Anda di halaman 1dari 4

Rencana Alur Proyek yang Melibatkan

Dimensi Rekayasa Teknologi

kurikulum merdeka•8 Sep 2023

Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk mewujudkan kompetensi peserta didik


sesuai dengan profil yang ingin dihasilkan sistem pendidikan Indonesia, yaitu
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila tersebut
diperlukan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sesuai dengan yang
tercantum dalam pembahasan resmi Kemdikbud. Tahap awal dalam merencanakan
P5 adalah membuat rencana alur proyek dengan langkah berikut.

1. Sekolah membentuk tim fasilitator yang akan berperan dalam membuat


perencanaan dan pelaksanaan kegiatan proyek di seluruh kelas.
2. Tim fasilitator maupun kepala sekolah mengidentifikasi kesiapan satuan
pendidikan. Dalam proses ini, dua pihak tersebut melakukan refleksi dan
menentukan kesiapan dalam pelaksanaan proyek.
3. Tim penanggung jawab menyusun rancangan terkait dimensi yang akan
dipilih dalam proyek, misalnya tentang rekayasa tekonologi. Selanjutnya, tim
tersebut menentukan tema dan waktu pelaksanaan projek.
4. Kemudian, tim fasilitator menyusun modul proyek, meliputi tujuan
dilakukannya projek, topik yang dipilih, alur dan durasi pelaksanaan, aktivitas,
dan asesmen projek.
5. Terakhir, tim menyusun strategi untuk menyusun pelaporan hasil proyek profil
sesuai kebutuhan setiap satuan pendidikan.
Rencana alur projek yang disusun sebisa mungkin harus memiliki aktivitas yang
beragam sehingga siswa dapat melakukan eksploratif dengan optimal. Pada tingkat
SD, SMP, SMA sederajat, beragam tema utama dalam P5 tersedia dan bisa dipilih
oleh satuan pendidikan misalnya tentang "Berekayasa dan Berteknologi untuk
Membangun NKRI".

Tips Bagi Guru Antar Mapel dalam Merumuskan P5 dengan Mudah dan Cepat

Dengan adanya kolaborasi guru antar mata pelajaran dalam P5, siswa menjadi lebih
kreatif, inovatif dan mudah untuk dibimbing

KejarpenaSari

Dalam tema "Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI", siswa dilatih
untuk berpikir kreatif, berinovasi, dan berempati dalam merekayasa produk
berteknologi guna memudahkan kehidupan masyarakat. Selain itu, siswa juga
didorong untuk terlatih dalam menyelesaikan masalah di sekitar dengan
mengintegrasikan penerapan teknologi, inovasi, dan budaya smart society. Contoh
kontekstualisasi dalam tema rekayasa digital seperti membuat desain yang inovatif
sederhana dengan melibatkan penerapan teknologi dalam memecahkan
permasalahan di lingkungan satuan pendidikan.

Setelah menentukan tema, selanjutnya, tim P5 memilih topik spesifik yang akan
dikembangkan. Dalam memilih isu atau topik yang akan dijadikan fokus
pembahasan harus memiliki keterkaitan dengan tema yang ditentukan. Sebagai
contoh, tim fasilitator dan kepala sekolah di suatu sekolah dasar memutuskan bahwa
dimensi yang akan difokuskan dalam Profil Pancasila adalah beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia pada alam, dengan tema yang
diusung adalah rekayasa teknologi dan topik spesifiknya berupa upcycle sampah
untuk hasil yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Berangkat dari identifikasi tersebut,
tim fasilitator di kelas 5 (fase C) akan memetakan proyek dengan fokus profil
Pancasila yang ingin dicapai dalam proyek tersebut adalah sebagai berikut.

a. Siswa memiliki akhlak bernegara.

b. Siswa mampu mengidentifikasi dan memahami peran, hak, dan kewajiban dasar
sebagai warga negara dan mengimplementasikannya di keseharian.

Berikut ini adalah contoh alur proyek yang melibatkan dimensi Rekayasa Teknologi
di tingkat SD/MI sederajat fase C.

1. Pengenalan, yaitu mengenali dan membangun kesadaran siswa tentang


pentingnya untuk berakhlak mulia terhadap alam dengan menjaga
kebersihannya.
2. Kontekstualisasi, yaitu siswa diajak untuk menggali permasalahan sampah
anorganik yang belum dikelola secara optimal dalam lingkungan sekitar.
3. Aksi, yaitu merumuskan peran yang dapat dilakukan dengan tindakan nyata
untuk mengatasi sampah anorganik agar bisa dimanfaatkan menjadi barang
yang fungsional dan memiliki daya ekonomis tinggi.
4. Refleksi, yaitu melakukan proses evaluasi dan refleksi terhadap berhasil
tidaknya aksi upcycle sampah.
5. Tindak lanjut, yaitu proses penyusunan langkah strategis untuk melakukan
asesmen dan mengembangkan rubrik penilaian.

Anda mungkin juga menyukai