Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

Luka kaki diabetik

ETN CENTER INDONESIA

DI SUSUN OLEH:
PUTRI AYU LESTARI
(2202025)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2024-2025
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Mari
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya Kepada Kita Semua, Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan Laporan
Pendahuluan “Gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman akibat patologi system
integument dan system imun : Diabetes melitus Di ETN CENTER INDONESIA.
Laporan pendahuluan ini telah disusun dengan maksimal. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada pembimbing yang telah membantu dalam
pembuatan laporan pendahuluan ini.
Laporan pendahuluan ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan satu persyaratan
kelulusan mata kuliah KEPERAWATAN DASAR II yang di program studi D3 Keperawatan
STIKES Panakkukang.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.

MAKASSAR, 2024

PUTRI AYU LESTARI


BAB 1
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN
Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani dengan seksama.
Prevalensi DM meningkat setiap tahun, terutama di kelompok risiko tinggi. DM yang tidak
terkendali dapat menyebabkan komplikasi metabolik ataupun komplikasi vaskular jangka
panjang, yaitu mikroangiopati dan makroangiopati. Penderita DM juga rentan terhadap
infeksi kaki luka yang kemudian dapat berkembang menjadi gangren, sehingga
meningkatkan kasus amputasi.1-3 Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta
amputasi pada penyandang diabetes setiap tahun.2 Sekitar 68% penderita gangren diabetik
adalah laki-laki, dan 10% penderita gangren mengalami rekuren.3 Sebagian besar perawatan
di RS Cipto Mangunkusumo menyangkut gangren diabetes, angka kematian dan angka
amputasi masing-masing sebesar 16% dan 25% (2003).3,4 Sebanyak 14,3% akan meninggal
dalam setahun pasca amputasi dan 37% akan meninggal tiga tahun pasca-operasi.

B. ETIOLOGI
Proses terjadinya kaki diabetik diawali oleh angiopati, neuropati, dan infeksi.
Neuropati menyebabkan gangguan sensorik yang menghilangkan atau menurunkan sensasi
nyeri kaki, sehingga ulkus dapat terjadi tanpa terasa. Gangguan motorik menyebabkan atrofi
otot tungkai sehingga mengubah titik tumpu yang menyebabkan ulserasi kaki. Angiopati
akan mengganggu aliran darah ke kaki; penderita dapat merasa nyeri tungkai sesudah
berjalan dalam jarak tertentu. Infeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya
aliran darah atau neuropati.Ulkus diabetik bisa menjadi gangren kaki diabetik
PATHWAY
C. MENIFESTASI KLINIS
Identifikasi faktor risiko penting, biasanya diabetes lebih dari 10 tahun, laki-laki, kontrol gula
darah buruk, ada komplikasi kardiovaskular, retina, dan ginjal. Hal-hal yang meningkatkan
risiko antara lain neuropati perifer dengan hilangnya sensasi protektif, perubahan
biomekanik, peningkatan tekanan pada kaki, penyakit vaskular perifer (penurunan pulsasi
arteri dorsalis pedis), riwayat ulkus atau amputasi serta kelainan kuku berat.2 Luka timbul
spontan atau karena trauma, misalnya kemasukan pasir, tertusuk duri, lecet akibat sepatu
atau sandal sempit dan bahan yang keras. Luka terbuka menimbulkan bau dari gas gangren,
dapat mengakibatkan infeksi tulang (osteomielitis).

D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang di lakukan untuk diagnosis DM tipe II dapat
meliputi pemeriksaan gula darah sewaktu/acak (GDS), gula darah puasa (GDP),
toleransi glukosa dengan pemeriksaan oral glucose tolerance test (OGTT), dan
hemoglobin terglikasi (HbA1c).

E. TERAPI
NO HARI/TGL NAMA OBAT DOSIS CARA MANFAAT
PEMBERIAN
1 08/01/2024 INSULIN 2X1 SUNTIK Mengontrol
kadar gula
darah
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
HARI/TANGGAL :senin/ 08 januari 2024
JAM : 09:35/ 11:30
RUANG :
PERAWAT :

1. IDENTITAS
PASIEN
a. Nama :ny. Hj. S
b. Jenis Kelamin :Perempuan
c. Umur :57 Tahun
d. Agama :Islam
e. Status Perkawinan :Kawin
f. Pekerjaan :IRT
g. Pendidikan terakhir :Sekolah dasar (SD)
h. Alamat :Jln.Kemajuan No 1 Mandai
i. No.CM :-
j. Diagnostik Medis :Diabetes melitus

PENANGGUNG JAWAB
a. Nama :Andi Wati
b. Umur :30 tahun
c. Pendidikan :S1
d. Pekerjaan :IRT
e. Alamat :Jln.Kemajuan No 1 Mandai

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
Keluhan utama
Luka dialami pasien kurang lebih 4 bulan yang lalu. Luka disebabkan akibat bisul pada
area punggung kaki. Luka lama kelamaan menjadi membesar dan infeksi

Riwayat Penyakit Sekarang


1) Penyakit diabetes melitus telah dialami pasien kurang lebih 5 tahun
2) Pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya akibat luka
3) Pasien sudah perawatan kurang lebih 3 bulan di ETN CENTER
4) TERAPI

NO NAMA OBAT CARA PEMBERIAN MANFAAT


1 MERFORMIN ORAL (2X1) Mengontrol kadar
gula darah pada
penderita diabetes
tipe II
2 INSULIN SUBKUTAN 1 KALI Untuk memenuhi
DALAM 5 HARI kebutuhan insulin
pada penderita
diabetes

Riwayat Penyakit Masa Lalu


1) Tidak ada Penyakit masa anak – anak dan tidak memiliki elergi
2) pernah mengalami bisul di bokong dan terjadi luka , pengobatan berlangsung selama
2 bulan di tahun 2020

b. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Pasien tinggal bersama suami dan cucunya
2. Penyakit serupa di alami juga oleh adik dan kakak pasien

3. PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN UMUM
1) Kesadaran: compos mentis GCS normal E4V5M6
2) Kondisi pasien nampak baik, mampu berkomunikasi dengan
orang sekitarnya
3) Tanda-tanda vital:- TD:140/70 , N:90 x/menit ,P:20x/menit,
GDS: 173mg/dl
4) Postur fisik: bungkuk ,TB:150 , BB:49
5) Keadaan kulit Nampak keriput
B. FORMAT PENKAJIAN LUKA
NO PENGKAJIAN LUKA HASIL
1 Mengukur luas luka, panjang x lebar x Panjang: 15 cm
kedalaman Lebar: 7,5 cm
Kedalaman : 3 cm
2 Pemeriksaan adanya goa/ undermining Ada goa
3 Menilai presentase dasar luka N: 0 %
S:35 %
G:65 %
E: 0 %
4 Menilai tepi luka Tepi luka belum menyatu
dengan dasar luka
5 Menilai adanya bau tidak sedap/odour Tercium bau saat balutan
dibuka
6 Infeksi dan palpasi kulit sekitar luka, catat Kulit sekitar luka tampak
ada perubahan kemerahan
7 Suhu, warna kulit, atau kondisi abnormal Kondisi kulit Nampak pucat
8 Infeksi stadium luka (grade 1,2,3, atau 4) Stage 4
9 Catat adanya tanda-tanda infeksi (rubor, Terdapat tanda infeksi
kalor, dolor, fungsiolaesa)
10 Nyeri pada luka Nyeri ringan dari skala 1-10
pasien mengatakan 2,
intensitas nyeri tidak sampai
1 menit, frekuensinya tidak
tentu biasa sejam sekali
tergantung aktivitas
11 Jenis dan jumlah eksudat Banyak, Jenis eksudat
serosargineus
C. PENGUMPULAN DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
-Pasien mengatakan ada luka pada -Nampak luka pada bagian punggung
punggung dan telapak kaki dan telapak kaki
-Pasien mengatakan nyeri pada -Kulit sekitar luka Nampak
bagian punggung kaki kemerahan
-Terdapat goa pada luka
-Kondisi kulit tampak pucat
-Tepi luka belum menyatu dengaqn
dasar luka
-Tercium bau saat balutan di buka
Stadium luka mencapai stage 4
Terdapat tanda infeksi
-Nampak persentase luka S:35% ,
G:65%
-Pasien tampak meringis

D. ANALISA DATA
DATA/ ETIOLOGI/PENYEBAB PROBLEM
SYMPTOM
DS:pasien Neuropati perifer GANGGUAN
mengatakan ada INTEGRITAS
luka pada punggung KULIT/JARINGAN
dan telapak kaki

DO:
- Nampak luka pada
telapak kaki
-Nampak
kemerahan pada
luka

E. Diagnosa keperawatan berdasarkan gangguan kebutuhan


1. Gangguan integritas kulit b.d neuropati perifer d.d pendarahan,
kemerahan
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
NAMA PASIEN: NY .HJ. S
UMUR: 43 TAHUN
NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 DIAGNOSA 1 Setelah dilakukan tindakan perawatan luka
keperawatan 1x24 jam diharapkan observasi
integritas kulit dan jaringan - Monitor karakteristik luka (mis.drainase,warna,
meningkat dengan kriteria hasil: ukuran,bau)
1. Pendarahan menurun - Monitor tanda-tanda inveksi
2. Kemerahan mernurun Terapeutik
3. Kerusakan jaringan - Lepaskan balutan dan pleteter secara perlahan
menurun - Bersihkan dengan cairan NaCL atau bersihkan
nontoksik, sesuai kebutuhan
- Bersihkan jaringan nekrotik
- Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi ,jika perlu
- Pasang balutan sesuai jenis luka
- Pertahankan teknik steril saat perawatan luka
- Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan prosedur perawatan lukasecara mandiri
IMPLEMENTASI

N HARI JAM IMPLEMENTASI


O
1 SENIN/08/01/24 09:30 - Monitor karakteristik luka
(drainase,warna, ukuran, bau)
Hasil:
Terdapat eksudat (darah, cairan, pus)
luka terdapat slough 35%, granulasi
65%, Tercium bau saat balutan di
buka, Terdapat eksudat yang banyak,
dengan jenis serosarsineus
- Monitor tanda-tanda infeksi
Hasil:
Terdapat tanda infeksi pada luka,
salah satunya terjadi fungsiolaesa
- Lepaskan balutan dan plester secara
perlahan bersihkan dengan cairan
NaCL atau pembersih nontoksik,
sesusai kebutuhan
Hasil:
Luka pasien dicuci menggunakan air
mineral dan rebusan daun sirih serta
sabun khusus pencucian luka
- Bersihkan jaringan nikrotik
Hasil:
Dilakukan pengangkatan jaringan
mati/slough pada luka pasien
Luka pasien diberikan anti microbial
dan topical terapi
EVALUASI

DIAGNOSA
HARI/TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN
S: Pasien mengatakan nyaman
setelah lukanya dirawat, Luka
Nampak bersih dan pasien
nampak nyaman
O: Baunya berkurang setelah
dilakukan perawatan luka
A: masalah teratasi sebagian (
masalah luka pasien belum
sembuh)
P: Lanjutkan intervensi
Perawatan luka
- Monitor karakteristik
luka
(mis.drainase,warna,
ukuran,bau)
- Monitor tanda-tanda
infeksi
- Lepaskan balutan dan
SENIN/08/01/2024 Diagnosa 1 pleteter secara perlahan
- Bersihkan dengan
cairan NaCL atau
bersihkan nontoksik,
sesuai kebutuhan
- Bersihkan jaringan
nekrotik
- berikan salep yang
sesuai ke kulit/lesi ,jika
perlu
- pasang balutan sesuai
jenis luka
- pertahankan teknik
steril saat perawatan
luka
- ganti balutan sesuai
jumlah eksudat dan
drainase
Kesimpulan

Ulkus diabetes merupakan salah satu komplikasi penyakit diabetes yang sering.
Ulkus diabetes menjadi masalah di bidang sosial dan ekonomi yang
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Neuropati perifer, penyakit
vaskular perifer, deformitas struktur kaki menjadi faktor utama penyebab ulkus
diabetes. Perawatan ulkus diabetes pada dasarnya terdiri dari 3 komponen
utama, yaitu debridement, pengurangan beban tekanan pada kaki, dan
penanganan infeksi. Balutan yang efektif dan tepat membantu penanganan
optimal. Keadaan sekitar luka harus dijaga kebersihan dan kelembapannya.
Diagnosis dini dan penanganan tepat merupakan hal yang penting untuk
mencegah amputasi dan menjaga kualitas hidup penderita
DAFTAR PUSTAKA

Waspadji S. Kaki diabetes. In: Sudoyo, Setiyohadi, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5th ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2011 .p.1961. Tjokroprawiro A. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Surabaya:
Airlangga University Press; 2007. , Widyatmoko S, Sulistiyani, Ulum M. Hubungan perawatan kaki
pasien diabetes melitus tipe 2 dengan kejadian ulkus diabetik di RSUD Dr. Moewardi. Surakarta:
Penerbit Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2012 .. , The Journal of Diabetic Foot Complication
2012; 4(1): , Ismiarto YD. Aspek bedah penanganan luka diabetes. In: Kariadi SHKS, Arifin AYL,
Adhiarta IGN, Permana H, Soetedjo NNM, editors. Naskah lengkap forum diabetes nasional V.
Bandung; 2011
Mengetahui

Pembimbing institusi Pembimbing klinik

(……………………) (…………………..)
MENGETAHUI

Pembimbing institusi Pembimbing klinik

(……………………) (………………….)

Anda mungkin juga menyukai