Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

Judul : Pendekatan Whole Language


Penulis :
Apri Damai Sagita Krissandi
B. Widharyanto
Rishe Purnama Dewi

Detail :
 Jumlah Halaman
8
 Penerbit
Media Maxima
 Tanggal Terbit
Januari 2018
 ISBN
978-602-8847-87-2
 Bahasa
Indonesia

Pendahuluan
Secara umum whole language dapat dinyatakan sebagai perangkat wawasan yang mengarahkan
kerangka pikir praktisi dalam menentukan bahasa sebagai meteri pelajaran, isi pembelajaran, dan
proses pembelajaran. Pengembangan wawasan whole language diilhami konsep konstrutivisme,
language experience approach (LEA), dan progresivisme dalam pendidikan. Berdasarkan konsepsi
bahwa pengajaran bahasa mesti didasarkan pada kenyataan penggunaan bahasa, maka isi
pembelajaran bahasa diorientasikan pada topik pengajaran membaca, menulis, menyimak, dan wicara.
Untuk itu guru berkewajiban untuk menyediakan lingkungan yang menunjang untuk siswa agar
mereka dapat belajar dengan baik. Fungsi guru dalam kelas whole language berubah dari desiminator
informasi menjadi fasilitor (Lame & Hysith, 1993).
Sinopsis
Whole language adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang bahasa, tentang pembelajaran, dan
tentang orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran. Dalam hal ini orang-orang yang dimaksud
adalah siswa dan guru. Whole language dimulai dengan menumbuhkan lingkungan berbahasa yang
diajarkan secara utuh dan keterampilan bahasa diajarkan secara terpadu.
Ada 8 komponen whole language yaitu Reading Aloud, Suistained Silent Reading, Journal Writing,
Shared Reading, Guided Reading, Guided Writing, Independent Reading, dan Independent Writing.
Ada tujuh ciri yang menandakan kelas whole language yaitu petama, kelas yang menerapkan whole
language penuh dengan barang cetakan. Kedua, guru berperan sebagai model, guru menjadi contoh
perwujudan bentuk aktivitas berbahasa yang ideal, dalam kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan
wicara. Ketiga, siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat kemamapuannya. Keempat, siswa
berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran, Kelima, siswa terlibat secara aktif dalam
pembelajaran bermakna. Keenam, siswa berani mengambil resiko dan bebas bereksperimen,
Ketujuh, siswa mendapatkan balikan (feedback) positif baik dari guru maupun temannya.
Keunggulan materi pada bab IV ini adalah pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen
bahasa seperti tata bahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata
atau otentik. Dalam kelas whole language siswa juga berperan aktif dalam pembelajaran. Guru
tidak perlu berdiri lagi di depan kelas menyampaikan materi. Sebagai fasilitator, guru berkeliling
kelas mengamati dan mencatat kegiatan siswa. Dalam hal ini guru menilai siswa secara informal.
Kekurangan Kekurangannya yaitu: masih ada beberapa paragrap yang kata-katanya salah ketik,
ataupun ada bagian hurufnya yang hilang.
Kerangka bab IV terdiri dari 25 paragraf dengan tata penulisan yang sudah bagus, penggunaan
ejaan, serta tanda baca dan pemilihan kata sudah sesuai dengan judul bab.
Kesimpulan
Materi Bab IV tentang Pendekatan Whole Language sangat baik dijadikan acuan dan pedoman
dalam mengajar Bahasa Indonesia di kelas karena menjelaskan pendekatan whole language
sangat baik dan jelas sehingga dapat diaplikasikan penggunannya di kelas.

Anda mungkin juga menyukai