penilaian mutu produk pangan. ➢ beberapa jenis produk pangan dan hasil pertanian mutunya cepat mengalami penurunan akibat pertumbuhan mikroba. ➢ Susu segar, kondisi mikrobiologik sangat kritikal. Produk pangan yang terbuka selalu mengandung mikroba yaitu bakteri, khamir atau kapang, namun dapat saja terjadi bahwa produk pangan itu tidak menunjukkan gejala rusak atau membahayakan. Adanya kandungan mikroba yang diketahui terdapat dalam sutu produk pangan haruslah dihadapi dengan waspada dan perlu disadari arti pentingnya untuk penanganan produk selanjutnya. Adanya mikroba pada produk pangan itu berarti potensi menjadikan produk itu rusak atau turun mutu. Jika mikroba itu patogen maka potensi membahayakan kesehtan orang yang memakannya. Mikroba terdapat pada produk pangan dalam bentuk vegetatif yang berbiak atau sedang tumbuh namun mudah dimatikan dan dalam bentuk spora yang sedang tidak tumbuh atau diam namun tahan terhadap kondisi lingkungan yang berat. Bentuk vegetatif dalam jumlah besar pada produk basah dan semi basah. Bentuk spora terdapat pada semua golongan produk pangan, baik basah maupun kering, dalam jumlah jumlah yang kecil. Sementara itu produk-produk pangan kering biasanya tidak atau sedikit mengandung bakteri tetapi dapat mengandung kapang dalam jumlah besar, berpengaruh negatif terhadap mutu pangan terutama kapang bentuk spora. Semua jenis dan bentuk mikroba itu berpengaruh negatif terhadap mutu pangan. Penyimpangan mutu yang mengarah pada penurunan mutu, Kebusukan produk pangan yang menjadikan kerusakan, Terlewatnya batas standar jumlah mikroba yang menjadikan lewat mutu (off grade), Peracunan makanan atau penyakit dari makanan. Bahan pangan yang terbuka atau dalam kemasan namun tidak disterilkan akan selalu mengandung mikroba atau jasad renik yaitu bakteri, khamir atau kapang. Produk pangan yang ditutup secara hermitis dan disterilisasi maka dapat diharapkan steril atau terbebas dari adanya mikroba. Semua produk pangan, dengan sedikit kekecualian, selalu mengandung mikroba yang dapat mendatangkan bahaya peracunan, kerusakan atau penurunan mutu. Jikasuatu produk pangan ditumbuhi mikroba maka mula-mula yang terjadi adalah: perubahan sifat-sifat produk. Macam perubahan sifat-sifat ini tergantung pada jenis produk pangan dan jenis mikroba yang tumbuh dominan, seperti berlendir, tekstur menjadi lembek, permukaan menjadi kusam, warna menyimpang, bau menyimpang mengarah pada penurunan mutu. Jika perubahannya makin berat akan menjadi rusak. Aspek hubungan antara mikroba dan produk pangan yaitu: a. Aspek kesehatan yang meliputi mikroba patogen dan peracunan mikrobial, b. Aspek sanitasi yang meliputi pembersihan mikroba dan mikro index sanitasi, c. Pengolahan yang meliputi index pengolahan, d. Daya awet atau daya simpan komoditas pangan yang meliputi mikroba pembusuk dan perusak. Mikroba patogen dan index sanitasi pada umumnya tidak menyebabkan kebusukan pangan, namun dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Sebaliknya mikroba yang menyebabkan kebusukan pangan umumnya (dengan beberapa kekecualian yaitu clostridium dan Bacillus) tidak patogen dan tidak digunakan sebagai index sanitasi. Mikroba untuk index pengolahan biasanya berhubungan dengan sifat khas dari mikroba yaitu daya tahan yang tinggi terhadap agen sterilisasi. Bacillus stearothermophylus dan clostridium sporogenes sebagai index pengolahan atau sterilisasi dengan panas. Micrococcus radiodurans sebagai index sterilisasi dengan radiasi mengion. Mikroba index pengolahan ini digunakan untuk merancang proses sterilisasi agar hasil olahan bermutu tinggi dan resiko kegagalan proses penurunan mutu produk dibuat sekecil- kecilnya. Dengan demikian di samping diperoleh mutu produk yang tinggi juga produk yang aman dari bahaya keracunan. Bahan mentah, atau yang siap hidang selalu mengandung mikroba. Sebagian besar jenis produk pangan olahan, dengan sedikit kekecualian, juga mengandung mikroba. Ada 2 golongan mikroba yaitu: 1. mikroba alami 2. mikroba kontaminan Mikroba alami adalah mikroba yang terdapat pada bahan pangan pada waktu bahan pangan itu masih melekat pada tanaman atau hewan hidup. Mikroba alami ini dapat bersifat spesifik untuk jenis- jenis produk pangan tertentu, namun dapat juga mikroba umum. Mikroba alami ada di bahan pangan tersebut karena bahan pangan itu menjadi habitatnya, atau menjadi tempat mangkalnya yang praktis. Pada waktu bahan pangan masih melekat pada tanaman atau hewan induk yang masih hidup maka mikroba alami tidak membahayakan produk namun begitu dipanen, daya tahan fisiologik menurun/hilang, maka mikroba alami itu akan cepat berkembang biak dan akan mempengaruhi mutu produk. Mikroba alami biasanya hanya terdapat dibagian luar atau di bagian permukaan bahan pangan dan jumlahnya relatif masih relatif steril atau jika ada mikroba dalam jumlah yang sangat kecil. Keadaan steril itu akan segera hilang begitu pertahanan fisiologiknya hilang dan bahan pangan akan segera ditumbuhi mikroba. Pada buah-buahan mikroba alami biasanya terdapat di daerah pangkal buah dekat tangkai atau diujung buah dekat bekas pangkal bunga (jambu biji, jambu air). Pada ikan mikroba alami terdapat di daerah insang dan jeroan. Pada karkas ayam mikroba terdapat di kulit luar dan daerah sekitar anus. Daerah-daerah habitat mikroba alami inilah yang biasanya menjadi tempat awal terjadinya kerusakan atau penyimpangan mutu produk terutama jika usaha pembersihan tidak dilakukan. Mikroba Kontaminan adalah mikroba yang datang kemudian yatu pada waktu atau setelah bahan pangan dipanen. Mikroba kontaminan biasanya dalam jumlah yang besar dan cepat sekali pengaruhnya terhadap mutu, terutama pada produk basah. Pada produk pangan kering mikroba kontaminan biasanya terbatas pada kapang, khamir atau spora bakteri, jumlahnya pun relatif kecil. Mikroba kontaminan mencemari produk pangan dari benda-benda yang bersinggungan atau berdekatan yang berada di lingkungan produk baik selama penanganan maupun selama pengolahan. Sumber kontaminasi utama yaitu: 1. tanaman atau hewan induknya 2. tanah, air dan udara yang menjadi lingkungannya 3. peralatan dan sarana fisik lainnya yang dipergunakan untuk menangani dan mengolahnya 4. pekerja yang melaksanakan penanganan dan pengolahan. Hanya sebagian kecil jenis mikroba yang terdapat pada produk pangan yang bersifat patogen, sebagian besar jenis mikroba tidak patogen. Mikroba patogen yang terdapat pada produk pangan pun tidak selalu menjadikan peracunan atau penyakit jika produk pangan itu dikonsumsi. Namun adanya mikroba patogen dalam produk pangan mempunyai potensi bahaya yang besar bahkan dapat mematikan orang. Mikroba patogen secara biologik ialah mikroba yang hanya berbiak di tubuh tuan rumah dan menyebabkan penyakit terhadap tuan rumah. Infeksi makanan (food infection) adalah menyatakan terjadinya jatuh sakit pada seseorang karena mendapat infeksi mikroba patogen yang terbawa pada makanan yang dimakan oleh penderita sebelum sakit. Infeksi makanan dapat digolongkan dalam dua tipe yaitu: - Mikroba patogen itu terbawa pada makanan tanpa mikroba itu tumbuh di dalam makanan itu. - Mikroba patogen yang dalam makanan itu dapat berkembang biak menjadikan makanan itu sebagai media tumbuhnya. Termasuk tipe ini ialah mikroba patogen pencernaan (intestinal pathogenic microorganisme), contohnya ialah Salmonella, E. Coli. Peracunan makanan menyatakan terjadinya sakit pada seseorang stelah memakan makanan yang mengandung racun. Jika racun itu berasal dari pertumbuhan mikroba maka disebut peracunan makanan mikrobial. Salah satu masalah kritikal dalam pengawasan mutu pangan ialah terjadinya peracunan makanan oleh mikroba, yaitu yang disebut peracunan makanan mikrobial. Peracunan ini sebenarnya disebabkan oleh zat yang dihasilkan oleh mikroba yang disebut toxin. Peracunan makanan biasanya kejadiannya cepat. Gejalanya sangat spesifik yaitu sakit perut, mual, muntah-muntah, kadang-kadang disertai mencret, badan lemah, kadang-kadang sampai pingsan. Sebetulnya tidak banyak jenis mikroba yang menghasilkan toxin yang kemudian peracunan makanan. Jika mikroba itu terdapat pada produk pangan jumlah pun tidak besar dan bercampurnya baur dengan mikroba kontaminan lain yang besar jumlahnya . Beberapa jenis peracunan makanan mikrobial ialah peracunan staphylococcus, bongkrek, botulismus dan salmonella. Beberapa jenis penyakit dapat ditularkan melalui makanan. Jatuh sakit karena menyantap makanan yang dicemari mikroba patogen itu disebut penyakit dari makanan (food borne diseases). Penyakit dari makanan ini dapat disebabkan oleh mikroba patogen seperti kolera, tiphus, disentri, tuberculosa, anthrax, brucellosis. Mikroba patogen ini terdapat dalam makanan karena pencemaran baik melalui kontak manusia, peralatan atau melalui air. Mikroba ini dalam makanan tidak berkembang biak, namun mikroba patogen ini termasuk yang paling mudah menular (virulen). Mikroba dari penyakit kolera, tiphus dan disentri basiler termasuk mikroba patogen intestinal yang gampang sekali mewabah. Gejala penyakit dari makanan pada umumnya panas tinggi dengan atau tanpa gejala perut, penyakitnya sangat akut. Gejala penyakitnya tidak spesifik, tidak mudah dibedakan dengan penyakit infeksi lainnya.