Manajemen Strategik Chap 3
Manajemen Strategik Chap 3
Manajemen Strategik
Bab 3
Tanggung Jawab
Sosial dan Etika
Etika
! Etika, pengertian etika secara
umum adalah aturan, norma,
kaidah, ataupun tata cara yang
biasa digunakan sebagai
pedoman atau asas suatu individu
dalam melakukan perbuatan dan
tingkah laku. Penerapan norma ini
sangat erat kaitannya dengan sifat
baik dan buruknya individu di
dalam bermasyarakat
! Hukum, perundang-undangan
resmi yang mengijinkan atau
melarang perilaku tertentu dan
mungkin dapat atau tidak dapat
mendorong etika dan moralitas
Hubungan antara organisasi bisnis dan masyarakat sudah lama terjalin, dan
implementasinya terus berubah dari waktu ke waktu seperti dapat dilihat pada tabel
sebelumnya.
! Periode Yunani/Romawi, aktivitas komersial dan perdagangan dipandang perlu
tapi tidak disukai. Namun lingkungan memberikan toleransi.
! Abad Pertengahan, bisnis di eropa dikuasai oleh gereja katolik roma yang
menempatkan aturan-aturan tegas dan batasan-batasan yang membuat gereja
tidak dihargai.
! Pada masa renaissance dan reformasi protestan, memberikan cara pandang
lebih positif terhadap aktivitas bisnis. Dengan konsep merkantilisme, pemerintah
mendorong kerjasama bisnis untuk pengembangan ekonomi masyarakat
! Teori kapitalisme (Laissez-faire), yang berpendapat bahwa ekonomi bebas dapat
memampukan individu, melalui kepentingan pribadi, untuk memenuhi
kepentingan sendiri sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat secara
keseluruhan
Perbedaan Budaya
Norma dan nilai-nilai budaya yang berbeda pada setiap negara membuat tidak
adanya standar baku bagi pelaku bisnis untuk mempertimbangkan masalah etika
dalam bisnis.
Perbedaan tersebut karena adanya perbedaan secara individual yang ditentukan
oleh :
1. Perkembangan Moral, perkembangan moral terbentuk dari keinginan pribadi untuk
memperhatikan nilai-nilai universal. Menurut Kohlberg perkembangan moral
seseorang dapat melalui 3 tahap :
• Pra-Konvensional, penalaran moral umumnya terjadi pada anak-anak, walaupun
orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran yang sama dalam tahap ini.
mereka menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya
langsung. Seperti menghindari hukuman atau pembalasan/keuntungan.
• Konvensional, umumnya terjadi pada remaja atau orang dewasa. Orang di
tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya
dengan pandangan dan harapan masyarakat.
• Berprinsip, individu pada tingkat ini memperhatikan norma-norma atau hukum
untuk mencari nilai-nilai atau prinsip universal
2. Nilai Individual, perbedaan nilai antara manajemen puncak dan pemegang saham
pada perusahaan.
• Jika manajemen puncak melakukan memotong harga produk untuk mencegah
inflasi, menyediakan biaya untuk menangggulangi polusi, atau merekrut
penganguran. Hal tersebut dapat diartikan menghabiskan uang pemegang
saham untuk kepentingan umum
Relativisme
Relativisme moral mengartikan bahwa moral bersifat relatif pada beberapa orang,
lingkungan sosial atau standar budaya.
Ada 4 tipe relativisme :
1. Naiv Relativisme, hal ini didasari bahwa semua keputusan moral adalah bersifat
pribadi dan setiap individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya. Contohnya,
seseorang diperbolehkan mengartikan suatu situasi dan bertindak berdasarkan
nilai mereka sendiri.
2. Role Relativisme, melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya pada
peran tersebut. Seorang manajer departemen kredit harus menyampingkan
kepercayaan pribadinya dan menggunakan perannya sebagai manajer untuk
kepentingan departemen/perusahaan.
3. Social Group Relativisme, bahwa moralitas merupakan suatu hal yang menyertai
norma-norma suatu kelompok, keputusan berdasarkan praktik-praktik yang
diterima.
4. Cultural Relativisme, beranggapan bahwa moral tergantung pada budaya tertentu,
masyarakat tertentu atau komunitas.
Kode Etik
Keseluruhan kegiatan pengelolaan aktivitas bisnis maupun interaksi dan
pengambilan keputusan yang melibatkan Etika, Moral dan Hukum yang kemudian
dikembangkan menjadi Kode Etik.
Implementasi kode etik pada perusahaan dianggap penting karena :
1. Menjelaskan harapan perusahaan terhadap pekerja, pada berbagai situasi
2. Menjelaskan bahwa perusahaan mengharapkan pekerjanya mengetahui dimensi-
dimensi etika dalam keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan.
1
2
3 4
5 3
8 6
Terima Kasih