Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adhy Kuntarto

NIM : 23142010086

REFLEKSI GIBBS (frameworks tahun 1988)

Gibss Reflective Cycle ada 6 tahapan:

1. Deskripsi (Pengalaman) : Pertanyaan meliputi 5W+1H Perawat merupakan salah satu profesi
yang memiliki risiko burnout yang tinggi. Kondisi ini akan berdampak pada kinerja dan mutu
pelayanan keperawatan. Upaya harus dilakukan untuk meminimalkan kelelahan bagi perawat.
Pekerjaan perawat mempunyai tuntutan kerja yang tinggi diantaranya rutinitas kerja, beban kerja
yang berlebihan, jadwal kerja yang padat, tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan
diri sendiri dan orang lain serta dituntut untuk dapat bekerja dalam tim. Kondisi ini
menyebabkan perawat sangat rentan mengalami stres dalam bekerja. Tingginya stres yang harus
dihadapi perawat meningkatkan kerentanan mereka terhadap burnout Pengelolaan lingkungan
kerja perawat merupakan salah satu hal yang sebaiknya dilakukan oleh manajer perawat.

2. Feelings (Perasaan tentang pengalaman tersebut) Saya merasa sedih dan khawatir didapatkan
bahwa rutinitas kerja, beban kerja yang berlebihan, jadwal kerja yang padat, tanggung jawab
terhadap keselamatan dan kesehatan diri sendiri dan orang lain serta dituntut untuk dapat bekerja
dalam tim. Kondisi ini menyebabkan perawat sangat rentan mengalami stres dalam bekerja.

3. Evaluation (Evaluasi baik dan buruk) Hal yang baik adalah Pengelolaan lingkungan kerja
memerlukan masukan dari pimpinan lingkungan. Kepemimpinan di unit perawatan mempunyai
peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik. Pimpinan dan staf perawat
mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan lingkungan kerja yang sehat dimana staf
perawat mempunyai kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara terbuka, positif dan
konsisten dengan kewenangan dan etika profesinya. Peran pemimpin atau manajer perawat
sangat berpengaruh dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung praktikkeperawatan
yang Caring. Perilaku peduli yang ditampilkan oleh pemimpin atau manajer perawat harus
mencakup perilaku merekrut staf yang bersedia dengan adanya manajer perawat, memajukan staf
melalui keinginan untuk membantu keberhasilan staf, mengembangkan kapasitas staf yang
mendukung potensi individu, membantu staf untuk mengembangkan dan membentuk Uji
karakteristik dan kesetaraan responden antara kelompok intervensi dan kontrol didasarkan pada
jenis kelamin, status pekerjaan, usia dan masa kerja. Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya
perilaku kepala unit perawatan dalam mengelola lingkungan kerja perawat yang baik di tempat
kerja.

4. Analisis (Memahami apa yang terjadi) Saya pikir alasan mengapa semuanya dapat berjalan
dengan baik karena Lingkungan kerja Caring keperawatan merupakan model kerja yang
diterapkan oleh kepala bangsal dengan menggunakan pendekatan delapan faktor kepedulian
untuk mengatur kendali perawat terhadap praktik, beban kerja, dan imbalannya. Model ini
berupa pendampingan dan penerapan langsung oleh kepala bangsal guna mengurangi kelelahan
emosional, depersonalisasi dan meningkatkan pencapaian kinerja perawat. Penelitian ini
membuktikan bahwa pengelolaan lingkungan kerja perawat berkontribusi terhadap penurunan
kelelahan emosional. Penelitian lain menemukan bahwa lingkungan kerja yang buruk berdampak
pada tingginya kelelahan emosional perawat. Gaya kepemimpinan kepala bangsal merupakan
faktor lingkungan yang melindungi perawat dari kelelahan emosional. Hanya gaya
kepemimpinan transformasional yang menunjukkan kecenderungan untuk memprediksi
kelelahan emosional perawat dengan korelasi negatif antara kepemimpinan transformasional dan
kelelahan emosional.

5. Conlusion (Kesimpulan) Terhadap kejadian diatas dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan


lingkungan kerja perawat yang baik memberikan pengaruh positif terhadap gejala burnout. Yaitu
penurunan kelelahan emosional, penurunan depersonalisasi dan peningkatan prestasi
dibandingkan sebelum perlakuan. Rekomendasi penelitian ini adalah Model Lingkungan Kerja
Peduli dapat diterapkan. digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan manajemen rumah sakit
dan organisasi profesi. Hal ini secara positif mengatasi beban kerja, kendali perawat dan
penghargaan atas penerapan di rumah sakit dalam upaya memenuhi standar akreditasi rumah
sakit terkait manajemen staf perawat. Penelitian ini dapat diterapkan dalam pengaturan
perawatan klinis
yang berbeda untuk meningkatkan ketahanan penerapan model ini dengan menambahkan
variabel tipe kepribadian individu dan kemampuan perawat dalam mengatasi stres.

6. Action Plan Saya akan membuat Kelompok intervensi berfungsi dalam Model Lingkungan
Kerja Peduli yang diterapkan oleh kepala unit. Kepala unit rawat inap dilatih menggunakan
modul Caring Work Environment Model seperti modul Careing Behavior Manajer Perawat (120
menit); modul manajemen beban kerja (120 menit); modul manajemen pengendalian perawat
(120 menit); dan modul manajemen hadiah (120 menit). Pendampingan pasca pelatihan
penerapan modul lingkungan kerja diberikan selama 12 hari. Setelah itu, manajer perawat
menerapkan model tersebut selama satu bulan.

Anda mungkin juga menyukai