Anda di halaman 1dari 7

Nama :KETUT CAMENG SUDYAKARYA

Nim :2301001010135

Matkul :TATASUSILA

Prodi :PENDIDIKAN AGAMA HINDU

Smester 1 (satu)

1. Cari dua artikel tentang Tri guna. Cantumkan daftar pustaka. Rangkuman harus berisi
rumusan masalah, metode penelitian, hasil penelitian. Sumber dari google cendikia
2. Tri guna terdiri dari sattvam rajas tamas. Bagaimana fungsinya dalam kehidupan?

3. Sebutkan tiga konsep tata susila dalam agama Hindu yang menurutmu dapat diterapkan
dalam kehidupan?
4. Bagaimana dengan konsep tri kaya parisudha dan hubungkan dengan penelitian Dr.
Masaru Emoto.
5. Dalam kehidupan bersosialisasi bermasyarakat hal apa yang paling sering menjadi
tantangan dalam kehidupan? Harus berdasarkan pengalaman

1Mengendalikan Emosi Melalui Ajaran Tri Guna

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati
dan berdoa (Goleman, 2004: 45). Kecerdasan emosional merupakan salah satu jenis kecerdasan
yang sangat penting dan menentukan bagi manusia. Goleman (2004: 48) menerangkan lebih
lanjut tentang bagaimana pentingnya kecerdasan emosional ini untuk kita. Orang dengan
keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan
berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka;
orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kendali emosionalnya akan
mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk memusatkan
perhatian pada pekerjaan dan memiliki pikiran jernih. Di samping itu mengapa kecerdasan
emosional penting, dan lebih penting dari sekadar kecerdasan otak akademis yaitu karena
kecerdasan akademis praktis tidak menawarkan persiapan untuk menghadapi gejolak atau
kesempatan yang ditimbulkan oleh kesulitan-kesulitan hidup (Goleman, 2004: 47). Dalam
perspektif Hindu, kecerdasan akademis yang disebut dengan Vijnana, yaitu kecerdasan yang
orientasinya adalah dunia semata, dan tidak lebih dari kecerdasan pengetahuan umum,
wawasan dan keterampilan. Sementara kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang akan
membantu kita bagaimana menggunakan kecerdasan akademis dengan lebih optimal, dalam
Hindu kecerdasan emosional hampir sama dengan jnana. Hampir mirip karena kecerdasan
emosional hanya mencakup sebagian aspek jnana.

 Rumusan Masalah

Bagaimana ajaran Tri Guna dapat membantu mengendalikan emosi?

 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Data penelitian
diperoleh dari buku, artikel, dan sumber-sumber lain yang relevan. Data dianalisis secara
deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang ajaran Tri Guna dalam mengendalikan emosi.

 Hasil Penelitian

Ajaran Tri Guna dalam agama Hindu membagi sifat dasar alam semesta menjadi tiga, yaitu
sattva, rajas, dan tamas. Sattva diartikan sebagai sifat terang, damai, dan bijaksana. Rajas
diartikan sebagai sifat aktif, energik, dan ambisius. Tamas diartikan sebagai sifat gelap, malas,
dan tidak bersemangat.

 Ajaran Tri Guna dapat membantu mengendalikan emosi dengan cara:

Meningkatkan sifat sattva. Sifat sattva dapat membantu mengendalikan emosi dengan cara
memberikan ketenangan, kebijaksanaan, dan pengendalian diri. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara:

Melakukan meditasi atau yoga

Mempelajari ajaran agama

Melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat

Mengurangi sifat rajas. Sifat rajas dapat memicu emosi negatif, seperti kemarahan, keserakahan,
dan ambisi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

 Kesimpulan

Ajaran Tri Guna dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan emosi. Dengan
meningkatkan sifat sattva, mengurangi sifat rajas, dan menghilangkan sifat tamas, seseorang
dapat lebih mudah mengendalikan emosinya dan menjalani hidup dengan lebih tenang dan
bahagia.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan ajaran Tri Guna dalam mengendalikan emosi:

Ketika merasa marah, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam dan menghitung sampai 10.
Hal ini dapat membantu menenangkan pikiran dan emosi.

Ketika merasa cemas atau khawatir, cobalah untuk melakukan meditasi atau yoga. Hal ini dapat
membantu memberikan ketenangan dan rasa aman.

 DAFTAR PUSTAKA

http://https://scholar.google.co.id/scholar?
q=artikel+tentang+tri+guna+hindu&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1705323975444&u=%23p
%3DwwWweDlmLgIJ

Artikel 2

PENGARUH AJARAN TRI GUNA DALAM MENINGKATKAN BUDHI PEKERTI ANAK DI TK SARI
MEKAR BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

Pengaruh Ajaran Tri Guna Dalam Pendidikan Budhi Pekerti Anak Di TK Sari Mekar Banguntapan
Bantul Yogyakarta, Dalam mencapai pendidikan Budhi pekerti di dalam ajarangama Hindu
terdapat tiga sifat yang mempengaruhi pikiran manusia yang disebut Tri Guna yaitu sifat alami
yang dibawa sejak lahir yaitu sattwam, rajas, tamas. Tiga sifat yang disebut Tri Guna tersebut
saling memberi pengaruh terhadap pikiran (citta) anak dalam membentuk budhi pekerti sebagai
sebuah perilaku. Anak yang memiliki sifat sattwam memiliki sifat tenang, suci, bijaksana, cerdas,
cenderung memiliki perilaku kebaikan, anak yang memiliki sifat rajas memiliki sifat lincah, gesit,
tergesa-gesa, bernafsu, cenderung memiliki sifat mudah marah, selalu gelisah susah mengontrol
emosinya, anak yang memiliki sifat tamas memiliki sifat tamak, malas, cenderung kurang aktif
dan lamban. Pengaruh ajaran Tri Guna dalam mencapai keseimbangan ketiganya dalam
membentuk perilaku yang berbudhi luhur pada anak dengan mengatasi sifat rajas dan tamas
melalui peningkatan sifat sattwam menerapkan doa sehari-hari yang merujuk kepada ajaran suci
weda dan mengatasi sifat rajas melalui ajaran tattwam asi, Tri kaya parisudha dan catur
paramita. Sifat tamas dapat dicapai dengan melatih berjapa berulang-ulang dan penanaman Tri
hita karana. Untuk menyeimbangkan sifat rajas, rajas dam meningkatkan sifat tamas dalam
meningkatkan budhi pekerti dengan melakukan yoga asanas di sekolah yang melatih anak untuk,
menghapal dan mengucapkan puja yoga: mantra gayatri, mantra guru, maha mrtyunjaya
mantra, Pranayama (pernapasan), Pawanamuktasana (peregangan), asanas, Surya namaskar,
Candra namaskar, relaksasi, pengurutan dan doa penutup. Beberapa manfaat yoga asanas
diberikan kepada anak untuk menyeimbangkan kecenderungan tiga sifat (Tri guna) yang
mempengaruhi pikiran (citta) sehingga akan membentuk budhi pekerti yaitu: Anak yang
memiliki kecenderungan sifat sattwam akan dapat: Membangun pondasi tentang ajaran Weda,
membuat anak memiliki kehidupan spiritual yang kuat sesuai dengan falsafah yoga yaitu
mengutamakan hubungan dengan Tuhan, alam dan menjaga keseimbangan. Anak yang memilki
kecenderungan sifat rajas akan dapat: Melatih anak lebih mengenal diri dan mampu
mengendalikan emosinya dengan baik. Meningkatkan ketenangan dan mengurangi ketegangan
pada dirinya, Meningkatkan kelententuran, kekuatan, fleksibilitas, koordinasi dan kesadaran
tubuh, Anak yang memiki kecenderungan sifat tamas akan dapat: Meningkatkan kepercayaan
diri anak, Membangkitkan sifat lamban anak untuk lebih aktif.

Rumusan Masalah

a. 1. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

b. 2. Bagaimana pengaruh ajaran Tri Guna dalam meningkatkan budi pekerti anak di TK
Sari Mekar Banguntapan Bantul Yogyakarta?

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data
penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ajaran Tri Guna memiliki pengaruh yang positif dalam
meningkatkan budi pekerti anak di TK Sari Mekar Banguntapan Bantul Yogyakarta. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa indikator budi pekerti anak, yaitu:

 Keteguhan hati

Anak-anak di TK Sari Mekar Banguntapan Bantul Yogyakarta memiliki keteguhan hati yang
kuat. Hal ini terlihat dari sikap mereka yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi
tantangan. Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan tidak mudah terpengaruh
oleh orang lain.

 Kesadaran diri
Anak-anak di TK Sari Mekar Banguntapan Bantul Yogyakarta memiliki kesadaran diri yang
tinggi. Hal ini terlihat dari sikap mereka yang selalu berhati-hati dalam bertindak dan
berkata-kata. Mereka juga selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

 Kepedulian sosial

Anak-anak di TK Sari Mekar Banguntapan Bantul Yogyakarta memiliki kepedulian sosial yang
tinggi. Hal ini terlihat dari sikap mereka yang selalu membantu teman-teman dan orang lain
yang membutuhkan. Mereka juga selalu menjaga kerukunan dan kedamaian.

Penjelasan Hasil Penelitian

Pengaruh ajaran Tri Guna dalam meningkatkan budi pekerti anak di TK Sari Mekar
Banguntapan Bantul Yogyakarta dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sattwam

Sattwam adalah sifat yang tenang, suci, bijaksana, dan cerdas. Ajaran Tri Guna menekankan
pentingnya mengembangkan sifat sattwam dalam diri anak. Hal ini karena sifat sattwam
merupakan dasar dari budi pekerti yang luhur.

Rajas

Rajas adalah sifat yang lincah, gesit, tergesa-gesa, dan bernafsu. Ajaran Tri Guna juga
menekankan pentingnya mengendalikan sifat rajas dalam diri anak. Hal ini karena sifat rajas
dapat menyebabkan anak menjadi mudah marah, gelisah, dan tidak bisa mengendalikan
emosinya.

Tamas

Tamas adalah sifat yang tamak, malas, dan cenderung kurang aktif. Ajaran Tri Guna juga
menekankan pentingnya mengatasi sifat tamas dalam diri anak. Hal ini karena sifat tamas dapat
menyebabkan anak menjadi malas, tidak rajin, dan tidak peduli terhadap lingkungannya.

-ajaran Tri Guna, seperti ajaran tentang pentingnya mengembangkan sifat sattwam,
mengendalikan sifat rajas, dan mengatasi sifat tamas.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ajaran Tri Guna memiliki
pengaruh yang positif dalam meningkatkan budi pekerti anak. Oleh karena itu, ajaran Tri Guna
dapat menjadi salah satu alternatif dalam pendidikan budi pekerti anak.
DAFTAR PUSTAKA

http://https://scholar.google.co.id/scholar?
q=artikel+tentang+tri+guna+hindu&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1705323975444&u=%23p
%3DwwWweDlmLgIJ

2. Tri guna dalam agama Hindu terdiri dari sattva (kebajikan, kebenaran, kebaikan), rajas
(nafsu,gairah, aktivitas), dan tamas (kelam, kebodohan, kebuntuan). Fungsinya dalam
kehidupan adalah selalu berada dalam keseimbangan antara ketiga guna ini. Sattva
melibatkan tindakan yang membawa kebaikan, kebijaksanaan, dan kedamaian. Rajas
mendorong aktivitas, ambisi, dan produktivitas. Tamas, jika tidak dikendalikan, dapat
mengarah pada ketidakpedulian, kebodohan, dan ketidakaktifan. Dalam kehidupan,
fungsinya adalah untuk memahami guna yang dominan pada diri kita, mengendalikan
guna yang menghambat pertumbuhan spiritual, dan memperkuat guna yang membantu
dalam mencapai kesadaran pribadi dan kemajuan spiritual.

3. Tiga konsep tata susila dalam agama Hindu yang dapat diterapkan dalam kehidupan
adalah:
Ahimsa: prinsip tata susila yang mengajarkan tidak melakukan kekerasan dan tidak
melukai makhluk hidup. Diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak hanya
menghindari melakukan kekerasan fisik, tetapi juga menghindari melakukan kekerasan
verbal dan emosional.
Satya: prinsip kebenaran dalam tata susila yang mengajarkan untuk selalu berkata jujur
dan menghindari kebohongan. Diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan bertindak
jujur dan tidak memanipulasi kebenaran.
Asteya: prinsip tidak mencuri dalam tata susila yang mengajarkan untuk menghormati
kehidupan dan harta orang lain. Diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak
mencuri, tidak membajak, dan tidak menyakiti hak atau kepemilikan orang lain.

4. Konsep tri kaya parisudha dalam agama Hindu merujuk pada tiga jenis kekayaan yang
harus dimurnikan, yaitu kekayaan fisik (bhuta parisudha), kekayaan mental atau emosional
(chitta parisudha), dan kekayaan spiritual (atma parisudha). Konsep ini berkaitan dengan
penelitian Dr. Masaru Emoto tentang pengaruh pikiran dan perasaan pada air. Menurut
penelitian Emoto, air yang dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan positif akan membentuk
kristal yang indah, sementara air yang dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan negatif akan
membentuk kristal yang buruk. Konsep tri kaya parisudha mengkonseptualisasikan hal yang
sama, di mana pikiran dan perasaan yang murni dan positif akan membantu kita mencapai
kekayaan fisik, mental, dan spiritual yang lebih baik.

Dalam pengalaman pribadi saya, salah satu tantangan terbesar dalam kehidupan saat
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain adalah perbedaan pendapat dan
pandangan. Setiap individu memiliki pengalaman, nilai, dan keyakinan yang unik, sehingga
perbedaan pendapat bisa menyebabkan konflik, ketidaksepakatan, atau kurangnya
pemahaman. Selain itu, juga bisa sulit untuk menciptakan keseimbangan antara kebutuhan
dan keinginan pribadi dengan kebutuhan dan keinginan kelompok atau masyarakat yang
lebih luas. Ini bisa melibatkan menyesuaikan sikap, kompromi, dan toleransi untuk menjaga
hubungan yang sehat dan harmoni sosial

Anda mungkin juga menyukai