Anda di halaman 1dari 30

CACAT-CACAT LAS (WELD DEFECT)

Oleh:
Ir. Sutrimo, M.Eng

1 SUTRIMO -WTC POLBAN


Cacat Las (Weld defect)
 Kebanyakan dari produk memiliki bagian-bagian yang
perlu dilas.
 Kualitas dari bagian yang dilas tergantung pada proses
pengelasan yang standard.
 Pengelasan yang baik adalah sangat penting untuk
keselamatan, pengendalian biaya serta kepuasan
pelanggan.
 Pengelasan yang kurang baik menaikkan biaya, karena
pengelasan yang kurang baik harus dilas kembali untuk
dapat disesuaikan dengan standard spesifikasi.

2 SUTRIMO
 Produk fabrikasi (boiler, pressure vessel, pipeline
serta komponen-komponen pesawat) yang
bekerja pada tekanan yang tinggi. Produk-
produk tersebut harus diperiksa untuk
memastikan apakah sesuai dengan standar atau
tidak.
 Banyak faktor yang mengakibatkan kerusakan
pada hasil las, Juru las (welder) harus mampu
untuk:
 Mengidentifikasi macam-macam dari cacat las
 Mengidentifikasi penyebab terjadinya cacat las

3 SUTRIMO
Jenis-jenis cacat las
 Eksternal : adalah cacat yang dapat dideteksi
pada permukaan las atau material.
 Internal : adalah cacat yang tidak dapat dideteksi
dengan mata telanjang, karena cacat terjadi
dibawah permukaan las atau logam, sehingga
teknik pengujian khusus diperlukan agar dapat
mendeteksi cacat -cacat tersebut.

4 SUTRIMO
Jenis cacat eksternal antara lain:
 Undercut
 Cacat overlap
 Tidak sejajar (misalignment )
 Penetrasi berlebihan (overlap)
 Penetrasi yang tidak lengkap (incomplete
penetration)

5 SUTRIMO
 Excessive Reinforcement
Adalah suatu keadaan dimana ketinggian
logam las dilevel permukaan, terlalu
berlebihan (melebihi ketentuan standar).
Penyebabnya:
- Travel Speed (kecepatan pengelasan) lambat
- Arus las terlalu besar

6 SUTRIMO -WTC POLBAN


Miscellaneous Defects

 Accidental striking of the arc onto the


parent material

 Faulty electrode holder

 Poor cable insulation

 Poor return lead clamping

Arc strike

7 SUTRIMO -WTC POLBAN


 Arc Strikes (Goresan busur)
Adalah keadaan dimana terjadi pelelehan
logam las akibat penyalaan busur las pada
permukaan logam induk.
Penyebabnya:
- Penyalaan busur las pada logam induk

8 SUTRIMO -WTC POLBAN


Miscellaneous Defects

 Excessive current

 Damp electrodes

 Contamination

 Incorrect wire feed speed when


welding with the MAG welding
process

Spatter
9 SUTRIMO -WTC POLBAN
 Weld Spatter (Percikan Las)
Adalah keadaan dimana terjadi percikan las
menempel pada daerah las-lasan.
Penyebabnya:
- Kuat arus (ampere) las terlalu tinggi

10 SUTRIMO -WTC POLBAN


11 SUTRIMO -WTC POLBAN
 Undercut (Takik Las)
Adalah keadaan dimana pada daerah sambungan/
pertemuan antara logam las dengan logam induk
(permukaan) terdapat lekukan/parit sehingga
mengurangi penampang logam las.
Penyebabnya:
- Teknik pengelasan kurang benar
- Kuat arus las terlalu besar
- Ayunan kurang tepat
- Kecepatan pengelasan terlalu cepat

12 SUTRIMO -WTC POLBAN


Overlap
An imperfection at the toe or root of a weld caused by metal flowing on to
the surface of the parent metal without fusing to it

 Contamination

 Slow travel speed

 Incorrect welding technique

 Current too low

13 SUTRIMO -WTC POLBAN


 Overlap
Adalah melubernya lagam las ke logam
induk tanpa terjadi fusi (terjadi pada
permukaan logam induk).
Penyebabnya:
- Terdapat kotoran yang menempel
- Kuat arus terlalu rendah
- Kecepatan pengelasan lambat
- Pemilihan kawat las tidak tepat

14 SUTRIMO -WTC POLBAN


Cracks

Longitudinal parent metal crack Transverse weld metal crack

Longitudinal weld metal crack Lamellar tearing


15 SUTRIMO -WTC POLBAN
 Crack (Retak)
Adalah pecahnya logam las atau logam induk yang
terjadi, jika terdapat tegangan yang besarnya melebihi
kekuatan tarik maksimum dari logam induk.
Penyebabnya:
- Pemilihan kawat las kurang tepat
- Konstruksi terlalu kaku
- Terdapat gas hydrogen di dalam logam las
- Terjadi struktur yang keras
- Kecepatan pendinginan tinggi (logam induk tebal,
temperature preheat kurang)

16 SUTRIMO -WTC POLBAN


17
Cluster
SUTRIMO porosity
-WTC POLBAN Herring bone porosity
 Porosity
Adalah terperangkapnya gas pada saat logam las
memadat yang terjadi pada saat pangelasan.
Penyebabnya:
- Kawat las lembab/basah
- Busur las terlalu panjang
- Kuat arus terlalu tinggi
- Perlindungan busur las tidak sempurna
- Permukaan alur kotor
- Penyalaan busur las tidak tepat
- Angin kencang
- Gas pelindung, mengandung uap air yang tinggi

18 SUTRIMO -WTC POLBAN


Root Defects

 Low Amps/volts

 Large Root face

 Small Root Gap


Incomplete root fusion
 Fast Travel Speed

 Incorrect Electrode Angle

 Contamination
 Arc blow

Incomplete root penetration

19 SUTRIMO -WTC POLBAN


20 SUTRIMO -WTC POLBAN
 Incomplete Fusion (Peleburan Kurang)
Adalah suatu keadaan dimana logam las dan
logam induk tidak menyatu.
Penyebabnya:
- Kuat arus terlalu rendah
- Arah busur kurang tepat
- Kecepatan pengelasan terlalu tinggi/ayunan
terlalu cepat

21 SUTRIMO -WTC POLBAN


 Incomplete Penetration (Penembusan Kurang)
Adalah penembusan/penetrasi yang terjadi tidak
secara menyeluruh (kurang) pada sambungan yang
menggunakan groove (alur)/kampuh las.
Penyebabnya:
- Kuat arus terlalu rendah
- Root opening terlalu sempit
- Root Face terlalu tebal
- Diameter kawat las kecil
- Kecepatan pengelasan terlalu tinggi

22 SUTRIMO -WTC POLBAN


PEMANASAN AWAL (PREHEAT)
 Adalah pemberian panas yang dilakukan
sebelum proses pengelasan dimulai.
 Pemberian panas menggunakan alat torch
pemanas atau elemen pemanas.

23 SUTRIMO -WTC POLBAN


Tujuan:
 Mengurangi kecepatan pendinginan pada
logam las dan HAZ sehingga tidak terjadi
perubahan struktur yang keras dan
mengurangi keuletan.
 Mengurangi tegangan pengkerutan
didalam logam las dan sekitarnya.
 Menghindari retak pada logam las
maupun HAZ (underbead creacking).

24 SUTRIMO -WTC POLBAN


 Penentuan temperatur preheat berdasarkan pada
jenis material (P1; P3; P4; P5A; P5B) dan ketebalan
material.
 Informasi temperatur preheat dapat dilihat dari
WPS yang digunakan.
 Untuk mengukur temperatur preheat dapat
menggunakan thermometer indicator
(Thermocouple).
 Jarak pengukuran temperatur preheat adalah
± 50 mm dari sambungan (kecuali ada permintaan
khusus dari Customer).

25 SUTRIMO -WTC POLBAN


INTERPASS DAN MAINTAIN PREHEAT TEMPERATURE
 Interpass temperature adalah temperatur yang diukur
sebelum melakukan pengelasan selanjutnya.
 Besarnya temperatur yang diukur paling sedikit harus
sama dengan preheat temperatur.
Interpass temperature diukur nilai maksimumnya.
 Contoh:
Baja karbon atau baja paduan (alloy steel) maksimum
interpass temperature adalah: 600oF (315oC).
Baja tahan karat (stainess steel) maksimum interpass
temperature adalah 300oF sampai 350oF (149oC – 332oC).

26 SUTRIMO -WTC POLBAN


 Maintain preheat temperatur adalah melakukan
pemanasan pada temperature tertentu
selama/sampai proses pengelasan selesai.
 Misal: Material SA 387 Gr 91 C1.2 dengan maintain
preheat 400oF - 600oF dipertahankan hingga
pengelasan selanjutnya dimulai lagi atau minimum
4 jam.
 Jika tidak dilakukan, alternatifnya adalah
intermediate/interstage PWHT 1200oF - 1400oF
(648oC – 760oC) selama 30 menit.

27 SUTRIMO -WTC POLBAN


POST WELD HEAT TREATMENT (PWHT)
 Adalah pemanasan pada material yang telah
dilas sampai temperature tertentu,
temperature ini dipertahankan selama kurun
waktu tertentu pula kemudian didinginkan
secara perlahan, bertujuan untuk mengurangi
tegangan sisa (stress relief).

28 SUTRIMO -WTC POLBAN


 Pemanasan dan pendinginan dilakukan
dengan perlahan-lahan dan secara
menyeluruh untuk menghindari terjadinya
penambahan tegangan.
 Besarnya temperatur tergantung dari jenis
material dan ketebalan serta bentuk
konstruiksinya (berdasarkan standar).
 Temperatur pemanasan dan pendinginan
direkam dengan (Chart Recorder)

29 SUTRIMO -WTC POLBAN


TERIMA KASIH

30 SUTRIMO -WTC POLBAN

Anda mungkin juga menyukai