Anda di halaman 1dari 33

BAB.

1 PUSKESMAS JEMBER KIDUL


(28 November 2016 - 10 Desember 2016)

1.1 Pelaksanaan Kegiatan di Puskesmas Jember Kidul


1.1.1 Kegiatan Orientasi di Puskesmas Jember Kidul
A. Orientasi bagian Poli Gigi di Puskesmas Jember Kidul (Senin, 28 November
2016)
Orientasi bagian BP gigi dan mulut dibimbing oleh drg. Hamid Dwi S,
selaku kepala poli gigi puskesmas Jember Kidul. Ada dua dokter gigi, yaitu drg.
Hamid Dwi S dan drg. Amira yang masih magang. Pengenalan alat dan bahan
dilakukan oleh drg. Hamid Dwi S.
Poli gigi memulai pelayanan pukul 07.30 – 12.00 untuk hari senin sampai
kamis, sedangkan hari jum'at dimulai dari pukul 07.30 – 11.00. Untuk hari sabtu
pelayanan dibuka mulai pukul 07.30 – 12.00. Perawatan yang dilakukan adalah
pembersihan karang gigi secara manual dan ultrasonic, tumpatan GI, perawatan
saluran akar sederhana, pencabutan gigi sulung dan permanen, dan rujukan ke
rumah sakit jika kasus tidak bisa ditangani oleh puskesmas.

B. Orientasi bagian Tata Usaha di Puskesmas Jember Kidul (Selasa, 28 November


2016)
Orientasi Tata Usaha oleh Bp. Nurul Rachman, selaku kepala Tata Usaha
Puskesmas Jember Kidul. Tata Usaha merupakan program pengembangan
Puskesmas. Bagian ini mengelola manajemen Puskesmas dan bertanggung jawab
kepada koordinator kegiatan di Puskesmas. Bagian Tata Usaha membawahi tiga
bagian yaitu:
a. Kepegawaian
b. Keuangan
c. SP2TP
Bagian Tata Usaha bertugas dalam:
a. Mengurusi keluar masuknya surat di Puskesmas
b. Mengurusi kepegawaian, contohnya: menyampaikan kepada para pegawai yang
sudah waktunya naik jabatan (mengurusi administrasi kenaikan pangkat)

1
c. Bertugas untuk membawahi bagian-bagian seperti yang tercantum dalam
lampiran.
Puskesmas Jember Kidul memiliki tenaga PNS 15 orang, yang terbagi atas
medis 8 orang dan non medis 7 orang. PTT bidan 4 orang, magang administrasi 6
orang, magang bidan 9 orang dan perawat magang 10 orang. Non medis terbagi
atas pegawai pendaftaran, tata usaha, parkir, tukang masak, cleaning service dan
supir.

C. Orientasi Pengadaan barang dan Permintaan barang di Puskesmas Jember


Kidul (Selasa, 29 November 2016)
Orientasi bagian pengadaan dan permintaan barang oleh ibu Sri Rahayu
(BuYayuk) selaku pemegang program. Tugas bagian permintaan dan pengadaan
barang adalah mengurus keadaan barang – barang dan fasilitas yang ada di
puskesmas kecuali obat-obatan. Bagian pengadaan barang mengurus pengiriman
barang yang dialokasikan dari dinkes untuk fasilitas puskesmas.

D. Orientasi Makanan dan Minuman Pasien Rawat Inap di Puskesmas Jember


Kidul (Selasa, 29 November 2016)
Orientasi pada bagian makanan dan minuman pasien oleh ibu Sri Rahayu
(Bu Yayuk) selaku pemegang program. Tugas bagian ini adalah memberikan
makanan dan minuman pada pasien rawat jalan meliputi jenis makanan yang
diberikan tiap harinya, mengatur menu makanan yang berbeda tiap harinya,
mengatur menu makanan yang berbeda tiap pasien tergantung jenis penyakitnya
dan mengatur jadwal pemberian makanan pasien. Jadwal pemberian makanan
pasien yaitu pagi jam 7.00, siang jam 12.00 dan sore jam 16.00.

E. Orientasi Pojok Gizi di Puskesmas Jember Kidul (Selasa, 29 November 2016)


Orientasi Gizi oleh Ibu Sri Rahayu, selaku pemegang program pojok gizi,
biasa dipanggil Bu Yayuk. Program ini merupakan program pokok Puskesmas.
Tujuan bidang SKPG (sistem kewaspadaan Pangan dan Gizi) ini di Puskesmas
adalah menurunkan prevalensi balita gizi buruk. Untuk kegiatan yang dilakukan
meliputi :

2
a. Penyuluhan
b. Pemantauan TSG (Pemantauan Status Gizi).
c. Promosi kadarzi
d. Promosi ASI Eksklusif.
e. PMT (Pemberian Makanan Tambahan).
f. Surveilance (Pelacakan Gizi Buruk)
g. Kunjungan Rumah Masalah Gizi
Kendala: kurangnya petugas dan kurangnya komputer.

F. Orientasi LASS (Layanan Alat Suntik Steril) di Puskesmas Jember Kidul


(Selasa, 29 November 2016)
Orientasi LASS oleh Mb Juli Nur selaku pemegang program di bagian
LASS. LASS adalah Layanan Alat Suntik Steril bagi pengguna napza (narkotika)
suntik yang berfungsi untuk mencegah penularan HIV. Bagian ini dibina oleh satu
dokter, dua perawat, dan apoteker serta tenaga penjangkau. Pasien yang bersedia
aktif menjalani terapi, tidak harus hadir setiap jadwal terapi. Bagi pasien yang
tidak aktif ke Puskesmas, dokter mengirimkan paket terapi ke rumah setiap
pasien, tetapi pasien pasien harus menyerahkan foto kopi ktp/identitas diri lainnya
ke puskesmas. Sistem pelayanan aktif ini dimungkinkan dengan disediakannya
sumber daya manusia (SDM) khusus menjadi penjangkau (penghubung),
penjangkau biasanya orang terdekat/ mantan pengguna juga.
Penjangkau berfungsi ganda, selain melayani pasien ketergantungan
narkoba di Puskesmas, juga menjangkau para pasien yang tidak aktif. Tenaga
penjangkau secara rutin menyambangi pasien maupun mengirimkan paket
petunjuk beserta kelengkapan terapi yang diperlukan pasien. Tenaga penjangkau
menjadi ujung tombak pelayanan pasien ketergantungan narkoba yang tidak aktif
datang ke Puskesmas.
Tujuan dari program LASS yaitu:
a. Menyediakan dan mendistribusikan jarum suntik steril kepada Penasun, dan
menghentikan beredarnya jarum suntik bekas pakai yang berpotensi
menularkan HIV.
b. Memastikan penggunaan jarum suntik steril pada sebanyak mungkin praktek

3
penggunaan Napza secara suntik.
c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Penasun mengenai menyuntik
yang lebih aman.
Program LASS adalah klinik satu-satunya yang dimiliki oleh jember pada
puskesmas Jember Kidul.

G. Orientasi Kamar dan Gudang Obat di Puskesmas Jember Kidul (Selasa, 29


November 2016)
Orientasi apotik oleh Mb Juli selaku petugas utama di bagian Kamar Obat.
Tugas dari kamar obat adalah melayani permintaan obat yang berasal dari rawat
inap maupun rawat jalan (balai pengobatan umum, balai pengobatan gigi, KIA,
saal perawatan, maupun UGD). Kamar Obat juga bertugas mengelola, mengatur
keluar masuk obat, distribusi dan pengawasan yang nantinya dilaporkan pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember yang berdasarkan LPLPO.
LPLPO dibuat berdasarkan pemakaian obat 2 bulan. Selain itu apotek juga
bertanggung jawab terhadap penyimpanan obat untuk penyimpanan suhu ruangan
harus pas dan obat yang berada dibawah tidak boleh menyentuh lantai. Untuk obat
golongan narkotika terdapat tempat penyimpanan tersendiri. Tenaga kerja terdiri
dari dua orang. Sistem yang dipakai di puskesmas Jember Kidul untuk pelayanan
obat adalah sistem 1 pintu. Pencatatan dan pelaporan obat disesuaikan dengan
format LPLPO. Pengadaan obat di apotek setiap 2 bulan sekali tetapi apabila obat
habis sebelum waktunya dibuatkan bon dulu atau permintaan cito.
Orientasi gudang obat juga dilakukan oleh Mb Juli selaku petugas utama
di bagian gudang obat. Gudang Obat merupakan tempat pemberhentian sementara
barang sebelum dialirkan, dan berfungsi mendekatkan barang kepada pemakai
hingga menjamin kelancaran permintaan dan keamanan persediaan. Gudang obat
bertugas untuk melaporkan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLO) dari
gudang obat ke GFK.
Pendistribusian obat dari apotek ke pasien disesuaikan dengan resep yang
diterima pasien. Apabila obat habis dilakukan bon cito yang terbatas hanya 2x per
bulan (untuk cairan hanya sekali sebulan). Distribusi ini ke 6 wilayah pustu dan
polindes. Laporan dilakukan 1 bulan sekali dari setiap wilayah ke dinkes dan
GFK. Kendalanya adalah apabila ada laporan wilayah yang terhambat maka akan

4
menyebabkan keterlambatan selanjutnya.

H. Orientasi BP Umum di Puskesmas Jember Kidul (Kamis, 1 Desember 2016)


Orientasi Rawat Inap oleh Bu Wahyu Utami, selaku kepala perawat di poli
umum. Balai pengobatan melayani pasien rawat jalan selain P2M dan MTBS.
Balai pengobatan membawahi program kesehatan indera, kesehatan olahraga,
kesehatan kerja dan kesehatan haji / mata. Pengobatan dilakukan di dalam dan di
luar ruangan. Program ini dilaksanakan di balai pengobatan yang buka setiap hari
Senin-Sabtu. Pelayanan yang dilakukan meliputi:
a. Menegakkan diagnose
b. Memberikan pengobatan sesuai standar pelayanan
c. Merujuk untuk kasus berat yang meminta perawatan lebih tepat dan sesuai
Penyakit yang sering dijumpai di balai pengobatan antara lain ISPA,
common cold, myalgia, dan pemeriksaan kehamilan. Laporan balai pengobatan
merupakan rekap laporan dari masing-masig Pustu dan poli setiap bulan sekali
dilaporkan ke dinas kesehatan berupa data kesakitan dan data kunjungan.

I. Orientasi Poli Lansia di Puskesmas Jember Kidul (Kamis, 1 Desember 2016)


Orientasi pada poli lansia ini oleh ibu Wahyu Utami selaku pemegang
program. Poli lansia ini memberikan pelayanan pada orang-orang berusia >50
tahun yang memiliki penyakit seperti nyeri sendi, mialgia, hipertensi dan DM.
Upaya kesehatan yang diberikan adalah upaya promotif, preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif serta pelayanan rujukan kepada para
pasien usia lanjut. Jenis pelayanan kesehatan usia lanjut yang dapat diberikan
kepada usia lanjut dikelompokkan sebagai berikut:
1. Living/ADL) meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum,
berjalan, naik tangga, mandi, berpakaian, buang air dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional, dengan menggunakan pedoman KMS (Kuasioner Status Mental)
pada KMS.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat dalam Indeks Massa Tubuh (IMT).

5
4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop
serta perhitungan denyut nadi selama satu menit penuh.
5. Pemeriksaan laboratorium, meliputi pemeriksaan:
a. Hemoglobin, dengan menggunakan Sahli, Talquist atau Cuprisulfat.
b. Protein Urine, untuk mendeteksi adanya zat putih telur (protein) dalam
urine sebagai indikasi adanya penyakit ginjal.
c. Reduksi Urine, untuk memeriksa adanya gula dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit Diabetes Melitus.

J. Orientasi Poli TB di Puskesmas Jember Kidul (Kamis, 1 Desember 2016)


Orientasi poli TB oleh bu Wahyu Utami selaku pemegang program. Poli
Tb yang ada di puskesmas memberikan pelayanan yang didukung oleh tenaga
Laboratorium dan petugas medik lain ( Perawat dan dokter ) yang sudah
mengikuti pelatihan. Pihak Puskesmas telah berupaya untuk menjaring suspek
sebanyak – banyaknya, selanjutnya mengobati penderita TB Paru ( BTA Positif
dan Rontgen Positif ) yang keseluruhannya dicatat dalam format pencatatan dan
pelaporan TB yang ada.
Puskesmas juga memberikan fasilitas pemeriksaan dahak untuk
mengetahui apakah positif TB atau tidak. Pengobatan yang diberikan puskesmas
terdapat 3 macam yaitu
1. Kategori 1 (6 bulan: 2 bulan intensif, 4 bulan lanjutan)
2. Kategori 2 (suntik 2 bulan, pengobatan oral 8 bulan)
3. TB MDR (suntik 8 bulan, oral 2 tahun)

K. Orientasi Pusling di Puskesmas Jember Kidul (Kamis, 1 Desember 2016)


Orientasi program pusling oleh Bu Wahyu Utami selaku pemegang
program. Pusling ini merupakan program puskesmas keliling wilayah desa Jamber
Kidul dan Kepatihan yang diadakan puskesmas. Biasanya pusling ini melakukan
pemeriksaan di posyandu, lansia, pondok, dan pasar tanjung. Program ini
merupakan pelayanan pemeriksaan gratis seperti pemeriksaan tekanan darah, berat
badan dan tinggi badan serta pengobatan gratis.

6
L. Orientasi Kesehatan Indra di Puskesmas Jember Kidul (Kamis, 1 Desember
2016)
Orientasi pada bagian indra ini merupakan bagian dari poli umum, oleh Bu
Wahyu Utami selaku kepala perawat di poli umum. Bagian Indra memeriksa indra
manusia mata dan telinga. Kegiatan Program ini berupa penyuluhan, penjaringan
kasus-kasus penyakit mata dan telingan melalui pengobatan rawat jalan maupun
pada pelayanan KIA, KB dan Gizi, pemeriksaan dan tindakan medis, rujukan
kasus ke RSUD dan BKMM.

M. Orientasi Kesehatan Kerja di Puskesmas Jember Kidul (Kamis, 1 Desember


2016)
Orientasi UKK oleh Bu Wahyu Utami, selaku perawat pemegang
program. Upaya Kesehatan Kerja atau yang disebut UKK adalah suatu program
pemeriksaan kesehatan berkala, pengobatan penyakit ringan, danpenyuluhan
kesehatan bagi tenaga kerja. Tujuan UKK sendiri adalah terselenggaranya
pelayanan kesehatan kerja dasar oleh Puskesmas dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat pekerja.
Sasaran UKK adalah :
1. Pengelola Program Kesehatan Kerja di Kabupaten / Kota
2.Penyelenggara pelayanan kesehatan kerja dasar Puskesmas.
3.Pengelola sarana kerja
4.Masyarakat pekerja dan sekitarnya.
Upaya Kesehatan Kerja atau yang disebut UKK dibagi menjadi 2 yaitu
formal dan informal. Upaya Kesehatan Kerja formal memantau kesehatan kerja
pegawai / karyawan yang berada pada Hotel, Rumah Makan, pabrik Roti dll.
Sedangkan yang dimaksud Upaya Kesehatan Kerja Informal ini masuk dalam poli
umum, yaitu memantau kesehatan pasien yang datang ke puskesmas. Program
kesehatan UKK ini masuk ke dalam bagian poli umum.

N. Orientasi Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Jember Kidul (Kamis, 1


Desember 2016)
Orientasi Penyakit Tidak Menular oleh ibu Wahyu Utami selaku

7
pemegang program. Tujuan dari pelaksanaan program Penyakit Tidak Menular
melalui posbindu adalah mendeteksi secara dini penyakit tidak menular melalui
penemuan faktor resiko dari penyakit-penyakit meliputi merokok, kurang
aktifitas fisik, diet yang tidak seimbang dan konsumsi minimal beralkohol,
kemudian dilakukan upaya-upaya konsultasi pengendalian faktor resiko.
Pengendalian faktor resiko Penyakit Tidak Menular ini akan dilakukan
oleh masyarakat dan pendampingan oleh petugas kesehatan puskesmas.
Pelayanan penyakit ini meliputi penyakit hipertensI, DM dll. Program ini meliputi
penyuluhan dan pemberian obat sebulan sekali.

O. Orientasi P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) di Puskesmas Jember


Kidul (Kamis, 1 Desember 2016)
Orientasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit oleh ibu Wahyu Utami
selaku pemegang program. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bertujuan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit
menular dan tidak menular yang ditemukan di wilayah Puskesmas. Meskipun
sudah terjadi transisi epidemiologi penyakit tidak menular, namun hingga saat ini
masih banyak ditemukan kasus – kasus penyakit menular (Comunicable Diseases)
bahkan sampai menimbulkan Out Break (Kejadian Luar Biasa / KLB ) dengan
menelan korban kematian. Beberapa jenis penyakit menular potensial wabah yang
masih sering ditemukan di wilayah Puskesmas Jember Kidul seperti : Diare dan
Malaria.
Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
Puskesmas Batuyang telah melakukan kegiatan – kegiatan promotif dan preventif
antara lain Surveilans Epidemiologi, Sistem kewaspadaan Dini KLB, Pelacakan
kasus dan penyelidikan epidemiologi, penyuluhan tentang penyakit menular.

P. Orientasi Kesehatan Haji di Puskesmas Jember Kidul (Kamis, 1 Desember


2016)
Orientasi Kesehatan Haji oleh ibu Wahyu utami selaku pemegang
program. Penyelenggaraan program kesehatan haji bertujuan untuk memberi
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji,

8
sehingga jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran
agama Islam.
Tujuan tersebut dicapai melalui upaya-upaya peningkatan kondisi
kesehatan sebelum berangkat, menjaga kondisi sehat selama menunaikan ibadah
haji sampai kembali ke Indonesi, serta mencegah transmisi penyakit menular yang
mungkin terbawa keluar/masuk oleh jemaah haji. Pemeriksaan kesehatan biasanya
dilakukan 6 bulan sebelum keberangkatan haji. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan fisik, nadi, tensi, TB, BB, ECG, Cek Lab dll.

Q. Orientasi Surveilence Penyakit dan KLB (Kejadian Luar Biasa) di Puskesmas


Jember Kidul (Kamis, 1 Desember 2016)
Orientasi program Surveilence penyakit oleh ibu Wahyu Utami selaku
pemegang program. Surveilence penyakit merupakan analisis terus menerus dan
sistematis terhadap penyakit menular dan tidak menular serta faktor resiko yang
dapat meningkatkan keparahan penyakit. Program ini meliputi KIPI (Kejadian
ikutan pasca imunisasi) seperti panas, muntah, rewel dan bengkak pasca imunisasi
dan AFP (linu balita setelah imunisasi.
KLB merupakan suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan
biasa, pada waktu dan daerah tertentu. 7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa
(KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah :
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak adaatau
tidak dikenalpada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun
waktudalam jam,hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan
denganperiodesebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut
jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkankenaikan duakali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata
jumlahper bulan dalam tahunsebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu)
tahunmenunjukkankenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata

9
jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu)
kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau
lebih dibandingkan denganangka kematian kasus suatu penyakit
periodesebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
Karakteristik Penyakit yang berpotensi KLB
1. Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat.
2. Merupakan penyakit menular dan termasuk juga kejadian keracunan.
3. Mempunyai masa inkubasi yang cepat.
4. Terjadi di daerah dengan padat hunian.

R. Orientasi Loket Rawat Jalan di Puskesmas Jember Kidul (Kamis, 1 Desember


2016)
Orientasi bagian loket/ pendaftaran oleh Mbak Ais selaku pegawai loket/
pendaftaran. Petugas dibagian loket ada 4 orang, Bagian loket bertugas menerima,
mendaftarkan serta mengelola kartu status pasien, baik itu pasien baru ataupun
pasien lama. Pendistribusian kartu status pun masih belum terlaksana dengan baik.
Hal ini terlihat dari pasien yang membawa kartu statusnya sendiri menuju poli
yang dituju.
Bagian pendaftaran menerima pendaftaran pasien mulai pukul 08.00
sampai pukul 12.00 pada hari senin sampai kamis, pukul 08.00 sampai pukul
10.00 pada hari jum’at dan pukul 08.00 sampai pukul 11.00 pada hari sabtu.
Untuk pasien yang datang setelah bagian pendaftaran tutup, bisa melalui UGD,
namun hanya dikhususkan bagi pasien-pasien tertentu yang benar-benar
membutuhkan perawatan darurat yang kemudian pada esoknya, pasien tersebut
akan didaftarkan di bagian pendaftaran.

S. Orientasi Laboratorium di Puskesmas Jember Kidul (Jumat, 2 Desember 2016)


Orientasi bagian laboratorium oleh Ibu Desi E.L, selaku kepala bagian

10
laboratorium, hanya ada satu petugas di bagian laboratorium. Kegiatan yang
dilakukan oleh bagian laboratorium adalah pemeriksaan specimen untuk
membantu menegakkan diagnosa. Petugas di Laboratorium ini ada 1 orang.
Pemeriksaan yang biasanya dilakukan di laboratorium Puskesmas Jember Kidul
diantaranya adalah :
a. Pemeriksaan darah lengkap berupa pemeriksaan hemoglobin, hitung jumlah
leukosiit, LED, jumlah trombosit dan eritrosit serta jenis golongan darah. Hasil
pemeriksaan selesai dalam satu jam
b. Pemeriksaan urine lengkap, yang terdiri atas pemeriksaan albumin, reduksi,
urobilin, dan bilirubin
c. Pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam). Biasanya hasilnya keluar setelah dua
hari.
d. Pemeriksaan Bumil yang meliputi pemeriksaan HB, albumin, redusi, golongan
darah, HIV, urine, plano, IMS (Infeksi Menular Seksual)
e. Pemeriksaan VCT untuk mengetahui mengidap HIV atau tidak.
f. Pemeriksaan IMS seperti tricomonas, GO, syphilis, jamur.
g. Pemeriksaan Gula darah, Asam urat, Kolesterol
Untuk pembuangan limbah dilakukan pengumpulan kemudian dilakukan
pembakaran secara berkala. Untuk pemerikaan HIV ada 5 golongan yang harus
atau wajib dilakukan tes atau juga disebut 5S diantaranya adalah :
a. Saya.
b. Sampean.
c. Sopir.
d. Seks ( Pekerja Seks).
e. Serdadu/ tentara.
Selain itu pasien puskesmas dengan kasus TB, VCT, ibu hamil juga
diwajibkan ikut tes. Sebaiknya petugas medis juga mengikuti tes, karena rentan
terhadap virus. Kendalanya adalah pekerjaan yang terlalu banyak. Standartnya ada
dua petugas namun hanya ada satu petugas disini.

T. Orientasi KB di Puskesmas Jember Kidul (Sabtu, 3 Desember 2016)


Orientasi KB oleh Mbak Merissa, selaku bidan pemegang program.

11
Program KB bertujuan untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang
keluarga berencana serta efek samping dan waktu pelesan yang tepat untuk alat
KB, selain itu juga menjelaskan keuntungan-keuntungan dri KB. Kegiatan yang
dilakukan pada program ini adalah konseling, penyuluhan pelayanan akseptor KB,
dan pembinaan akseptor.
Program kerja dibagian KB yaitu mengatur jarak kelahiran.
a. Pencapaian akseptor KB aktif : PUS yang menggunakan KB terus- menerus
sampai sekarang. Dalam 1 tahun, targetnya 70%. Cara menghitung peserta aktif
bulan ini adalah KB aktif bulan lalu ditambah bulan ini dikurangi dropout
(DO). Data DO meliputi; ibu hamil, medis (pendarahan, hipertensi),
menopasuse, pindah, cerai, mati.
b. KB baru : PUS yang pertama kali menggunakan KB (Pasca persalinan, pasca
keguguran). Dalam 1 tahun, targetnya 10%. Alat kontrasepsi (alkon) yang
dilayani adalah IUD (dimasukkan ke rahim), implan, suntik, pil, dan kondom.
c. Efek samping : Spooting (flek), tidak haid, pusing, mual, perubahan BB, fluor
albus, perforasi. Dalam 1 tahun, targetnya 12,5%.
d. Komplikasi : flor abuse/keputihan, perdarahan, abses, hematom, ferporasis
(IUD tembus ke rahim dan ini hanya bisa diliat lewat USG). Target dibawah
3,5%..
e. Kegagalan : Hamil pada saat menggunakan KB, atau disebut drop out. Target
kurang dari 10 orang
Macam-macam alat KB yang tersedia berupa implant iodoplan (3tahun),
suntik (1 dan 3 bulanan), IUD, kondom (pria dan wanita), dan pil. Kendala yang
sering terjadi yaitau tingkat pendidikan masyarakat yang kurang untuk memahami
pentingnya KB, kepercayaan atau agama, dan tingkat social ekonomi

U. Orientasi UGD (Unit Gawat darurat) di Puskesmas Jember Kidul (Sabtu, 3


Desember 2016)
Orientasi UGD oleh Bu Nurrochmini, biasa dipanggil Bu Nunun selaku
pemegang program. Kasus UGD meruapakan kasus gawat darurat yang
mengancam jiwa, maternal, neonatal, bayi, anak dan lainnya.
Kegiatan di UGD meliputi:

12
a. Jumlah kasus gawat darurat 100% ditangani (maternal, neonatal, bayi, balita,
kecelakaan, KLB)
b. Jumlah penderita gawat darurat yang dirujuk 25% dari kasus gawat darurat
c. Jumlah hari perawatan maksimal 3 hari, selebihnya adalah rujuk ke rumah
sakit.
Kegiatan di UGD tidak berdiri sendiri karena dibawahi oleh ZAAL (rawat
inap). Penjagaannya dibagi menjadi 3 shift pagi, sore, dan malam. Kasus yang
banyak ditemui adalah kasus hipertensi dan kecelakaan lalu lintas. Laporan yang
dibuat oleh UGD ada 3 macam yaitu LB1 (setiap bulan), laporan stok obat (setiap
minggu), dan laporan surveillance kecelakaan (tiap bulan). Kendala yang dihadapi
adalah keterbatasan tenaga dan alat.

V. Orientasi Rawat Inap di Puskesmas Jember Kidul (Sabtu, 3 Desember 2016)


Orientasi Rawat Inap oleh Bu Nurrochmini, biasa dipanggil Bu Nunung
selaku pemegang program .Kegiatan di rawat inap meliputi :
a. Target BOR (Bed Occupany Rate) 70%
b. Target ALOS (Average lenght og Stay) 3 hari, >6 hari dirujuk.
c. Target BTO (Bed Turn Over) 4-5/bulan.
d. TOL (Torn Over Interval) 1-2 hari
e. Askep 100%
Rawat inap berlaku 24 jam dengan shift pagi, siang, malam, dengan 2
perawat, 1 bidan. Laporan yang dilaporkan adalah laporan bulanan yang dicatat
setiap hari.

W. Orientasi Kesehatan Jiwa di Puskesmas Jember Kidul (Sabtu, 3 Desember


2016)
Orientasi Kesehatan Jiwa oleh Bu Nurrochmini, biasa dipanggil Bu
Nunung selaku pemegang program. Program ini bertujuan mencapai kesehatan
jiwa masyarakat secara optimal. Kegiatan yang dilakukan bagian
Kesehatan Jiwa diantaranya :
a. Target pasien adalah 20% dari total kunjungan
b. Pengobatan dengan target 15 % dari total penderita

13
c. Penyuluhan dengan frekuensi 2 kali dalam setahun, misalnya seperti kenakalan
remaja, bahaya narkoba dan sebagainya yang dilakukan setiap setahun sekali
dalam setiap desa
d. Melakukan kunjungan pada rumah pasien jiwa guna mengetahui hal yang
mungkin jadi penyebab penyakit
e. Merujuk pasien yang membutuhkan perawatan intensif ke rumah sakit jiwa
Kasus kesehatan jiwa yang paling banyak di Puskesmas Jember Kidul
adalah Psikosa (sakit jiwa), Neurosa (gangguan jiwa), Epilepsi, dan Retradasi
mental.

X. Orientasi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di Puskesmas Jember Kidul (Senin,
5 Desember 2016)
Orientasi program KIA oleh bu Dyah Aristanti selaku pemegang program
KIA. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir,
bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Program KIA diharapkan
memberikan pelayanan yang dapat menjangkau seluruh sasaran di wilayah kerja
Puskesmas Jember Kidul sehingga kasus dengan risiko/komplikasi kebidanan
dapat ditemukan sedini mungkin untuk dapat memperoleh penanganan yang
memadai. Pelayanan KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi, informasi dan
komunikasi kepada masyarakat wilayah kerja Puskesmas Jember Kidul. Tujuan
adanya program KIA adalah :
a. Berupaya menurunkan angka kematian ibu bersalin, angka kematian bayi
dan angka kematian balita dengan meningkatkan cakupan K1, K4 serta
persalinan Nakes serta imunisasi pada bayi.
b. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita
Melaksanakan Rujukan masalah kesehatan ibu dan anak serta pelayanan
Akseptor KB dengan masalahnya.

Y. Orientasi Promkes (Promosi Kesehatan) di Puskesmas Jember Kidul (Selasa, 6


Desember 2016)
Orientasi promkes oleh Ibu Pudijiastuti selaku pemegang program.

14
Program promosi kesehatan merupakan program pokok Puskesmas. Program ini
bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan.
Pelaksana promosi kesehatan adalah petugas humas Puskesmas. Kegiatan yang
dilakukan antara lain:
a. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Dilakukan 1 tahun 1x, yang meliputi tatanan rumah tangga dengan 10
indikator, tatanan pendidikan dengan 8 indikator, tatanan kesehatan
dengan 6 indikator, tatanan tempat kerja 9 indikator, tempat-tempat umum
6 indikator.
b. Penyuluhan
Penyuluhan dibagi menjadi 2 kegiatan luar gedung dan dalam gedung.
Luar gedung meliputi media siaran keliling, spandu/umbul/lemfet, radio
spot, obrolan. Dalam gedung meliputi kelompok dan perorangan,
kelompok disini misal pasien dikumpulkan lalu diberi penyuluhan. Jika
perorangan seperti di posyandu pada meja ke-4 penyuluhan oleh kader
dengan melihat permasalahan/ kasus yang ada.
c. Pelaksanaan upaya kesehatan mandiri
Penyuluhan bahaya NAPSA Pelaksanaan program ini dilaksanakan
mandiri ataupun bersamaan dengan program lain. Contoh pelaksanaan
mandiri penyuluhan tentang bahaya NAPSA dengan sasaran utama remaja
biasanya dilakukan di balai desa. Sedangkan contoh pelaksanaan program
yang bersamaan dengan program lain adalah penyuluhan pentingnya ASI
eksklusif yang dilaksanakan bersamaan dengan posyandu. Kendala yang
ada pada program ini adalah kurangnya tenaga pelaksana dan kurang
sadarnya masyarakat untuk melaksanakan program karena dianggap
sesuatu yang kurang penting.
d. Desa Siaga
Ada dua desa yang diukur sebagai desa siaga, yaitu Jember Kidul dan
Kepatihan. Desa siaga ini memiliki Forum Masyarakat Desa, UKBM
(Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat), Poskesdes, PHBS,
Surveilance (pengamatan penyakit), Penanggulanan Penyakit.
e. Toga (Tanaman Obat Keluarga)

15
Z. Orientasi Kesling (Kesehatan Lingkungan) di Puskesmas Jember Kidul (Selasa,
8 Desember 2016)
Orientasi bagian kesling oleh Bp. Sutiman selaku pemegang program.
Program-program bagian ini antara lain:
a. Sanitasi dasar (berhubungan dengan rumah tempat tinggal, kondisi rumah,
lantai, ventilasi, tembok, dll)
b. Sumber air (sumur, PDAM, sungai, mata air)
c. SPAL (terbuka/tertutup)
d. Jamban (terbuka/kakus/sungai)
e. Tempat-tempat umum (Terminal, Puskesmas, Perkantoran, dll)
f. Tempat Pengelolaan makanan (12 tempat)
g. PSN (3M+)
Di Puskesmas Jember Kidul, yang paling di utamakan adalah
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hal ini dikarenakan pada bulan dan
musim hujan banyak pasien yang datang ke Puskesmas baik rawat jalan maupun
rawat inap dengan penyakit demam berdarah. Selain itu juga diadakan
pemeriksaan langsung jentik kerumah warga setiap hari jum’at pada gerakan
jumat bersih.

AA. Orientasi perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) ( 8 Desember


2016)

Orientasi perkesmas oleh mbak faulida selaku pemegang program.


Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan salah satu
upaya puskesmas yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dengan memadukan ilmu/ praktik keperawatan dengan kesehatan masyarakat
lewat dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.

16
Kegiatan pelayanan Perkesmas dapat dilaksanakan di dalam dan di luar
gedung puskesmas. Di dalam gedung, perawat melakukan asuhan keperawatan
bagi individu yang datang ke puskesmas sedangkan kegiatan di luar gedung,
perawat dapat melakukan asuhan keperawatan keluarga maupun asuhan
keperawatan kelompok khusus/ rawan kesehatan di daerah binaan Perkesmas.
Berbagai masalah kesehatan yang memerlukan pelayanan Perkesmas antara lain;
kasus penyakit menular (Tuberkulosis, Malaria, HIV/AIDS) penyakit tidak
menular (Hipertensi, DM, Paska Stroke, Jantung), masalah kesehatan gizi (gizi
kurang dan gizi buruk) atau asuhan keperawatan kepada kelompok lansia,
kelompok balita, kelompok calon jemaah haji, kelompok dengan penyakit
tertentu. Jenis kegiatan yang dilakukan selama memberikan pelayanan perkesmas
seperti; deteksi dini, penyuluhan kesehatan, konseling, perawatan kesehatan
dasar, dan rujukan ke pelayanan kesehatan terdekat.

1.2.2 Kegiatan Diskusi di Puskesmas Jember Kidul


A. Standar Operasional Prosedur di Puskesmas dan Tatalaksana Akreditasi di
Puskesmas
Salah satu strategi utama Depkes adalah meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan yang
berkualitas harus dilaksanakan oleh semua jajaran pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan
dasar kepmenkes No 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas upaya
kesehatan gigi dan mulut merupakan upaya kesehatan pengembangan. Upaya
kesehatan gigi dan mulut diharapkan dapat memenuhi kualitas. Peningkatan
mutu pelayanan sarana kesehatan, dapat dipenuhi melalui penerapan standar
untuk sarana kesehatan dan standar pelayanan medis.
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat
instruksi/langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin
tertentu dengan memberikan langkah-langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan
fungsi pelayanan untuk membantu mengurangi kesalahan dan pelayanan sub
standar.

17
SOP bermanfaat sebagai acuan dan dasar bagi tenaga pelaksana dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu. Selain hal tersebut standar dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, serta melindungi masyarakat
dari pelayanan tidak bermutu. Staf medis dan non medis berperan aktif dalam
pembuatan SOP serta disahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan/Kepala
Puskesmas.
SOP harus disertai dengan instruksi kerja yang menjelaskan secara
rinci tata cara tentang hal tersebut di atas. Seluruh kegiatan yang berkaitan
harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang ada. SOP
dan instruksi kerja tersebut harus dievaluasi secara berkala. SOP yang harus
dimiliki Puskesmas ada dua macam, yaitu:
a. SOP medis
b. SOP non medis, minimal mencakup:
1. Pendaftaran, penerimaan dan pemulangan pasien.
2. Pelayanan pasien JAMKESMAS, JAMKESDA dan JAMPERSAL.
3. Pengiriman pasien yang akan dirujuk inter dan antar sarana
pelayanan kesehatan lain.
4. Persetujuan/penolakan tindakan medis.
5. Pembayaran di Unit Gawat Darurat dan kebijakan perkecualian bagi
keluarga miskin.
6. Manajemen keluhan bagi pasien, keluarga, pengunjung.
7. Pengisian kartu rawat jalan.
8. Penerimaan, penyimpanan dan pemusnahan spesimen.
9. Pemeriksaan laboratorium.
Rekam Medik
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medik adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam
medik merupakan data medik pasien tertulis, yang dapat dipergunakan
sebagai alat bukti yang sah menurut hukum, dan hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:

18
a. Rekam medik harus disediakan untuk setiap kunjungan.
b. Rekam medik harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas serta harus
sesuai standar yang ditetapkan menurut jenis pelayanan.
c. Isi rekam medik untuk pasien rawat jalan sekurang-kurangnya memuat:
1. Identitas pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat dan
pekerjaan)
2. Tanggal dan waktu
3. Hasil anamnesa, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat/perjalanan penyakit
4. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik yang dilakukan
5. Dokumentasi hasil pemeriksaan
6. Diagnosis penyakit
7. Rencana penatalaksanaan
8. Pengobatan dan/atau tindakan medik
9. Identitas dan tanda tangan dari dokter yang menangani
10. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
11. Persetujuan tindakan bila diperlukan
d. Dokter, perawat dan bidan bertanggung jawab akan kebenaran dan
ketepatan pengisian rekam medik.
e. Setiap pemberian pelayanan kesehatan oleh para tenaga kesehatan wajib
disertai dengan pemberian catatan pada berkas rekam medik.
f. Pasien rujukan harus disertai dengan informasi alasan rujukan.
Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
adalah proses penilaian eksternal oleh Komisi Akreditasi terhadap
Puskesmas/Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama lainnya apakah sesuai
dengan standar akreditasi yang ditetapkan. Akreditasi bertujuan menilai sistem
mutu dan sistem pelayanan di Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama lainnya, tetapi juga bertujuan untuk membina fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut dalam upaya berkelanjutan untuk memperbaiki sistem
pelayanan dan kinerja yang berfokus pada kebutuhan masyarakat, keselamatan,
dan manajemen risiko. Komisi Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama lainnya adalah Lembaga Independen yang dibentuk
oleh Menteri Kesehatan untuk melaksanakan penilaian akreditasi Puskesmas dan

19
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama lainnya, yang selanjutnya disebut
sebagai Komisi Akreditasi. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
meliputi: Puskesmas, Klinik, Praktik Dokter, dan Praktik Dokter Gigi.
Akreditasi akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.Memberikan keunggulan kompetitif, terutama untuk pelayanan klinis yang
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan keselamatan pasien
2.Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan karena komitmen terhadap mutu dan kinerja pelayanan
3.Menjamin diselenggarakan pelayanan pasien dan pelayanan kepada
masyarakat terkait dengan pelayanan yang disediakan
4.Meningkatkan pendidikan pada staf untuk memberikan pelayanan terbaik
bagi masyarakat
5.Meningkatkan pengelolaan risiko baik pada pelayanan pasien pada fasilitas
pelayanan kesehatan, dan penyelenggaraan upaya Puskesmas kepada
masyarakat
6.Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf
7.Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian,
dan konsistensi dalam bekerja
8.Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
Mekanisme akreditasi
Akreditasi dilaksanakan oleh Komisi Akreditasi dengan menggunakan
standar akreditasi. Prinsip penilaian adalah penilaian oleh peer, yaitu peer yang
direkrut dan dipilih oleh Komisi Akreditasi dengan latar belakang mempunyai
pengalaman bekerja sebagai manajer, pengelola program, dan/atau pengelola
pelayanan klinis di Puskesmas atau Klinik atau Praktik Dokter, dengan latar
belakang pendidikan minimal D-3 bidang kesehatan. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melakukan kajian awal terhadap Puskesmas- Puskesmas yang
ada di wilayah kerja untuk menentukan kesiapan Puskesmas yang telah
membangun sistem mutu dan sistem pelayanan untuk dilakukan penilaian oleh
Komisi Akreditasi. Berdasarkan hasil kajian tersebut, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota mengusulkan Puskesmas-Puskesmas yang telah siap dinilai
kepada Dinas Kesehatan Provinsi untuk selanjutnya meneruskan kepada Komisi
Akreditasi. Untuk Klinik dan Praktik Dokter/Dokter Gigi Mandiri, permohonan
akreditasi diajukan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk diteruskan ke

20
Dinas Kesehatan Provinsi untuk kemudian diteruskan kepada Komisi Akreditasi.
Komisi Akreditasi akan menugaskan Koordinator Surveior untuk melaksanakan
survei akreditasi, menetapkan jadual penilaian, dan akan mengirimkan tim
surveior yang terdiri dari tenaga surveior sejumlah 3 orang selama 3 hari untuk
melakukan penilaian akreditasi sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penilaian, tim surveior akan memberikan rekomendasi
kepada Komisi Akreditasi tentang status akreditasi dari fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang dinilai, melalui koordinator surveior di Provinsi
untuk selanjutnya dibahas oleh Tim Penilai yang ada di Komisi Akreditasi dan
ditetapkan status akreditasi oleh Komisi Akreditasi untuk diterbitkan sertifikat
akreditasi.

1.1.2 Kegiatan di Luar Gedung di Puskesmas Jember Kidul


A. Kegiatan UKGS di Puskesmas Jember Kidul
1. UKGS di MIMA 01 KH SIDDIQ
Kegiatan UKGS dilakukan tanggal 30 November 2016 di MIMA 01
KH SIDDIQ yaitu pada kelas IIC dan IID jumlah peserta sebanyak 82
Anak. Kasus yang banyak dijumpai adalah karies gigi. Pada kegiatan
UKGS ini dilakukan beberapa kegiatan diantaranya adalah melakukan
penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut (cara sikat gigi yang
benar, frekuensi sikat gigi yang benar setiap harinya, penyebab gigi
berlubang, dll) dan dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada 82
Anak.
2. UKGS di TK Pertiwi
UKGS di TK Pertiwi dilakukan tanggal 3 Desember 2016 yaitu pada
kelas A dan kelas B. Kelas A terdiri dari 3 kelas dan kelas B terdiri dari
4 kelas. Jumlah peserta sebanyak 107 siswa. Kasus yang banyak
dijumpai adalah karies gigi. Pada kegiatan UKGS ini dilakukan
beberapa kegiatan diantaranya adalah melakukan penyuluhan tentang
kesehatan gigi dan mulut (cara sikat gigi yang benar, frekuensi sikat
gigi yang benar setiap harinya, penyebab gigi berlubang, dll) dan
dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada 107 Anak.
3. UKGS di TK Arni

21
UKGS di TK Arni dilakukan tanggal 10 Desember 2016 yaitu pada
kelas A dan kelas B. Kelas A terdiri dari 2 kelas dan kelas B terdiri dari
2 kelas. Jumlah peserta sebanyak 101 siswa. Kasus yang banyak
dijumpai adalah karies gigi. Pada kegiatan UKGS ini dilakukan
beberapa kegiatan diantaranya adalah melakukan penyuluhan tentang
kesehatan gigi dan mulut (cara sikat gigi yang benar, frekuensi sikat
gigi yang benar setiap harinya, penyebab gigi berlubang, dll) dan
dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada 101 Anak.

B. Kegiatan UKGMD di Puskesmas Jember Kidul

1. UKGMD di Posyandu Aster 97 kelas ibu balita


UKGMD diwilayah Jember Kidul dilaksanakan pada tanggal 30
November 2016 di Posyandu Aster 97 Jember Kidul dengan jumlah
peserta 14 orang yang terdiri dari 3 ibu hamil, 7 balita dan 4 warga
umum. Kegiatan yang dilakukan meliputi penyuluhan, konsultasi dan
pemeriksaan gigi dan mulut. Kendala yang didapatkan adalah masih
kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang ke posyandu serta
adanya warga tidak mau membuka mulut. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan kesimpulan masih banyaknya masyarakat yang menderita
penyakit gigi dan mulut seperti iritasi pulpa, hiperemi pulpa, gangrene
pulpa dan gangren radik serta gingivitis. Hal ini dikarenakan karena
kurangnya masyarakat mempunyai kesadaran dalam menjaga
kebersihan gigi dan mulut selain itu masyarakat enggan memeriksakan
diri ke puskesmas. Kegiatan UKGMD ini bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat serta
kesadaran untuk menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulutnya.
2. UKGMD di Posyandu Aster 70
UKGMD diwilayah Jember Kidul dilaksanakan pada tanggal 6
Desember 2016 di Posyandu Aster 70 Jember Kidul dengan jumlah
peserta 31 orang yang terdiri dari 8 ibu hamil, 17 balita dan 6 warga
umum. Kegiatan yang dilakukan meliputi penyuluhan, konsultasi dan
pemeriksaan gigi dan mulut. Kendala yang didapatkan adalah masih

22
kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang ke posyandu serta
adanya warga tidak mau membuka mulut. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan kesimpulan masih banyaknya masyarakat yang menderita
penyakit gigi dan mulut seperti iritasi pulpa, hiperemi pulpa, gangrene
pulpa dan gangren radik serta gingivitis. Hal ini dikarenakan karena
kurangnya masyarakat mempunyai kesadaran dalam menjaga
kebersihan gigi dan mulut selain itu masyarakat enggan memeriksakan
diri ke puskesmas. Kegiatan UKGMD ini bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat serta
kesadaran untuk menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulutnya.

C. Kegiatan kunjungan rumah Puskesmas Jember Kidul


1. Kunjungan Rumah Anak Dhani yang mengalami gizi buruk (bayi
BGM)
Kunjungan rumah puskesmas jember kidul dilakukan pada tanggal 6
Desember 2016. Anak dhani merupakan bayi BGM yang berada di
wilayah posyandu aster 70. Kepala puskesmas jember kidul beserta bu
sri wahyuni dan bu tutik mengunjungi rumah anak dhani untuk melihat
lingkungan rumah dan bagaimana kehidupan anak dhani. Pihak
puskesmas juga memberikan bantuan kepada anak dhani berupa susu
SGM yang dapat membantu menambah berap badan anak Dhani.

1.2 Hasil Kegiatan Puskesmas Jember Kidul


1.2.1 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut di Puskesmas Jember Kidul, pada tanggal 28 November sampai 10
Desember 2016 berdasarkan jenis kelamin.

23
Tabel 1.1 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Jember Kidul berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis kelamin
Instansi Total
Laki-laki Perempuan
Puskesmas N % N % N %
Jember 38 28,78% 94 71,21% 132 100%
Kidul
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah pasien perempuan lebih banyak daripada
pasien laki-laki, yaitu sebesar 71,21% dari seluruh pasien selama 2 minggu.
Diagram 1.1. Data Kunjungan Pasien berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Jenis Kelamin


100 94
90
80
70
60 Series1
50
40 38

30
20
10
0
Laki-laki Perempuan

Diagram 1.1 menunjukkan jumlah pasien perempuan lebih banyak


daripada pasien laki-laki, yaitu sebesar 71,21% dari seluruh pasien selama 2
minggu.

1.2.2 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Usia


Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut di Puskesmas Jember Kidul, pada tanggal 28 November sampai 10
Desember 2016 berdasarkan Usia.

Tabel 1.2 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Jember Kidul berdasarkan Usia

24
Puskesmas Jember Kidul
No Kelompok Usia
N %
1 0-5 3 2,27%
2 5-11 22 16,67%
3 12-16 5 3,78%
4 17-25 22 16,67%
5 26-35 18 13,63%
6 36-45 27 20,45%
7 46-55 18 13,63%
8 56-65 16 12,12%
9 >65 1 0,75%
Total 132 100%
Tabel 1.2 menunjukkan jumlah pasien terbanyak adalah pasien pada
kelompok usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 20,45 % dari seluruh pasien selama 2
minggu.
Diagram 1.2. Data Kunjungan Pasien berdasarkan Kelompok Usia

Berdasarkan Usia
30
27
25
22 22
20 18 18
16 Series1
15

10
5
5 3
1
0
0-5 5-II I2-I6 17-25 26-35 36-45 46-55 56-65 >65

Diagram 1.2 menunjukkan jumlah pasien terbanyak adalah pasien pada


kelompok usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 28,03 % dari seluruh pasien selama 2
minggu.

1.2.3 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Diagnosa

25
Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut di Puskesmas Jember Kidul, pada tanggal 28 November sampai 10
Desember 2016 berdasarkan Diagnosa.
Tabel 1.3 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Jember Kidul Berdasarkan
Diagnosa
Puskesmas Jember Kidul
No Kode Penyakit
N %
1 K00 16 12,12%
2 K01 2 1,51%
3 K02 2 1,51%
4 K03 0 0
5 K04 56 42,42%
6 K05 55 41,67%
7 K06 0 0
8 K07 1 0,75%
9 K08 0 0
10 K09 0 0
11 K10 0 0
12 K11 0 0
13 K12 0 0
14 K13 0 0
15 K14 0 0
Total 132 100%
Ket :
K.00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01 : Gigi terbenam dan Impaksi
K.02 : Karies gigi
K.03 : Penyakit jaringan keras lain
K.04 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06 : Infeksi odontogen
K.07 : Dentofasial maloklusi

26
K.08 : Gangguan gigi dan Jaringan penyangga lain
K.09 : Kista rongga mulut
K.10 : Penyakit rahang lain
K.11 : Penyakit kelenjar liur
K.12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K.13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
K.14 : Penyakit Lidah
Tabel 1.3 menunjukkan jumlah diagnosa terbanyak di Puskesmas Jember
Kidul adalah K04 yaitu sebanyak 42,42%
Diagram1.3 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Jember Kidul Berdasarkan
Diagnosa

Berdasarkan Diagnosa
60 56 55

50

40
Series1
30

20 16

10
2 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0
K00 K01 K02 K03 K04 K05 K06 K07 K08 K09 K10 K11 K12 K13 K14

Diagram 1.3 menunjukkan jumlah diagnosa terbanyak di Puskesmas


Ambulu adalah K04 yaitu sebanyak 56 pasien.

1.2.4 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Tindakan


Tabel berikut merupakan data hasil kunjungan pasien di poli gigi dan
mulut di Puskesmas Jember Kidul, pada tanggal 28 November sampai 10
Desember 2016 berdasarkan Tindakan.

27
Tabel 1.4 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Jember Kidul Berdasarkan
Tindakan
Puskesmas Jember Kidul
No Tindakan
N %
1 Ekstraksi CE 11 8,33%
2 Ekstraksi 3 2,27%
3 Medikasi 46 34,84%
4 PSA 37 28,03%
5 Tumpatan 15 11,36%
6 Scaling 8 6,06%
7 Konsultasi 9 6,81%
8 Lain-lain 3 2,3%
Total 132 100%
Tabel 1.4 menunjukkan jumlah pasien terbanyak adalah pasien dengan
Medikasi sebanyak 38,84% dari keseluruhan jumlah pasien selama 2 minggu.
Diagram 1.4 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Jember Kidul Berdasarkan
Tindakan

Kunjungan Pasien berdasarkan Tindakan


50 46
45
40 37
35
30
25
Series1
20
15
15 11
8 9
10
5 3 3
0
E i i si
iC ks as PS
A ta
n ng ta in
s
str a ik
pa ali su
l -la
ak ed Sc ia n
str Ek M Tu
m
Ko
n L
Ek

Diagram 1.4 menunjukkan jumlah pasien terbanyak adalah pasien dengan


medikasi sebanyak 46 pasien dari keseluruhan jumlah pasien selama 2 minggu.

1.2.5 Data UKGS Berdasarkan Diagnosa

28
Tabel berikut merupakan data hasil kegiatan UKGS poli gigi dan mulut di
Puskesmas Jember Kidul pada tanggal 30 November 2016 di MIMA K H Siddiq,
tanggal 3 Desember 2016 di TK Pertiwi dan tanggal 10 Desember 2016 di TK
Arni berdasarkan diagnosa.
Tabel 1.5 Data UKGS di Puskesmas Jember Kidul Berdasarkan Diagnosa
Puskesmas Jember Kidul
No Kode Penyakit
N %
1 K00 1 0,34%
2 K01 0 0
3 K02 86 29,6%
4 K03 0 0
5 K04 103 35,5%
6 K05 35 12,06%
7 K06 0 0
8 K07 0 0
9 K08 0 0
10 K09 0 0
11 K10 0 0
12 K11 0 0
13 K12 0 0
14 K13 0 0
15 K14 0 0
16 Taa 65 22,41%
Total 290 100%
Ket :
K.00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01 : Gigi terbenam dan Impaksi
K.02 : Karies gigi
K.03 : Penyakit jaringan keras lain
K.04 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06 : Infeksi odontogen

29
K.07 : Dentofasial maloklusi
K.08 : Gangguan gigi dan Jaringan penyangga lain
K.09 : Kista rongga mulut
K.10 : Penyakit rahang lain
K.11 : Penyakit kelenjar liur
K.12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K.13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
K.14 : Penyakit Lidah
Taa : Tidak ada abnormalitas
Diagram 1.4 Data UKGS di Puskesmas Jember Kidul Berdasarkan
Diagnosa

Data UKGS berdasarkan Diagnosa


120
103
100
86
80
65
60

40 35

20
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
K00 K01 K02 K03 K04 K05 K06 K07 K08 K09 K10 K11 K12 K13 K14 Taa

Diagram 1.5 menunjukkan jumlah diagnosa terbanyak dari peserta UKGS


Puskesmas Ambulu adalah K04 yaitu sebanyak 103 anak

1.2.6 Data UKGMD Berdasarkan Diagnosa


Tabel berikut merupakan data hasil kegiatan UKGMD poli gigi dan mulut
di Puskesmas Jember Kidul pada tanggal 30 November 2016 di Posyandu Aster
97, dan tanggal 6 Desember 2016 di Posyandu Aster 70.

Tabel 1.6 Data UKGMD di Puskesmas Jember Kidul Berdasarkan Diagnosa

30
Puskesmas Jember Kidul
No Kode Penyakit
N %
1 K00 0 0
2 K01 0 0
3 K02 10 23,8%
4 K03 0 0
5 K04 10 23,8%
6 K05 3 6,67%
7 K06 0 0
8 K07 0 0
9 K08 0 0
10 K09 0 0
11 K10 0 0
12 K11 0 0
13 K12 0 0
14 K13 0 0
15 K14 0 0
16 Taa 22 48,89%
Total
Ket :
K.00 : Persistensi, gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01 : Gigi terbenam dan Impaksi
K.02 : Karies gigi
K.03 : Penyakit jaringan keras lain
K.04 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05 : Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06 : Infeksi odontogen
K.07 : Dentofasial maloklusi
K.08 : Gangguan gigi dan Jaringan penyangga lain
K.09 : Kista rongga mulut
K.10 : Penyakit rahang lain
K.11 : Penyakit kelenjar liur

31
K.12 : Stomatitis dan lesi rongga mulut
K.13 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
K.14 : Penyakit Lidah
Taa : Tidak ada abnormalitas
Diagram 1.6 Data UKGMD di Puskesmas Jember Kidul Berdasarkan
Diagnosa
25
22

20

15

10 10 Series1
10

5
3

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
K00 K01 K02 K03 K04 K05 K06 K07 K08 K09 K10 K11 K12 K13 Taa

Diagram 1.6 menunjukkan distribusi diagnosa terbanyak dari peserta


UKGMD Puskesmas Ambulu adalah taa yaitu sebanyak 22 orang.

1.3 Pembahasan Hasil Kegiatan di Puskesmas Jember Kidul


Distribusi hasil kunjungan pasien berdasarkan jenis kelamin dapat
disimpulkan bahwa jumlah pasien perempuan lebih banyak daripada laki-laki
yaitu sebesar 71,21% adalah pasien perempuan. Hal itu dikarenakan perempuan
lebih mementingkan dan memiliki kesadaran yang tinggi akan estetik dan
kebersihan giginya (Tambuwun, 2014).
Distribusi hasil kunjungan pasien berdasarkan usia menunjukkan jumlah
pasien terbanyak adalah pasien pada kelompok usia 36-45 th sebesar 27 pasien
dari seluruh pasien selama 2 minggu. Ini menunjukkan bahwa rata-rata umur 36-
45th paling banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi.
Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa didapatkan diagnosa
terbanyak adalah K04 sebesar 42,42% selama 2 minggu. Penyakit yang termasuk
dalam K04 adalah penyakit pulpa dan jaringan periodontal, antara lain pulpitis,

32
nekrosis pulpa, degenerative pulpa, periodontitis apikalis akut, periodontitis
apikalis kronis, periapikal abses. Banyaknya jumlah pasien yang datang berobat
dengan diagnosa penyakit pulpa dan jaringan periodontal ini dikarenakan
kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang kesehatan giginya, sehingga
masyarakat tidak berobat ke dokter gigi ketika giginya berlubang kecil, melainkan
baru berobat setelah merasakan sakit gigi dan sudah terdapat kelainan pulpa
(Ramya,2015).

33

Anda mungkin juga menyukai