PKL Ndrkah
PKL Ndrkah
LAPORAN
Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2023
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. SOCFIN INDONESIA BANGUN BANDAR KABUPATEN SERDANG
BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian Universitas Katholik Santo Thomas Medan
Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2023
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN(PKL)
PT. SOCFIN INDONESIA BANGUN BANDAR KABUPATEN SERDANG
BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA
Judul PKL :Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di PT. Socfin Indonesia Kebun
Bangun Bandar
Disetujui oleh :
Pengurus Kebun Bangun Bandar
(H.Ricky Irawan)
Pembimbing PKL
Pembimbing Lapangan
Dosen Pembimbing
iii
Diketahui oleh:
Asisten Kepala
(Horas B.A.Simamora)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa , karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan PKL ini yang
dilaksanakan di PT. Socfindo Indonesia Kebun Bangun Bandar, Kabupaten
Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara berhasil diselesaikan dengan tepat
waktu. Penulisan Laporan PKL ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pertanian pada fakultas pertanian di Universitas Katolik
Santo Thomas Medan.
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Posman Sibuea, MS sebagai Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Katolik Santo Thomas Medan.
2. Bapak Dr. Ir. Surya Abadi Sembiring, M.Si sebagai dosen pembimbing PKL yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan PKL.
3. Bapak H. Ricky Irawan sebagai Pengurus di PT. Socfin Indonesia Bangun
Bandar Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
4. Bapak Horas B.A. Simamora, SP sebagai Asisten Kepala di PT. Socfin Indonesia
Bangun Bandar Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
5. Bapak Ringga P Sinulingga, SP sebagai Asisten di Divisi I PT. Socfin Indonesia
Bangun Bandar, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara yang telah
memberi arahan dan bimbingan dalam melaksanakan PKL.
6. Bapak/Ibu Mandor di PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar, Kabupaten Serdang
Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.
7. Karyawan dan Karyawati di PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar, Kabupaten
Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................18
4.1 HASIL...........................................................................................................18
1. KEGIATAN PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT..........................................18
PEMBIBITAN........................................................................................................18
4.2 PEMBAHASAN...............................................................................................19
4.2.1 Pembibitan Pre Nursery.........................................................................19
4.2.2 Main Nursery.........................................................................................26
4.2.3 Perawatan Tanaman Belum Menghasilakan(TBM)............................30
2. Kastrasi....................................................................................................31
3. Penyemprotan Piringan Pasar Rintis......................................................32
4. Pengendalian Gulma (Micron Herby).....................................................32
5. Pemberian Kompos.................................................................................33
6. Pengendalian Gulma (Semprot Selektif).................................................34
4.2.4 Pemeliharaan TM.................................................................................34
2. Pemupukan Tanaman Menghasilkan Dengan cara Mekanis...................35
3. Sensus Hama...........................................................................................36
4. Trunk Injeksi...........................................................................................38
5. HPS (High Power Sprayer).....................................................................38
6. Pengendalian Gulma (Semprot Anak Kayu)...........................................39
4.2.5 Potong Buah.........................................................................................40
1. Persiapan Potong Buah............................................................................40
2. Kinerja potong buah................................................................................40
3. Alat Potong buah.....................................................................................41
4. Pekerjaan Mandor Potong Buah..............................................................41
5. Pekerjaan Potong Buah...........................................................................42
6. Pekerjaan Kerani Buah............................................................................43
7. TPH (Tempat Pengumpulan Hasil).........................................................45
8. Kriteria matang panen.............................................................................45
9. Pusingan (Rotasi) Potong Buah...............................................................46
10. Taksasi Produksi..................................................................................46
BAB V PENUTUP...............................................................................................51
5.1 KESIMPULAN.................................................................................................51
5.2 SARAN...........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52
LAMPIRAN..........................................................................................................53
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pelaksanaan PKL kali ini penulis memilih PT. Socfindo Indonesia
Kebun Bangun Bandar yang merupakan badan usaha milik swasta yang bergerak
dibidang pengolahan kelapa sawit yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS)
menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). PT Socfindo Indonesia
adalah perusahaan agribisnis yang bergerak diperkebunan kelapa sawit dan karet
serta produsen benih unggul kelapa sawit yang sudah teruji dan terbukti tidak
hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional.
Melalui praktek kerja ini mahasiswa akan dapat mengaplikasikan ilmu yang
telah diperoleh di bangku perkuliahan kedalam lingkungan kerja yang sebenarnya
serta mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara berfikir, menambah ide-
ide yang berguna dan dapat menambah pengetahuan mahasiswa terhadap apa
yang ditugaskan kepadanya. Program PKL menerapkan semua teori-teori yang
dipelajari dibangku perkuliahan dapat secara langsung diaplikasikan di tempat
PKL. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa teori yang dipelajari sama dengan yang
1
ditemui dalam prakteknya sehingga teori tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Sebagaimana diketahui bahwa teori merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar bagi
perwujuTan PKL. Mengingat sulitnya untuk menghasilkan tenaga kerja yang
terampil dan berkualitas maka banyak perguruan tinggi berusaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan mutu
pendidikan dan menyediakan sarana-sarana pendukung agar dihasilkan lulusan
yang baik dan handal.
2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Kegunaan PKL bagi mahasiswa sebagai berikut :
3
BAB II
DESKRIPSI PERKEBUNAN
Pada tahun 1966 diadakan serah terima surat hak milik perusahaan oleh
pimpinan PT. Socfindo Medan SA Kepada Pemerintah RI sesuai naskah serah
terima Tanggal 11 Januari 1960 No.1/Dept/66 dan dasar penjualan perkebunan
dan harta PT. Socfindo Medan SA tersebut.
4
No. 94/kpts/OP/6/1968 tanggal 17 juni 1968), menyetujui terbentuknya
perusahaan patungan antara Pemerintah RI dengan pengusaha Belgia.
2.2 Lokasi Perkebunan PT. Socfin Indonesia dan Luas Areal Statement
PT. Socfindo Indonesia memiliki berbagai Perkebunan di berbagai daerah
dan dibagi menjadi 3 Grup..
II
Perkebunan Kelapa Sawit Mata Pao, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Perkebunan Kelapa Sawit Tanah Gambus, Batu Bara, Sumatera Utara.
Perkebunan Karet Tanah Besi, Batu Bara, Sumatera Utara.
III Perkebunan Kelapa Sawit Aek Loba, Asahan, Sumatera Utara.
Perkebunan Kelapa Sawit Negeri Lama, Labuhan Batu, Sumatera Utara.
5
Perkebunan Karet Aek Pamienke, Labuhan Batu, Sumatera Utara.
Perkebunan Karet Halimbe, Labuhan Batu, Sumatera Utara.
6
2.3 Visi dan Misi PT. Socfin Indonesia (Socfindo)
Adapun Visi, Misi, dan Tujuan PT. Socfin Indonesia adalah sebagai berikut :
2.4 Gambaran Umum PT. Socfin Indonesia (Socfindo) Perkebunan Kelapa Sawit
Bangun Bandar
Perkebunan Bangun Bandar adalah salah satu perkebunan PT. Socfindo
yang membudidayakan tanaman kelapa sawit berlokasi di Kecamatan Dolok
Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Perkebunan Bangun
Bandar terletak 94 kilometer dari Kota Medan. Batas- batas wilayah
administratif nya adalah sebelah Utara berbatasan dengan Pekan Dolok
Masihul, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dolok Sagala. Sebelah Timur
berbatasan dengan Desa Bantan, sebelah Barat berbatasan dengan Perkebunan
Silau Dunia PTPN III.
7
Bangun Bandar adalah varietas Tenera, hasil dari persilangan Dura dan Pisifera
yang dihasilkan sendiri oleh PT Socfindo. PT. Socfin Indonesia memiliki unit
pusat produksi kecambah kelapa sawit, yaitu Socfin Indonesia Seed Production
and Labolatorium (SSPL) yang berlokasi di Kebun Bangun Bandar. Benih yang
diproduksi oleh SSPL merupakan Tenera, hasil dari persilangan Dura x
Pesifera. PT. Socfin Indonesia hanya melepas 2 varietas unggul yaitu D x P
Socfin Indonesia Lame dan DxP Socfin Indonesia Yangambi. Varietas terbaru
unggulan PT. Socfin Indonesia adalah DxP Socfin Indonesia MT Gano yang
dirilis pada Agustus 2013.
1. Pengurus
8
2. Asisten Kepala
4. Asisten Kebun/Divisi
Tugas asisten divisi terdiri dari membuat rencana kerja harian, menyusun
dan membuat anggaran tahunan yang akan direview oleh pengurus kebun dan
rencana kerja tahunan, bulanan, melaksanakan antrian pagi untuk
menginstruksikan kerja harian kepada mandor, dan krani, mengkoordinir,
memonitor, dan mengevaluasi seluruh kegiatan di divisi. Organisasi yang
terdapat dalam setiap divisi di PT. SOCFINDO Bangun Bandar meliputi asisten
divisi sebagai kepala divisi yang memimpin. Asisten divisi membawahi
Mandor 1 produksi, Opas kantor, Mandor harian, Krani buah, dan Mandor
potong buah.
5. Asisten Teknik
9
sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku. Adapun uraian tugas yaitu
menyusun anggaran biaya teknik berdasarkan kebutuhan, data capaian dan
potensi tersedia, melaksanakan program teknik, mengendalikan, mengawasi
biaya berpedoman pada RKAP dan norma standart yang ditetapkan, memimpin,
membina, memotivasi bawahan dan menciptakan iklim kerja yang serasi,
sehingga para bawahan terdorong untuk melaksanakan tugas pekerjaannya
kearah yang lebih baik, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan ketentuan di
bidang keselamatan kerja karyawan.
10
Mandor Panen
Operator
Inventory
Krani Gudang
Pembantu
KTU
Gudang
Kepala
Satpam
Keamanan
Pengurus Kepala Operator
Paramedis
Poliklinik Timbangan
Krani
Ekspedisi
Mandor Pekerja Shift I
Pengolahan dan II
Kepala
Tukang-tukang
Bengkel Umum
Tekniker Kepala
Tekniker II
I Bengkel Sipil
Kepala
Bengkel Listrik
Kepala
Bengkel Motor
Sopir/Operator
11
Tugas seorang Manager adalah menyusun anggaran tahunan, melaksanakan
pekerjaan sesuai instruksi kerja management dan budget dengan mengoptimalkan kerja
sama dengan seluruh staf, pegawai, dan karyawan. Manager juga bertugas mengontrol
produksi, pengolahan, pemeliharaan lapangan, dan pabrik berdasarkan standar mutu kerja
perusahaan. Asisten kepala (askep) memiliki tugas mengkoordinir asisten dalam hal
penyebaran tenaga kerja, membantu pengurus dalam hal penyusunan anggaran (budget)
tahunan, pengamanan kebun, dan mengontrol pekerjaan asisten afdeling dalam hal
produksi, perawatan tanaman, dan administrasi afdeling, serta melakukan perbaikan terus
menerus di kebun. Askep juga bertugas mengambil alih pekerjaan apabila pengurus dan
asisten afdeling mengambil cuti. Asisten kepala (askep) bertanggung jawab langsung
kepada pengurus. Asisten afdeling memiliki tugas membuat rencana kerja harian bulanan
dalam bentuk laporan tertulis. Asisten afdeling juga memiliki tugas memberikan instruksi
kerja kepada mandor, mantri, dan krani setiap antrian pagi, mengawasi pelaksanaan dan
disiplin kerja di lapangan sesuai dengan instruksi dan rencana kerja yang sudah ditetapkan,
serta mengawasi mutu dan output setiap jenis pekerjaan di lapangan dan juga mendampingi
asisten afdeling dan membantu dalam mengawasi pelaksanaan dan disiplin kerja di
lapangan.
Tugas asisten afdeling juga menjamin hasil produksi sampai ke pabrik dan
bertanggung jawab terhadap keamanan afdelingnya. Asisten afdeling dibantu oleh mandor
I, krani buah (bunch recorder) dan krani transport untuk melakukan tugas di lapangan,
sedangkan untuk bagian administrasi asisten afdeling dibantu oleh krani keliling.
Pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik dipimpin oleh tekniker I yang
memiliki tanggung jawab atas seluruh kegiatan pengolahan, mulai dari mengendalikan dan
mengawasi proses pengolahan, pemeliharan mesin-mesin dan bangunan pabrik. Seorang
tekniker I dibantu oleh tekniker II dalam hal pengawasan pengolahan pabrik, pemeliharaan
mesin, adminisrasi produksi, kegiatan karyawan pabrik, transport, dan gudang.
12
2.6 Fasilitas Masyarakat Umum
PT. Socfindo Bangun Bandar juga menyediakan berbagai sarana maupun
fasilitas bagi penduduk disekitar dibebagai bidang, yaitu
b. Masjid AL IKHLAS
2.6.2 Poliklinik
Pihak perkebunan dalam hal ini menyediakan fasilitas kesehatan berupa
poliklinik yang ditujukan untuk dapat membantu dan memberikan upaya
pertolongan kesehatan bagi karyawan dan juga masyarakat disekitar.
13
2.6.3 Lapangan Olahraga
Beberapa fasilitas lapangan olahraga juga tersedia. Seperti lapangan sepak
bola yang sering digunakan oleh masyarakat disekitar perkebunan terutama bagi
para anak-anak hingga remaja untuk berolahraga khususnya sepak bola.
14
BAB III
METODE PELAKSANAAN
15
3.2.6 Pelaksanaan PKL
Kerangka Acuan kerja dibuat berdasarkan hal-hal yang akan dikerjakan
pada PT. Socfindo Bangun Bandar Kebun Bangun Bandar Serdang Bedagai,
Sumatera Utara di Afdeling I
3.3 Alur Pelaksanan (Pengumpulan Informasi)
Kegiatan PKL dilaksanakan sebagai pendamping pekerja di lapangan untuk
bertukar informasi mengenai semua hal yang terkait dengan kegiatan sehari-hari
secara umum di perusahaan. Kegiatan dilakukan di Divisi I. Kegiatan teknis
yang dilakukan oleh mahasiswa selama kegiatan PKL yaitu mengikuti kegiatan
rutin dari Divisi I yang ada di lapangan, serta kegiatan manajerial yang
dilakukan/melakukan rencana kegiatan harian yang disampaikan oleh asisten
lapangan pada saat apel pagi di kantor Divisi I.
Alur pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Socfin
Indonesia Bangun Bandar ini dilakukan melalui wawancara, pengumpulan dan
pencatatan data, pengamatan lapangan serta studi pustaka, dengan rincian metode
kegiatan yang berupa rangkaian kegiatan sebagai berikut:
3.3.1 Observasi
Dalam teknik ini dilakukan dengan pengamatan data secara langsung
terhadap objek kegiatan di dalam manajemen dan produksi lapangan, serta survei
lokasi fasilitas produksi dan ultilitas.
3.3.2 Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dan bertukar pikiran
seputar objek dengan karyawan maupun pekerja bersangkutan dan pembimbing
lapangan selama proses praktek lapangan untuk memperoleh informasi tentang
objek yang dipelajari sesuai dengan materi saat itu sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan.
3.3.3 Dokumentasi
Teknik ini biasanya dilakukan dengan pengumpulan dokumen-dokumen,
laporan-laporan, buku-buku yang berhubungan dengan objek pembahasan dan
proses saat dilakukan nya praktek lapangan.
16
3.3.4 Studi Pustaka
Teknik ini dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang berkaitan
dengan kegiatan yang dilakukan agar dapat membandingkan yang dipelajari
selama kuliah dengan yang didapat selama praktek lapangan. Tujuan dari teknik
ini adalah untuk membandingkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan
praktek kerja lapangan dengan pencarian berbagai literatur yang berhubungan
dengan objek pembahasan.
3.3.6 Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh asisten afdeling dari tempat masing-masing
selaku pembimbing lapangan. Pengawasan dilakukan asisten afdeling dengan cara
berdiskusi mengenai materi yang didapatkan dan jika ada materi yang di dapat di
lapangan akan diulang dan jika perlu di praktek langsung. Pada kegiatan
lapangan (kebun) berlangsung diawasi oleh kepala kerja (mandor).
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Terdapat pokok-pokok pembelajaran yang dilakukan selama Praktek Kerja
Lapangan di PT. SOCFINDO Kebun Bangun Bandar yang meliputi:
18
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembibitan Pre Nursery
Pembibitan merupakan kegiatan menumbuhkan dan merawat kecambah
Kelapa Sawit hingga menjadi bibit yang siap untuk ditransplanting ke lapangan.
Pembibitan bertujuan untuk memelihara kecambah dalam kondisi kultur teknis
yang sebaik-baiknya agar diperoleh bibit yang berkualitas tinggi. Ada dua cara
pembibitan budidaya kelapa sawit yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua
tahap. Untuk kondisi di Indonesia PT. Socfindo merekomendasikan pembibitan
D×P Unggul Socfindo dengan cara dua tahap (double stage) dikarenakan ukuran
kecambah PT. Socfindo yang relatif kecil memerlukan penanganan yang teliti
agar diperoleh bibit yang bermutu baik. Berikut ini adalah perbedaan pembibitan
satu tahap dan pembibitan dua tahap
Faktor Pembibitan Satu Tahap Pembibitan Dua Tahap
Luas areal dan Membutuhkan areal Seleksi selama Pre
kebutuhan air di bibitan yang luas nursery akan
pembibitan Kebutuhan air yang mengurangi
lebih banyak pemakaian luas areal
bibitan Polybag
Kebutuhan air lebih
hemat
Biaya tenaga kerja Tidak ada biaya Biaya perawatan
dan supervisi pemindahan untuk penyiangan
transplanting dari dan penyiraman
Pre nursery namun lebih hemat
membutuhkan biaya Naungan Pre
polybag lebih nursery dapat dibuat
banyak menjadi permanen
Sistem lebih jika dibutuhkan
sederhana Penanganan
Kurang supervisi kecambah dan
dalam penanganan supervisi akan lebih
kecambah ketat
19
Apabila banyak Mempermudah
seleksi melakukan seleksi
mengakibatkan awal dengan tenaga
polybag besar yang kerja yang relatif
kosong (harga sedikit
polybag dan biaya
isi tanah yang
tinggi)
Agronomi Mengakibatkan Seleksi awal akan
banyak kematian lebih baik dan ketat
karena pengaruh Jumlah kematian
panas dan sinar lebih sedikit karena
matahari langsung menggunakan
karena D×P Unggul naungan dan
Socfindo penggunaan air yang
membutuhkan mencukupi serta
naungan pada tahap lebih merata
awal
Jika air kurang
mengakibatkan
banyak kematian
a. Persiapan Lahan
Persiapan Areal dan Lokasi Lokasi untuk bibitan kelapa sawit dipilih suatu
tempat yang terletak di pusat areal (strategis). Areal harus rata, tetap terbuka, tidak
terkena banjir dan erosi. Daerah pembibita harus dekat dengan sumber air yang
permanen untuk mempermudah penyiraman dan jauh dari gangguan binatang liar.
b. Pembuatan Bedengan
Pembuatan bedengan merupakan kegiatan membangun tempat berdirinya
polybag kecil untuk kegiatan penanaman dan perawatan di pembibitan awal
selama tiga bulan. Pembuatan bedengan diawali dengan menghitung kebutuhan
20
bahan dan alat yang akan digunakan dalam pembuatan bedengan. Bedengan
dibuat pada areal yang telah diratakan dengan ukuran lebar 1,2 m dapat diisi 12
babybag dan panjangnya dapat disesuaikan tergantung kebutuhan, jarak antara
bedengan yaitu 0,6 m (yang digunakan sebagai keperluan menanam, perawatan ,
seleksi, dan kontrol bibit).
c. Pembuatan Naungan
Areal persemaian harus dibersihkan dari gulma dan sebagainya, diberi
naungan permanen terbuat dari paranet setinggi kurang lebih 2 m dari tanah
dengan naungan 30 % . Paranet digunakan juga sebagai pagar keliling pembibitan
pre nursery. Fungsi naungan di pre nursery adalah untuk mencegah jatuhnya air
hujan yang deras secara langsung ke dalam babybag, sehingga dapat
menyebabkan rusaknya struktur tanah.
d. Media Tanam
Tanah yang digunakan sebaiknya tanah lapisan atas (top soil) yang gembur,
subur, bersih dari potongan kayu, banyak mengandung bahan organik dan diambil
dari lahan yang bebas dari serangan penyakit terutama Ganoderma. Tanah
sebelum diisi ke baby bag diayak dan dicampur dengan pupuk Rock Phospate
secara merata dengan dosis 375 g/ 100 kg tanah. Takaran yang digunakan untuk
mempermudah membuat komposisi media tanamn adalah kotak berukuran 150
cm × 150 cm × 60 cm. Isi takaran ini setara dengan bobot kering 1.200 kg
dicampur dengan RP sebanyak 4,5 Kg. khusus untuk tanah liat disamping pupuk
RP tersebut dianjurkan dicampur dengan pasir kwarsa 1: 3( 1 bagian pasir + 3
bagian tanah liat)
d. Plastik Babybag
Baby bag yang digunakan untuk pre nursery sebaiknya mempunyai ukuran 15
cm × 20 cm, dengan tebal 0,01 mm, dengan lubang perforasi sebanyak 18 buah
untuk mengatur drainase, diameter lobang lebih ± 0,4 cm, jarak antar lobang 7 cm.
e. Pengisian Baby bag
21
disiram sampai jenuh setiap hari untuk memastikan kebasahan tanah cukup
memadai, tetapi harus dihindari jangan sampai air tergenang.
Perhitungan:
Dik : Jumlah Polybag = 1.000 Lembar
Tanah per babybag = 1 Kg
Dit : Jumlah Tanah ?
Jawab :Jumlah tanah = Jumlah polybag x dosis tanah/babybag
= 1.000lembar x 1 kg
= 1.000 kg
= 1 Ton tanah
Baby-bag berisi tanah disusun rapat dan rapi membentuk bedengan
jumlah bibit per nomor kelompok kategori. Pinggir bedengan diberi pelang
termasuk jalan control 100 – 110 dari 1 m2 area semai untuk mensulapi 0,5
yang berisi nomor kategori, jumlah dan tanggal persemaian. Output dalam
f. Penanaman Kecambah
22
halus dan berwarna kekuningan) mengarah ke atas. Setelah kecambah ditanam,
tutup kecambah dengan tanah setebal 1 – 1,5 cm diatas kecambah. Untuk
outputnya 2500/Hb dilakukan oleh tenaga dinas.
g. Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman
yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Sedangkan
pemupukan adalah penambahan satu atau beberapa unsur hara tanaman yang
tersedia atau dapat tersedia ke dalam tanah/tanaman untuk mempertahankan
kesuburan tanah yang ditujukan untuk mencapai hasil/produksi yang tinggi.
Pemberian dosis pupuk disesuaikan dengan umur tanaman kelapa sawit. Untuk
PN umur 2 bulan dosis pemupukan 0,2 gr/pokok, dan jumlah bibit yang akan
dipupuk 1.000 pokok. Maka dibutuhkan pupuk urea sebanyak 0,2 kg. Output
pemupukan di Pre-Nursery 30.000 batang/2HB, dimana satu orang mengangkat
air dan satu orang yang cor menggunankan gembor.
Cara pemupukan:
Drum di isi air sampai penuh (200 liter) kemudian pupuk dimasukan 0,4 kg
kedalam drum. Setelah itu diaduk secara merata, setelah pupuk tercampur bibit
disiram menggunakan gembor.
Perhitungan:
Dik :Jumlah Bibit =1.000 pokok
Dosis perpokok = 0,2 gr
Jumlah air/pokok = 50 cc /pokok
Dit : a. Kebutuhan Pupuk
b.Kebutuhan air Siraman
Jawab : a. Kebutuhan pupuk urea
= Jumlah bibit x urea
= 1.000 Pokok x 0,2gr
= 200gr
= 0,2kg
b.Kebutuhan air siraman
= jumlah air cc / pokok x jumlah pokok
= 50cc x 1.000
23
= 50.000 cc = 50 Liter Air
3 Siram 0,2 %
Urea (0,1 gr +50 cc Air)
Siram
4 0,2 % NPK Mg + TE 12-12-17-2 + TE
(0,1 gr + 50cc Air)
Siram
5 0,2 % Urea (0,2 gr + 100 cc Air )
Siram
6 0,2 % NPK Mg + TE 12- 12-17-2+TE
(0,2 gr + 100 cc Air)
Siram
7 0,2 % Urea (0,2gr + 100 cc Air)
Siram
8 0,3 % NPK Mg + TE 12-12-17-2+ TE
(0,5 gr +150 cc Air)
Siram
9 0,3 % Urea (0,5gr + 150 cc Air)
Siram
10 0,6 % NPK Mg + TE12-12-17-2+ TE (1
gr + 150 cc Air)
Siram
11 0,6 % Urea (1gr + 150 cc Air)
h. Penyiraman
Seminggu sebelum kecambah ditanam babybag berisi tanah disiram setiap hari.
Babybag disiram sampai jenuh setiap hari untuk memastikan tanah tetap lembap
24
tetapi dihindari agar air tidak sampai tergenang. Setelah kecambah ditanam,
disiram 2 kali dalam sehari (pagi hari pukul 07.00-
10.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-18.00 WIB). Terkecuali jika hari
hujan dengan curah hujan minimal 10mm/hari. Penyiraman dilakukan secara
manual menggunakan selang.
i. Penyiangan
25
4.2.2 Main Nursery
Berikut adalah perisapan yang dilakukan pada main nursery yaitu :
a. Persiapan Lahan
Persiapan Areal dan Lokasi Lokasi untuk bibitan kelapa sawit dipilih suatu
tempat yang terletak di pusat areal (strategis). Areal harus rata, tetap terbuka, tidak
terkena banjir dan erosi. Daerah pembibita harus dekat dengan sumber air yang
permanen untuk mempermudah penyiraman dan jauh dari gangguan binatang liar.
b. Media Tanam
Media untuk pengisian Polybag adalah tanah lapisan atas (top soil) yang
gembur,subur dan tidak mengandung sumber penyakit terutama Ganoderma.
Tanah yang digunakan sebaiknya diayak terlebih dahulu dan dicampur dengan
pupuk RP sebanyak 0,5 Kg /100 Kg tanah tanah yang diaduk secara merata.
Untuk mendapatkan komposisi yang tepat pencampuran tanah dengan pupuk
Rock Phospate (RP) digunakan takaran berupa kotak kayu berukuran 150 cm ×
150 cm × 60 cm. volume takaran ini setara dengan tanah kering 1.200 Kg + 4,5 kg
pupuk RP.
c. Pengisian polybag
26
dengan pipa ditengah polybag sebesar bola tanah babybag pada saat
memindahkan bibit ke polybag. Output pengisisan 200 polybag/ HB.
d. Penyusunan Polybag
27
berbahan aktif Glifosat dengan dosis 120 cc/15 liter air dan dicampur Bimaron
berbahan aktif Diuron yang dilarutkan di air.
g. Penyiraman
1. Tepat Jenis
Yang dimaksud tepat jenis di sini adalah jenis pupuk yang diberikan
harus seusai dengan kebutuhan pokok Kelapa Sawit
2. Tepat Dosis
Yang dimaksud dengan tepat dosis adalah jumlah pupuk yang di berikan
harus sesuai dengan kebutuhan pokok Kelapa Sawit dan dosis ditentukan oleh
umur Kelapa Sawit
3. Tepat Waktu
Yang dimaksud dengan tepat waktu adalah waktu pemupukan harus
dilakukan dengan benar tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Waktu
pemupukan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Kelapa Sawit.
4. Tepat Cara
Yang dimaksud dengan tepat cara adalah cara memberikan pupuk harus
di tabur.
28
5. Tempat Tempat
Yang dimaksud dengan tepat tempat adalah letak atau posisi pupuk yang
di taburkan harus di rumpukan
Tabel 3. Rekomendasi Pemupukan Main Nursery
29
Sebar didalam 15 gr NPK Mg + TE 12-12-17-
35
Polybag 2+TE
Sebar didalam 15 gr NPK Mg + TE 12-12-17-
37
Polybag 2+TE
Sebar didalam 15 gr NPK Mg + TE 12-12-17-
39
Polybag 2+TE
Sebar didalam 15 gr NPK Mg + TE 12-12-17-
41
Polybag 2+TE + 15 g Urea
Sebar didalam 18 gr NPK Mg + TE 12-12-17-
43
Polybag 2+TE
Sebar didalam 18 gr NPK Mg + TE 12-12-17-
45
Polybag 2+TE
Sebar didalam 18 gr NPK Mg + TE 12-12-17-
47
Polybag 2+TE + 20 g Urea
Oryctes menggerek pucuk yang belum terbuka mulai dari pangkal pelepah,
terutama pada tanaman muda di areal peremajaan yang mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan dan rusaknya titik tumbuh sehingga mamatikan
tanaman. Dalam pengendalian oryctes jenis racun yang digunakan berupa
insektisida dengan merek dagang Santador 25 EC 75 dengan bahan aktif Lamda
Sihakotrin 25 g/L bersifat racun kontak. Sedangkan untuk bahan perekatnya yang
digunakan yaitu Agristik 10 cc.
Bahan perekat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pestisida ketika
hari panas yang mana pada kondisi ini penguapan larulan pestisida cepat terjadi,
dan ketika hari hujan yang mana pada kondisi ini larutan pestisida disemprotkan
tidak langsung jatuh atau larut terbawa air hujan.
Kegiatan pengendalian Oryctes di PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar
pada tanaman N1 menggunakan insektisida santador 25 EC dengan bahan aktif
30
Lamda Sihalotrin 25 g/l. Dosis yang digunakan dalam pengendalian oryctes yaitu
75 cc/tangki sebelum dilarutkan dengan perbandingan 1:1 menjadi 150 cc/tangki
dan ditambahkan agristick dengan bahan aktif alkilaril poliglikol eter 400 ml/l
sebagai perekat sebanyak 7,5 cc/tangki. Penyemprotan oryctes dilakukan selama 3
detik per pokok dengan dosis larutan yang diberikan sebanyak 100 ml, sehingga
dalam 1 tangki dapat menyemprot 150 pokok. Pada waktu penyemprotan ujung
gagang stik tangki harus selalu menempel pada pucuk daun sehingga aliran
larutan insektisida dapat turun ke bawah atau dasar dari pucuk daun ke daun
sekitarnya serta tidak tumpah ke tanah.
31
Gambar 8. Kastrasi Pada Tanaman Sawit
32
glifosat dengan dosis 300 cc/tangki dilarut dengan 10 liter air dan Gulmaron
dengan bahan aktif diuron sebanyak 200 gr/tangki. Micron herby dilakukan 4 kali
dalam setahun tergantung dengan kondisi di lapangan. Output kegiatan Micron
Herby adalah 6 ha/hb (6 tangki/hb).
33
6. Pengendalian Gulma (Semprot Selektif)
4.2.4 Pemeliharaan TM
34
adalah 10 liter. Racun yang digunakan adalah Round up dengan bahan aktif
glifosat dengan dosis 300 cc/tangki dilarut dengan 10 liter air dan Gulmaron
dengan bahan aktif diuron sebanyak 200 gr/tangki. Micron herby dilakukan 4 kali
dalam setahun tergantung dengan kondisi di lapangan. Output kegiatan Micron
Herby adalah 6 ha/hb (6 tangki/hb).
35
Gambar 13. Pemupukan Kelapa Sawit secara Mekanis menggunakan mesin mini
Traktor dan Emdek Turbo Mini Fertiliser Spreader
3. Sensus Hama
Pengendalian UPDKS (ulat pada daun kelapa sawit) adalah tindakan yang
dilakukan untuk membrantas hama ulat pada tanaman kelapa sawit. Sebelum
pengendalian ulat dilakukan diawali dengan sensus ulat. Sensus ulat bertujuan
untuk melihat, mengetahui atau mendata keberadaan hama ulat yang menyerang
tanaman kelapa sawit.
Sensus hama terbagi atas 3 bagian antara lain :
Sensus normal
Sensus normal di lakukan secara rutin di setiap bulan pada semua blok
tidak tergantung pada ada atau tidaknya serangan hama. Sensus dilakukan secara
rutin setiap bulan pada semua blok. Sebelum melakukan kegiatan mantri harus
membuat rencana dan realisasi sensus normal dalam 1 tahun. Pengamatan di
lakukan pada salah satu pokok ataupun beberapa pokok dalam 1 TS. Satu
Titik sensus normal mewakili 100 pokok (0.7 ha). Jumlah TS real yang ada
dilapangan dapat lebih banyak atau berkurang dari jumlah TS hasil perhitungan.
Sensus ulang
Dilakukan setelah beberapa hari pengendalian untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pengendalian sebelumnya berdasarkan persentase kematian ulat.
Dikerjakan setelah 4 sampai 11 hari pengendlian untuk HPS (High Pressure
Sprayer) dan fogging atau setelah dilaksanakan 7 dan 14 hari pengendalian
dengan cara absorbs akar atau injeksi batang.
36
Sensus khusus
Sensus khusus dilakukan apabila pada suatu blok yang dilakukan sensus
normal hasilnya dicurigai terserang ulat.
Baris sensus dimulai dari pada baris tanaman nomor 10 dan seterusnya
kelipatan 10. Dalam 1 titik sensus mewakili 100 pokok. Baris sampel tidak boleh
berada di pinggir parit, maka baris sampel digeser ke baris sebelahnya.
Apabila suatu blok terdiri dari beberapa petak dilakukan secara tembus petak,
sehingga dalam 1 blok hanya ada satu baris seri. Pokok yang di ambil untuk
pengamatan (yang disensus) pada setiap pusingan sensus adalah pokok sensus
atau yang di curigai terserang ulat.
Titik sensus (TS) adalah patokan pertama sebagai pohon sampel untuk diamati
serangan hama yang terjadi. Untuk menentukan titik sensus adalah dengan
menghitung pohon ke 10 ke arah barisan dan pohon ke 10 ke arah antar barisan
sehingga didapatlah titik sensus yang pertama.
Sensus dilakukan pada pokok sensus secara bergiliran yang dimulai dari
titik nomor pokok sensus 2 sampai dengan 13 penghitungan nya sesuai arah
perputaran jarum jam dan dilakukan 1 bulan sekali. Data hasil sensus yang telah
di dapat di verifikasikan kepada asisten lalu kemudian dikirim ke kantor pengurus
untuk tindakan pengendalian sesuai dengan input data di from sensus. Jika pada
sensus yang dilakukan ditemukan ulat maka dapat dilihat pada tabel seberapa
berat serangan tersebut.
Pelepah yang diambil untuk sampel adalah pelepah ke 25, untuk
menentukan pelepah ke 25 dengan cara menghitung dari pelepah yang mulai
membuka keliling tergantung arah spiral pelepahnya. Pemotongan pelepah pada
pohon sensus dimulai dari pokok kedua, jika sensus dilakukan pada bulan 1 maka
pelepah yang dipotong pada pokok sensus nomor 2. Namun, jika terjadi serangan
ulat, maka pelepah yang terserang ulat tersebut itulah yang harus dijadikan
sampel.
37
4. Trunk Injeksi
38
Gambar 15. Pengendalian Ulat dengan semprot HPS (High Power Sprayer)
39
Gambar 18. Contoh Gulmsa Anak Kayu
Seksi potong buah untuk buah untuk TM dibagi menjadi 6 seksi, dimana
luas satu seksi potong buah dibuat seimbang dengan membagi luas seluruh TM
40
yang ada. Pemotongan buah dilakukan berdasarkan seksi yang dibuat sehingga
tiap tiap blok dalam satu seksi dapat dipotong sekali seminggu atau pusingan 6 -7
hari. Adapun organisasi potong buah adalah mandor 1 atas membawahi 3 mandor
potong buah, dan tiap mandor potong buah mengawasi 15 – 20 tenaga potong
buah.
3. Alat Potong buah
Alat kerja yang digunakan untuk potong buah dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu alat untuk memotong TBS (dodos dan egrek), alat untuk membawa buah ke
TPH (angkong dan karung), dan alat untuk membongkar atau memuat buah
(gancu dan tojok). Dodos digunakan untuk memanen tanaman umur 3-5 tahun,
sedangkan egrek digunakan untuk memanen tanaman umur 5 tahun keatas.
Angkong yang digunakan untuk membawa buah ke TPH biasanya bisa membawa
5-8 TBS. Karung biasanya digunakan sebagai wadah pengumpul brondolan sawit
yang jatuh dipokok dan dibawa ke TPH.
Gancu adalah alat yang digunakan untuk mengait buah sawit dan mengorek
brondolan yang terselip di celah pelepah. Gancu memiliki mata tombak berbentuk
melengkung atau sabit dengan panjang 40-50 cm. Tojok terbuat dari besi panjang
seperti huruf “T” yang lancip dibagian bawah, yang digunakan untuk mengangkut
buah sawit dan melemparnya ke truk sawit.
4. Pekerjaan Mandor Potong Buah
41
1. Untuk mempermudah pengawasan para pemanen.
2. Para pemanen telah mempunyai lokasi masing masing untuk di panen.
3. Mempermudah pemberian sanksi untuk para pemanen.
4. Mudah dilakukan pemeriksaan panen.
Ancak yang digunakan yaitu ancak giring. Ancak giring adalah sistem
pembagian ancak dengan cara memberikan ancak secara teratur kepada pekerja
yang hadir pada saat pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan % panen yang didapat
dan ancak dibagi harus bersambung dari satu ancak ke ancak yang lain sehingga
tidak ada ancak yang kosong atau tidak dikerjakan diantara ancak yang dibagi
tersebut.
Kelebihan dari ancak ini yaitu :
- Buah akan lebih cepat sampai di TPH
- Ancak akan lebih bersih, karena pengawasan lebih efektif.
5. Pekerjaan Potong Buah
42
6. Pekerjaan Kerani Buah
Kerani buah mencatat setiap bulan yang diterima di TPH pada buku
penerimaan TBS, tiap hari buku di bawa ke kantor divisi untuk diperiksa dan
dicatat oleh kerani produksi untuk dasar perhitungan premi potong buah.
Buku penerimaan TBS dan notes potong buah harus diperiksa kebenaran datanya
oleh asisten. Data produksi dari buku penerimaan TBS diolah untuk mendapatkan
produksi/blok, selisih taksasi kebun dengan timbangan pabrik serta perhitungan
premi. Data ini kemudian dicatat pada buku produksi harian dan selanjutnya
dipindah ke papan panjang.
Buku notes potong buah adalah buku kecil berisi catatan jumlah tandan
buah yang dipanen oleh masing masing pemanen serta jumlah premi yang
diperolehnya.
Basis janjang potong buah adalah jumlah janjang minimal tandan buah
segar yang harus dipanen oleh seorang pemanen untuk digunakan sebagai dasar
awal perhitungan premi potong buah. Apabila pemanen bisa memanen melebihi
basis yang ditentukan maka pemanen akan mendapatkan premi.
Tabel 4. Premi Potong Buah di divisi I PT. Socfindo Bangun Bandar
Agustus 2023
43
056 2016 52,05 140 489 754
057 2003 2,29 40 510 786
057 2014 43,15 90 521 802
058 2018 56,39 170 537 812
059 2016 53,60 140 557 860
060 2015 29,98 120 590 897
061 2015 39,08 120 610 945
061 2017 46,84 160 632 961
062 2009 39,08 65 653 993
063 2009 46,84 65 663 1,008
064 2010 33,33 70 675 1,025
065 2004 59,08 45 685 1,046
068 2007 2,08 50 696 1,083
068 2016 36,86 140 738 1,126
069 2017 22,17 160 749 1,136
070 2009 13,96 65 754 1,141
070 2016 17,72 140 770 1,162
071 2017 22,33 160 781 1,173
074 2017 27,52 160 791 1,173
Total 950,01
44
Brondolan tidak dikutip bersih < 20 butir/pokok (B1) = Rp 1.000/pokok
Pada kondisi panen hari normal atau tidak ada gangguan hujan besar, jika
tidak siap basis premi, maka kepada karyawan tersebut akan dikenakan sanksi
sesuai pasal I ayat 3 Perjanjian Kerja Bersama (PKB) “Pekerja yang atas kemauan
sendiri bekerja kurang dari 7 jam dalam satu hari atau menyelesaikan kurang dari
borongan harian yang ditetapkan baginya, akan menerima sebagian dari upah
harian, yakni menurut perbandingan waktunya bekerja borongan yang
diselesaikan.
7. TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)
Tempat pengumpulan hasil (TPH) yaitu tempat yang digunakan untuk
meletakkan dan menyusun buah hasil dari pemanen. Tiap 1 ha biasanya terdapat 3
buah TPH. Tujuan dari pembuatan TPH yaitu :
- Mempermudah dalam perhitungan jumlah janjang yang telah dipanen
- Mempermudah dalam proses pengangkutan buah
- Dalam pembuatan TPH dalam suatu blok dilakukan ketika tanaman akan
memasuki masa produksi.
8. Kriteria matang panen
Parameter yang digunakan dalam menentukan kriteria matang panen adalah
perubahan warna membrondolnya buah dari tandan. Proses perubahan warna yang
terjadi pada tandan adalah dari hijau berubah kehitaman kemudian berubah
menjadi merah mengkilat atau orange. Kriteria matang panen di PT.Socfindo rata
rata berondolan 3 dipiringan dan 4 setelah di TPH. Tujuannya dilakukan
berondolan 3 karena untuk menurunkan kadar air di buah matang tersebut. Tujuan
dari kriteria matang panen yaitu untuk memperoleh tingkat kematangan.
45
Tabel 5. Kriteria Matang Panen
46
% Panen =
Persen panen ini dilakukan dengan mengambil baris sampel. Dalam 1 blok
biasanya diambil sampel baris sebanyak 6 baris. Setelah mendapat jumlah Janjang
yang matang dalam setiap barisnya, maka dapat ditentukan persen panen.
Misalnya pada blok 68 (38,52 ha) dalam barisnya terdapat 97 janjang dalam 135
pokok. Maka persen panen adalah :
97
% panen = × 100 %
135
= 72 %
Janjang =
47.369
=
11 ,78
47
= 4.021 janjang.
Dalam satu hari kerja, karyawan diharuskan minimal menyelesaikan 1.2 basis
(1 basis sesuai dengan umur tanaman menghasilkan. Untuk contoh kita gunakan
jumlah basis per karyawan adalah 140 janjang. Maka untuk menghabiskan taksasi
sebanyak 4.021 janjang tersebut, jumlah pekerja yang dibutuhkan adalah
4.021
Jumlah Karyawan =
140
= 28 orang
Maka, untuk menyelesaikan panen blok 68 agar diselesaikan dalam satu
hari, maka pekerja yang dibutuhkan adalah 28 orang (dengan catatan tidak ada
halangan).
- Kebutuhan truk
Setelah mengetahui taksasi produksi yang akan dipanen, berikutnya adalah
mengitung kebutuhan truk untuk mengangkut seluruh TBS yang telah di panen
dari TPH ke pabrik pengolahan kelapa sawit. Dalam satu kali jalan truk hanya
mampu mengangkat 6 ton TBS ke pabrik. Untuk mencari kebutuhan truk
digunakan rumus sebagai berikut:
Taksasi
Kebutuhan Truk =
Kapasitas truk per hari(6 Ton)
47.369
=
6
= 7 Truk
Menjalani ancak panen dari rintis/baris tanaman awal sampai rintis terakhir
dan mencari buah yang telah matang dengan melihat berondolan yang terdapat
disetiap piringan pokok, dan setelah menemukan buah matang, turunkan buah
tersebut dengan menggunakan pisau enggrek atau dodos. Setelah buah diturunkan
buang pelepah dirumpuk rapi pada tempat rumpukkan sesuai arah jatuhnya
pelepah. Pelepah dipotong 2 bagian, dan setelah itu digeserkan buah ke tempat
yang bersih. Kumpulkan berondolan dan tumpuk dekat buah pada tempat yang
bersih di dalam piringan, bawa buah dan berondolan ke TPH. Pemeriksaan
dilengkapi dengan buku pemeriksaan ancak dan mutu panen.
48
Gambar 20. Pengecekan Buah Masak
49
Gambar 23. Pengangkutan buah ke TPH
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang telah di lakukan penulis telah
menambah wawasan,pengalaman dan keterampilan kerja dan pengetahuan penulis
tentang manajemen divisi perkebunan kelapa. Pengelolaan perkebunan kelapa
Sawit di PT. Socfin Indonesia Kebun Bangun Bandar Divisi I sudah berjalan
dengan baik. Sistem budidaya tanaman kelapa sawit telah diatur agar mencapai
target yang direncanakan,sehingga hasil produksi minyak dari PT. Socfin
Indonesia Kebun Bangun Bandar selalu meningkat dan pemeliharaan tanaman
belum menghasilkan sampai tanaman menghasilkan di atur dan di rawat dengan
baik sesuai dengan aturan yang atau prosedur perkebunan kelapa Sawit.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :
1. Perlu adanya penambahan waktu PKL karena masih banyak kegiatan yang tidak
dapat diikuti disebabkan waktu PKL yang sebentar
2. Diharapkan kerjasama dapat ditingkatkan dalam bidang pendidikan tentang dunia
perkebunan dengan institusi perguruan tinggi, sehingga menarik minat
mahasiswa.
51
DAFTAR PUSTAKA
https://adoc.pub/keadaan-umum-sejarah-perusahaan.html
http://repo.unand.ac.id/22070/1/LAPORAN%20PERKEBUNAN%20dery.pdf
https://sawitindonesia.com/mengelola-manajemen-afdeling/
52
LAMPIRAN
53
Gambar 28. Foto Bersama karyawan Bibitan
54
Gambar 32. Foto bersama mandor Perawatan
55
Gambar 36. Diskusi Bersama di kantor Divisi I
Gambar 38. Foto bersama dengan Asisten Kepala PT. Socfindo Kebun Bangun
Bandar
56
Gambar 39. Pengukuran lebar Parit
57
58