Anda di halaman 1dari 19

CARA UMAT ISLAM MENGEMBALIKAN KEJAYAAN DI BIDANG ILMU

PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

Ilmu adalah isim masdar dari ‘alima yang artinya mengetahui, mengenal,
merasakan, dan menyakini. Ilmu adalah lawan kata dari bodoh/jahil. Secara istilah
ilmu adalah mengetahui sesuatu yang pasti dan sesuai hakikatnya. Kualitas
mengungkapkan sesuatu secara utuh. Mengenai pengertian syar’i, ilmu shohih
adalah ilmu yang sesuai dengan perbuatan baik berupa perbuatan hati, perkataan
dan perbuatan anggota tubuh sesuai petunjuk
Rasululloh Sallallahu ‘Alaihi Wasalami”. Ali bin Abi Thalib berkata, “Sesungguhnya
yang disebut orang ‘alim adalah orang yang beramal dengan ilmunya dan yang
ilmunya sesuai dengan ‘amalnya.”
Dari arti yang di katan Ali bin Abi thalib ini menunjukan bahwa seorang dikatakan
berilmu atau alim jika dia mengamalkan ilmunya sesuai dengan amalnya dan
amalnya sesuai dengan ilmunya sementara, Sufyan Ats Tsauri berkata, “
Sesungguhnya ilmu adalah sesuatu yang dapat menimbukan rasa takut kepada
Allah swt”. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah lawan dari
bodoh. Kemudian, jika dilihat dari sudut pandang istilah adalah menyingkap
sesuatu sehingga menjadi jelas hakikatnya. Dan bila ilmu dilihat dari perspektif
dien/syar`i, maka ilmu adalah sesuatu yang bisa mengarahkan rasa takut kepada
Allah. Sejarah menunjukkan bahwa Kesultanan Ottoman memainkan peran
penting dalam urusan dunia. Bahkan dakwah Islam tersebar ke seluruh dunia.
Oleh karena itu, masyarakat Barat di but tidak tenang. Hal ini dimungkinkan karena
umat Islam pada masa itu mempunyai ilmu dan menguatkan keimanannya.
Sejarah juga mencatat bahwa perkembangan dunia Islam di Eropa, khususnya di
Spanyol, tidak lepas dari ajaran Islam yang mendukung dan memajukan ilmu
pengetahuan. Perkembangan Barat tidak lepas dari kontribusi Islam. Menurut para
ilmuwan, mereka sangat yakin bahwa orang Eropa berhutang banyak pada
masuknya Islam. Banyak ilmu yang ditemukan dan diambil. Seperti yang dikatakan
Robert Briffault dalam bukunya The Making of Humanity, "ini bukan peristiwa
Eropa, tapi tentang niat baik yang harus diberikan kepada agama Muslim dan
masyarakat Ihomet." Adelard Bath adalah orang Eropa pertama yang mengenyam
pendidikan Islam di Toledo, yang kemudian menjadi ahli matematika dan filsuf

1
Inggris terkenal. Beberapa ilmuwan Barat meyakini bahwa ilmu pengetahuan yang
dibawa oleh Islam mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan Barat.
Disanalah izzul Islam wal muslimin (Kemuliaan Islam dan Umat Islam) mulai
dikenal dunia. Ini adalah cinta yang luar biasa.
Kehidupan dan pendidikan dihormati dan dihormati di negara lain. Artinya
Islam adalah agama dan pandangan hidup sempurna yang bersumber dari Allah
SWT. Islam adalah agama yang penuh kebajikan. Melalui wahyu pertamanya yang
disebut juga dengan iqra' (membaca), beliau mengatur dan memerintahkan
umatnya untuk mencari ilmu dan menggunakannya. Itu adalah perintah untuk
belajar dan mencari ilmu. (QS dalam Tauba: 122, Az Zumar: 9). Oleh karena itu,
Rasulullah SAW menganjurkan seluruh umatnya untuk mencari ilmu.
Sebagaimana beliau bersabda: thalabul ilmi Faridhotun 'alaa kulli muslimin wa
muslimatun (Kewajiban laki-laki dan perempuan muslim mencari ilmu). Ia juga
memiliki kebijakan untuk mendorong karyawan untuk belajar dan terus belajar.
Misalnya pada Perang Badar, ketika umat Islam berhasil menangkap sejumlah
besar pasukan mukmin. Pemberiannya, jika ingin bebas harus membayar harga
atau mengajari masyarakat Madinah membaca dan menulis. Kebijakan ini sangat
strategis karena mempercepat perubahan pendidikan di kalangan umat Islam.
Selain untuk ibadah, menuntut ilmu juga merupakan jihad. Dengan kata lain,
jihad melawan kebodohan. Jihad untuk menyusul ketertinggalan. Itu sebabnya
harus menuntut ilmu dengan serius. Sebagaimana sabda Nabi: man khoroja fii
tholabil ilmi fahuwa fii sabiilillah (Barangsiapa yang mencari ilmu maka ia berada
di jalan Allah). Pengetahuan adalah cahaya yang menerangi dan menerangi dunia
ini. Pengetahuan adalah petunjuk, ketidaktahuan adalah kesedihan dan
kesalahan. Allah berfirman dalam (QS Al Maidah:15-16): Artinya: Hai ahli Kitab,
Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya . Sungguh, ini adalah kitab yang jelas dan mencerahkan yang datang
kepada Anda dari Tuhan. Dengan kata lain, melalui kitab Tuhan membimbing
orang-orang yang mengikuti apa yang Tuhan kehendaki menuju jalan
keselamatan, dan (melalui kitab) Tuhan mengeluarkan orang orang tersebut dari
kegelapan dengan izin menuntun mereka ke dalam cahaya terang, menuntun
mereka ke atas jalan yang benar. Pengetahuan adalah alat yang membawa kita
lebih dekat kepada Tuhan. Bagaimana kita bisa mengenal Tuhan jika kita tidak

2
mempunyai pengetahuan? Ilmu juga menjadi petunjuk keimanan dan amal shaleh.
Menuntut ilmu berarti kita meneladani akhlak mulia Allah atau Al Aliim. Bukankah
kita diperintahkan untuk bertindak sesuai dengan moralitas Tuhan? Tuhan
memberkati orang-orang yang mencari ilmu dan rahmat-Nya serta maghfiroh. Oleh
karena itu, tenaga para penyembah sangat diperlukan untuk meningkatkan
kualitas pribadi dan menjawab persoalan persoalan pribadi. Imam asy-Sya’bi juga
berpendapat bahwa seorang faqih adalah orang yang menjauhi segala sesuatu
yang dilarang oleh Allah SWT, dan orang yang bertakwa adalah orang yang
bertakwa kepada Allah SWT. Jika melihat para ulama dan imam salaf dan imam
yang bertabur ilmu, mereka bukan hanya ulama melainkan ahli dalam bidang
ibadah. Bukan hanya ibadah yang wajib dan yang tampak di hadapan kita, tapi
juga ibadah yang sunnah dan yang tersembunyi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan
masyarakat begitu cepat. Sehingga sebagian besar dari kehidupan manusia tidak
terlepas dari pemanfaatan pengetahuan dan teknologi kesehatan tersebut. Agama
Islam memiliki keterkaitan yang sangat penting dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan. Islam mendorong seluruh umatnya untuk mencari
pengetahuan, termasuk dalam bidang sains dan teknologi. Dalam Al-Quran, Allah
SWT mengajak manusia untuk memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Nya di
alam semesta ini, sehingga umat Islam dianjurkan untuk mempelajari dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam hal kesehatan, Islam memberikan
pedoman dan prinsip yang dapat membantu dalam pengembangan teknologi
kesehatan yang sesuai dengan ajaran islam. Islam mengajarkan pentingnya
menjaga kesehatan dan memperhatikan kebersihan diri. Agama Islam juga
mengajarkan etika dan nilai-nilai moral dalam penerapan ilmu pengetahuan dalam
bidang kesehatan, seperti rasa kasih sayang terhadap sesama tanpa membeda-
bedakan, menghormati serta menghargai sesama manusia, dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan baik yang di ajarkan negera maupun di dalam ajaran Islam.
Inovasi yang dicapai selama ini di bidang kesehatan Ini adalah fitur penting
dalam kehidupan modern. namun demikian Kekuatan teknologi harus digunakan
secara hati-hati dan bertanggung jawab. untuk memastikan bahwa hal tersebut
dilaksanakan secara efisien dan manusiawi. menggunakan Teknik kesehatan
yang tepat melibatkan lebih dari sekedar memperoleh pengetahuan. serta
pengetahuan, sistem teknis, mesin, dan konsep. Waspadai masalah ekonomi,

3
etika, dan moral (Raymond, 1998) Orang yang diberkahi akal dan kebijaksanaan
selalu berusaha. Temukan dan gunakan teknologi yang memanfaatkan alam
hidupnya. Mengembangkan eksplorasi dan pemanfaatan teknologi Diperoleh
melalui ilmu pengetahuan yang selaras dengan perkembangan kebudayaan
manusia, ruang dan waktu. Menurut Anbar (1984), teknologi kedokteran dilihat dari
sudut pandang sebagai berikut: Peralatan ini mencakup hampir semua jenis
teknologi: akustik, mekanik, listrik. Dan elektronik. Kimia, kimia fisika,
lektromagnetisme, optik.
Teknologi kesehatan tepat guna sering disalahartikan sebagai teknologi
yang di percaya bahwa peralatan harus sederhana. Menurut otoritas kesehatan
WHO Seluruh Dunia (1984). teknik kesehatan yang tepat atau kesehatan yang
baik Teknologi adalah metode, prosedur, teknik, atau perangkat Valid secara
ilmiah dan dapat diterima sesuai dengan kebutuhan lokal Dilestarikan oleh mereka
yang menggunakannya dan dapat dilestarikan dan digunakan oleh masyarakat
atau negara dengan menggunakan sarana yang tersedia. Penghalang juga
Teknologi Kesehatan Tepat Guna
1) Diseminasi Teknologi oleh Malkin, 2008 Otoritas kesehatan tidak
diketahui.
2) Produksi alat kesehatan dalam negeri masih rendah
3) Jumlah pengguna yang tidak terbiasa dengan peralatan baru Pelatihan
untuk menggunakan alat baru.
Bagaimana menentukan apakah teknologi Apakah memenuhi persyaratan
pusat layanan medis dan medis? (CMS) telah menetapkan standar berikut (Clyde
et al 2008):
1) Teknologi memberikan pilihan pengobatan untuk populasi pasien yang
tidak responsif atau tidak responsif Perawatan yang tersedia saat ini
berlaku.
2) Teknologi menyediakan Kemampuan untuk mendiagnosis penyakit
sejak dini. Anda juga perlu membuktikan bahwa penggunaan alat
tersebut efektif. manajemen pasien,
3) penggunaan teknologi baru telah meningkat secara signifikan; Hasil
pasien dibandingkan dengan teknologi yang tersedia (hasil klinis) saat
ini.

4
Dalam penelitian perangkat medis, pencapaian dan hasil sering kali
dievaluasi. Ini tentang kemampuan untuk mengurangi angka kematian dan
kesakitan. Ini mengurangi lama rawat inap di rumah sakit yang berkaitan dengan
penggunaan peralatan. (lama rawat), dapat mempercepat atau memperpendek
proses penyembuhan penyakit Waktu Pemulihan. Pasien yang sebelumnya tidak
terdeteksi Dapat menggunakan metode yang tersedia saat ini atau mendiagnosis
status kesehatan pasien.
Dalam kajian ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, agama Islam
memandang bahwa kesehatan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga melibatkan
aspek spiritual. Agama Islam mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan
antara kesehatan fisik dan rohani. Konsep ini dapat mempengaruhi pendekatan
dalam diagnosa, perawatan, serta pemulihan pasien. Agama Islam memiliki
seperangkat etika dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Dalam konteks ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, hal ini berarti para profesional kesehatan
harus menunjukkan etika yang benar, antara lain menghormati martabat pasien,
menjaga kerahasiaan informasi pribadi pasien, memberikan perawatan yang adil
dan berkualitas, serta menjaga keikhlasan dalam membantu pasien. Konsep
agama Islam dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan juga mendorong
pendekatan pengobatan yang holistik. Hal ini berarti mengatasi masalah
kesehatan tidak hanya dengan fokus pada gejala fisik, tetapi juga memperhatikan
aspek psikologis, sosial, dan spiritual pasien. Penerapan pendekatan ini akan
membantu meningkatkan efektivitas serta kualitas pengobatan. Agama Islam
mencakup berbagai hukum dan anjuran mengenai pola hidup sehat dan menjaga
kesehatan. Misalnya, Islam mendorong umatnya untuk menjaga kebersihan,
melakukan pola makan yang seimbang, menghindari hal-hal yang merusak
kesehatan, serta melakukan pencegahan terhadap penyakit. Prinsip-prinsip ini
dapat diasimilasikan ke dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan modern
untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang paradigma pencegahan dan
pemeliharaan kesehatan. Namun, perlu dicatat bahwa pengaplikasian agama dan
konsep-konsepnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dapat
bervariasi tergantung pada perspektif individu dan profesional kesehatan yang
bersangkutan. Adanya keragaman keyakinan dan pelaksanaan agama juga perlu
dihormati dalam hal ini agar terciptanya lingkungan yang damai dan tentram walau
dalamperbedaan pendapat.

5
Dalam agama Islam, menjaga kesehatan adalah suatu hal penting karena
tubuh kita adalah anugerah dari Allah SWT. Agama Islam mengajarkan bahwa
tubuh harus dijaga, dihormati, dan dijauhkan dari segala tindakan yang dapat
merusaknya. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan kesehatan dan teknologi
kesehatan dapat menjadi dsar untuk mencapai tujuan tersebut. Ilmu pengetahuan
kesehatan membantu dalam pemahaman manusia tentang penyebab penyakit,
pencegahan, diagnosis, dan pengobatan. Dalam konteks ini, agama Islam
mendorong umatnya untuk mencari pengetahuan dan menggunakan sumber daya
yang ada untuk menjaga dan merawat kesehatan tubuh mereka. Sumur minum
yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad dan anjuran untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan adalah beberapa contoh praktik yang berhubungan
dengan kesehatan.
Pemikiran umat Islam tentang pentingnya suatu pendidikan, sebenarnya
sudah ada sejak lama. Dapat dilihat dari perintah Allah pada salah satu ayat Al-
Qur’an "Maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak
mengetahui." (QS. An-Nahl: 43), ayat ini menekankan pentingnya mencari
pengetahuan melalui bertanya kepada orang yang berilmu dan juga dapat di lihat
dari ayat pertama yang diturunkan kepada nabi Muhammad saat berada di dalam
gua Hira adalah “Iqra‟ yang artinya bacalah, memiliki pesan yaitu ilmu
pengetahuan seharusnya mendapatkan tempat yang tinggi bagi orang orang
Mukmin. Umat Islam telah membangun banyak lembaga pendidikan yang di dasari
oleh ketentuan Islam. Hanya saja, lembaga pendidikan yang dimiliki itu, disamping
kualitasnya masih perlu ditingkatkan, jenis ilmu pengetahuan yang dikembangkan
masih perlu disempurnakan, dan kurangnya penyebaran informasi tentang
keunggulan lembaga pendidikan islam di banding lembaga formal lainya. Umat
Islam belum mengembangkan berbagai jenis ilmu pengetahuan serta teknologi
yang sesuai dengan perkembangan zamannya. Ilmu yang dikembangkan masih
berupaka kegiatan ritual, contohnya ushuluddin, dakwah, syari'ah, dan sejenis
kegiatan tersebut lainnya. Tetapi setelah masa masa kejayaan di zaman klasik,
pada saat ini negara negara muslim di dunia sedang mengalami ketertinggalan
dalam bidang keilmuan, baik itu berupa ilmu sosial maupun sains. Dunia Islam
klasik yang menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan tampaknya tinggal
dalam buku buku sejarah saja. Saat ini, dasar itu telah berpindah ke dunia Barat.
Orang orang tertarik belajar ilmu kesehatan atau teknologi di negeri negeri Eropa

6
atau di Jepang yang kebanyakan tidak ada landasan pendidikan agama Islam.
Keunggulan negara Barat dalam bidang ini patut mendapat perhatian, karena
sudah banyak terbukti bahwa mereka lebih maju dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan tidak luput dari para
tokoh Islam ternama pada zaman dulunya. Ada beberapa tokoh islam yang
berpengaruh di dalam pengetahuan dan teknologi kesehatan, antara lain yaitu:
1) Ibnu Sina (Avicenna) : Dikenal sebagai "Bapak Kedokteran Modern," Ibnu
Sina merupakan seorang cendekiawan Muslim Persia yang berkontribusi
besar dalam pengembangan ilmu kedokteran. Karya beliau yang terkenal
adalah, "Al-Qanun fi al-Tibb" yang artinya Kanon dalam Kedokteran,
menjadi referensi penting bagi para tenaga pengajar dan pelajar medis
selama berabad-abad lamanya.
2) Al-Zahrawi (Abulcasis) : Adalah seorang ahli bedah terkemuka dari
Spanyol Moor yang hidup pada abad ke-10. Al-Zahrawi mengembangkan
teknik bedah dan memperkenalkan instrumen medis baru. Karya-
karyanya yang terkenal, seperti "Al-Tasrif," mendorong kemajuan yang
sangat meningkat dalam praktek bedah pada masa itu.
3) Al-Razi (Rhazes) : Salah satu tokoh penting dalam sejarah dalam dunia
kedokteran. Al-Razi merupakan seorang polymath Muslim Persia yang
mengembangkan pengetahuan medis dalam bidang farmasi, kimia, dan
oftalmologi. Karya-karyanya membantu memajukan praktik kesehatan
pada masa itu.
4) Ibn al-Nafis : Seorang dokter dan ahli anatomi asal Mesir yang hidup pada
abad ke-13. Ibn al-Nafis terkenal karena penemuannya dalam
pemahaman sistem peredaran darah. Karyanya yang diselesaikan pada
tahun 1242, "Sharh Tashrih al-Qanun," memberikan pengetahuan baru
dalam hal peredaran darah dalam tubuh.
5) Al-Jazari : Seorang insinyur dan ilmuwan Muslim asal Suriah yang hidup
pada abad ke-12. Al-Jazari terkenal dengan penemuannya di bidang
teknologi dan mekanik, hal ini termasuk peralatan medis seperti pompa
air, jam bayi, dan alat irigasi. Penemuannya yang inovatif dan sangat
bermanfaat berdampak besar pada perkembangan teknologi dan
kesehatan.

7
6) Muhammad al-Faqih al-Muqaddam : Pada abad ke-16 M, Muhammad al-
Faqih al-Muqaddam merupakan seorang dokter keturunan Arab-
Andalusia yang berkontribusi dalam ilmu pengetahuan farmasi. Beliau
menghasilkan berbagai ramuan obat yang kemudian menjadi dasar
penting dalam pengembangan farmasi modern.

Ilmu pengetahuan harus dicari serta di pelajari agar manusia dapat


memperoleh keselamatan di dunia maupun di akhirat. Manusia akan muliakan dan
dihormati dengan adanya ilmu pengetahuan yang di miliki karena keistimewaan
Adam yang merupakan bapak manusia terhadap malaikat. Kunci utama dari
kemajuan dan perkembangan suatu peradaban adalah dengan ilmu pengatahuan
yang maju, bukan pada kemajuan kekayaan dan kekuatan pertahanan. Akal
pikiran merupakan anugerah Allah paling berharga yang di berikan kepada
manusia. Akal pikiran yang dimiliki manusia yang membedakan dengan makhluk
makhluk Allah lainnya. Dengan akal pikiran yang dimiliki pula manusia menempati
tempat tertinggi diantara makhluk-makhluk lain baik malaikat, jin, binatang maupun
yang yang lainnya. Islam sangat menjunjung tinggi akal. Terdapat cukup banyak
ayat dalam Al-Qur'an dan Hadits Nabi yang menganjurkan dan menyarankan
penggunaan akal untuk meningkatkan pengetahuannya. Melalui penggunaan
akal, manusia dapat mempertajam fikiran dan mengembangkan sikap kecerdasan
dan kebijaksanaan terhadap dirinya, masyarakat, lingkungan, dan Tuhannya.
Selain kata "akal", Al-Quran mengandung banyak kata yang juga berarti "berpikir".
Misalnya kata dabbara muncul pada ayat 8 yang artinya renungan. Fakiha muncul
pada ayat 20 dan berarti pengertian. Nazara melihat secara abstrak, ditulis dalam
30 ayat. Tafakkara,berfikir. Kata 'akhara' muncul di lebih dari 30 ayat Al-Qur'an.
Seperti dikutip Ajmardi Azra, berbagai ayat di atas mengandung petunjuk agar
manusia menggunakan akalnya. Dengan menggunakan pikiran secara benar dan
teratur, seseorang menciptakan pengetahuan.
Selain pengetahuan, teknologi juga terdapat di dalam kitab suci alQur‟an.
Quraish Shihab megemukakan pendapat bahwa ada sekitar 750 ayat al-Qur‟an
yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya, yang termasuk
dalambidang teknologi. Karena menurutnya pendapatnya teknologi adalah ilmu
tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan
dan kenyamanan manusia. Salah satun ayat yang berkaitan dengan

8
perkembangan teknologi adalah ayat Al-Quran Surah Al-Isra (17:36) yang
menyebutkan "Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kau ketahui.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta
pertanggungjawabannya." Ayat ini mengajarkan tentang pentingnya memiliki
pengetahuan sebelum mengambil tindakan. Dalam konteks perkembangan
teknologi, ayat ini mengingatkan kita untuk tidak mengikuti atau menerima
teknologi tanpa pemahaman yang cukup, tetapi mempelajarinya terlebih dahulu
sebelum menggunakannya. Teknologi harus digunakan dengan bijak dan tepat
sasaran. Selain itu, Al-Quran juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti keadilan,
kejujuran, dan saling menghormati yang dapat menjadi panduan bagi
pembangunan dan penggunaan teknologi.
Masa kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sejalan
dengan tersebarnya ilmu keislaman ke berbagai dunia. Pemikiran dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan agama seperti ilmu fiqih, tafsir, hadis, tauhid
terjadi kemajuan pesat, sementara pengetahuan umum lainnya seperti
kedokteran, astronomi dan lainnya mengalami kemunduran atau ketertinggalan.
Di antara alasannya yang melatar belakangi itu adalah adanya penghargaan yang
tinggi bagi orang yang mendalami ilmu agama dan di junjung tinggi di masyarakat,
sementara penguasaan orang terhadap ilmu non agama tidak mendapatkan
tempat. Pada masa ini pula ditandai oleh pola perilaku raja-raja Islam yang tidak
sesuai dengan norma Islam yang hidup seperti bermegah megahan,
menyebabkan banyak orang Islam menghindari kehidupan dunia dan pergi
menyendiri atau belajar agama untuk memperbaiki keadaan.
Menurut pendapat dari Azyumardi Azra, dikotomi ilmu pengetahuan itu ada
dari historical accident, atau bisa di sebut “kecelakaan sejarah”, yaitu ketika ilmu
ilmu umum yang bertolak ukur pada penelitian empiris, rasio, dan logika mendapat
balasan serangan yang hebat dari kaum fuqaha. Maka dari itu terjadi kristalisasi
anggapan bahwa ilmu agama tergolong fardu ain atau kewajiban perorangan,
sedangkan ilmu umum termasuk fardlu kifayah atau kewajiban suatu kelompok
atau bersama. Selain itu terjadinya krisis multidimensi dalam pendidikan Islam,
persoalan-persoalan yang memang secara nyata dihadapi oleh sistem pemikiran
dan pendidikan Islam pada umumnya.
Ada dua faktor yang menyebabkan munculnya institusi ilmu pengetahuan
dan teknologi pada periode klasik. Faktor-faktor tersebut berasal dari dalam dan

9
luar masyarakat Islam. Faktor internalnya adalah kuatnya keyakinan umat Islam
pada masa itu terhadap ilmu pengetahuan. Faktor eksternal melibatkan pengaruh
budaya luar, yang kemudian mempengaruhi budaya intelektual dalam komunitas
Muslim. Perspektif umat Islam terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan ilmu
pengetahuan adalah hal terpenting yang memotivasi umat Islam. Dalam Al-Quran
telah dijelaskan bahwa perintah pertama yang diturunkan berkaitan dengan
perintah membaca. Membaca tentu lebih dari sekedar membaca, mengamati, dan
mempelajari alam semesta dan segala isinya. Perhatikanlah ayat-ayat Allah yang
berkaitan dengan wahyu dan alam semesta. Demikian pula pakar Tafsir terkenal
Quraish Shihab menjelaskan bahwa bacaan yang dimaksud bukan sekedar
membaca yang tersirat tetapi juga membaca ayat dalam arti yang lebih luas. Dari
sini menjadi motivasi khusus bagi Umat Islam dan mereka terus serius menggali
ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Charles Micahel Stanton, kejayaan ilmu
pengetahuan umat Islam pada masa lalu disebabkan oleh apresiasi umat Islam
terhadap ilmu pengetahuan. Ia menambahkan, Islam memandang ilmu
pengetahuan sebagai sesuatu yang terpadu dan sangat hierarkis. Tidak ada
sesuatu pun yang nyata di dunia ini yang tidak terkait, baik secara fisik maupun
simbolis, dengan sesuatu yang lain. Hubungan ini dipahami sebagai hierarki
kebenaran agama dan perwujudan kehendak Tuhan, sebagaimana sifatnya,
dalam bentuk simbolik, setiap benda mempunyai sifat kualitatif dan kuantifikasi.
Pada tataran kosmis, sifat kualitatif lebih berperan penting dibandingkan aspek
fisik sederhana. Mentalitas agrikultur yang kurang menghargai informasi, yang
terpenjara pada sektarianisme, yang berorientasi pada masa lalu, memang akan
disfungsional pada era informasi. Salah satu upaya mempersiapkan umat manusia
menghadapi era informasi ini adalah mengubah mentalitas." Mulai kini, kita harus
membina kemampuan umat dalam menerima dan mengelolah informasi,
membiasakan mereka pada suasana perbedaan pendapat, menghadapkan
mereka pada berbagai mazhab pemikiran, merekonstruksi pemikiran Islam dari
Islam regresif ke Islam progresif dari Islam yang melegitimasi status quo kepada
Islam yang memperbaikinya, dari Islam yang tunduk pada perubahan kepada
Islam yang mengarahkan perubahan; pendeknya, dari Islam yang stagnan kepada
Islam revolusioner.Kemunduran Islam dalamn menghadapi dunia modern
disebabkan oleh paradigma pemikiran umat Islam yang tidak berorientasi pada
masa depan selain itu, kemunduran Islam juga dilatar belakangi oleh rusaknya

10
tauhid, hubungan antara hamba dan Tuhan menjadi kabur, amal ibadah kesurupan
bermacam bid'ah dan kurafat. Esensi demokrasi diganti oleh feodalisme dalam
bermacam bentuk dan intensitasnya. Ruh ijtihad, kemerdekaan berfikir, semangat
menjelajah dan mencari kebenaran, merosot. Kemudian tumbuh jiwa taqlid
(Ahmad & Kuswanto, 1990). Selain itu kondisi umat Islam diperparah lagi oleh
hiruk piuk pemikiran modern, kebanyakan umat Islam mengalami kegoyahan
paradigmatis-epistimologis ketika di hadapannya terbentang badai mainstream
modernisme yang cukup kuat. Aktivitas intelektual umat Islam telah terjerumus ke
dalam kubangan paradigma ideologi dan atas nama ilmu pengetahuan sekuler dan
materialis, di satu sisi untuk menyelamatkan agama, di sisi lain justru terjerumus
ke dalam teologi fatalistik. Dengan kata lain, aktivitas intelektual umat Islam
terpolarisasi dalam dua arah. Di satu sisi terdapat penolakan normatif dan
dogmatis yang kuat untuk menjelaskan sesuatu yang asing (modern), di sisi lain
terdapat antusiasme khusus terhadap paradigma ideologi dan budaya budaya
Barat modern. Tentu saja, hal ini tidak mencerahkan kehidupan manusia, dan
bahkan dalam skala global, umat Islam telah menjadi hegemonik terhadap negara
negara lain. Faktanya, kegagalan umat Islam dalam memperjuangkan ide dan ilmu
adalah salah, di satu sisi karena cara, pendekatan atau penghayatan masyarakat
terhadap al-Quran dan Sunnah. Untuk wacana kajian Islam, sumber normatif Islam
muncul berupa wahyu dan sunnah Nabi. Bukan hanya landasan ruh yang baku,
namun sudah menjadi landasan keagamaan masyarakat pada umumnya. Namun
lebih dari itu, hal ini juga menyimpang dari dimensi normatif spiritual yang berfungsi
memberikan refleksi keagamaan (Purwadi, 2002).
Dalam konteks masyarakat Islam yang tertinggal dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka modernisme harus diartikan sebagai pemikiran, tren, gerakan
dan upaya untuk mengubah gagasan dan institusi lama untuk beradaptasi dengan
zaman modern. teknologi. Oleh karena itu, modernitas lebih mengacu pada
dorongan untuk melakukan perubahan karena gagasan dan institusi lama
dianggap “tidak pantas”. Kita harus mengambil hipotesis modernisme sebagai batu
loncatan, yang menyatakan bahwa keterbelakangan umat Islam disebabkan oleh
pengudusan mereka dalam segala bidang kehidupan. Hipotesis ini pada dasarnya
konsisten dengan aliran developmentalis yang meyakini bahwa kemerosotan umat
Islam terjadi karena ketidak mampuan mereka berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan dan globalisasi. Oleh karena itu, mereka cenderung menganggap

11
nilai-nilai sikap spiritual, kreativitas, budaya, dan pemahaman teologis sebagai
persoalan utama. Mereka merekomendasikan agar kaum tradisionalis mengubah
teologinya dari teologi Jabariyah menjadi teologi yang rasional, kreatif, dan
kompatibel dengan globalisasi, serta menyiapkan sumber daya manusia yang
handal (Hakim & Mubarok, 2004).
Dapat di tegaskan sekali lagi Islam sebagaimana dijelaskan dalam puluhan
ayat Alquran, sangat menghargai ilmu dan ulama. Hal ini tidak lepas dari fungsi
dan peranan informasi. Pengetahuan jelas merupakan modal dasar manusia untuk
memahami berbagai permasalahan baik yang bersifat duniawi maupun spiritual.
Salah satu bukti nyata keagungan ilmu dalam Islam adalah ayat pertama yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan. Tuhan swt bersabda: “Bacalah dan Tuhanmu Yang Maha
Penyayang yang mengajar (manusia) dengan qalam (pena). Dia mengajari
manusia apa yang tidak diketahuinya”. Ulama mempunyai tanggung jawab dan
harus senantiasa mempelajari Kitab Suci Al-Qur'an agar mereka mengamalkan
dan menjelaskan nilai nilai umum sehingga dapat diambil darinya petunjuk
petunjuk yang dapat diberikan atau diajarkan kepada masyarakat, bangsa dan
negara yang kebutuhannya terus berkembang, berubah dan berkembang, dengan
kata lain mereka harus; mampu menerjemahkan nilai-nilai tersebut agar dapat
diterapkan di dunia ini dalam pembangunan dan penyelesaian permasalahan
permasalahan umum di masyarakat. Karena inilah tujuan Al-Qur'an dan inilah pula
tujuan mengapa mereka selalu disuruh untuk pelajari dan ajarkan.
Menurut pendapat Dr. Yusuf Qaradhowi menjabarkan bahwa ada tujuh poin
penting tentang tanggung jawab seorang ilmuwan muslim, yaitu:
1. Tanggung jawab dalam melestarikan dan mengamankan ilmu agar ilmu
tetap terpelihara (tidak hilang).
2. Bertanggung jawab memperdalam dan mencapai hakikatnya, agar
ilmunya bertambah.
3. Bertanggung jawab mengamalkannya, agar ilmunya berbuah,
4. Bertanggung jawab mengajarkannya kepada orang yang mencarinya,
agar ilmunya menjadi suci (dibayar zakat).
5. Bertanggung jawab atas penyebarluasan dan penerbitannya agar
kemaslahatan ilmu pengetahuan semakin meluas.

12
6. Bertanggung jawab atas penyiapan generasi yang akan mewarisi
dan mewariskannya, agar tidak terputus mata rantai ilmu pengetahuan
7. Bertanggung jawab dalam mengiklaskan ilmu ini hanya kepada Allah
SWT, maka Allah SWT menerima ilmu tersebut.

Para ilmuwan, cendekiawan, intelektual dan ulama bertanggung jawab untuk


terus mempelajari Kitab Suci Al-Qur'an agar dapat berkarya dan menjelaskan
maknanya secara umum dan petunjuk Al-Qur'an dapat mengamalkan dan
menjabarkan nilai-nilainya yang bersifat umum agar dapat ditarik darinya
penyelesaian masalah yang dapat disumbangkan atau diajarkan kepada
masyarakat, bangsa dan negara yang selalu berkembang, berubah dan meningkat
kebutuhannya, atau dengan bahasa lain mereka harus mampu memehami arti
nilai-nilai tersebut agar dapat diterapkan dalam membangun dunia ini serta
memecahkan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat secara luas.
Kebutuhan masyarakat, negara, dan nasional senantiasa berkembang, berubah,
dan meningkat. Dengan kata lain, nilai-nilai tersebut harus dimaknai dan
digunakan untuk mengembangkan dunia dan menyelesaikan permasalahan yang
terjadi di seluruh masyarakat. Karena itulah tujuan Al-Qur'an dan tujuan mereka
selalu diperintahkan untuk mempelajari dan mempelajari Al-Qur'an. Pandangan
nabi SAW kehidupan yang kaya dan damai dapat dibangun tidak hanya
berdasarkan ilmu pengetahuan dan akademis, tetapi juga moralitas dan agama.
Dunia yang berdasarkan pada kemajuan ilmu pengetahuan dan akademis tidak
selalu membawa pada kehidupan yang baik dan bahagia. Bangsa Tsamud, ‘Âd
dan raja firaun sangat maju dalam ilmu pengetahuan dan pengetahuan pada
masanya, sehingga membuat kagum manusia modern saat ini. Demikian pula,
Byzantium dan Persia membangun dunia mereka berdasarkan pengetahuan para
ilmuwan paling maju pada masanya. Namun bangsanya dibangun di atas
penderitaan kaum lemah dan dengan mengorbankan ratusan ribu nyawa tak
berdosa. Nabi SAW memahami kenyataan itu dan merasakan kesalahan hidup
yang tidak adil itu. Kondisi seperti ini disebut dengan praktik jahiliyyah. Oleh karena
itu, beliau ingin merekonstruksi peradaban menjadi peradaban yang memberikan
rasa keadilan dan kenyamanan.

13
Sebagai mahasiswa Islam, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk
mengembalikan peradaban kemajuan Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan. Berikut adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan:
1. Pendidikan : Fokus pada pendidikan yang kuat dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan. Ajukan diri untuk mengambil kursus
di perguruan tinggi yang menyediakan program ini dan pastikan untuk
mendapatkan pendidikan yang berkualitas dalam bidang tersebut.
2. Riset dan Inovasi : Lakukan penelitian dan terlibat dalam inovasi di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang mampu memberikan
manfaat bagi masyarakat dan umat Islam secara luas. Jadilah bagian dari
tim penelitian yang bekerja pada masalah kesehatan yang relevan dengan
isu-isu yang dihadapi umat Islam.
3. Kolaborasi : Bentuklah kolaborasi dengan komunitas ilmiah dan profesional
di dalam dan luar Islam. Jalin kerjasama dengan lembaga kesehatan dan
universitas untuk memperdalam pengetahuan dan mengembangkan solusi
yang inovatif dalam bidang kesehatan.
4. Diseminasi pengetahuan : Bagikan pengetahuan yang Anda peroleh
melalui media sosial, artikel ilmiah, seminar, dan konferensi. Dengan
berbagi pengetahuan, Anda dapat mempengaruhi pemikiran dan
memperluas pemahaman mengenai pentingnya kesehatan dan teknologi
dalam Islam.
5. Etika : Selalu ingat untuk mengikuti prinsip-prinsip etika dalam mengejar
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Pastikan bahwa
pekerjaan Anda tidak melanggar nilai-nilai yang diajarkan oleh agama
Islam dan menjadikan nilai-nilai ini sebagai landasan bagi perkembangan
teknologi yang adil dan berkelanjutan.
Melalui beberapa cara tersebut, mahasiswa Islam dapat berkontribusi dalam
mengembalikan peradaban kemajuan Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan.

Sedangkan sebagai masyarakat dapat kita bisa melakukan beberapa hal


sebagai berikut :

14
1. Meningkatkan Pendidikan : Masyarakat dapat memperkuat sistem
pendidikan yang berkualitas dengan menekankan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan. Fokus pada pendidikan yang
berbasis sains dan teknologi, serta mempromosikan penelitian dan inovasi
dalam bidang tersebut.
2. Investasi dalam Riset dan Inovasi : Masyarakat dapat mendukung
penelitian ilmiah serta inovasi teknologi dengan mendorong pendanaan
yang cukup untuk proyek-proyek tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui
kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor
swasta.
3. Memperkuat Kolaborasi Antarbangsa : Masyarakat dapat memperkuat
hubungan dan kolaborasi dengan negara-negara maju dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengadakan pertukaran pengetahuan, program pertukaran siswa, dan
kerjasama penelitian.
4. Mendorong Kewirausahaan : Masyarakat dapat mendorong
kewirausahaan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Ini
dapat mencakup pendanaan start-up, pelatihan kewirausahaan, dan
ketersediaan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung pengembangan
teknologi.
5. Memanfaatkan Teknologi Informasi : Memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mengakses informasi dan koneksi global.
Masyarakat dapat menggunakan platform digital untuk mencari dan
berbagi pengetahuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan.
6. Mendorong Kesadaran dan Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari :
Masyarakat dapat mengembangkan kesadaran akan pentingnya ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
meliputi penggunaan teknologi kesehatan modern, diet yang sehat,
kebersihan pribadi, serta mempromosikan gaya hidup yang sehat secara
keseluruhan. Dengan mengambil langkah-langkah ini, masyarakat dapat
berkontribusi untuk mengembalikan peradaban kemajuan Islam dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

15
Keunggulan umat Islam dalam meningkatkan kembali kejayaan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan dapat meliputi:
1) Warisan Intelektual: Umat Islam memiliki warisan intelektual yang kaya
dan mendalam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Dalam masa kejayaan Islam pada Abad Pertengahan, para ilmuwan
Muslim seperti Ibnu Sina (Avicenna), Al-Razi (Rhazes), dan Al-Zahrawi
(Albucasis) telah membuat kontribusi besar dalam pengembangan ilmu
kedokteran yang berpengaruh hingga saat ini. Warisan ini dapat menjadi
dasar untuk membangun kembali kejayaan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan.
2) Pendekatan Holistik: Pandangan Islam tentang kesehatan dan ilmu
pengetahuan menyatukan dimensi spiritual, mental, dan fisik. Pendekatan
ini mempromosikan keseimbangan dan pendekatan holistik dalam
menjaga kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
3) Ketekunan dalam Belajar: Islam mendorong umatnya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai kewajiban religius. Konsep
"ilmu pengetahuan sebagai jihad" mendorong umat Islam untuk terus
belajar dan mengembangkan pengetahuan baru. Dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, ketekunan dalam belajar
menjadi faktor penting.
4) Pusat Pendidikan Islam: Lebih dari 1000 tahun yang lalu, pusat-pusat
pendidikan Islam seperti Universitas Al-Qarawiyyin di Fes, Maroko, dan
Baitul Hikmah di Baghdad, Irak, menjadi rumah bagi ribuan sarjana Muslim
yang memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Pusat-pusat
pendidikan Islam yang masih ada sampai sekarang, seperti Al-Azhar di
Mesir atau Madinah Islamic University di Arab Saudi, juga berperan
penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan.
5) Kolaborasi dan Pertukaran Pengetahuan: Umat Islam dalam sejarahnya
telah terkenal karena kolaborasi dan pertukaran pengetahuan di antara
para ilmuwan dan cendekiawan Muslim. Jaringan di antara mereka
memungkinkan penyebaran pengetahuan dan inovasi, yang dapat
kembali diadopsi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan.

16
Menggabungkan keunggulan-keunggulan ini dengan perkembangan
teknologi modern dan kemajuan global, umat Islam dapat berkontribusi secara
signifikan dalam meningkatkan kembali kejayaan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan di masa depan.
Ada beberapa hadis riwayat yang terkait dengan kejayaan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan. Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah, di mana Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan atau menyenangkan urusan
seorang mukmin dunia ini, maka Allah akan menyenangkan urusannya di akhirat.
Barangsiapa yang meringankan orang yang dalam kesulitan maka Allah akan
meringankannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang
muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa
menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya."
Dalam konteks ini, kejayaan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
dapat diartikan sebagai upaya untuk menghilangkan kesusahan dan
menyenangkan urusan umat manusia. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan yang maju, kita dapat memberikan penanganan medis
dan perawatan yang lebih baik kepada mereka yang membutuhkan, serta
meringankan penderitaan mereka. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan yang diorientasikan pada membantu sesama juga mencerminkan sikap
kasih sayang dan dukungan antar sesama muslim. Dalam hadis tersebut, Allah
SWT telah menjanjikan bahwa siapa pun yang berusaha membantu saudaranya
yang dalam kesulitan akan mendapatkan pertolongan dan kemudahan dari-Nya di
dunia dan di akhirat. Dengan demikian, hadis ini menunjukkan pentingnya
menjunjung tinggi nila-nilai keilmuan dan teknologi kesehatan dalam rangka
meringankan beban dan memperoleh kejayaan di sisi Allah SWT. Ketertinggalan
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan tidaklah disebabkan oleh agama
Islam itu sendiri, melainkan karena adanya pemisahan antara ilmu sekuler dan
agama. Mereka mengajukan argumen bahwa ada perlunya menyatukan ilmu
pengetahuan modern dengan ajaran Islam untuk mendorong perkembangan yang
seimbang.

17
Dapat di pahami ada beberapa cara tentang bagaimana cara umat islam
mengembalikan kejayaan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
secara keseluruhan :
(1) Pendidikan yang berkualitas: Umat Islam perlu fokus pada penyediaan
pendidikan yang berkualitas dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan. Memastikan akses yang merata serta pembangunan
institusi pendidikan yang memadai akan memungkinkan generasi masa
depan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan.
(2) Riset dan inovasi: Umat Islam harus mendorong penelitian dan inovasi
di kedua bidang tersebut. Mendorong generasi muda untuk mengambil
peran aktif dalam penelitian ilmiah, membangun pusat riset, dan
memberikan insentif untuk inovasi akan membantu menghasilkan
penemuan dan temuan baru yang bermanfaat.
(3) Kolaborasi internasional: Kerjasama dan kolaborasi dengan organisasi
internasional serta negara lain di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan sangat penting. Ini akan membuka peluang untuk berbagi
pengetahuan, teknologi, dan sumber daya dengan negara-negara maju
dalam hal pengembangan riset, pengujian, dan implementasi teknologi
kesehatan yang canggih.
(4) Investasi dalam infrastruktur: Umat Islam perlu mengalokasikan sumber
daya dan investasi yang memadai untuk membangun infrastruktur
pendukung, seperti laboratorium riset, pusat pengobatan modern, dan
fasilitas kesehatan yang berkualitas tinggi. Ini akan membantu
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan.
(5) Meningkatkan pemahaman agama dan etika: Penting bagi umat Islam
untuk memahami hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi
kesehatan, dan ajaran agama mereka. Memastikan bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan dengan
mempertimbangkan etika dan prinsip-prinsip agama akan membantu
membangun fondasi yang kuat untuk kemajuan jangka panjang.

18
DAFTAR PUSTAKA

A Purwadi, ‘Teologi Filsafat Dan Sains (Cet. I)’, Malang : PSIF., 2002.
Azyumardi Azra, ‘Esei-Esei Intelektual Muslim Dan Pendidikan Islam’, Jakarta
Logos Wacana Ilmu, 1998, h. 94.
Azyumardi Azra, ‘Essei-Essei Intelektual Muslim Dan Pendidikan Islam’, Jakarta:
Logos, 1995.
C Clyde, A., Bockstedt, L., Farkas, J.A., and Jackson, ‘Experience with
Medicare’s New Technology Add-on Payment Program’, Health Affairs, 2008, 27
: 1632 – 1641.
Charles Michael Stanton, ‘High Learning In Islam The Clasical Period AD 700-
1300’, Marliand : Rowman Lintlefied Inc, 1992, h. 101-102.
Franz Rosenthal, ‘Knowledge Triumphant: The Concept of Knowledge in
Medieval Islam’, Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam Vol. 15, No. 2
Desember, 1970.
Hadayatullah Moch Syarif, Al-Qur’an Bicara Tentang Ilmu Dan Prestasi, 2008.
Hakim, A. A., & Mubarok, ‘Metodologi Studi Islam (Cet. VII)’, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004.
Katsir Ibnu, ‘Tafsir Juz ‘Amma Min Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim’, Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007, h. 265.
M Anbar, ‘Penetrating the Black Box : Physical Principles behind Health Care
Technology. In : S.J. Reiser and M. Anbar, (Eds)’, The Machine of the Bedside
Cambridge : Cambridge University Press, 1984, hal. 23-45.
M. Quraish Shihab, ‘Wawasan Al-Qur’an’, Bandung Mizan, 1998, h. 441.
Quraish Shihab, ‘Membumikan Al Qur`an; Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyaraka’, Bandung Mizan, 2007, h. 167-168.
S Raymond, ‘Life Science and Health Challenges’, New York : New York
Academy of Sciences, 1998, hal 173 – 196.
World Health Organization (WHO), ‘Glossary of Terms : Used in the “Health for
All”’, Geneva : WHO, 1984, series No. 1 – 8.

19

Anda mungkin juga menyukai