-Waqa’i al-Mishriyah, lembaran resmi
Mesir kala itu memiliki kepentingan negara yang telah dimulai penerbitannya
melanjutkan gerakan pembaruan yang pada zaman Muhammad Ali dengan al-
sudah dirintis oleh pemerintahan Tahthawi sebagai pemimpin redaksinya.
sebelumnya yaitu pemerintahan Selanjutnya pada tahun 1882 terjadi
Muhammad Ali, untuk mengubah Kairo revolusi Urabi yang berakhir dengan
dan Iskandaria menjadi kota-kota kegagalan, Muhammad Abduh yang kala
itu masih memimpin surat kabar al-Waqa’i penyebaran majalah dilakukan dengan
dituduh terlibat dalam revolusi Urabi mengirimkannya secara tersembunyi saja
Pasya. Revolusi Urabi sendiri merupakan kepada pihak-pihak yang berminat.
suatu gerakan yang menuntut Akhirnya majalah tersebut hanya bertahan
diwujudkannya pemerintahan yang delapan bulan dengan delapan belas kali
demokratis dan Mesir harus berparlemen, penerbitan. Dengan terhentinya majalah
gerakannya mengambil bentuk perlawanan perjuangan tersebut, Muhammad Abduh
pada keterlibatan Inggris dan Prancis dan sang Guru meninggalkan Paris dan
dalam pemerintahan Mesir. Pada saat itu berpisah.
pemerintah Mesir memutuskan untuk
mengasingkan Muhammad Abduh selama Pada tahun 1888 Muhammad Abduh
tiga tahun dengan memberi hak kepadanya kembali ke tanah air dan oleh pemerintah
untuk memillih tempat pengasingan dan ia Mesir beliau diberi tugas sebagai hakim di
memilih Suriah. pengadilan daerah Banha. Berselang tiga
tahun tepatnya pada tahun 1891,
Di Suriah Muhammad Abduh hanya Muhammad Abduh diangkat sebagai
menetap selama setahun, sampai kemudian penasihat Mahkamah tinggi. Tahun 1895
ia mendapat panggilan dari Jamaluddin al- menjadi tahun dibentuknya dewan al-
Afghani agar datang ke Paris untuk Azhar yang merupakan usul dari
membentuk gerakan bawah tanah yang Muhammad Abduh, dewan al-Azhar
kemudian diberi nama jama’at al-‘Urwat terdiri dari ulama-ulama besar dari
al-Wutsqa. Gerakan itu sendiri di ketuai madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan
langsung oleh Jamaluddin al-Afghani dan Hanbali. Beberapa tahun setelahnya,
Muhammad Abduh sebagai wakilnya. Muhammad Abduh juga diserahi oleh
Untuk mencapai tujuan dari gerakan pemerintah sebuah jabatan sebagai Mufti
tersebut, akhirnya mereka juga Mesir yang merupakan jabatan
menerbitkan majalah yang juga diberi tertinggi.selain itu beliau juga masuk ke
nama yang sama. dalam anggota dari majelis Syura, dewan
Publikasi majalah tersebut legislatif Mesir. Dunia politik bukanlah hal
menggoncangkan dunia Islam dan dunia yang asing bagi Muhammad Abduh,
Barat, bahkan majalahnya dibinasakan bahkan beliau terbilang sangat aktif
oleh penguasa-penguasa Inggris di dunia sebagai anggota majelis Syura.
Timur. Penyeberannya di negara Mesir dan Pada awal abad 20, Muhammad Abduh
india dilarang, hal itu menyebabkan mencetuskan ide untuk membentuk sebuah
perguruan tinggi bergengsi dan gayungpun mengharuskan penguasa untuk
bersambut. Gagasannya mendapat menerapkan sistem dan perundang-
tanggapan hangat dari pemerintah maupun undangan tersebut.1
masyarakat, karena disediakannya
Jadi dapat disimpulkan bahwa hakikat
sebidang tanah untuk misi pendidikan
demokrasi adalah peran utamanya dimiliki
tersebut. Namun takdir Allah telah tertulis,
oleh rakyat dalam hal social dan politik,
gagasan brilian Muhammad Abduh
artinya pemerintahan demokrasi adalah
tersebut baru terwujud setelah beliau
pemerintahan di tangan rakyat yang
meningal dunia. Inilah sejarah cikal bakal
mengandung pengertian tiga hal :
dari berdirinya Universitas Kairo yang
pemerintahan dari rakyat (Government of
mahsyur itu.
the people), pemerintahan oleh rakyat
Beberapa bulan setelah Muhammad Abduh
(government by the people), dan
mencetuskan gagasan untuk membangun
pemerintahan untuk rakyat (government
Universitas, kematian datang
for the people).
menjemputnya. Muhammad Abduh wafat
pada masa di atas puncak aktifitasnya Pada Sejarah pertumbuhannya, demokrasi
membina umat. Selayang pandang riwayat telah mencakup beberapa asas dan nilai-
kehidupan Muhammad Abduh nilai yang diwariskan dari masa lampau
memberikan napas segar dalam perjuangan yaitu gagasan mengenai demokrasi dari
untuk meraih keridhaan Tuhan. Seorang kebudyaan Yunani kuno dan gagasan
pembaharu yang penuh dedikasi, yang mengenai kebebasan Bergama yang
menjadi penghubung kemajuan Islam abad dihasilkan oleh aliran reformasi.
ke-19 dengan abad ke -20.
Konsep demokrasi dipraktikkan dalam
hidup bernegara antara abad ke 4 SM
DEMOKRASI
sampai abad ke 6 M. Demokrasi yang
dipraktikkan pada masa itu berbentuk
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani,
demokrasi langsung (direct democracy)
yang tersusun dari dua kata, Demos dan
artinya rakyat dalam menyampaikan
Kratos. Yang artinya adalah kedaulatan
haknya untuk membuat keputusan politik
milik rakyat. Bahwa rakyatlah yang
mengatur kehendak, rakyat yang 1
Hafizh Shalih, Mengadili Demokrasi, terj.
menetapkan perundang-undangan dan Yahya Abdurrahman (Bogor: Pustaka Thariqul
sistem kehidupannya, rakyat yang memilih Izzah, 2010)

para penguasa dan rakyat pula yang


dijalankan secara langsung oleh seluruh dengan bawahannya. Kelahiran Magna
warga negara, berdasarkan prosedur Charta dapat dikatakan sebagai tonggak
mayoritas. Sifat langsung itu berjalan baru kemunculan kembali demokrasi.
secara efektif karena negara kota (City dalam piagam tersebut memuat dua prinsip
State) Yunani kuno berlangsung dalam yang sangat mendasar: pertama, adanya
kondisi sederhana dengan wilayah negara pembatasan kekuasaan raja. Kedua, hak
yang hanya terbatas pada sebuah kota kecil asasi manusia lebih penting dari pada
dengan jumlah penduduk sekitar 300.000 kedaulatan raja. Munculnya kembali
orang.2 gerakan demokrasi di Eropa Barat pada
akhir abad pertengahan seperti di dorong
Memasuki abad pertengahan, gagasan
oleh perubahan sosial dan gerakan kultural
demokrasi Yunani bisa dikatakan hilang
yang berintikan pada penekanan
dari wajah dunia Barat, karena pada saat
kemerdekaan akal dari segala pembatasan.
itu hanya sedikit yang mengenal
Gerakan kultural yang dimaksud adalah
kebudayaan Yunani dan dikalahkan oleh
gerakan Renaissance dan gerakan
suku bangsa Eropa Barat dan benua
Reformasi.
Eropa. Masyarakat pada abad pertengahan
saat itu dicirikan dengan struktur social Pada kemunculannya kembali sistem
yang Feodal artinya kehidupan social serta demokrasi di Eropa, hak-hak politik rakyat
spiritualnya dikuasai oleh Paus dan dan hak-hak asasi manusia secara individu
pejabat-pejabat agama lainnya, kehidupan merupakan tema dasar dalam pemikiran
politiknya pun ditandai oleh perebutan politik (ketatanegaraan). Untuk itu,
kekuasaan antara satu sama lain. timbullah gagasan tentatif (belum pasti)
mengenai pembatasan kekuasaan
Namun demikian menjelang akhir abad
pemerintah melalui pembuatan konstitusi
pertengahan tumbuh kembali keinginan
baik yang tertulis maupun yang tidak
menghidupkan demokrasi. Hal itu
tertulis.
diindikasikan dengan lahirnya Magna
Charta (Piagam Besar) sebagai suatu Pada prinsipinya demokrasi merupakan
piagam yang memuat perjanjian antara pembagian kekuasaan (Sharing power),
kaum bangsawan dan Raja John di Inggris pemilihan umum yang bebas (general
election), manajemen pemerintahan yang
2
A. Ubaedillah, dkk., Pendidikan kewargaan
Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani terbuka, kebebasan individu, peradilan
(Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000), yang bebas, pengakuan hak minoritas,
pemerintahan yang berdasarkan hukum,
Adanya pers yang bebas, Adanya multi Dalam tafsirnya Muhammad Abduh
partai politik, Adanya Konsensus, Adanya menjelaskan pandangannya tentang
persetujuan , Adanya pemerintahan yang Musyawarah. Menurutnya musyawarah
konstitusional, Adanya ketentuan tentang merupakan perbuatan yang terpuji di
sistem demokrasi, Adanya pengawasan hadapan Allah. Selain itu menurutnya,
terhadap administrasi negara, Adanya Allah juga mewajibkan kepada para
perlindungan hak asasi manusia, Adanya penguasa untuk membentuk lembaga
pemerintahan yang bersih (clean and good musyawarah.3
government), Adanya persaingan keahlian
Menurutnya segala urusan yang dapat
(profesionalitas), Adanya mekanisme
dimusyawarahkan adalah urusan yang
politik, serta adanya kebijakan negara yang
bersifat umum, bisa politik, peperangan,
berkeadilan dan pemerintah yang
perdamaian, rasa takut, keamanan dan
mengutamakan musyawarah.
lain-lain, yang berkaitan dengan
DEMOKRASI PERSPEKTIF kemaslahatan urusan duniawi mereka.
MUHAMMAD ABDUH Karena dalam musyawarah itu terdapat
manfaat bagi pemerintahan. Urusan yang
Pada prinsip-prinsip Demokrasi yang
diputuskan dengan musyawarah ini adalah
disebutkan sebelumnya, demokrasi sangat
segala urusan duniawi yang biasanya
menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah,
diajukan kepada hakim, bukan urusan
muswarah ini bukan kata yang asing dalam
agama yang sumbernya murni berdasarkan
nilai-nilai politik Islam, Musyawarah
wahyu dan bukan berdasarkan pada
adalah sesuatu yang diwajibkan dalam
pendapat manusia. Karena jika masalah
Islam, karena itu bagi umat Islam
agama seperti aqidah, ibadah, dan masalah
komitmennya pada demokrasi tidak
halal haram ditetapkan berdasarkan
diragukan lagi. bahkan salah satu ayat
musyawarah, niscaya agama menjadi
dalam al-Qur’an menyebutkan:
bersumber pada produk manusia,
 sedangkan agama Islam itu bersumber

  dari ketetapan illahi dan tak seorangpun


campur tangan mengenai ketetapan illahi,
 
“bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu”.
(Q.S. Ali-Imran: 159) 3
Mohamed S. El Wa, Sistem Politik
dalam Pemerintahan Islam, terj. Anshori Thajib
(Surabaya: PT Bina Ilmu, 1983), Cet I, hlm 117
tidak pada masa rasul dan tidak pula pada pencerahan dan penguatan basis politik,
masa sesudahnya. 4 ekonomi dan kultural umat Islam,
termasuk gagasan Demokrasi Barat di
Perspektif Muhammad Abduh dalam
dalamnya.
menafsirkan ayat musyawarah
menunjukkan bahwa dirinya tidak Sebagaimana Muhammad Abduh telah
mempermasalahkan sistem dan nilai-nilai menjelaskan mengenai musyawarah, yang
demokrasi, mengingat musyawarah mana musyawarah tersebut hanya berlaku
merupakan pondasi kuat dari demokrasi itu dalam urusan duniawi saja, tidak dengan
sendiri. Hal tersebut tidak mengherankan, urusan aqidah, ibadah dan masalah halal
karena Muhammad Abduh merupakan haram. Sebut saja musyawarah dalam
salah satu tokoh gerakan Modernisme, urusan duniawi mengenai politik tentang
yang berusaha melakukan reformasi politik pemilihan umum yang mulanya tidak
melalui sosialisasi ajaran-ajaran Islam dikenal dalam ketatanegaraan Islam,
tentang musyawarah dalam dewan-dewan adalah salah satu prinsip yang ada pada
konstitusi dan badan-badan perwakilan demokrasi modern. sedangkan dalam
rakyat, pembatasan kekuasaan dan ketatanegaraan Islam dikenal sebagai al-
kewenangan pemerintah dengan konstitusi Bai’ah. Bai’at berarti persetujuan
dan undang-undang, serta pengerahan seseorang terhadap orang lain yang
kekuatan dan potensi rakyat untuk dibai’at secara sukarela dan dengan hati
mendukung reformasi politik sekaligus tulus ikhlas. Dalam perkembangannya,
membebaskan dunia Islam dari penjajahan Bai’at divisualisasikan dalam bentuk
dan dominasi Barat. pemilihan umum melalui pemungutan
suara.
Meski Gerakan Muhammad Abduh
menentang dominasi dan hegemoni Barat Prinsip demokrasi selanjutnya adalah
atas dunia Islam, namun sebagai Gerakan adanya keadilan yang bebas. Keadilan
pemikiran yang bercorak humanistic- merupakan dasar dari masalah persamaan
rasional, Gerakan Modernisme mampu dan demokrasi baik dihadapan hukum,
mengadopsi dan berdialog dengan ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan,
pemikiran-pemikiran Barat yang maka keadilan harus ditegakkan dalam
dikategorikan kondusif bagi Upaya seluruh tingkat kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat dan negara. Keadilan
4
Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, harus ditegakkan kepada pihak lain meski
Tafsir al-Manar, jilid 3 (Mesir: al-Hay’ati al-
Misriyah al-Amah lil Kitab, 1973) hlm 163-164 berbeda suku, warna kulit, maupun agama.
Salah satu ayat al-Qur’an tentang keadilan dan nasionalisme mutlak dilestarikan,
menyebutkan: mengingat segala perlindungan telah
sepenuhnya diwujudkan oleh negara yang
 
bersangkutan.5
 
Dengan demikian keadilan itu mutlak
 
menjadi kewajiban. Baik Islam maupun
 
demokrasi, semuanya menghendaki
“dan (menyuruh kamu) apabila keadilan dalam segala hal. sebelum adanya
menetapkan hukum di antara manusia kaidah-kaidah demokrasi mengenai
supaya kamu menetapkan dengan adil”. keadilan, Islam sudah lebih dulu mengatur
(Q.S. an-Nisa: 58) tentang keadilan dalam semua bidang.
salah satunya keadilan dalam hal memberi
Dalam tafsirnya Muhammad Abduh
kesaksian, Islam memerintahkan agar
mengatakan bahwa Allah memerintahkan
bersikap adil dalam bersaksi di depan
kepada siapa saja yang menetapkan hukum
hakim untuk seseorang, meskipun itu
diantara manusia agar menetapkannya
terhadap kerabat sendiri.
dengan adil. Sedangkan hukum yang ada
diantara manusia itu memiliki metode Prinsip Demokrasi selanjutnya adalah
diantaranya undang-undang umum dan pemerintahan yang konstitusional atau
keputusan, diantaranya juga menetapkan Demokrasi Konstitusi. Secara garis besar,
hukum antara dua orang yang berselisih tujuan konstitusi itu membatasi tindakan
dan kita diperintahkan untuk menetapkan sewenang-wenang pemerintahan,
hukum tersebut dengan sikap yang adil. menjamin hak-hak rakyat yang diperintah,
dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan
Muhammad Abduh berpendapat bahwa
yang berdaulat.
pemerintah wajib bersikap adil terhadap
rakyat dan terhadap pemerintah yang Dalam bidang ketatanegaraan Muhammad
serupa ini rakyat harus patuh dan setia. Abduh juga berpendapat kekuasaan negara
Bagi sebuah negara yang memerintah harus dibatasi. Dan di zamannya Mesir
dengan adil dan dapat mensejahterakan telah mempunyai konstitusi dan usahanya
rakyatnya, secara otomatis rakyatpun juga waktu itu tertuju pada membangkitnya
akan membela dengan taruhan jiwa raga kesadaran rakyat akan hak-hak mereka.
dan harta atas kepentingan negara yang
5
Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran
bersangkutan. Dari sini jiwa patriotisme Perkembangan Modern dalam Islam (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1998) cet I, hlm 60
Muhammad Abduh memandang perlunya untuk masyarakat Muslim, maka mereka
perubahan pemerintahan dari otoriter akan kehilangan identitasnya sebagai
(sewenang-wenang) dan tidak dibatasi oleh masyarakat yang religius.
peraturan perundang-undangan kepada
Namun Muhammad Abduh menerima ide-
pemerintahan yang Konstitusional. Untuk
ide Barat tentang demokrasi yang
itu Muhammad Abduh menekankan
menyatakan bahwa kekuasaan pada
perlunya lembaga perwakilan untuk
dasarnya adalah milik rakyat dan penguasa
mengontrol kekuasaan. Untuk ini
hanya menjalankan amanah yang
Muhammad Abduh menyatakan bahwa
diberikan rakyat kepadanya. Karena itu,
umat Islam tidak salah bila meniru Barat,
Muhammad Abduh menegaskan bahwa
sejauh tidak bertentangan dengan nilai-
rakyat boleh menggulingkan penguasa
nilai ajaran Islam.
bila ia bertindak despotik dan tidak adil,
Pandangan Muhammad Abduh ini terlihat serta kesejahteraan rakyat menuntut hal
moderat. Ia tidak serta merta menolak ini.
Barat, meskipun ia menganggap Barat
Gagasan muhammad Abduh dinilai sangat
adalah penjajah dunia Islam. nilai-nilai
berani dan membuka jalan bagi pemikiran-
demokrasi yang menghendaki adanya
pemikiran maju dan liberal dalam
kontrol terhadap kekuasaan diantaranya
kontstelasi pemikiran dan perkembangan
melalui lembaga perwakilan dapat
politik di Mesir. 6
diterimanya. Namun demikian,
Muhammad Abduh sangat menolak umat Akan tetapi Muhammad Abduh tetap setia
Islam yang mencoba mencari sistem pada arah pembaruan secara bertahap.
hukum yang tidak sejalan dengan tradisi Dalam kerangka lebih luas, pemikiran-
budaya dan masyarakatnya. Dalam hal ini, pemikiran politiknya sesungguhnya
Muhammad Abduh menolak adopsi sistem bermuara pada pembaruan di bidang susila
hukum Barat untuk umat Islam. Menurut dan pendidikan.7
Muhammad Abduh, hukum yang akan
Jika di lihat dari apa yang ditulis
djalankan untuk masyarakat haruslah yang
Muhammad Abduh yang telah dijelaskan
sesuai dengan kepribadian masyarakat itu
di atas mengenai masalah sistem
sendiri. Hukum Barat hanya sesuai
6
dengan kepribadian dan identitas Muhammad Iqbal dan Amin Husein
Nasution, Pemikiran Politik Islam (Jakarta:
masyarakat Barat yang menjunjung tinggi Kencana, 2013) cet II, hlm73-75
7
Rif’at Syauqi Nawawi, Rasionalitas
semangat liberalisme. Kalau ini diterapkan Tafsir Muhammad Abduh: Kajian Masalah Akidah
dan Ibadat, hlm 55
pemerintahan atau konsep politik Islam8, Penulis menyimpulkan bahwa terdapat
semua ruang lingkupnya tidak ada yang dalil-dalil dalam Al-Qur’an yang
bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. berhubungan dengan masalah demokrasi.
Namun meski demikian, Muhammad Salah satunya pondasi yang paling
Abduh dalam salah satu pendapatnya menonjol dalam demokrasi adalah
tentang politik, secara pribadi tidak ingin musyawarah. Musyawarah merupakan hal
terlibat banyak dalam masalah politik. yang dianjurkan dalam Islam, sebagaimana
Bagi Muhammad Abduh politik dijelaskan di beberapa ayat dalam Al-
mengekang kebebasan berfikir, Qur’an. sebagaimana Muhammad Abduh
perkembangan ilmu dan agama. 9 sangat mendukung musyawarah yang
menjadi salah satu pondasi peting dalam
Dengan demikian penulis menyimpulkan
berdemokrasi. Hal itu karena Muhammad
bahwa sekalipun Muhammad Abduh pada
Abduh merupakan salah satu tokoh
akhirnya tidak ingin terlibat banyak
gerakan Modernisme, yang berusaha
mengenai hal-hal yang bersangkutan
melakukan reformasi politik melalui
dengan politik, namun bisa diketahui dari
sosialisasi ajaran-ajaran Islam tentang
pandangannya terhadap politik, bahwa
musyawarah dalam dewan-dewan
Muhammad Abduh merupakan salah satu
konstitusi dan badan-badan perwakilan
tokoh Islam yang memandang baik nilai-
rakyat, pembatasan kekuasaan dan
nilai demokrasi selama itu tidak
kewenangan pemerintah dengan konstitusi
bertentangan dengan ajaran Islam itu
dan undang-undang, serta pengerahan
sendiri.
kekuatan dan potensi rakyat untuk
PENUTUP mendukung reformasi politik sekaligus
membebaskan dunia Islam dari penjajahan
8
Sedikitnya ada tiga kondisi aktual yang
melatar belakangi polarisasi pemikiran politik dan dominasi Barat.
Islam Kontemporer pada akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20. Pertama, kemunduran dan kerapuhan Banyak beberapa tulisan mengenai
dunia Islam yang disebabkan oleh faktor-faktor
internal, yang pada perkembangan selanjutnya pandangan Muhammad Abduh terhadap
melahirkan gerakan Modernisme (salah satunya
Muhammad Abduh) pemikiran dan purfikasi ajaran politik, yang kemudian penulis simpulkan
agama. Kedua, hegemoni dan dominasi Barat
beberapa wilayah Islam mulai dari negara-negara mengenai pandangannya terhadap sistem
Maghribi sampai Asia Tenggara. Hegemoni Barat
ini dibangun secara mapan dalam politik pemerintahan demokrasi. Meskipun sistem
kolonialisme. Ketiga, keunggulan barat dalam pemerintahan Mesir pada waktu itu belum
sektor ilmu pengetahuan, teknologi, rasionalisme
politik dan organisasi kenegaraan. Lihat, Artani menganut sistem demokrasi, tapi jika
Hasbi, Musyawarah dan Demokrasi, hlm 139-140
9
Ris’an Rusli, Pembaharuan Pemikiran dilihat dari beberapa tulisan Muhammad
Modern dalam Islam, hlm 110
Abduh, Muhammad Abduh adalah salah hukum Allah yang tidak bisa ditetapkan
satu tokoh muslim yang sudah mengenal dengan jalan musyawarah, seperti hukum
sistem demokrasi, terlebih saat itu halal dan haram.
Muhammad Abduh sangat mengagumi
DAFTAR PUSTAKA
Barat yang sedang berada dipuncak ilmu
pengetahuan dan peradaban, walaupun di Ubaedillah, dkk., Pendidikan kewargaan,

sisi lain Muhammad Abduh membencinya (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,

karena penjajahannya di negara-negara 2009)


Anshori, Tafsir bi al-Ra’yi ( Jakarta: Gaung
Islam.
Persada Press, 2010),
Muhammad Abduh menerima ide-ide Herry Mohammad, dkk., Tokoh-tokoh Islam
Barat tentang demokrasi, yang menyatakan yang berpengaruh Abad 20 (Depok: Gema
bahwa kekuasaan sesugguhnya milik Insani, 2006),

rakyat dan penguasa hanya menjalankan Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terj.
Firdaus AN (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1992)
amanah yang diberikan rakyat kepadanya.
Syaiful Amin Ghofur, Profil Para Mufassir
Muhammad Abduh menyatakan bahwa
Al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Insan
tidak ada salahnya umat Islam meniru
Madani, 2008)
barat, sejauh tidak bertentangan dengan
Abdul Kholik, dkk., Pemikiran Pendidikan
nilai-nilai ajaran Islam. Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer
(Semarang: Pustaka Pelajar, 1999),
Dengan demikian penulis menyimpulkan
Fahmi Huwaydi, Demokrasi, Oposisi, dan
pada hakikatnya Islam telah ada sebelum
Masyarakat Madani (Bandung : Penerbit
demokrasi itu muncul dan menetapkan
Mizan, 1996)
prinsip yang dijadikan dasar oleh
demokrasi itu sendiri. Penulis sependapat
dengan apa yang dikatakan oleh
Muhammad Abduh, bahwa kita boleh
belajar dari Barat atau meniru Barat,
sejauh tidak bertentangan dengan nilai
ajaran Islam dan tidak menghilangkan
identitas Religius Islam itu sendiri. Hal
itulah yang membedakan demokrasi Barat
dengan demokrasi Islam. Barat begitu
menyuarakan kebebasan, sedangkan Islam
membatasi kebebasan tersebut, karena ada

Anda mungkin juga menyukai