PPKn SMP
Oleh:
SINTIA, S.Pd.
SMP ISLAM YPS
MODUL AJAR
Nama Sintia S.Pd Jenjang/Kelas SMP/7
Deskripsi
Umum a. Peserta didik membaca referensi tentang makna budaya dari para ahli dan
Pembelajaran aspek budaya
b. Peserta didik berkelompok sebanyak 5 kelompok, setiap kelompok
membahas tentang pengertian budaya dari para ahli dan aspek budaya
c. Peserta didik saling bertukar informasi dalam kelompoknya untuk
menginformasikan tentang materi yang telah dipelajarinya.
d. Peserta didik mengisi format tabel pada kertas manila tentang pengertian
dan aspek budaya
e. Peserta didik menyerahkan tugas kelompoknya dan bagi yang cepat
menyelesaikan tugasnya dan mendapatkan nilai lebih besar dari kelompok
lain maka kelompok itulah yang berhak menyampaikan laporan di depan
kelas.
f. Guru memberikan penguatan.
g. Guru memberikan penugasan untuk pertemuan berikutnya
Materi Ajar, Materi:
alat, dan a. Pengertian budaya dari para ahli
bahan b. Pengertian aspek budaya
c. Macam-macam Aspek budaya
2. Tujuan Pembelajaran
Fase : Fase D
Elemen : Bhinneka Tunggal Ika
Tujuan : 7.7
Pembelajaran Peserta didik mengidentifikasi, menyajikan laporan, dan menghargai
keberagaman makna budaya dan arti penting budaya bagi bangsa
Indonesia, serta aspek budaya yang berada di lingkungan sekitar
Indikator a. Menjelaskan pengertian budaya
Capaian Tujuan b. Menjelaskan aspek budaya
Pembelajaran c. Menjelaskan macam-macam aspek budaya
d. Menyajikan laporan tentang pengertian budaya dan aspek budaya
Konsep Utama Makna Budaya
Pertanyaan Inti Apa saja pengertian budaya menurut para ahli dan apa saja aspek-aspek
budaya?
Keterampilan yang Keterampilan untuk menjelaskan
perlu dimiliki Keterampilan untuk menyajikan
3. Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan
Bernalar kritis
4. Sarana dan Prasarana
a. Ruang kelas dengan pengaturan tempat duduk berkelompok
b. Papan tulis
5. Target Peserta didik
Peserta didik reguler/tipikal
7. Ketersediaan materi
a. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi : YA/TIDAK
b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit
memahami konsep : YA/TIDAK
8. Moda pembelajaran
a. Tatap muka
b. PJJ Daring
c. PJJ Luring
d. Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)
9. Asesmen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
a. Asessmen individu
b. Asesmen kelompok
c. Keduanya
Jenis asesmen:
a. Performa
b. Tertulis : Berbentuk tes esai
Merdeka.com - Istilah budaya telah melekat dan sering terdengar di dalam kehidupan kita
sehari-harinya. Kita pasti telah akrab dengan kata budaya karena Indonesia juga memiliki
beragam budaya yang terkenal di penjuru wilayahnya. Namun, apakah kamu telah melihat
pengertian budaya dengan arti sebenarnya?
Sebagai masyarakat yang hidup dalam keanekaragaman budaya kita memahami pemahaman
budaya agar lebih mencintai budaya yang kita miliki. Kita dapat memahami kebudayaan dalam
pengertian budaya menurut para ahli.
Kata budaya sendiri merupakan suatu bahasa yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
' budhayah ' yang merupakan sebuah bentuk jamak dari buddhi yang memiliki arti budi atau
akal. Sedangkan di dalam bahasa Inggris budaya dikenal dengan kata budaya yang berasal dari
bahasa latin yaitu warna yang memiliki arti mengolah atau mengerjakan.
Istilah budaya itu sendiri juga digunakan dalam bahasa Indonesia dengan kata serapan
"kultur". Budaya dengan bagian dari budi dan akal manusia. Budaya pola atau cara hidup yang
terus berkembang sekelompok orang dan diturunkan pada generasi berikutnya.
Banyak ahli telah memiliki definisi masing-masing-masing-masing mengenai arti dari budaya
itu sendiri. Pengertian budaya menurut para ahli akan dapat kita jadikan sebagai acuan bagi
banyak orang yang tertarik untuk belajar lebih dalam mengenai budaya ini.
Dengan pengertian pengertian ini, secara tak langsung kita juga belajar bagaimana para ahli
memiliki bermacam-macam pemikiran mengenai kebudayaan yang ada dan berkembang di
masyarakat kita.
Agar dapat melihat dengan rinci, berikut ini kami telah rangkum pengertian budaya menurut
pandangan para ahli, yang dilansir dari Liputan6.com:
B. Aspek Budaya
Aspek Budaya adalah system nilai yang merupakan hasil cipta, rasa dan kemauan
(karsa) yang menimbulkan gagasan dalam kehidupan.
Sumber: https://brainly.co.id
b. Alat dan Bahan yang Diperlukan
1. Kertas manila
2. Kertas warna warni
3. Spidol
4. Penggaris
5. Isolatif
6. Lem
c. Perkiraan Biaya
(* Perkiraan biaya untuk masing-masing wilayah silakan sesuaikan dengan kondisi
wilayah setempat)
Kertas manila 4 lembar X Rp2.500,- = Rp10.000,-
Spidol berwarna 1 Pak = Rp15.000,-
Isolatif = Rp5.000,-
Penggaris 4 buah x Rp3.000,- = Rp12.000
Lem = Rp4.000,-
Print out gambar = Rp4.000
c. Kriteria Penilaian
1. Penilaian Sikap
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai sikap minimal Baik (3)
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing)
2. Penilaian Pengetahuan
Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Jumlah perolehan skor
Nilai = x Nilai ideal (misalnya 100)
Jumlah skor maksimum
Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai pengetahuan minimal 75
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing)
3. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan
No. Nama Rata-Rata
Penguasaan Kemampuan Tata Bahasa
Nilai
Materi Argmumentasi
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai keterampilan minimal Baik (3)
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-
masing)
1.Pengertian budaya berdasarkan etimologi adalah kata budaya sendiri merupakan suatu bahasa
yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu ' budhayah ' yang merupakan sebuah bentuk jamak
dari buddhi yang memiliki arti budi atau akal. Sedangkan di dalam bahasa Inggris budaya
dikenal dengan kata budaya yang berasal dari bahasa latin yaitu warna yang memiliki arti
mengolah atau mengerjakan.
Istilah budaya itu sendiri juga digunakan dalam bahasa Indonesia dengan kata serapan
"kultur". Budaya dengan bagian dari budi dan akal manusia. Budaya pola atau cara hidup yang
terus berkembang sekelompok orang dan diturunkan pada generasi berikutnya.
2. Aspek budaya adalah system nilai yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa yang
menimbulkan gagasan-gagasan dalam kehidupan.
1. Penjelasan tentang Makna budaya menurut para Ahli dan Aspek Budaya
No. Makna Budaya Penjelasan
1. EB Taylor
EB Taylor yang juga merupakan seorang antropolog Inggris
mendefinisikan budaya sebagai sesuatu yang kompleks
mencakup pengetahuan kepercyaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat dan lainnya yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat
2. Louise Damen
Lousie Damen pernah menulis di dalam bukunya yang
berjudul Pembelajaran Budaya: Dimensi Kelima di Kelas
Bahasa, bahwa budaya belajar berbagi pola atau model
manusia untuk hidup seperti pola hidup sehari-hari. Pola dan
model ini termasuk semua interaksi interaksi sosial
manusia. Budaya adalah adaptasi utama umat manusia.
3. Koentjaraningrat
Seorang antropolog Indonesia bernama koentjaraningrat telah
mendefinisikan budaya sebagai suatu gagasan sistem, sebuah
tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di
dalam kehidupannya yang bermasyarakat. Selain itu
Koentjaraningrat juga mendefinisikan budaya lewat asal kata
budaya dalam bahasa Inggris yaitu "colere" yang kemudian
menjadi "culture" dan didefinisikan sebagai segala daya dan
kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
4. Selo Soemardjan
Selo Soemardjan merupakan sosiolog serta tokoh pendidikan
dan pemerintahan di Indonesia. Sedangkan Soelaeman
Somardi merupakan seorang sosiolog Indonesia. Keduanya
merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan
cipta masyarakat.
5. Ki Hajar
Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai
Dweantara
buah budi manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam. Hal itu
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan.
Bentuk-Bentuk Kebudayaan
1. Kebudayaan Materi
Kebudayaan materi terdiri atas benda-benda hasil karya dari suatu kebudayaan yang meliputi
segala sesuatu yang diciptakan dan digunakan oleh manusia dan mempunyai bentuk yang
dapat dilihat dan diraba yang memiliki nilai lisan.
Contoh : Rumah, pakaian, mobil, kapal, gedung, dan pesawat televisi.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal
mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
2. Kebudayaan Non Materi
Kebudayaan non materi terdiri dari kata-kata yang dipergunakan orang, hasil pemikiran adat
istiadat, keyakinan, dan kebiasaan yang diikuti anggota masyarakat. Norma-norma dan adat
istiadat.
Contoh : berbagai norma yang mengatur prilaku manusia (norma agama,norma hukum,
norma kesopanan, dan norma kesusilaan).
Wujud Kebudayaan
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma-norma, dan
peraturan.
Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan,sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau
difoto. Isi atau substansinya yaitu pengetahuan, nilai-nilai, etos, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi dsb. Lokasinya ada didalam alam fikiran warga masyarakat dimana
kebudayaan tersebut hidup. Gagasan bukan berada lepas satu dari yang lain, melainkan
selalu berkaitan menjadi system. Ahli antropologi dan sosiologi menyebut dengan system
budaya (Cultural System) dalam bahasa Indonesia disebut adat, atau adat istiadat.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat
Wujud kedua dari kebudayaan disebut sebagai system sosial (Social System). Wujudnya
adalah berbagai tindakan berpola dari manusia, yaitu aktivitas manusia yang saling
berhubungan, berinteraksi serta bergaul dengan lainnya dari waktu ke waktu yang mengikuti
pola tertentu yang berdasarkan tata kelakuan atau adat istiadat bersifat konkret dapat
diobservasi, difoto, dan didokumentasikan.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia
Wujud ke tigadari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, berupa keseluruhan hasil fisik dari
aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkret,
karena berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat ataupun difoto,contoh:
pabrik baja,menara, kain batik, kancing baju dll.
Komponen-Komponen Kebudayaan
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
pakaian, gedung pencakar langit, dan mesinbudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-
temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan,
senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi,
pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
3. Lembaga sosial
Lembaga sosial, dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan,
dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara
akan menjadi dasar, dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di
Indonesia pada kota, dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi
apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut
terbalik, wajar seorang wanita memilik karier.
4. Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan, dan membangun system kepercayaan atau
keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup, dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara
bagaimana berkomunikasi.
5. Estetika
Berhubungan dengan seni, dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama, dan tari-
tarian, yang berlaku, dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap
masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala
peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan, dan efektif. Misalkan di
beberapa wilayah, dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus
meletakan janur kuning, dan buah-buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda.
Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya
menggunakan cara tersebut.
6. Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian,
dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa
merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik, dan
komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan, dan
kekomplekan bahasa ini harus dipelajari, dan dipahami agar komunikasi lebih baik, dan
efektif dengan memperoleh nilai empati, dan simpati dari orang lain.
Deskripsi
Umum a. Peserta didik membaca referensi tentang perubahan budaya dan unsur-
Pembelajaran unsur budaya
b. Peserta didik berkelompok sebanyak 7 kelompok, setiap kelompok
membahas tentang satu unsur budaya
c. Peserta didik saling bertukar informasi dengan kelompok lain untuk
menginformasikan tentang materi yang telah dipelajarinya.
d. Peserta didik mengisi format tabel pada kertas manila tentang unsur-unsur
budaya
e. Peserta didik menyampaikan laporan di depan kelas.
f. Guru memberikan penguatan.
2. Tujuan Pembelajaran
Fase : Fase D
Elemen : Bhinneka Tunggal Ika
Tujuan : 7.8
Pembelajaran Peserta didik mengidentifikasi, menyusun daftar hasil identifikasi, dan
bersikap positif terhadap perubahan budaya berdasarkan unsur-unsur
budaya baik pada skala lokal, regional, dan nsional.
Indikator a. Menjelaskan pengertian perubahan budaya
Capaian Tujuan b. Menjelaskan proses terjadinya perubahan budaya
Pembelajaran c. Menjelaskan unsur-unsur budaya
d. Menyajikan laporan tentang perubahan budaya dan unsur-unsur dalam
kebudayaan
Konsep Utama Perubahan budaya
Pertanyaan Inti Bagaimana perubahan budaya ditinjau dari unsur-unsur budaya?
Keterampilan yang Keterampilan untuk menjelaskan
perlu dimiliki Keterampilan untuk menyajikan
3. Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan
Bergotong royong
4. Sarana dan Prasarana
a. Ruang kelas dengan pengaturan tempat duduk berkelompok
b. Papan tulis
5. Target Peserta didik
Peserta didik reguler/tipikal
7. Ketersediaan materi
a. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi : YA/TIDAK
b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit
memahami konsep : YA/TIDAK
8. Moda pembelajaran
a. Tatap muka
b. PJJ Daring
c. PJJ Luring
d. Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)
9. Asesmen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
a. Asessmen individu
b. Asesmen kelompok
c. Keduanya
Jenis asesmen:
a. Performa
b. Tertulis : Berbentuk tes esai
Perubahan Budaya
Budaya atau kebudayaan sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya berasal
dari bahasa Sanskerta ialah buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi ( budi atau
akal). yang dapat diartikan yakni sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa asing ( Inggris ) kebudayaan juga disebut culture yang berasal dari kata latin
colere yaitu mengolah atau mengerjakan. Dapat juga diartikan sebagai mengolah tanah atau
bertani.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya ini terbentuk dari banyak
unsur yang rumit termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, bahasa, dan juga karya seni. Budaya adalah suatu pola menyeluruh, yang bersifat
kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Budaya sebagai pola perilaku yang melekat dalam kehidupan manusia, tentu mengalami
perubahan sebagaimana perubahan yang terjadi pada manusia. Perubahan budaya mengacu
pada sebuah perubahan dalam proses tata sosial masyarakat. Beberapa perubahan budaya
termasuk juga perubahan dalam lingkungan, lembaga, perilaku dan juga hubungan sosial. Selain
itu, perubahan budaya juga bisa mengacu pada gagasan untuk sebuah kemajuan sosial dan juga
evolusi sosial dan budaya.
Perubahan budaya sendiri biasanya dapat berlangsung dengan sangat cepat ataupun
lambat dan umumnya sangat tidak bisa disadari oleh masyarakat dalam sebuah negara. Karena
hanya beberapa orang yang mengetahuinya ketika orang tersebut mulai membandingkan
kehidupan sosial di masa lalu dan masa saat ini. Perubahan budaya dalam kehidupan
masyarakat biasanya dapat terjadi masyarakat itu sendiri menginginkan sebuah perubahan.
Proses perubahan budaya terdiri dari beberapa bentuk:
a. Perubahan evolusi dan revolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan - perubahan yang terjadi dalam proses yang lambat
dan dalam waktu yang cukup lama tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang
bersangkutan. Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan dari usaha masyarakat
untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan - kebutuhan hidup terhadap perkembangan
masyarakat pada waktu tertentu, misalnya, adanya modernisasi mengakibatkan
perubahan pada sistem transportasi, dan sistem perbankan.
Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada
kehendak atau direncanakan sebelumnya. Perubahan ini terjadi bisa karena sudah
direncanakan sebelumnya atau tidak sama sekali. Revolusi biasanya diawali oleh
ketegangan- ketegangan atau konflik dalam masyarakat. Misalnya, peristiwa terjadinya
revolusi industri di inggris, dimana terjadi pada tahap produksi yang awalnya tanpa
mesin, kemudian berubah menjadi tahap produksi menggunakan mesin.
b. Perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki/direncanakan adalah perubahan yang terjadi karena adanya
perkiraan atau perencanaan oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan tersebut
(agen of change).
Perubahan yang tidak dikehendaki/direncanakan ialah perubahan yang berlangsung di
luar kehendak dan pengawasan masyarakat. Perubahan ini biasanya menimbulkan
pertentangan yang merugikan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Misalnya,
kecenderung-an untuk mempersingkat prosesi adat pernikahan yang memerlukan biaya
besar dan waktu lama, meskipun perubahan ini tidak dikehendaki masyarakat tetapi
tidak sanggup untuk menghindarinya.
c. Perubahan kecil dan besar.
Perubahan kecil diartikan perubahan yang terjadi pada unsur budaya yang tidak
membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya, perubahan
model pakaian, rambut, sepatu, dan lain-lain yang tidak berpengaruh signifikan terhadap
masyarakat keseluruhan sebab tidak menimbulkan perubahan pada lembaga
kemasyarakatan.
Perubahan besar adalah sebuah perubahan yang terjadi pada unsur budaya yang memberi
pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya, penggunaan telepon pintar,
yang mengubah pola perilaku masyarakat secara masif.
Sumber: Baharuddin. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Budaya,
https://jurnaliainpontianak.or.id, diunduh pada 22 April 2021 jam 14.25 WIB.
Untuk lebih mendalami kondisi budaya pada masyarakat Indonesia dapat
mengidentifikasinya melalui unsur-unsur kebudayaan secara universal yang dapat ditemukan di
seluruh dunia, baik pada kelompok masyarakat tradisional sampai dengan masyarakat modern,
atau pada masyarakat yang hidup pada zaman praaksara sampai dengan sekarang. Unsur-unsur
ini merupakan bagian dari sistem sosial budaya, yang terdiri atas hal-hal sebagai berikut:
a. Sistem agama, kepercayaan atau religi, dan upacara keagamaan
Agama merupakan seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan
mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya berdasarkan kitab suci. Secara khusus,
agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang
diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasikan dan memberi
tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para
penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak
tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk hidup, agar selamat di dunia dan di
akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang
ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan. Agama juga menjadi pendorong
serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap
berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaranajaran agamanya.
Keyakinan terhadap agama masing-masing harus tetap kuat dan diwujudkan dalam
bentuk menjalankan ibadah. Baik ibadah dalam batas-batas menjalankan ritual keagamaan
yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, maupun ibadah yang meliputi
segala perbuatan baik yang dilakukan semata-mata untuk memperoleh keridaan Tuhan Yang
Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pelaksanaan ibadah dalam kehidupan bermasyarakat sudah menjadi kebiasaan atau
budaya, terutama dalam rangka memperingati hari-hari besar agama. Begitu juga peristiwa-
peristiwa sakral yang tata caranya berlandaskan ajaran agama atau upacara keagamaan,
seperti peristiwa kematian, kelahiran anak, pernikahan, khitanan, dan lain-lain. Berbagai
aktivitas masyarakat dalam menyelenggarakan upacara keagamaan tersebut memerlukan
adanya sikap tolong menolong, kerja sama, dan toleransi antarumat beragama, baik yang
seagama maupun yang berbeda agama. Hal ini dapat menghindari terjadinya konflik, namun
dan akan memperkuat sistem sosial budaya dalam masyarakat.
b. Sistem masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
Masyarakat (society) diartikan sebagai sekelompok orang yang membentuk sebuah
sistem semi tertutup, di mana sebagian besar interaksinya adalah antara individu-individu
yang berada dalam kelompok tersebut. Secara umum, masyarakat merupakan sekumpulan
individu yang hidup bersama dalam suatu tempat atau wilayah. Menurut Undang-Undang
No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, yang dimaksud dengan organisasi
kemasyarakatan adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara
sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan
tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Organisasi-organisasi kemasyarakatan saat
ini telah tumbuh dan berkembang seiring dengan era Reformasi, yang memberikan
kebebasan seluas-luasnya kepada warga negara Indonesia untuk berserikat dan berkumpul.
Apalagi dijamin dan dilindungi oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
Pasal 28 dan Pasal 28E ayat (3) maka dalam pelaksanaannya, setiap ormas harus
berlandaskan pada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebagai elemen masyarakat, Ormas memiliki peranan yang sangat penting dalam
mencapai cita-cita dan tujuan bangsa dengan berbagai karakteristik visi dan misinya masing-
masing. Ormas turut serta membangun negara melalui pemberdayaan masyarakat. Makin
banyak organisasi masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat, juga makin
membantu pemerintah dalam menyukseskan pembangunan nasional. Setiap ormas dengan
berpegang teguh pada semangat Bhinneka Tunggal Ika, maka harus menempatkan persatuan
dan kesatuan di atas kepentingan kelompok atau organisasinya. Sehingga perselisihan atau
bentrokan antarormas pun dapat dihindari.
c. Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat merupakan kunci berkembangnya
suatu peradaban. Semakin mudah manusia menguasai alam dan semakin canggih manusia
memanfaatkan alam, sehingga semakin tinggi peradaban manusia. Sistem pengetahuan
umumnya diperoleh melalui beberapa cara, yaitu formal, informal, dan nonformal. Secara
formal, yaitu pengetahuan manusia diperoleh melalui lembaga-lembaga formal, legal,
terstruktur, dan terorganisir melalui institusi (misalnya: sekolah, akademi, dan
universitas).Secara informal, pengetahuan yang diperoleh melalui lingkup semi formal,
misalnya lembaga-lembaga kursus. Dan nonformal, pengetahuan diperoleh secara otodidak
melalui proses pengalaman diri sendiri tanpa menggantungkan pada orang lain.
Salah satu permasalahan yang muncul saat ini adalah terjadinya berbagai
kecurangan dalam memperolehan ilmu pengetahuan. Misalnya, menyontek dalam ujian, jual
beli kunci jawaban, jual beli ijazah tanpa mengikuti pendidikan, menyalahgunakan ilmu
pengetahuannya untuk kepentingan dirinya sendiri atau kelompoknya.
d. Bahasa
Bahasa merupakan alat penyampai pesan, baik lisan, tulisan, maupun lambang-
lambang tertentu. Bahasa merupakan suatu sistem bunyi dan jika digabungkan melalui aturan
tertentu dapat menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara
dalam bahasa itu. Hakikat bahasa tidak lepas dari individu, kelompok individu, dan
masyarakat yang memilikinya. Demikian pula secara sosial dapat dikatakan bahwa bahasa
itu terus-menerus memahami fungsi sosialnya di segala bidang. Bahasa sebagai wadah dari
perilaku dan aktivitas masyarakat, di samping fungsinya sebagai alat komunikasi, yakni
bidang sosial, ekonomi, politik, kedokteran, perdagangan, teknologi, sains, komunikasi,
transportasi, dan sebagainya. Bahasa dipergunakan sebagai media komunikasi untuk
menyampaikan segala perlambang kebudayaan antaranggota masyarakat. Bahasa dan
budaya, memiliki keterkaitan yang saling memengaruhi, serta boleh dikatakan bahwa
masing-masing entitas yang satu tidak bisa berdiri sendiri tanpa peranan yang lain. Untuk
belajar suatu budaya sekelompok masyarakat, seseorang harus menguasai bahasa
sekelompok masyarakat tersebut.
Permasalahan yang muncul dalam penggunaan bahasa pada masyarakat Indonesia,
berkaitan dengan keadaan kebahasaan di Indonesia yang sangat kompleks. Hal tersebut
terjadi karena terdapat sejumlah besar bahasa di wilayah Indonesia. Dalam kehidupan sosial
serta aktivitas sehari-hari anggota masyarakatnya, di samping bahasa Indonesia dipakai juga
bahasa-bahasa daerah yang jumlahnya mencapai kurang lebih 760-an, beserta variasi-
variasinya, serta bahasa asing tertentu sesuai dengan fungsi, situasi, serta konteks berbahasa.
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara/bahasa resmi,
bahasa-bahasa daerah berfungsi sebagai bahasa komunikasi di daerah, dan bahasa asing
berfungsi sebagai bahasa komunikasi internasional umum.
Bahasa dalam masyarakat mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan
perkembangan peradaban manusia, sesuai dengan pemahaman kelompok masyarakat
pengguna bahasa. Arus globalisasi sudah menjadi fenomena dalam masyarakat yang tidak
bisa terbendung lagi, karena globalisasi, juga mengubah sikap penggunaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional, terutama di kota-kota besar. Hal ini dipengaruhi pula oleh
perkembangan media komunikasi dan bermunculannya bahasa gaul dalam masyarakat
sehingga penggunaan bahasa pun kadang-kadang tidak sesuai dengan tata bahasa yang baik
dan benar.
Demikian pula halnya terhadap bahasa daerah, bahasa daerah kita cenderung telah
tergusur karena penggunaan bahasa daerah dianggap kampungan. Penggusuran terhadap
bahasa daerah akan berakibat terhadap tergusurnya kebudayaan daerah. Hilangnya bahasa
daerah berarti hilangnya kebudayaan daerah. Hal itu akan menimbulkan
kekosongan/kehampaan kebudayaan. Penggantian budaya yang sudah mapan dan berakar
oleh budaya lain yang baru dan asing bisa menjadi fatal. Hal ini akan menjadi krisis identitas
yang amat serius. Dengan demikian, masyarakat itu akan kehilangan jati dirinya, bahasa
daerah menjadi asing di daerah sendiri karena tidak dipergunakan dalam bahasa sehari-hari.
Di samping itu, penggunaan bahasa dalam pergaulan saat ini, sering kali
menggunakan bahasa prokem atau bahasa gaul, bahkan bahasa yang menyimpang yang tidak
pantas digunakan, bahasa yang kasar, nama-nama binatang diucapkan pada orang lain. Tentu
saja sebagai manusia yang beradab, kita harus menggunakan bahasa dengan baik dan sopan,
karena ucapan kita itu mencerminkan kepribadian kita. Ingatlah pepatah mengatakan
“mulutmu harimaumu”. Jadi, jika kata-kata kita salah dalam berucap, maka akan
mencelakakan kita sendiri.
e. Sistem mata pencaharian
Sistem mata pencaharian merupakan cara yang dilakukan oleh sekelompok orang
sebagai kegiatan sehari-hari dalam pemenuhan kehidupan dan menjadi pokok penghidupan
baginya. Sistem mata pencaharian disebut juga sistem ekonomi, yang terbagi atas beberapa
bentuk, yaitu:
berburu dan meramu;
menangkap ikan;
bercocok tanam di ladang;
bercocok tanam menetap;
peternakan;
perdagangan;
bidang jasa.
Permasalahan yang muncul dalam sistem mata pencaharian saat ini, diantaranya
masih banyak masyarakat yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang
menyimpang dari aturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya, dengan
melakukan pencurian, perdagangan barang-barang terlarang, dan lain-lain.
f. Sistem teknologi peralatan
Peralatan dan perlengkapan hidup merupakan sarana penunjang hidup manusia agar
hidup lebih mudah. Sistem peralatan hidup manusia merupakan unsur kebudayaan yang
paling cepat berubah. Hal ini sering disebut dengan teknologi yang perkembangannya
memengaruhi sistem sosial budaya lain. Kemajuan teknologi dapat memengaruhi unsur
religi, kesenian, bahasa, dan sebagainya. Kemajuan teknologi berasal dari pengembangan
unsur sistem pengetahuan masyarakat yang terdiri atas:
alat-alat produktif;
alat-alat distribusi, transportasi, dan
komunikasi;
wadah atau tempat-tempat untuk
menaruh barang kebutuhan;
makanan dan minuman;
pakaian dan perhiasan;
tempat berlindung dan perumahan;
senjata.
Salah satu masalah pokok dalam sistem teknologi dan peralatan ini adalah masih
banyaknya barang-barang peralatan dan teknologi yang harus diimpor dari luar negeri. Hal
tersebut merupakan tantangan bagi masyarakat Indonesia untuk berupaya dapat
memproduksi sendiri kebutuhan masyarakat Indonesia bahkan dapat mengekspor ke luar
negeri.
Perkembangan yang sangat mencolok dalam bidang teknologi saat ini adalah
teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini, tidak ada lagi batas waktu dan
negara saat ini. Peristiwa apa pun di satu negara, dapat langsung diketahui di negara llain
melalui televisi, internet, atau sarana lainnya dalam bidang informatika.
Sejak tahun 2004 sampai saat ini, perkembangan sistem teknologi sangat
berkembang pesat. Dengan berkembangnya sistem teknologi informasi ini, masyarakat
dihadapkan pada sesuatu yang amat besar. Arus informasi dapat langsung diakses oleh
masyarakat luas dari tempat mana pun selama 24 jam nonstop. Hal tersebut sejalan dengan
perkembangan piranti yang mendukung pengaksesan informasi tersebut. Hal itu, diawali
dengan perkembangan komputer, munculnya berbagai macam smartphone, sampai
munculnya komputer tablet. Hal ini memengaruhi gaya hidup dan beberapa aspek budaya di
Indonesia. Maraknya penggunaan media sosial di internet seperti instagram, facebook,
twitter, dan lain sebagainya, membuat masyarakat Indonesia dimudahkan dalam
berkomunikasi dengan
kerabat dan temanteman. Jika budaya ini tidak disikapi dengan bijak, maka budaya
silaturahmi dan saling bertemu orang Indonesia secara tatap muka langsung akan sedikit
tergeser, dikarenakan layanan media sosial sudah semakin memadai kebutuhan
berkomunikasi dengan sesama.
Perkembangan teknologi selama tahun 2004 sampai saat ini, membawa dampak
yang positif dan juga negatif jika tidak ditanggapi secara bijak. Jika pengguna teknologi di
Indonesia tidak mempunyai kesadaran yang cukup kuat, bisa saja hal ini akan mengubah dan
bahkan menggantikan budayabudaya yang saat ini sudah ada di Indonesia.
g. Kesenian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni adalah kemampuan akal untuk menciptakan
sesuatu yang bernilai tinggi. Menurut Willian A Haviland, seni merupakan keseluruhan
sistem yang melibatkan proses penggunaan imajinasi manusia secara kreatif dalam
sebuahkelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu. Seni merupakan ekspresi jiwa,
ide, emosi, dan perasaan manusia. Seni terwujud melalui keterampilan atau daya kreativitas
manusia dalam bentuk karyakarya yang bersifat indah dan simbolis. Seni dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
Seni rupa: seni lukis, seni patung, seni ukir.
Seni sastra: puisi dan prosa.
Seni pertunjukkan: seni tari, seni drama/teater, seni musik.
Setiap daerah di Indonesia memiliki kebiasaan dan adat istiadat sendiri yang
diaplikasikan dalam bentuk kesenian dengan tujuan untuk mengeksistensikan diri dan
daerahnya. Menurut Haviland, fungsi seni secara umum adalah:
sebagai hiburan bagi masyarakat;
untuk menentukan norma perilaku yang teratur;
menambah solidaritas masyarakat;
sebagai simbol komunikasi budaya dengan masyarakat lainnya.
Permasalahan yang muncul dalam unsur kesenian ini, di antaranya adanya
sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan seni, namun dalam mengekspresikan
seninya tidak mengindahkan norma-norma dalam masyarakat. Walaupun sebagai ekspresi
jiwa, emosi, dan ide seseorang atau sekelompok orang, namun tetap harus sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat, sehingga tidak memunculkan masalah baru yang
dapat mengganggu ketertiban umum.
Sumber: Sumartini, Ai Tin dan Putra, Asep Sutisna, dkk. 2018. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaaraan, SMP Kelas IX, Balitbang Kemdikbud, Jakarta.
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai sikap minimal Baik (3)
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing)
2. Penilaian Pengetahuan
Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Jumlah perolehan skor
Nilai = x Nilai ideal (misalnya 100)
Jumlah skor maksimum
3. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan
No. Nama Rata-Rata
Penguasaan Kemampuan Tata Bahasa
Nilai
Materi Argmumentasi
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai keterampilan minimal Baik (3)
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-
masing)
KUNCI JAWABAN
(Rumusan Dasar Negara)
1. Perubahan budaya dimkanai sebagai sebuah proses perubahan dalam tata sosial
masyarakat, yang menyangkut perubahan dalam lingkungan, lembaga, perilaku dan juga
hubungan sosial. Selain itu, perubahan budaya juga bisa mengacu pada gagasan untuk
sebuah kemajuan sosial dan juga evolusi sosial dan budaya.
Bentuk-Bentuk Kebudayaan
1. Kebudayaan Materi
Kebudayaan materi terdiri atas benda-benda hasil karya dari suatu kebudayaan yang meliputi
segala sesuatu yang diciptakan dan digunakan oleh manusia dan mempunyai bentuk yang
dapat dilihat dan diraba yang memiliki nilai lisan.
Contoh : Rumah, pakaian, mobil, kapal, gedung, dan pesawat televisi.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal
mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
2. Kebudayaan Non Materi
Kebudayaan non materi terdiri dari kata-kata yang dipergunakan orang, hasil pemikiran adat
istiadat, keyakinan, dan kebiasaan yang diikuti anggota masyarakat. Norma-norma dan adat
istiadat.
Contoh : berbagai norma yang mengatur prilaku manusia (norma agama,norma hukum,
norma kesopanan, dan norma kesusilaan).
Wujud Kebudayaan
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma-norma, dan
peraturan.
Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan,sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau
difoto. Isi atau substansinya yaitu pengetahuan, nilai-nilai, etos, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi dsb. Lokasinya ada didalam alam fikiran warga masyarakat dimana
kebudayaan tersebut hidup. Gagasan bukan berada lepas satu dari yang lain, melainkan
selalu berkaitan menjadi system. Ahli antropologi dan sosiologi menyebut dengan system
budaya (Cultural System) dalam bahasa Indonesia disebut adat, atau adat istiadat.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat
Wujud kedua dari kebudayaan disebut sebagai system sosial (Social System). Wujudnya
adalah berbagai tindakan berpola dari manusia, yaitu aktivitas manusia yang saling
berhubungan, berinteraksi serta bergaul dengan lainnya dari waktu ke waktu yang mengikuti
pola tertentu yang berdasarkan tata kelakuan atau adat istiadat bersifat konkret dapat
diobservasi, difoto, dan didokumentasikan.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia
Wujud ke tigadari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, berupa keseluruhan hasil fisik dari
aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkret,
karena berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat ataupun difoto,contoh:
pabrik baja,menara, kain batik, kancing baju dll.
Komponen-Komponen Kebudayaan
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
pakaian, gedung pencakar langit, dan mesinbudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-
temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan,
senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi,
pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
3. Lembaga sosial
Lembaga sosial, dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan,
dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara
akan menjadi dasar, dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di
Indonesia pada kota, dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi
apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut
terbalik, wajar seorang wanita memilik karier.
4. Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan, dan membangun system kepercayaan atau
keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup, dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara
bagaimana berkomunikasi.
5. Estetika
Berhubungan dengan seni, dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama, dan tari-
tarian, yang berlaku, dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap
masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala
peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan, dan efektif. Misalkan di
beberapa wilayah, dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus
meletakan janur kuning, dan buah-buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda.
Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya
menggunakan cara tersebut.
6. Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian,
dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa
merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik, dan
komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan, dan
kekomplekan bahasa ini harus dipelajari, dan dipahami agar komunikasi lebih baik, dan
efektif dengan memperoleh nilai empati, dan simpati dari orang lain.
Sumber:
Dosen Pendidikan 2. (2021). Kebudayaan, https://www.dosenpendidikan.co.id/kebudayaan-
adalah/, diunduh pada 22 April 2021 ja 20.30 WIB.
Print Lembar Peristiwa terkini yang relevan per kelompok (oleh juga ditulis
dibuku tulis/kertas folio bergaris)