Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PASUNDAN

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GANJIL


Tahun Akademik 2023/2024
MATA KULIAH : Legal Opinion & Teknik Peny. Kasus
HARI / TANGGAL UJIAN : Senin, 22 Januari 2024
DOSEN MATA KULIAH : Dr. Murshal Senjaya, S.H., M.H.
NAMA : Handi Hadian
NIM/NPM : 201000049
SEMESTER / KELAS : 7/S

KASUS PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM KONTRAK KERJA ANTARA CV


JAYA SENTOSA TERHADAP PDAM SIDOARJO

1. URAIAN FAKTA DAN KRONOLOGIS

CV Jaya Sentosa merupakan perusahaan kontraktor yang bergerak dalam bidang pengadaan
pipa dan aksesoris untuk pemasangan saluran air. CV Jaya Sentosa telah melakukan
perikatan dengan Direktur Utama PDAM Sidoarjo Sdr. Bachri Fahrul, S.E untuk dan atas
nama PDAM Kabupaten Sidoarjo dalam melaksanakan pemasangan saluran air di beberapa
wilayah Kabupaten Sidoarjo. CV Jaya Sentosa sebelumnya telah beberapa kali melakukan
perikatan dengan Direktur Utama Sdr. Bachri Fahrul, S.E untuk dan atas nama PDAM
Kabupaten Sidoarjo dalam pemasangan saluran air.

perikatan antara CV Jaya Sentosa dan PDAM Sidoarjo merupakan hukum kebiasaan yang
sudah biasa dilakukan keduanya karena keduanya merupakan teman akrab. Bahwa
pembayaran atas pemasangan saluran air biasanya dilakukan setelah pengerjaan
pemasangan saluran air telah selesai pada waktu yang disepakati, kemudian CV Jaya
Sentosa mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK), dan Surat Keterangan (SK), kemudian
dilakukan pembayaran setelah SPK dan SK ditandatangani oleh Direktur Utama PDAM
Kabupaten Sidoarjo. Bahwa dengan kebiasaan hukum tersebut CV Jaya Sentosa telah
melakukan pemasangan saluran air pada beberapa wilayah di Kabupaten Sidoarjo tanpa SPK
dan SK sebagai dasar bekerja;

Setelah proses pemasangan saluran air PDAM di beberapa wilayah Kabupaten Sidoarjo
selesai, Sdr. Bachri Fahrul, S.E turun dari posisinya sebagai Direktur Utama PDAM
Kabupaten Sidoarjo karena terlibat kasus korupsi, dengan bergantinya Direktur Utama
PDAM Kabupaten Sidoarjo maka pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai dilakukan
oleh CV Jaya Sentosa tidak dilakukan pembayaran, dalam kebiasaan hukum sebelumnya
CV Jaya Sentosa setelah selesai melaksanakan pemasangan saluran air PDAM akan
mendapatkan SPK dan SK yang ditanda tangani Direktur Utama PDAM Kabupaten Sidoarjo
sebagai awal dari proses pembayaran.

Bahwa sampai dengan surat klarifikasi disampaikan dari Lembaga Swadaya Masyarakat
Solidaritas Demokrasi (SOLDEM) kepada PDAM Kabupaten Sidoarjo (sebelumnya sebagai
kuasa dari CV Jaya Sentosa) belum ada penandatanganan SPK dan SK atas selesainya
pekerjaan pemasangan saluran air PDAM tersebut, dengan tanpa adanya tanda tangan
Direktur Utama PDAM Kabupaten Sidoarjo maka pembayaran kepada CV Jaya Sentosa atas
pekerjaan pemasangan saluran air PDAM di beberapa wilayah Kabupaten Sidoarjo yang
telah selesai tidak dapat dilaksanakan, sehingga menjadi hutang dari PDAM Kabupaten
Sidoarjo kepada CV Jaya Sentosa.

Setelah adanya mediasi antar para pihak dengan Kepala Kejaksaan Negeri Sidoarjo di ruang
Kejaksaan Negeri wilayah Sidoarjo, di dapatkan hasil mediasi para pihak sepakat
menyelesaikan pembayaran tersebut se-cara langsung antara PDAM Kabupaten Sidoarjo
dengan CV Jaya Sentosa pada hasil rapat tanggal 18 Juli 2017. Beberapa wilayah yang telah
dilakukan pemasangan saluran air PDAM oleh CV Jaya Sentosa sebelumnya terdapat Surat
Permintaan Barang yang dibuat oleh pihak PDAM Kabupaten Sidoarjo, pemasangan pipa
PDAM yang dilakukan CV Jaya Sentosa di beberapa wilayah Kabupaten Sidoarjo tela
diketahui dan disaksikan serta ditandatangani oleh warga yang menerima jasa pemasangan
pipa PDAM sebagaimana Surat Perintah Kerja,

Atas dasar Surat Permintaan Barang tersebut CV Jaya Sentosa bekerja sesuai dengan
kesepakatan dan telah selesai tepat waktu dengan bukti terlampir berupa Berita Acara yang
dibuat dan ditanda tangani oleh warga sebagai bukti bahwa pemasangan saluran air PDAM
telah selesai dilakukan tepat waktu.

Terhadap pemasangan pipa PDAM yang dilakukan CV Jaya Sentosa telah diketahui dan
ditandatangani oleh Pihak PDAM Kabupaten Sidoarjo hal ini sebagai salah satu bentuk
pengakuan bahwa PDAM Kabupaten Sidoarjo telah menerima dan menyepakati secara fisik
dan materiil terhadap hasil yang telah dikerjakan oleh CV Jaya Sentosa.
2. ISU HUKUM

1) Apakah perikatan diantara CV Jaya Sentosa dengan PDAM Kabupaten Sidoarjo


merupakan perikatan yang sah?

2) Apakah benar PDAM Kabupaten Sidoarjo telah melakukan Perbuatan Melanggar


Hukum?

3. DASAR HUKUM

a. KUHPerdata

4. ANALISIS HUKUM ATAU PENDAPAT HUKUM

perikatan diantara CV Jaya Sentosa dengan PDAM Kabupaten Sidoarjo merupakan


perikatan yang sah

Syarat sahnya suatu perjanjian diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata). Terdapat empat syarat sahnya perjanjian, yaitu:

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri

Dengan syarat kesepakatan kehendak dimaksudkan agar suatu kontrak dianggap sah
oleh hukum, kedua belah pihak harus ada kesesuaian pendapat tentang apa yang diatur
oleh kontrak tersebut. Dalam hukum umumnya diterima teori bahwa kesepakatan
kehendak itu ada jika tidak terjadinya salah satu unsur-unsur sebagai berikut.

a. Paksaan (dwangi, duress)

b. Penipuan (bedrog, fraud)

c. Kesilapan (dwaling, mistake)

Sebagaimana pada Pasal 1321 KUHPerdata menentukan bahwa kata sepakat tidak sah
apabila diberikan karena kekhilafan atau diperoleh dengan paksaan atau penipuan.
Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
2. Para pihak harus cakap secara hukum untuk membuat perjanjian.

kecakapan berbuat maksudnya adalah bahwa pihak yang melakukan kontrak haruslah
orang yang oleh hukum memang berwenang membuat kontrak tersebut. Sebagaimana
pada Pasal 1330 KUHPerdata menentukan bahwa setiap orang adalah cakap untuk
membuat perikatan, kecuali undang-undang menentukan bahwa ia tidak cakap.
Mengenai orang-orang yang tidak cakap untuk membuat perjan-jian diatur dalam
Pasal 1330 KUHPerdata, yaitu:

a. Orang-orang yang belum dewasa

b. Mereka yang berada di bawah pengampuan

c. Wanita yang bersuami.

Ketentuan ini dihapus dengan berlakunya Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang
perkawinan. Karena pasal 31 Undang-Undang ini menentukan bahwa hak dan
kedudukan suami istri adalah seimbang dan masing-masing berhak untuk melakukan
perbuatan hukum.

3. Suatu pokok persoalan tertentu

Dengan syarat perihal tertentu dimaksudkan bahwa suatu kontrak haruslah berkenaan
dengan hal yang tertentu, jelas dan dibenarkan oleh hukum. Sesuai dalam Pasal 1332
dan 1333 KUHPerdata. Pasal 1332 KUHPerdata menentukan bahwa “Hanya barang-
barang yang dapat diperdagangkan saja dapat menjadi pokok suatu perjanjian”
Sedangkan Pasal 1333 KUHPerdata menentukan bahwa “Suatu perjanjian harus
mempunyai sebagai pokok suatu barang yang paling sedikit ditentukan jenisnya.
Tidaklah menjadi halangan bahwa jumlah barang tidak tentu, asal saja jumlah itu
terkemudian dapat ditentukan/dihitung”

4. Suatu sebab yang tidak terlarang

Bahwa suatu kontrak haruslah dibuat dengan maksud/ alasan sesuai hukum yang
berlaku. Kontrak yang dibuat tidak boleh untuk melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan hukum, dan isi perjanjian tidak dilarang oleh undang-undang atau tidak
bertentangan dengan kesusilaan/ketertiban umum (Pasal 1337 KUHPerdata). Selain
itu Pasal 1335 KUHPerdata juga menentukan bahwa suatu perjanjian yang dibuat
tanpa sebab atau dibuat karena suatu sebab yang palsu atau terlarang adalah tidak
mempunyai kekuatan hukum.

Berdasarkan aturan hukum dan dikaitkan dengan perikatan yang telah dilakukan oleh CV
Jaya Sentosa dengan PDAM Kabupaten Sidoarjo, dapat disimpulkan bahwa perikatan
keduanya dianggap sah menurut Pasal 1320 KUHPerdata.

PDAM Kabupaten Sidoarjo telah melakukan Perbuatan Melanggar Hukum

Perbuatan melawan hukum diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata), berbunyi: “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.” Dari bunyi Pasal tersebut, maka
dapat ditarik unsur-unsur PMH sebagai berikut:

1. ada perbuatan melawan hukum;

2. ada kesalahan;

3. ada hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan;

4. ada kerugian.

unsur-unsur PMH dan dikaitkan dengan perbuatan yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten
Sidoarjo, dapat disampaikan bahwa unsur ada perbuatan melanggar hukum terpenuhi,
yakni telah melanggar hak subjektif CV Jaya Sentosa untuk mendapatkan pembayaran;
unsur ada kesalahan telah terpenuhi, yakni PDAM Kabupaten Sidoarjo dengan
kesengajaan tidak segera melakukan pembayaran kepada CV Jaya Sentosa; unsur ada
hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan telah terpenuhi, karena kerugian
yang ditimbulkan akibat perbuatan PDAM Kabupaten Sidoarjo tersebut CV Jaya Sentosa
tidak dapat menggunakan uang yang terutang untuk melanjutkan usahanya; unsur ada
kerugian telah terpenuhi, yakni apabila PDAM Kabupaten Sidoarjo membayar tepat
waktu maka uang yang dibayarkan dapat menghasilkan keuntungan berkali-kali lipat
untuk CV Jaya Sentosa mengembangkan usahanya. Dengan demiikian dapat diduga
PDAM Kabupaten Sidoarjo melakukan perbuatan melanggar hukum dengan memenuhi
unsur-unsur Pasal 1365 KUHPerdata.
5. KESIMPULAN

Perikatan antara CV Jaya Sentosa dengan PDAM Kabupaten Sidoarjo merupakan


perikatan yang sah menurut Pasal 1320 KUHPerdata. Berdasarkan aturan hukum dan
dikaitkan dengan perbuatan yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Sidoarjo dengan CV
Jaya Sentosa, telah menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi prestasi
untuk memberikan sesuatu dalam perikatan yang telah terjadi akibat perikatan yang
bersumber dari undang-undang sebagai perbuatan melanggar hukum. Dalam bentuk
kewajiban PDAM Kabupaten Sidoarjo untuk segera membayarkan utangnya kepada CV
Jaya Sentosa. Perbuatan PDAM dapat dianggap telah melakukan Perbuatan Melanggar
Hukum.

Anda mungkin juga menyukai